Tentangsinopsis.com – Sinopsis Yang Hilang Dalam Cinta Episode 10, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Episode sebelumnya kalian baca disini.
Dia yang teringat sesuatu
Satria bersama mas Bima di tepi pantai. Mereka lomba lari sama anjinnya mas Bima juga. Setelanya Satria meminta maaf atas apa yang ia katakan kemarin. Mas Bima malah merasa kalo harusnya dia dan mbak Rahayu yang minta maaf. Satria berencana untuk pindah ke rumah. Mas Bima memintanya untuk ngabarin kalo beneran pindah.
Para karyawan yang mendengar tentang rencana pindahnya menemui Satria dan menyesalkan keputusannya. Secara mereka sudah sangat menghormati Satria. Bahkan mereka sampai mau ikut Satria pindah. Satria mau menjelaskan yang sebenarnya tapi dipotong mulu sama mereka.
Setelah mereka selesai bicara barulah ia ngasih tahu kalo ia cuman pindah rumah dan tetap bekerja di sana.
Akhirnya Satria jadi pindah. Nggak lupa ia membawa sebuah kotak yang sepertinya sangat penting.
Dara tidur di tempatnya mas Bima. Ia melihat mas Bima dan mbak Rahayu bicara. Salah satu anjing mereka mati. Mbak Rahayu yang masih ingin menyelamatkannya berniat membawanya ke dokter, makanya dia mencari kartu nama dokternya. Mas Bima memperingatkan kalo Dipsy sudah pulang. Mbak Rahayu nangis dan mas Bima memeluknya.
Setelahnya pemakaman Dipsy dilakukan sendiri sama mas Bima dan disaksikan sama para karyawannya. Semuanya tampak ikut sedih.
Beberapa pekerja masih sibuk. Sarah memberitahu kalo kamarnya Satria sudah jadi dan ia bisa istirahat kalo lelah. Dinding yang depan akan dicat. Satria bilang pada pekerjanya akan mengecatnya sendiri. akhirnya Satria mengecatnya dibantu sama Sarah.
Usai pemakaman Mbak Rahayu dan Mas Bima bicara dengan seseorang. Orang itu menyesalkan sikap mereka yang sampai segitunya padahal mereka punya 800-an anjing. Apa akan terus seperti itu saat ada yang meninggal? Apa nggak capek?
Bagi mbak Rahayu dan mas Bima, mereka sudah dianggap seperti anak sendiri. Mereka memang sedih. Tapi bagi anak-anak, mereka meninggal dengan damai. Mereka bisa berkumpul dengan teman-teman mereka, bermain dan memiliki cukup makanan. Dari pada mereka harus meninggal di jalan, ketabrak, kelaparan, diburu, dibunuh untuk dimakan..
Orang itu menyimpulkan maksud mereka. Bersama dengan orang yag disayangi di akhir hidupnya. Dara yang juga mendengarkan teringat apa yang pernah Satria katakan kalo ia ingin di akhir hidupnya bisa melihat orang yang ia cintai.
Nggak mau kehilangan kesempatan terakhirnya, Dara pun memutuskan pergi dari sana untuk menemui Satria.
Satria dan Sarah akhirnya bisa menyelesaikanya. Sebelumnya Sarah sering pindah mengikuti pekerjaan ayahnya. Dan setiap kali rapat mereka akan menginap di hotel ataupun resort. Satria pikir mungkin karena itulah ia nampak sangat tangguh saat magang karena ia sudah terbiasa dengan hotel. Setelahnya giliran Sarah yang mengomentari pilihan warna Satria. Tosca. Satria jujur ngasih tahu kalo itu bukan warna kesukaannya. Tapi…
Dara yang berjalan dengan wajah pucat terjatuh dan menggelinding ke parit. Ia teringat apa saja yang Satria lakukan untuknya dan menemukan semangat untuk bangkit.
Satria dan Sarah yang sudah selesai mengecat duduk di depan. Satria menunjukkan benda-benda kenangannya sama Dara ke Sarah. Buku pr-nya Dara, korek api yang pas dia nyalain lilin karena Dara takut gelap, plester buat dia yang kalo pas luka, kalungnya sapi…anjing yang mereka pungut di jalan. Dulu Dara bilang kalo orang yang sayang binatang, dia nggak akan egois yang hanya mikirin diri sendiri. Baginya Dara orang yang dewasa, yang tahu mau jadi apa nantinya.
Dara yang sudah ada di sana mendengarkan apa yang Satria katakan tentangnya. Ingat apa yang sudah Rendra lakukan padanya selama ini, disambil, ditampar, disakitin, diceramahin gegara dia cemburu, bahkan yang terakhir kali dicekik.
Ingat pertanyaan yang Satria ajukan saat dia milih Rendra. “Tanya ke diri kamu sendiri, kamu layak nggak diperlakuin kayak gitu?” Dara memejamkan matanya dan bertanya pada diri sendiri. “Aku layak nggak diperlakuin kayak gini?” Dan jawabannya “ENGGAK!”
Saat itulah Satria bisa melihatnya. Dia berlari ke Dara yang perlahan pingsan.
Bersambung…