Drama Korea

Woori the Virgin Ep 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Woori the Virgin Episode 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Episode sebelumnya.

Foto: Viu

Woori, ibu dan nenek melihat bayinya Woori. Mereka nggak percaya Woori sudah punya anak. Ibu sama nenek lalu menanyakan suaminya. Rafael dan Kangjae lalu datang bersama-sama.

Foto: Viu

Kembali ke saat Kangjae melamar Woori. Woori memberitahu kalo ia hamil. Seketika rencananya kacau. Tim paduan suara pada bubar. Setelahnya mereka bicara berdua.

Woori akan melakukan aborsi karena nggak mau membahayakan masa depannya. Secara nggak terduga Kangjae mengatakan akan mengurus semuanya untuk Woori.

Ia akan mengantarnya ke rumah sakit untuk melakukan aborsi. Mereka akan menuntut dokter yang sudah melakukan kesalahan itu. Anggap semuanya nggak pernah terjadi. Dan setelah itu mereka akan menikah.

Woori nangis kemudian memeluk Kangjae.

Selanjutnya Kangjae mengantar Woori pulang. Ia bahkan nggak mau pergi sebelum Woori masuk rumah.

Foto: Viu

Sampai rumah Woori melihat ibu menatapnya tajam tanpa bilang apa-apa. Nenek menyambutnya dan khawatir melihat wajah pucatnya. Ia bahkan mau membelikan obat herbal untuk Woori.

Di kamarnya Woori mencari tahu tentang malapraktik inseminasi buatan. Ia juga menulis pertanyaan dan bilang kalo itu alur drama yang sedang ia tulis. Dan jawaban yang ia dapat malah soal uang. Mereka rela melakukannya asalkan dibayar.

Foto: Viu

Ibu minum sendirian. Woori keluar untuk mengambil minum dan ditawarin minum. Woori menolak karena sedang hamil. Ibu menyesalkan yang terjadi dan mengajaknya untuk melakukan aborsi besok. Woori mau menanyakan sesuatu tapi nggak jadi. Ibu mengatakan apa yang dikatakan orang kalo anak perempuan akan bernasib sama dengan ibunya.

Woori nggak menanggapi dan kembali ke kamarnya. Dan hal yang ingin ia tanyakan adalah kenapa ibunya mempertahankannya? Ibu mengandung dirinya saat masih sekolah. Ayahnya meninggal dalam kecelakaan. Dan suatu hari ia pernah mendengar ibu mengeluh pada nenek, menyesali keputusannya mempertahankan Woori.

Foto: Viu
Foto: Viu
Foto: Viu

Mari datang ke rumah sakit dan menemui dokternya. Ternyata di sana sudah ada Rafael. Dokter itu langsung berlutut dan meminta maaf. Rafael pergi. Mari menyusulnya dan mengeluhkan sikapnya yang hanya membiarkan. Mereka bisa menuntut dokter itu dan juga rumah sakit.

Rafael menyudahi dan menekankan kalo semuanya sudah berakhir. Ia meninggalkan Mari dan melihat bayi. Ia hanya punya satu kesempatan untuk memiliki bayi. Ia berharap ada seseorang di luar sana yang ditakdirkan untuknya.

Mari kembali ke mobil dan menemui ibunya. Sama seperti yang Rafael katakan, ia juga menganggap kalo semuanya sudah berakhir. Ibu menyuruhnya untuk berpikir positif.

Ia bisa melakukannya. Selanjutnya Mari kembali menemui dokternya. Ia memaksa untuk dikasih tahu siapa yang menerima sperma suaminya. Awalnya dokternya nggak mau ngasih tahu sampai Mari bilang akan menuntutnya.

Foto: Viu

Akhirnya Dokter memberitahunya. Dan saat tahu kalo Woori akan melakukan aborsi hari ini, Mari nyuruh agar mereka mengulur waktu. Ia ingin wanita itu melahirkan dengan selamat.

Di tempat kerja Woori menceritakan yang dialaminya tapi Yeri malah menganggapnya sebagai naskah drama. Sama seperti yang Woori baca semalam, Yeri membicarakan uang yang akan ia dapat kalo melahirkan anak itu.

Sutradara datang bersama Sungil. Ia meminta agar naskahnya diganti sesuai keinginannya. Dan saat Woori menyampaikan pendapatnya, Sungil malah marah. Ia lalu pergi setelah mendapat telpon.

Foto: Viu

Mari datang setelah Sungil pergi. Mereka bicara berdua. Mari memberikan suplemen kehamilan dari Swedia dan menceritakan yang terjadi. Woori sendiri ingin menganggap kalo semua itu nggak pernah terjadi. Mari medekat dan menjelaskan situasainya bersama suaminya. Ia memohon agar Woori mempertahankan bayi itu.

Woori menarik tangannya. Terus gimana dengan hidupnya? Ia lalu meninggalkan Mari. Di jalan Woori mlihat minuman suplemen itu kemudian membuangnya.

Foto: Viu

Sungil datang ke restoran untuk menemui ibu. Ia menanyakan alasan ibu datang dalam hidupnya setelah menghilang selama 30 tahun? Belum juga ibu menjawab, nenek datang. Ia adalah penggemarnya. Nenek sangat senang bisa bertemu dengan Sungil dan menanyakan alasannya datang. Ibu berbohong bilang kalo Sungil mau makan daging goreng.

Foto: Viu
Foto: Viu
Foto: Viu

Kangjae jadi banyak melamun di kantor. Atasannya mengeluhkan yang Kangjae lakukan pada No Manchul. Selama ini ia selalu terobsesi degan pimpinan Kim. Dan sebelum ia mendapat surat perintah, ia nggak diijinkan untuk mendekati No Manchul.

No Manchul sendiri habis menemui ayah Rafael. Setelahnya ayah kembali membicarakan tentang rumah sakit di Tiongkok. Saking semangatnya sampai tekanan darahnya naik. Ia lalu nyuruh Rafael dan Mari untuk pergi.

Rafael sendiri sudah mau pergi tapi Mari malah mau ngasih tahu tentang malapraktik. Rafael yang nggak mau ia mengatakannya menariknya keluar. Ia mengeluhkan Mari yang mau mengadu sama ayah.

Mari pikir mau meminta orang itu untuk mengandung anak mereka seperti yang biasa terjadi di Eropa Utara dan Swedia. Rafael sendiri nggak setuju minta orang asing untuk mengandung anaknya. Mari memberitahu kalo dia bukan orang asing dan mereka mengenalnya.

Foto: Viu
Foto: Viu

Woori datang ke rumah sakit Rafael dan melihatnya sedang bicara dengan karyawannya. Secara nggak langsung ia teringat kebersamaannya dengan Rafael dulu. Ia menyemangatinya untuk mewujudkan impiannya menjadi penulis.

Ia menghampiri Rafael setelah para karyawannya pergi. Keduanya lalu bicara di ruangannya. Rafael meminta maaf atas apa yang Mari lakukan dan menjanjikan nggak akan ada yang mengganggunya lagi.

Woori lalu menanyakan apa yang Rafael pikirkan secara ia nggak bisa punya anak lagi. Rafael sendiri sangat bersyukur kembali diberikan hidup. Ia ingin membangun keluarga dan memiliki anak. Tapi ia juga nggak mau mengorbankan Woori. Itu adalah kecelakaan dan ia akan membantunya mengatasinya.

Foto: Viu

Ibu bicara dengan Sungil di taman. Sungil memakai payung untuk menutupi dirinya biar nggak dilihat orang. Ibu akhirnya memberitahu kalo ia melahirkan anaknya. Padahal sebelumnya dia bilang melakukan aborsi. Dan alasannya adalah anak mereka sekarang menjadi asisten penulis dramanya.

Sungil kaget banget. Ia mau langsung pergi untuk menemui anaknya tapi ibu melarang. Sekarang Woori juga sedang mengalami masalah besar dalam hidupnya.

Foto: Viu

Di kantor Woori kembali membicarakan masalahnya dan Yeri menganggapnya sebagai naskah drama. Sungil mendadak datang dan membawakan camilan untuk mereka.

Nggak seperti sebelumnya kali ini ia minta agar naskahnya nggak perlu diganti. Itu sudah sempurna. Karena nggak perlu ada revisi, Woori pun memutuskan untuk pulang. Ia juga sedang nggak enak badan. Sungil ingin mengantarnya tapi Yeri menahannya dan mengajaknya untuk membicarakan tentang naskah drama.

Rafael ke ruangannya. Ada ayah dan juga Mari di sana. Ternyata Mari sudah memberitahu ayah. Ayah mengajak Rafael untuk menemui Woori tapi Rafael nggak mau. Semuanya sudah berakhir.

Foto: Viu

Mari pulang dengan putus asa. Sambil nangis ia memberitahu kalo semuanya sudah berakhir dan sekarang Rafael membencinya. Ibu memintanya untuk berpikir positif. Kalo Rafael nggak mau diajak bekerja sama nggak usah dipaksa. Mereka bisa bekerjasama dengan orang yang mua. Contohnya ayah mertuanya.

No Manchul lalu nelpon Mari. Keduanya bertemu di apartemen Manchul. Ia meminta Mari untuk terus memakai kalungnya agar ia bisa tenang. Keduanya lalu melakukannya. Di tempat lain Kangjae mengawasi mereka dan mengambil banyak foto.

Setelah melakukannya Mari melempar kalung itu lalu pergi.

Foto: Viu
Foto: Viu

Woori ke gereja sama Kangje, ibu dan nenek. Hampir aja mereka ketahuan sama nenek saat Kangjae bilang mau menemani Woori ke rumah sakit. Ibu bohong kalo Woori sakit mata dan mau nebus obat.

Setelah dari gereja nenek berkumpul dengan teman-temannya. Ia sangat membanggakan Woori. Sampai saat pastor datang dan ngasih tahu kalo Woori hamil. Ia langsung keluar dan memukuli Kangjae karena berpikir kalo Kangjaelah pelakunya. Woori lalu ngasih tahu kalo bukan Kangjae orangnya.

Nenek melakukan pengakuan dosa terkait yang terjadi pada Woori. Mereka harus mempertahankan bayi itu apa melakukan aborsi? Pastor sendiri nggak bisa bilang apa-apa karena itu adalah sesuatu yang nggak biasa.

Foto: Viu
Foto: Viu

Mari mengajak ayah untuk menemui Woori. Mereka bicara di ruangan ayah. Dengan memberi sekeranjang buah ayah meminta Woori untuk melahirkan cucunya. Rafael adalah anak tunggal. Ia nggak mau garis keturunannya berhenti begitu saja. Woori sendiri mengerti keadaan mereka. Tapi ia juga punya keadaannya sendiri.

Ayah lalu mengganti keranjang buah dengan sekardus apel. Woori pikir isinyaapel tahunya uang 1 juta dolar. Ayah akan memberinya satu juta dolar lagi setelah bayinya lahir. Woori teringat kesulitan keuangan yang keluarganya hadapi. Ia bangkit dan pergi.

Mari kecewa karena Woori nggak mau menerima tawaran mereka. Ayah menenangkan kalo seperti itulah pada awalnya. Karena harga diri mereka. Ia yakin kalo uang menyelesaikan segalanya.

Foto: Viu

Setelah sampai di rumah Woori masih harus dihadapkan sama nenek dan ibu. Ibu ingin ia melakukan aborsi sedang nenek melarang karena aborsi dosa. Woori lalu membalikkan pada ibu yang menyesalinya. Ia menenangkan kalo ia nggak akan menghancurkan hidupnya.

Woori ke rumah sakit pada esok harinya sama Kangjae, nenek dan ibu. Dokter malah mengantarnya ke ruang rapat dan bertemu dengan Mari dan ayah. Seperti sebelumnya mereka meminta Woori untuk melahirkan bayi itu.

Foto: Viu
Foto: Viu

Ibu dengan tegas menolak karena nggak mau menghancurkan hidup putrinya. Mari langsung menyinggung tentang uang. Mereka akan memberinya 2 juta dolar. Woori ingat kalo mereka sangat membutuhkan uang. Ia pikir ibunya akan mengambilnya. Tahunya enggak. Ibu tetap menolak sekalipun mereka memberi 20 juta dolar.

Kangjae nggak tahan dengarnya dan mengancam akan memenjarakan mereka dengan pasal tertentu kalo mereka masih ngomongin soal uang. Rafael datang dan menyudahi. Ia menyesalkan apa yang ayahnya lakukan.

Di luar Rafael bicara dengan Woori dan keluarga dan meminta maaf. Woori mau mengatakan sesuatu pada Rafael tapi keburu Kangjae datang dan membawanya pergi ke ruang operasi.

Foto: Viu

Woori sudah ada di ruangannya dan siap untuk melakukannya. Setelahnya dokternya keluar dan memberitahu keluarga Woori. Nggak tahu apa nenek sampai syok dengarnya dan mau pingsan. Rafael sendiri hanya bisa menatap mereka dari jauh.

Woori berada di atap. Ia mengaitkan apa yang terjadi dengannya dengan yang dialami sama ibunya. Pasti ada alasan di balik itu semua.

Foto: Viu

Kangjae, ibu dan nenek menunggu dengan cemas di rumah. Woori juga nggak menjawab telponnya. Akhirnya Woori pulang. Ia sudah memutuskan untuk melahirkan bayinya. Ibu menentang. Ia memberitahu kalo itu hanya kecelakaan, seperti terkena virus.

Woori kecewa dengarnya. Apa ia seperti virus bagi ibu? Saat ia SMP, ia pernah mendengar ibu menyesal sudah melahirkannya. Ibu nggak bisa menjadi penyanyi karena dirinya. Ibu membantahnya.

Ia ingin menjadi penyanyi karena ingin membuat Woori bangga padanya. Ia pernah dengar Woori kecewa memiliki ibu seperti dirinya. Wori membantahnya. Ia justru bangga pada ibu yang masih mau mengejar mimpinya. Keduanya pun berpelukan sambil nangis.

Foto: Viu
Foto: Viu

Setelahnya Woori masih harus menghadapi nenek. Dikiranya punya anak itu mudah? Butuh tanggung jawab yang sangat besar. Nenek teringat yang terjadi pada ibu. Ia nyuruh ibu untuk melakukan aborsi tapi ibu malah kabur. Tapi posisi Woori samma ibunya itu beda. Ia nggak melakukan kesalahan yang mengharuskannya untuk bertanggung jawab.

Selanjutnya Woori menemui Kangjae di luar. Ia nggak akan memintanya untuk memahaminya karena keluarganya sendiri saja sulit untuk menerima keputusannya. Meski berat, Kangjae akhirnya memutuskan untuk menerimanya dan siap untuk mendampinginya apapun yang terjadi.

Ternyata di luar Mari mengawasi mereka. Tahu kalo Woori mempertahankan bayinya membuatnya senang.

Foto: Viu

Rafael menelpon Woori dan menanyakan kenapa ia pergi sebelum menjalani operasinya. Ia akan membantu kalo ada masalah.

Woori yang nggak bisa ngasih tahu lewat telpon bilang akan menemuinya besok di rumah sakitnya.

Foto: Viu

Dalam perjalanan pulang Mari memberitahu yang terjadi pada ibunya. Ibunya ternyata sedang berjudi. Sampai di depan rumah Mari melihat No Manchul yang menunggunya. Lah gimana? Ibu menenangkan kalo ia nggak boleh mengorbankan rencana besar hanya demi serangga. Mendadak muncul seranggaa di meja judi. Ibu menepuknya dengan santainya.

Esok harinya Kangjae mengantar Woori untuk bertemu dengan Rafael. Ia sangat lega memiliki Kangjae di sisinya.

Sesampainya di sana, saat mau naik lift, mereka melihat No Mancul tewas di dalamnya. Kangjae langsung meriksa kondisinya. Woori yang sedang nggak stabil pingsan. Beruntung ada Rafael yang langsung menangkapnya.

Bersambung…

Anysti