Woori the Virgin Ep 11

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Woori the Virgin Episode 11, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Episode sebelumnya.


Kangjae datang ke tempat Woori sama Raphael makan. Ia menarik Woori dan melarangnya untuk bersama dengan Raphael. Woori yang ditarik sama Raphael melepaskan tangannya dan bicara dengan Kangjae di luar. Kangjae memberitahu kalo ia merasa Raphael adalah pimpinan KIm. Tapi saat Woori menanyakan buktinya, Kangjae bilangnya punya tapi ia kehilangannya. Oori lalu meminta padanya agar jangan sampai perasaannya mengganggu penyelidikannya. Ia lalu meninggalkan Kangjae dan kembali pada Raphael. Mereka berbicara di mobil. Woori memintamaaf menggantikan Kangjae. Raphael juga menyesalkan Kangjae yang datang saat ia sedang bernyanyi. Lah Woori malah senang Kangjae datang. Ia bahkan pingin menghilang dengar Raphael tadi.

Setelah mengantar Woori, Raphael nggak langsung pergi. Ia yang tahu kalo Kangjae sedang mengawasinya menyuruhnya untuk keluar. Kangjae mengawasinya karena nggak mau terjadi ap-apasama Woori. Rahael penasaran, Kangjae menganggapnya sebagai tersangka utama karena ia seorang polisi atau karena ia mantan pacarnya Woori? Ia nggak akan tinggal diam kalo Kangjae terus seperti itu. Kangjae menekankan kalo ia akan terus mengawasinya.


Kangjae diskors selama sepekan atas kesalahan yang dilakukannya. Kapten memarahinya karena menyinggung Diamond. Kangjae sendiri yakin kalo ia melihat kalungnya No Manchul di brankasnya Raphael. Ia berniat untuk terus menyelidikinya tapi kapten melarang. Ia mengingatkan kalo sepekan nanti ia bukanlah polisi dan menyuruhnya untuk beristirahat sambil memikirkan semuanya. Paling enggak nggak ada yang mati lagi. Kangjae heran, gimana kapten bisa tahu? Kapten mengaku kalo ia juga punya intuisi.

Pimpinan Kim (kayaknya) mendapat pesan kalo Kangjae diskors. Ia lalu membalas minta pengirim untuk membantunya membereskannya.

Kangjae ke rumah Woori. Ia teringat saat nenek disekap. Kesal sendiri saat ia melihat kalung itu di brankas Raphael tapi ia malah kehilangannya.


Raphael meninggalkan perusahaan. Kangjae mengikutinya menggunakan sepeda motor. Di jalan Raphael mendapat telpon dan langsung berbalik arah. Malamnya Raphael ke tempatnya Woori. Setelah sampai ia langsung berlari masuk. Di dalam Kangjae teringat pesan dari kapten kalo ia nggak bisa melakukan penyelidikan selama diskors.

Ternyata di dalam Raphael makan sama nenek, Woori dan ibu. Pipa di rumahnya bocor dan sekarang sedang diperbaiki, jadi ia akan menginap di hotel. Lah nenek malah melarang dan menyuruhnya untuk menginap di rumahnya. Ibu seperti nggak setuju tapi nenek bersikeras ingin Raphael menginap.

Setelah makan Raphael berganti pakaian dan menonton tv bersama yang lain. Ia juga memuji pakaian nenek yang seperti mau pergi tapi nenek bilang dia memang suka memakai pakaian yang nyaman di rumah.


Raphael tidur di kamarnya Woori. Woori mendatanginya dan bertanya apa ia nyaman? Paginya ibu dibuat kesal karena Raphael mandinya lama banget. Ia ingin menggedor pintu tapi dilarang sama Woori dan nenek.

Woori diantar sama Raphael ke tempat kerja. Ia mengaku sangat bersemangat selama 3 hari ke depan. Setelah Raphael pergi, Yeri menarik Woori dan bertanya tentang Raphael yang mengantarnya. Mereka lalu bertemu dengan Kangjae. Yeri pergi lebih dulu. Kangjae menanyakan tentang Raphael yang menginap di rumahnya semalam. Ia merasa kalo Woori dan keluarga ada dalam bahaya karena Raphael adalah tersangka utama. Woori membantah dan memberitahu kalo ia pasti tahu kalo Raphael adalah pelaku. Tapi pelakunya orang lain. Karena itulah ia meminta Kangjae untuk menangkap pelaku yang sebenarnya.


Saat ibu selesai menyanyi, ada dua orang yang menemuinya. Mereka adalah tom dari acara Trot Jinsumi dan meminta ibu untuk menjadi peserta di season ketiga mereka.

Malamnya ibu pulang sama Sungil. Mereka melarang Woori sama nenek untuk makan duluan karena mereka membawa makanan untuk merayakan sesuatu. Ibu memberitahu kalo ia akan bergabung dengan acara Trot Jinsumi. Nenek sama Woori senang dengarnya karena ibu bisa terkenal setelah acara itu.


Mereka makan bersama dengan Raphael. Sungil malah berniat untuk menginap di sana juga setelah Raphael. Ibu langsung melarang. Ia kayak menakuti Raphael kalo biasanya ada suara bayi nangis di sana. Kabarnya ada bayi yang meninggal di sana saat perang Korea. Saat mau tidur, Raphael beneran mendengar suara itu. Karena merasa takut, ia pun menemui Woori dan memberitahunya tentang apa yang ia dengar tadi.

Woori memberitahu kalo itu hanya suara kucing yang sedang birahi. Lah Raphael jadi malu. Ia lalu melihat buku yang Woori baca. Woori sudah membacanya 3 kali. Itu adalah penulis favoritnya. Ia berencana untuk mengikuti pertemuan penulis. Raphael ingin lebih banyak bicaa dengan Woori. Ia menanyakan apa nama panggilan untuk bayi yang Woori berikan? Ia sendiri memanggilnya Permen Beruang karena dia sebesar permen beruang saat Woori pertama kali melakukan USG. Woori pikir sekarang mungkin sudah lebih besar. Ia lelu mengungkit kalo nama Korea Raphael adalah Kim Bokrae, karena itulah Woori menamai anak mereka, Bokdol. Raphael menyukainya dan langsung memanggilnya dengan nama itu. Raphael penasaran dengan wajabayinya nanti dan ingin melihat foto masa kecil Woori.


Mari pulang. Ia melihat ibu menyambutnya dengan duduk di kursi roda. Ibu lalu bangkit. Semua itu sudah jadi kebiasaannya. Mari nggak menanggapi dan membuat ibu marah. Ia mengungkit apa yag sudah mereka lakukan selama ini. Ibu hanya ingin Mari mendengarkannya. Karena itulah ia bisa menikah dengan seorang CEO dan orang-orang memanggilnya nyonya. Mari mengingatkan kalo ia sudah bercerai. Dan itu gegara mendengarkan ibu. Gegara ibu juga neneknya Woori hampir meninggal.

Kangjae berjalan bersama dengan Nahi. Ia habis minum dan mengeluhkan hubunganya dengan Woori. Nahi memintanya untuk melupakannya dan melihat orang lain. Ia juga bisa melihatnya.


Ibu ke kamar Woori dan melihat Raphael tidur di sana. Raphael bangun dan mau menjelaskan kalo itu nggak seperti yang ibu pikirkan tpi ibu kadung marah. Ibu bahkan berpikir kalo itulah tujuan Raphael tinggal di rumahnya. Nenek datang. Ia merasa kalo itu sudah nggak bisa dihindari lagi dan ingin mereka segera menikah. Ibu menentang apa yang nenek katakan. Ia lalu bicara berdua dengan Woori dan memberitahu apa yang dipikirkannya kalo ia dann Raphael itu nggak cocok. Raphael nggak akan tertarik lagi padanya setelah bayinnnya lahir. Raphael yang masih ada di luar mendengar apa yang mereka bicarakan dan memilih untuk pergi.

Raphael menemui ibu seusai menyanyi. Ia meminta maaf karena nggak pandai membaca situasi. Ibu sendiri sudah berusaha menahan perasaannya. Raphael paham kalo ibu nggak mempercayainya. Ia seorang duda dan ia lah yang membuat Woori hamil dan putus dengan pacarnya. Tapi ia yakin bisa membahagiakan Woori. Ia berjanji akan tetap di jalur. Ia nggak akan hanya bicara dan akan menunjukkannya dengan tindakan.


Woori keluar dari kantor dan ditemui sama sekretarisnya ayahnya Raphael. Raphel datang untuk bergabung makan malam sama Woori dan ayah. Ayah mendesak Woori untuk segera menikah untuk kebaikan bayinya. Dan setelah menikah ayah juga ingin Woori berhenti dari pekerjaannya dan fokus merawat anak. Raphael merasa nggak nyaman dan mengajak Woori untuk pergi tapi Woori sendiri memutuskan untuk tinggal dan memberi pengertian ke ayah. Ia akan memikirkannya pelan-pelan baru setelah itu mengambil keputusan.

Keduanya berjalan bersama. Raphael meminta maaf atas apa yang dikatakan ayahnya dan minta agar Woori melupakan apa yang nggak ia ingin dengar. Ia juga berterima kasih karena Woori mau memahami ayahnya. Woori mengaku ingin melakukan semuanya dengan caranyadan bukan atas perkataan orang lain. Raphael lalu ditelpon sama nenek. Nenek marah karena Raphael nggak ngabarin kalo dia makan di luar. Padahal di rumah nenek nungguin untuk makan bersama. Lah Raphael bingung. Ia nggak tahu kalo ia harus nelpon kalo nggak makan di rumah. Ia terbiasa hidup sendiri sejak SMP jadi nggak tahu tentang hal itu. Woori sendiri sudah nelpon nenek tadi. Ia menenangkan kalo itu nggak papa. Tapi nggak tahu kenapa Raphael malah senang dimarahin sama nenek. Mungkin seperti inilah rasanya punya keluarga. Ia mengeluhkan besok sudah harus pergi. Ia lalu meminta Woori untuk bergandengan dengannya sampai ujung jalan raya.


Paginya Raphael meninggalkan rumah Woori. Anehnya ibu memintanya untuk nganterin ke stasiun tv. Lah padahal sebelumnya ibu nggak suka sama Raphael. Sungil mendadak datang dengan mobil yang lebih besar yang muat untuk semuanya. Ia juga memuji penampilan ibu yang sangat cantik hari ini. Ia menanyakan pacarnya ibu yang belum datang. Nenek lalu ngasih tahu kalo mereka sudah putus. Ih Sungil kayak senang dengarnya dan mengajak mereka untuk berangkat.

Tibalah saatnya audisi. Ibu menyanyi dengan sebaik mungkin. Dan secara nggak langsung, nyanyian ibu menyeret Sungil ke kenangan masa lalu mereka. Dan baginya ibu masih secantik yang dulu. Di belakang ternyata ada Kangjae yang juga menyaksikan penampilan ibu. Ia bahkan juga bersorak untuk ibu setelah menyelesaikan lagunya. Dan akhirnya ibu lolos ke babak selanjutnya. Ibu senang banget dan langsung berlari ke pelukan Sungil. Raphael terharu lihat kebahagian mereka. Eh ada Mari juga di sana.


Raphael menemuinya di luar. Mari datang untuk mengantarkan dokumen yang harus ditandatanganinya. Ia bertanya-tanya apa ia bisa membuat Raphael tersenyum seperti tadi? Apa mereka bisa menjadi keluarga yang bahagia?


Sungil menemui produser acara tadi. Ternyata ibu lolos karena Sungil. Produsernya mau Sungil terlibat dengan acara ragamnya. Jujur kata mereka penampilan ibu bagus tapi kemungkinan ibu nggak bisa masuk ke babak berikutnya. Dan tanpa Sungil sadari ibu berada nggak jauh dari sana dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

Selanjutnya ibu bicara dengan Sungil. Ia memutuskan untuk mundur. Sungil sangat menyayangkan. Ibu memuji Sungil yang sudah melakukan yang terbaik untuk Woori dan nenek.

Sama seperti Sungil, Woori juga menyayangkan keputusan ibu untuk berhenti. Tapi apapun itu, ia ingin ibu merasa bahagia. Ia senang melihat ibu menyanyi karena itu membuatnya tampak bahagia. Ia lalu menyinggung sikap ibu ke Raphael yang sudah lebih santai. Ibu bahkan mengajaknya ke stasiun tv. Ibu hanya merasa kalo Raphael nggak seperti yang ia pikir. Woori lalu cerita kalo ia juga habis ketemu sama ayahnya Raphael. Sama seperti nenek, ia juga ingin agar mereka segera menikah. Ibu menasehati agar Woori nggak usah mendengarkan orang lain. Yang terpenting adalah mendengarkan hatinya sendiri.


Mari pulang. Tadinya ia mau mengabaikan ibu seperti biasanya. Ia menghadap ibu dan bertanya apa ibu tahu seperti apa keluarga biasa lain? Kalo mereka adalah keluarga biasa, mungkin ia dan Raphael akan bahagia. Ibu nggak tahu harus berkata apa dan hanya bisa nangis.

Lah ibu malah mengemasi pakaiannya dan mau meninggalkan rumah. Mari menyusulnya. Ibu mengungkit saat ayah Mari meninggal. Ia sempat ingin bunuh diri tapi Mari membuatnya bertahan. Mereka sangat miskin tapi ibu berusaha untuk membuatnya nggak tampak miskin. Selama 3 tahun ibu duduk di kursi roda agar Mari mau mendengarkannya. Mari mengaku benci sama ibu yang sudah menipunya. Tapi mereka tetap keluarga. Dan hubungan keluarga bahkan nggak bisa diputus hingga mati. Ia membawa koper ibu kembali ke rumah dan mengeluhkan ibu yang mengemasi pakaiannya padahal ia nggak punya tempat tujuan.


Raphael kembali ke rumahnya. Ia makan sendirian dan tidur sendiri. Rasa sepi itu kembali datang. Ia lalu mengambil foto bayinya dan mengajanya bicara. Kenangan paling indah dalam hidupnya adalah 3 hari di rumah ibunya. Ia berpikir untuk membentuk keluarga yang bahagia. Ia sendiri nggak nyangka kalo ia akan merasa yakin secepat ini.

Ternyata Kangjae masih terus mengawasi Raphael. Melihat kalo nggak ada yang mencurigakan, ia pun berpikir kalo mungkin ia masuk jebakan pimpinan Kim untuk mencurigai Raphael. Tapi setelahnya ia malah melihat Raphael tampil mencurigakan. Ia memakai jaket dan topi hitam dan berjalan seakan nggak ingin orang melihatnya. Kangjae pun mengikutinya. Raphael yang merasa ada yang mengikuti berlari. Dan ternyata dia ikut latihan dance.


Kangjae lalu ditelpon sama Nahi. Ternyata selama Kangke diskors, Nahi tetap mlakukan penyelidikan. Ia memberikan apa yang didapatnya pada Kangjae. No Manchul, Shin Miyong dan Lee Jonggu berjudi di tempat yang sama. Lee Jonggu adalah dokter bedah. Kanjae pikir mereka bisa mendapatkan daftarnya.

Keduanya lalu pergi ke rumah sakit. Kangjae menyamar menjadi pasien yang ingin melakukan operasi plastik sedang Nahi membuat keributan di luar. Begitu dokter dan perawat keluar, Kangjae mancari data yang diinginkannya di komputernya dokternya. Raphael mendadak masuk bersama dengan Lee Jonggu. Sebelumnya ia sudah berpesan pada perawat agar menghubunginya kalo Kangjae datang. Ia merasa nggak bisa membiarkannya dan meminta Kangjae untuk memberikan surat perintah.


Akhirnya Kangjae dan Nahi meninggalkan rumah sakit. Mendadak Lee Jonggu menelpon. Ia mengaku tahu siapa Pimpinan Kim dan meminta perlindungan.

Segera mereka pergi ke taman hiburan tempat Lee Jonggu ingin bertemu. Siapa sangka saat mereka menemukan Lee Jonggu, orangnya sudah meninggal dengan luka tusuk pisau di lehernya.


Raphael mengajak Woori mengantre tandatangan penulis buku favoritnya. Ia lalu meninggalkan Woori sebentar dan memintanya untuk mengantre. Tiba-tiba barisan yang mengantri di depannya menari. Makin lama makin banyak yang mengantre, sampai akhirnya Raphael kembali dan bergabung dengan mereka. Dih Woori malu banget lihatnya.

Terakhir Raphael berlutut di hadapannya dan membuka kotak cincin di hadapannya. Di belakangnya dong ada tulisannya, will you marie me? Raphael pun meminta Woori untuk menikah dengannya. Dan jawaban Woori sungguh membuat semua orang heran. “Enggak!”


Kangjae masih di loksai pembunuhan. Ia bicara dengan kapetn. Ia yakin sekali kalo pelakunya adalah pimpinan KIm, secara modus operandinya sama seperti yang dilakukan pimpinan KIm.

Saat sendiri kapten berkirim pesan menggunakan ponsel sekali pakai. Dan ternyata dialah yang selama ini berkirim pesan dengan pimpinan Kim. Ia mengaku sudah muak membantunya dan akan menangkapnya sendiri.

Nahi lalu datang membawa foto yang diambil dari kamera pengawas pintu depan. Kangjae datang melihatnya dan orang itu adalah ayahnya Raphael.


Raphael sendiri dalam perjalanan pulang bersama Woori. Ia merasa nggak enak dengan yang tadi. Tapi menurutnya itulah yang terbaik bagi bayinya. Woori berpikiran lain, ia ingin menikah dengan orang yang akan ia habiskan seluruh hidupnya dengannya, bukan karen alasan bayinya. Ia ingin Raphael mencintainya apa adanya, bukan karena bayi karena ia juga mencintainya bukan karena ia ayah dari bayinya. Dikiranya memberikan ayah pada bayi itu adalah yang terbaik? Raphael merasa kalo Woori egois. Ia memikirkan dirinya sendiri alih-alih kepentingan bayinya.

Woori justru merasa kalo ia melakukannya demi bayinya. Keduanya turn dari mobil. Woori memberitahu kalo ibu dan neneknya membesarkannya tanpa seorang ayah dan ia bisa tumbuh dengan baik. Ia lalu menekankan kalo ia akan membesarkna bayi itu sendiri tanpa adanya seorang ayah. Raphael terpukul dengarnya dan hanya melihat saat Woori berjalan meninggalkannya.

Bersambung…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like