Tentangsinopsis.com – Sinopsis Wedding Agreement Episode 7-9, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini yuk. EPISODE SEBELUMNYA.
Sarah teringat kenangannya saat Bian melamarnya di akarium. Bian yang ada di hadapannya membuyarkan lamunannya dan menanyakan pekerjaannya. Mereka saling menanyakan kabar pasangan masing-masing. Sarah lalu menyinggung kejadian pada malam sebelumnya. Ia mengaku sedang ada banyak maasalah makanya minum.
Bian menasehati agar Sarah solat kalo ada masalah. Bukannya minum-minum. Sarah bercanda mengatakan Bian sudah seperti ustad gegara menikah sama wanita solehah.
Keduanya berpisah setelah makan. Di mobilnya Sarah nangis sambil memandang foto saat Bian melamarnya dulu.
Ami sedang bersama Tari menunggu Aldi dan temannya yang akan menjadi konsultan di kafenya Tari nantinya. Ami kesal karena Aldi nggak juga datang. Tari menenangkan dan mengingatkan Ami yang sebentar lagi akan menikah. Ami tersenyum ingat Agung.
Jadi sebelumnya Agung sudah menemui ayah Ami dan menyampaikan niatnya untuk menjalani ta’aruf sama Ami. Setelahnya Ami mengajaknya untuk makan kolak buatannya. Pas mau ke meja makan, Agung malah jatuh kesandung papan seluncurnya dan gegara itu tulangnya sampai retak.
Semenjak hari itu Agung nggak pernah lagi ngontak dia. Ami khawatir Agung berubah pikiran dan nggak jadi menikah dengannya.
Nggak lama kemudian Aldi datang. Dan ternyata temannya yang akan jadi konsultan adalah Rafa, senior Tari di kampus dulu. Sepertinya dulu Rafa tertarik sama Tari. Ia mendekati Tari dan menawarkan mengantarnya pulang tapi Tari menolak.
Aldi akhirnya tahu kalo Rafa sudah saling kenal sama Ami dan Tari. Ia juga ngasih tahu gimana bisa kenal sama Rafa. Akhirnya Rafa setuju untuk menjadi konsultan di kafenya Tari nanti. Mereka sepakat untuk membicarakannya lagi nanti.
Ayah ngasih tahu Kinan kalo dia melihat Karli, pacarnya jalan mesra sama gadis di supermarketnya dan melarang Kinan untuk dekat-dekat lagi sama Karli. Kinan berpikir lain. Siapa tahu itu adalah adiknya. Ia salah terima. Ia malah berpikir kalo itu adalah rencana ayah dan ibunya untuk menjodohkannya dengan pria yang sudah mereka pilih, seperti kakaknya.
Malamnya Tari cerita ke Bian tentang pertemuannya sama Aldi sama Rafa. Bian nggak begitu menanggapi karena sedang menyelesaikan pekerjaannya. Ia nggak mau mengganggu dan naik duluan.
Di kamar Tari terkenang masa lalu. Jadi sebelumnya Rafa sudah dekat sama Tari sama pakde dan bude. Sering mampir ke rumah juga.
Jadi sejak kuliah Tari sudah punya usaha fozen food. Ia juga sudah punya mobil hasil usaha sendiri. Rafa sangat kagum dengan kemandirian Tari. Dari Ami dia tahu kalo Tari nggak mau pacaran, maunya langsung nikah. Rafa semakin kagum sama Tari gegara hal itu.
Bian tiba-tiba datang dan mengagetkan Tari. Ia akan mengerjakan pekerjaannya di kamar. Tiba-tiba Sarah mengirim pesan mengajaknya untuk makan siang besok. Bian yang ingin menjaga perasaan Tari berbohong kalo itu dari temannya.
Selesai makan, Bian dan Sarah jalan berdua. Sarah akhirnya jujur kalo ia minum karena bertengkar dengan Aldi. Bian merasa kalo nggak seharusnya Sarah menceritakan masalah rumah tangganya dengannya. Sarah kesal dan akhirnya pergi.
Ami mendatangi tempat kerja Agung untuk menanyakan kelanjutan hubungan mereka. Ia juga menanyakan penyebab menghilangnya Agung selama ini. Agung menjelaskan kalo ia akan beralih menjadi wartawan politik dan sedang memiliki banyak pekerjaan. Ia menenangkan kalo ia akan menjalani proses ta’aruf sesuai rencana dan akan menikahi Ami.
Saat makan sama Karli, Kinan mengonfirmasi apa yang ayahnya katakan soal melihat Karli sama seorang gadis di supermarketnya. Karli menjelaskan kalo itu sepupunya yang sudah ia anggap seperti adik sendiri. Apalagi mereka sudah lama nggak ketemu. Ia menduga kalo Kinan cemburu. Kinan membantahnya karena mereka nggak punya hubungan apapun.
Karli lalu mengambil calamari dan menganggapnya sebagai cincin. Ia pun meminta Kianan untuk menjadi pacarnya dan Kinan menerimanya.
Apa yang Sarah katakan kalo rumah tangganya sedang bermasalah, sangat mengganggu Bian. Ia sampai terus kepikiran bahkan saat di rumah. Tari menghampirinya dan menanyakan apa yang sedang dipikirkannya tapi Bian bohong bilang kalo ia sedang mikirin kerjaan.
Bian dapat telpon dari ayahnya kalo Aldi kecelakaan. Ia dan Tari segera ke rumah sakit. Sarah mengalami patah tulang tangan dan kaki sedang Aldi masih di ruang operasi. Bian dan Tari mengantar Sarah kembali ke kamarnya. Melihat Bian membantu Sarah ke kamar tidur membuatnya sedih. Ia ingat saat Sarah sengaja memeluknya sebelumnya. Merasa nggak tahan, ia pun keluar.
Ami bertemu dengan Agung. Nggak tahu kenapa Agung membatalkan niatnya untuk ta’aruf. Ami nangis.
Aldi masih belum sadar dan Sarah terus menjaganya. Ia menyuruh Bian untuk pulang, Tari nunggu di rumah. Bian menenangkan. Ia akan menjaga Aldi sampai sadar. Ia memanggil perawat dan minta agar mengantar Sarah beristirahat di kamarnya.
Ayah pulang. Ibu menghampirinya dan mengeluhkan Kinan yang nggak pulang semalam. Pun ponselnya nggak bisa dihubungi.
Aldi akhirnya membuka matanya. Dengan suara sangat pelan ia minta Bian untuk menjaga Sarah. Bian mengiyakan. Ia lalu keluar untuk memanggil dokter.
Tari sedang mengikuti pengajian. Bian nelpon dan mengabarkan kalo Aldi meninggal.
Ayah akhirnya melaporkan Kinan ke polisi karena semalaman nggak pulang. Mendadak Kinan pulang dengan diantar sama Karli. Karli cerita ke ayah kalo semalam ada yang berusaha menculik Kinan. Karli juga menjelaskan ke ayah tentang gadis yang dilihatnya bersamanya tempo hari. Dan itu adalah sepupunya. Ayah percaya. Karli lalu pamit.
Setelahnya ayah mau melaporkan orang yang mau menculik Kinan tapi Kinan melarang. Ia nggak mau mengingatnya lagi. Ibu lalu datang dan mengabarkan kalo Aldi meninggal.
Tari dan Bian melayat bersama. Tari sempat bicara dengan Sarah. Dia nyuruh Tari untuk menjaga Bian. Ia juga meminta maaf kalo selama ini Aldi ada salah.
Ayah Sarah menghampiri Sarah dan pamit. Ia akan pulang sedang Salma, adiknya akan menemaninya.
Ayah dan ibu Bian datang bersama Kinan.
Pemakaman berlangsung dengan lancar. Bian yang ikut mengubur teringat pesan terakhir Aldi padanya untuk menjaga Sarah.
Tari dan Bian pulang. Sampai di rumah Bian menatap foto Aldi yang sekarang jadi sampul Yasin. Nggak nyangka Aldi akan pulang secepat itu. Tari menenangkan kalo itu sudah takdir. Semua makhluk hidup ada batas waktunya. Mereka lalu membicarakan Sarah yang sekarang seorang diri. Tari membantah dan mengingatkan kalo Sarah punya adik dan ayahnya.
Bian lalu memberitahu kalo hubungan Sarah dan ayahnya nggak begitu baik. Dia dipaksa menikah setelah lulus SMA. Sarah menolak dan kabur ke Jakarta. Dia kuliah sambil bekerja untuk membiayai kuliahnya. Pun ayahnya nggak mengakuinya sebagai anak. Tari mengulangi pertanyaannya sebelumnya, apa Bian mau menemani Sarah? Bian nggak menyukai pertanyaan Tari tapi nggak bisa menjawabnya juga.
Sarah pulang bersama Salma. Ia yang teringat akan Aldi langsung nangis. Salma mendatanginya dan bertanya kenapa?
Kinan ada di kolam renang dan memikirkan kejadian malam itu. Setelah minum, Kinan merasa hilang kesadaran. Ia sempat melihat Karli membawanya ke motel.
Ibu datang dan memberitahu kalo Karli datang. Ibu lalu meninggalkan mereka berdua. Karli mau mencium pipi Kinan tapi Kinan menolak. Ia menyinggung kalo mereka sudah berbohong. Karli santai dan menyebut kebohongannya sebagai kebohongan putih. Kebohongan yang membaawa kebaikan untuk semuanya.
Ami memikirkan hubungannya dengan Agung. Katanya mau ngajakin ta’aruf. Habis itu bilang nggak bisa menikahi Ami. Ayah mendadak nelpon menyuruh Ami untuk pulang karena di rumah ada Agung dan ayahnya yang mau melamar Ami.
Rafa mengajak Tari ke kafenya. Tari memuji tempat itu. Ia lalu menyinggung tentang outletnya. Rafa bersedia untuk membantu. Dan tentang bayarannya, ia minta sesuai dengan budget yang Tari miliki. Setelalnya Rafa mau mengatakan sesuatu tapi Tari memotong, mau pamit. Rafa sampai berpikir kalo Tari menghindarinya. Tari membantahnya. Rafa pikir Tari masih marah padanya.
Jadi dulu Rafa sempat meminta Tari untuk menjadi pendamping wisudanya. Setelahnya ia menjanjikan akan datang ke rumah pakde bersama keluarganya untuk melamar Tari.
Tari membantah kalo ia marah. Ia lalu pamit dan pergi.
Ami pulang. Ayahnya dan ayahnya Agung sudah bicara tentang pernikahan. Ami yang masih bingung keluar bersama Agung untuk bicara. Ia menanyakan maksud Agung karena sebelumnya bilang nggak bisa menikah dengannya. Agung mengaku belum yakin kemarin. Tapi untuk sekarang ia mengaku sudah yakin.
Tari sedang di jalan. Bian menelpon dan bilang akan pulang telat karena ada acara sama anak-anak footsal. Tari percaya. Tapi ternyata Bian sedang ada di depan rumah sakit, mengantar Sarah kontrol. Ia memapah Sarah ke mobil, menemaninya berbelanja dan juga menjanjikan mengantarnya melepas gips.
Akhirnya Bian pulang. Tari menyambutnya hangat dan bertanya tentang pertemuannya. Bian berbohong dan tampak sangat merasa nggak nyaman. Tapi dia juga nggak bisa jujur sama Tari.
Sarah yang sedang tidur memimpikan saat kecelakaannya. Ia berteriak dan nangis.
Ami cerita ke Tari kalo ia akan menikah sama Agung. Sayang ia harus pergi jadi nggak bisa cerita lebih lanjutnya.
Ternyata Tari sedang mencari lokasi untuk outletnya. Ia lalu menemui Rafa di dalam. Meski harga sewanya cukup mahal, Tari memutuskan untuk mengambilnya mengingat lokasinya yang cukup menguntungkan. Dan untuk desain interior, Rafa merekomendasikan temannya untuk membantu.
Selanjutnya Rafa kembali mengungkit masa lalu mereka. Setelah wisuda Rafa pindah ke Australia dan mengingkari janjinya untuk melamar Tari. Ia menjelaskan kalo itu adalah keinginan orang tuanya. Ia menyesal nggak ngasih tahu Tari. Setelahnya ia menemui pakde tapi ia terlambat. Ia kalah cepat.
Tari memotong dan menekankan kalo itu hanya masa lalu. Ia kembali membicarakan pekerjaan dengan Rafa.
Bian berangkat bekerja dengan diantar sama Tari. Ia diminta Tari untuk memasang instalasi listrik di kafenya nanti siang. Bian mengiyakan lalu pergi.
Siangnya Tari menelpon Bian dan menagihnya untuk datang ke outlet untuk memasang instalasi listrik. Bian mengiyakan dan akan pergi. Mendadak Salma nelpon dan menagih janjinya juga untuk mengantar kakaknya ke rumah sakit untuk melepas gips. Bian bingung. Dan akhirnya yang ia pilih adalah…Sarah. Ia pun mengirim pesan ke Tari kalo dia nggak bisa datang karena ada masalah di kantor. Tari sendiri nggak merasa curiga dan mempercayainya.
Di rumah sakit, setelah Sarah selesai lepas gips, Bian ditelpon sama ibunya. Ia diminta untuk menggantikan ayahnya. Bian menolak dan bilang kalo ayahnya masih sanggup untuk mengerjakan semuanya. Ibu hanya nggak mau kalo nanti dia nggak ada, nggak ada yang bisa mendamaikan Bian dan ayahnya.
Bian lalu menjanjikan akan menemui ayahnya. Ia lalu kembali ke Sarah yang tadi habis bicara sama Rafa. Sebelumnya mereka ketemu di pemakamannya Aldi.
Setelahnya Rafa ke kafe Tari. Ternyata dia habis donor darah. Ia cerita ke Tari kalo habis lihat suaminya nganterin Sarah, istri almarhum Aldi. Tari hanya bisa menahan kecewa karena merasa dibohongi.
Kinan makan dengan Karli. Ia merasa nggak tenang dan menyampaikan ke Karli untuk putus. Ia juga mengembalikan calamari yang Karli belikan untuknya dulu. Karli pembohong dan mengajarinya untuk berbohong pada ayah dan ibunya. Karli menolak untuk putus. Ia bahkan menunjukkan video yang ia ambil malam itu dan mengancam akan menyebarkannya. Kinan yang merasa takut nggak bisa berbuat apa-apa.
Di rumahnya Tari sama Bian juga sedang makan bersama. Bian yang sudah selesai naik ke atas duluan. Saat itulah Tari melihat pesan Sarah di ponsel Bian yang tertinggal. Mendadak Bian kembali. Ia marah karena Tari membuka ponselnya. Tari lebih marah lagi karena Bian diam-diam ketemu sama Sarah di belakangnya.
Sarah masih memimpikan kecelakaan itu. Dan saat itu terjadi, orang yang bersamanya berubah menjadi Bian. Seketika ia terbangun.
Bian menamani Tari ke dokter untuk program hamil. Ia melihat Tari melihat sepasang suami istri yang saling menyayangi dimana sang istri sedang hamil.
Tiba giliran Tari. Dia yang masih kesal sama Bian masuk sendiri dan mengabaikan Bian. Menurut hasil pemeriksaan, semuanya normal.
Setelahnya mereka meninggalkan rumah sakit. Bian mencoba untuk bicara sama Tari. Mereka sedang program hamil tapi datangnya dengan mobil masing-masing. Tari mengaku sudah memaafkan Bian. Tapi untuk semobil ia merasa belum siap.
Malam itu, setelah Tari terus mendesak, akhirnya Bian mengakui kalo dia memang mengantar Sarah ke rumah sakit. Ia meyakinkan kalo mereka nggak hanya berdua. Ada adiknya Sarah juga. Tapi yang Tari permasalahkan adalah Bian yang sudah berbohong padanya.
Bian memberitahu kalo ia melakukannya untuk menjaga perasaan Tari. Ia selalu nggak suka tiap ia membantu Sarah. Ia selalu curiga sehingga percuma ia mau ngasih alasan apapun. Pun kalo ia bilang hanya membantu, kalo mereka nggak ada apa-apa, kalo ia bilang itu adalah permintaan terakhir almarhum Aldi, Tari juga nggak akan percaya.
Tari hanya bisa nangis saat Bian meninggalkannya. Nyesek banget rasanya.
Karli menemui orang tua Kinan dan menyampaikan niatnya untuk menikah dengan Kinan. Ia merasa nggak enak kalo terlalu lama pacaran. Bisa-bisa diganggu setan. Ayah sependapat dengan apa yang Karli katakan dan menanyakan apa pekerjaannya. Sambil senyum ia mengaku punya usaha keci-kecilan, sebuah toko sembako.
Ayah dan ibu bicara di kamar. Ayah sangat menyukai Karli. Apalagi dengan apa yang dikatakannya tadi agar jangan terlalu lama pacaran. Ia juga yang sudah menyelamatkan Kinan dari penculikan. Berbeda dengan ayah, ibu justru meragukan pernyataan Karli yang itu. Juga soal punya toko sembako.
Nggak tahu kenapa ia merasa ada yang mencurigakan dari Karli. Ayah mengingatkan apa yang ibu katakan sebelumnya agar jangan suuzon. Ia memberitahu kalo ia akan memberikan perusahaannya pada Karli nanti kalo mereka jadi menikah. Secara Bian juga menolak untuk meneruskannya.
Ami menunjukkan gaun pernikahannya nanti ke karyawan outlet. Lah mereka malah pada pergi. Ia lalu menunjukkannya ke Tari, Tarinya malah bengong. Dia lalu cerita tentang Bian yang masih saja berbohong meski sudah menandatangani kesepakatan pernikahan. Ami menasehati agar Tari memaafkan suaminya karena dalam rumah tangga itu yang terpenting adalah saling mempercayai satu sama lain.
Di rumah Bian berusaha mendekati Tari yang sedang mengupas apel. Tari langsung bangkit untuk mengambil apel tapi Bian nya berpikir kalo Tari menghindarinya. Tanpa dia tahu, Tari kesakitan saat akan kembali dan akhirnya nggak jadi kembali ke meja makan.
Kinan terus murung memikirkan kejadian malam itu. Ayah memanggilnya karena ada tamu untuknya. Dia adalah gadis yang papa lihat saat di supermarket hari itu. Kinan yan nggak mau ayahnya curiga membenarkan kalo gadis itu adalah sepupunya Karli yang dari Makasar.
Setelah bicara akhirnya Kinan tahu kalo Suli juga adalah korbannya Karli. Sama seperti dirinya. Dan alasan kedatangannya adalah untuk mengajak Kinan menghentikan Karli, sebelum ada korban lain lagi.
Bian pulang. Dari luar ia mendengar Tari telponan bilang akan nyari orang untuk pasang instalasi listrik.
Siangnya outlet Tari akan melakukan simulasi pemesanan. AC masih belum nyala. Mereka juga nggak bisa menemukan tukang karena waktunya yang sangat mendesak. Mendadak perut Tari sakit. Ami pikir itu karena Tari belum makan dan menyuruhnya untuk makan dulu.
Kinan menemui Suli. Mereka punya rencana untuk mengambil harddisk yang merekam video mereka yang ada di rumahnya Karli.
Tari sudah selesai makan. Ia masih kepikiran tentang AC dan nggak bisa menemukan solusinya. Mendadak Bian datang.
Setelah lama menunggu akhirnya Karli meninggalkan rumah bersama teman-temannya. Saat itulah Kinan melihat kalo teman-teman Karli adalah pelayan restoran dan penjual tanaman yang waktu itu. Ia merasa ditipu habis-habisan dan makin yakin untuk memenjarakan Karli.
Berkat Bian, masalah AC selesai. Berkat itu juga Tari memberikan maafnya pada Bian. Ia juga menjanjikan akan memasakkan soto Betawi nanti. Tari berpesan agar Bian datang ke acaranya nanti malam.
Kinan dan Suli sampai di depan rumah. Mereka mau masuk tapi nggak bisa karena pintunya terkunci.
Bian dan rekannya kembali ke kantor. Ada Sarah di depan. Ia merasa kalo dialah yang harusnya meninggal, bukan Aldi. Bian menenangkan dan mengajaknya masuk.
Tari sudah menyiapkan semuanya. Ia mau pergi untuk menemui Bian. Ami datang membawakannya soto Betawi karena nggak bisa ikut dalam acara nanti malam. Tari menyayangkan tapi nggak bisa melarang juga.
Kinan dan Suli akhirnya berhasil masuk melalui jendela dapur. Keduanya pun berpencar untuk mencarinya. Kinan mencari di bawah dan Suli mencari di atas.
Sarah mengungkapkan alasannya menikah sama Aldi. Karena ia nggak bisa melupakan Bian. Ia pikir ia bisa belajar mencintai Aldi tapi ternyata semuanya nggak semudah itu. Dan ia bukanlah istri yang baik.
Teringat kecelakaan itu. Sarah menyampaikan kalo ia akan pindah ke Melbourne dan berpisah dari Aldi. Ia lelah berpura-pura seakan hidup mereka bahagia padahal enggak. Aldi nggak ingin bercerai dan membuka kalo ia menemukan obat karena Sarah nggak menginginkan anak. Keduanya bertengkar dan kecelakaan itu pun terjadi.
Sarah menyesalkan perkataannya pada Aldi kala itu. Ia merasa kalo semua itu adalah salahnya. Setiap malam ia mengalami mimpi buruk teringat kecelakaan itu. Bian menenangkan kalo semua itu sudah takdirnya. Ia meminta Sarah untuk nggak menyalahkan diri sendiri.
Setelah lebih tenang, Sarah menyinggung pembukaan outlet nya Tari nanti malam. Bian membenarkan dan mempersilakan Sarah untuk datang. Ada keluarga lain juga yang datang.
Akhirnya Kinan dan Suli berhasil menemukan apa yang mereka cari. Saat itu juga mereka mendengar Karli kembali. Segera mereka oergi dari sana. Karli masuk dan merasa ada yang beda dengan rumahnya. Ternyata ada kamera pengawas di sudut di belakangnya.
Kinan dan Suli sendiri sudah kembali ke mobil. Mereka akan menyerahkan bukti itu ke polisi besok dan yakin banget kalo Karli akan masuk penjara setelah itu.
Tari sampai di depan kantornya Bian dan melihat Bian mengantar Sarah. Ia pun menjadi kesal. Niatnya untuk menemui Bian batal. Ia membuang makanan yang dibawanya dan pergi.
Kinan berpisah dengan Suli. Mereka saling berterima kasih dan berjanji akan bersama-sama ke kantor polisi besok.
Bian datang ke outlet tapi Tari nggak ada. Dari pakde yang sebelumnya dikasih tahu Ami ternyata tadi Tadi ke kantornya. Nggak lama Tari datang. Bian mau mengajaknya bicara tapi Tari menghindar. Keduanya bicara di belakang. Bian berusaha untuk menjelaskan kalo yang ia lihat itu nggak seperti yang a pikirkan.
Tari nangis sambil mengeluh lelah. Ia menunjukkan kalo Bian sudah membohonginya. Ia merasa sangat yakin kalo mereka nggak akan pernah jadi satu selama ada Sarah di antara mereka.
Bian berusaha untuk menenangkan Tari dan mengajaknya untuk bicara di rumah. Di sana ada orang tuanya, pakde dan bude. Tari menolak. Ia ke depan dan malah melihat Sarah. Perutnya yang sebelumnya terasa sakit mendadak kembali. Ia nggak bisa menahannya dan akhirnya pingsan.
Suli sampai di rumah dan membuka file di dalamnya.
Bian membawa Tari ke rumah sakit.
Kinan sedang di jalan. Ia mendapat pesan dari Karli dan sebuah video CCTV.
Pada saat yang sama Suli juga mendapat pesan dari Karli. Videonya sudah disebarkan.
Tari di dorong di rumah sakit. Ia mengaduh kesakitan dan membuat Bian nggak tega.
Kinan mencoba untuk menelpon Suli tapi nggak dijawab. Ternyata Suli bunuh diri.
Tari akhirnya menjalani operasi. Sebelum ke outlet tadi ia pergi ke rumah sakit. Ia mengalami hamil di luar kandungan dan disarankan untuk menjalani operasi.
Tari nangis.
Bersambung…