Tentangsinopsis.com – Sinopsis Vengeance of the bride Episode 33, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.baca episode sebelumnya disini
Sebelumnya…
Seo Yeon beranjak pergi setelah memutuskan hubungannya dengan San Deul.
San Deul membeku. Tapi tiba-tiba, ponselnya berdering. Telepon dari In Soon. San Deul bilang, dia tidak ingin melihat Ba Da. Dia minta maaf dan berkata, tidak ingin berurusan lagi dengan Ba Da. In Soon marah dan menyuruh San Deul datang jika tidak ingin melihat Ba Da mati.
Seo Yeon baru saja masuk ke rumahnya saat ponselnya berdering. Telepon dari Mo Yeon.
Seo Yeon : CEO Jung?
Mendengar suara Seo Yeon, Mo Yeon pun tanya ada apa? Apa Seo Yeon menangis? Apa yang salah?
Seo Yeon : Aku minta maaf. Mendengar suaramu membuatku menangis.
Mo Yeon : Apa yang terjadi, Seo Yeon-ssi? Katakan padaku. Sebenarnya, kenapa tidak datang ke rumahku sekarang?
In Soon keluar dari kamar Ba Da. Bersamaan dengan itu, San Deul datang.
In Soon menatap sinis San Deul.
In Soon : Bukannya aku juga sepenuhnya senang denganmu. Jika bukan karena keras kepala Ba Da, kau tidak akan cocok untuk keluarga ini. Walaupun demikian, aku akan mempercayai keputusannya dan mendukung kalian berdua. Nikahi dia.
San Deul : Aku minta maaf. Aku tidak bisa.
In Soon : Apa?
San Deul : Aku merasa sangat sedih atas apa yang terjadi pada Ba Da. Tapi aku harus membuat diriku jelas. Aku akan menikahi Eun Seo Yeon.
In Soon : Apa kau tidak waras? Kau ingin dia benar-benar mati?
San Deul pun masuk ke kamar Ba Da. Ba Da senang San Deul datang. In Soon melihat mereka dari pintu.
San Deul : Bagaimana kau bisa melakukan hal seperti ini?
Ba Da : Apa kau khawatir? Khawatir bahwa aku mungkin sudah tiada?
San Deul : Jangan salah paham. Aku belum berubah pikiran. Tidak peduli apa yang kau lakukan, aku tidak akan pernah melihatmu. Jadi jangan pernah melakukan hal berbahaya seperti ini lagi.
San Deul mau pergi, tapi Ba Da mengancam akan melompat dari jendela.
San Deul marah, kau pikir apa yang kau lakukan!
Ba Da : Kau mengatakan kau tidak akan peduli terlepas dari apa yang aku lakukan. Jadi, jangan peduli. Jangan peduli aku melompat atau tidak.
San Deul : Jangan lakukan!
San Deul mau pergi tapi Ba Da memeluknya.
Ba Da : Lihat. Kau jug atidak bisa. Kau tidak bisa berpaling, kan? Aku juga. Aku tidak bisa hidup denganmu. Jadi San Deul, jangan buang aku. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu sampai mati.
San Deul : Tolong hentikan!
San Deul beranjak pergi.
In Soon masuk.
In Soon menyuruh Ba Da berhenti. Dia bilang, San Deul tidak mungkin goyah.
Ba Da pun marah saat In Soon mengatakan dia dan San Deul tidak ditakdirkan bersama.
In Soon : Beraninya kau berteriak pada ibumu? Aku melakukan upaya besar, kau tahu? Sulit mengikuti pertunjukan palsumu. Menipu ayahmu dan membuatmu dirawat di rumah sakit. Menahan Yoon San Deul yang tidak bersalah. Bahkan meneteskan air mata dan memohon pada Eun Seo Yeon. Astaga, aku sudah cukup.
Ba Da : Tidak, kau tidak melakukannya. Pekerjaanmu berakhir setelah aku dan San Deul menikah.
In Soon : Kau bahkan melanjutkan tentang bunuh diri, tapi dia bergeming. Apa lagi yang harus aku lakukan? Dan apa yang akan kau lakukan jika dia tiba-tiba menghilang secara tiba-tiba?
Ba Da : Jadi lakukan sesuatu sebelum itu terjadi. Jika tidak, aku benar-benar akan bunuh diri.
In Soon : Astaga. Kau membuatku gila.
Soon Young di rumah Baek San, mengantar lauk dan juga memasak. Nyonya Park menemaninya. Lalu In Soon pulang dengan wajah sebal. Dia langsung mengambil air di kulkas.
Soon Young : Bagaimana kabar Ba Da? Apakah dia baik-baik saja?
In Soon : Ya.
Nyonya Park : Astaga. Anak busuk itu. Bagaimana dia bisa menyakiti orang tuanya seperti itu? Aku tidak percaya dia menelan pil karena dia terobsesi dengan seorang pria. Jika Baek San tahu, dia akan sangat sedih.
In Soon : Kau pikir dia akan sedih? Tidak mungkin.
Nyonya Park : Apa katamu?
In Soon : Dia adalah tipe orang yang membuang Ba Da ke bangsal psikiatri jika dia mencari tahu apa yang dia lakukan. Jadi jaga mulutmu di sekitar Baek San agar dia tidak mengetahuinya. Menurutmu orang seperti apa dia? Bagaimana menurutmu? Dia pria busuk yang seumur hidupnya mencintai wanita lain.
Nyonya Park : Apa? Pria busuk?
In Soon : Apa? Kau baru saja menyebut anakku anak busuk. Apakah aku tidak diperbolehkan melakukan hal yang sama? Mereka mengatakan anak perempuan memiliki nasib yang sama dengan ibu mereka. Ba Da sama sepertiku. Mengapa dia harus mengejarku dengan cara seperti itu?
Nyonya Park : Apa San Deul meninggalkan Ba ​​Da untuk wanita lain ada hubungannya dengan Baek San?
Soon Young : Aku tidak berpikir dia meninggalkan Ba ​​Da. Aku tidak berpikir San Deul punya perasaan pada Ba Da sejak awal.
Mendengar itu, In Soon dan Nyonya Park langsung menatap tajam Soon Young.
Tae Poong nemenin San Deul minum-minum di warungnya Dae Bak.
Tae Poong : Kenapa kau terlihat sangat sedih? Apa kau bertengkar dengan Eun Seo Yeon karena Ba Da?
Dae Bak datang membawa makanan.
Dae Bak : Aku menduga mereka putus.
Tae Poong : Apa yang kau bicarakan, Paman?
Dae Bak : Oh, keponakanku yang tidak polos. Apa dia harus memberitahumu? Itu tertulis di seluruh wajahnya. “Mengatasi putus cinta.”
Tae Poong : Apakah dia benar? Apakah kalian berdua benar-benar putus?
San Deul : Eun Seo Yeon berkata dia ingin mengakhiri segalanya.
Tae Poong : Apa?
Dae Bak : Anak muda yang malang. Oke. Aku akan memberimu bir tanpa batas hari ini.
Dae Bak pun bergegas ke dapurnya.
Tae Poong : Kang Ba Da akhirnya melakukannya. Jadi, apa yang kau katakan?
San Deul : Bagaimana aku bisa hidup tanpa dia? Tetapi aku tidak yakin bisa mendapatkannya kembali. Aku tidak berpikir aku bisa meyakinkan dia.
Kalau San Deul curhat sama Tae Poong, Seo Yeon curhat sama Mo Yeon.
Seo Yeon : Aku masih ingat hari dimana wanita yang kupercayai adalah ibuku mencoba bunuh diri dengan menelan pil karena aku. Aku menyadari bahwa seseorang yang aku cintai bisa mati karena aku. Itu menakutkan.
Mo Yeon pun menatap iba Seo Yeon, Seo Yeon-ssi.
Seo Yeon : Aku mengenal Ba Da. Dia tidak akan menyerah, dan setiap waktu, San Deul akan terluka. Daepyeonim, aku tidak mau dia tersakiti. Itu sebabnya aku pikir kami perlu mengakhiri semuanya. Tidak ada jalan lain.
Mo Yeon : Kau pasti sangat terluka.
Mo Yeon pun akhirnya duduk di sebelah Seo Yeon. Dia memegang tangan Seo Yeon.
Mo Yeon : Kau tidak perlu menahan apa pun di depanku. Kau memintaku untuk menjadi ibumu. Kemari lah. Aku akan memberimu pelukan.
Mo Yeon merentangkan kedua tangannya.
Seo Yeon pun memeluk Mo Yeon.
Mo Yeon : Menangislah. Beri tahu aku setiap kali ada sesuatu yang membuatmu marah atau kesal. Kau bisa berteriak jika kau mau. Kau bisa melakukannya dengan ibumu, Seo Yeon.
Seo Yeon pun nangis, aku sangat terluka. Rasanya hatiku seperti dicabik-cabik. Aku tidak bisa bernapas. Aku harus bagaimana?
Tae Poong memapah San Deul pulang.
San Deul pun menyuruh Tae Poong berhenti memapahnya. Dia bilang dia baik-baik saja dan duduk di sofa.
Tapi kemudian San Deul nangis.
Hari sudah malam. Dal Hee sudah terlelap, tapi Seo Yeon masih terjaga.
Seo Yeon menatap gelang dari San Deul dan teringat saat San Deul memberinya gelang itu.
San Deul : Aku akan menjadi kompasmu. Jika kita berpegangan tangan dan berjalan bersama, kita tidak akan tersesat.
Seo Yeon juga ingat saat pertama kali dia San Deul bertemu.
San Deul terus mengikutinya. Dia pun akhirnya berhenti berjalan dan membiarkan San Deul memeluknya dari belakang.
San Deul : Ba Ram-ah.
Seo Yeon juga ingat kata2 San Deul yang lain.
San Deul : Ba Ram-ah. Baik kau dan aku. Kita tidak sendirian lagi. Aku akan selalu berada di sisimu.
Seo Yeon lalu mengingat kebersamaannya dengan San Deul selama ini.
Baek San baru saja keluar dari lift ketika Seketaris Oh menghampirinya dengan buru-buru.
Bersamaan dengan itu, Tae Poong lewat sambil memainkan dokumen yang dia bawa. Dan, dia pun langsung bersembunyi saat melihat ayahnya dengan Seketaris Oh. Dia menguping.
Seketaris Oh : Letnan Kim dari Byeolha-ri menelepon. Dia bersama Ma Dae Geun sekarang. Rupanya, dia berkeliling berbicara dengan orang-orang tentang rowan Jepang.
Baek San : Ma Dae Geun ada di Byeolha-ri? Ayo pergi ke Byeolha-ri sekarang.
Baek San dan Seketaris Oh buru-buru pergi.
Tae Poong : Ma Dae Geun. Rowan Jepang. Jadi apakah itu berarti dia tahu tentang Rowan Jepang?
Seo Yeon menemui In Soon di kafe. In Soon lah yang memanggilnya. Seo Yeon bilang dia tidak bisa lama-lama karena harus pergi ke suatu tempat.
In Soon : Sekarang perasaan Ba ​​Da sedikit lebih baik, dia membuat ulah lagi. Sepertinya dia siap menelan lebih banyak pil setiap saat jika dia tidak bisa menikah dengan Tuan Yoon. Aku sangat putus asa sehingga aku datang menemuimu.
Seo Yeon memberitahu In Soon dia dan San Deul sudah putus.
In Soon bahagia mendengarnya.
In Soon : Aku tahu kau akan mengerti. Terima kasih, Nona Eun. Sebagai gantinya, aku akan mencari perusahaan yang bagus untuk mentransfermu.
Seo Yeon : Sebuah perusahaan untuk aku pindah?
In Soon : Tentu saja, kau harus berganti perusahaan. Bukankah itu tidak nyaman bagi kalian berdua?
Seo Yeon : Aku tidak ingin melepaskan pekerjaanku karena kejadian ini.
In Soon marah, apa kau bercanda sekarang? Kau berencana untuk tetap disisi Yoon San Deul? Bukankah kau bilang kalian sudah putus?
Seo Yeon : Aku tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan dan kau tidak punya apa-apa lagi yang bisa aku lakukan untukmu.
Seo Yeon mau pergi tapi ditahan In Soon.
In Soon : Beraninya kau membelakangiku? Apa menurutmu kau istimewa karena aku terus memanggilmu Desainer Eun karena sedikit pandai merias wajah?
Seo Yeon : Tidak seperti itu.
In Soon : Bukan seperti itu, kakiku. Kau tidak akan pernah bisa menikah dengan Tuan Yoon. Ba Da adalah putriku. Dia tidak ada bandingannya denganmu yatim piatu yang malang. Apakah kau tahu itu?
Seo Yeon : Nyonya Nam. Harap perhatikan apa yang kau katakan.
In Soon : Lihat apa? Kau mendengarkan dengan cermat. Membuatmu dipecat bukan apa-apa bagiku, jadi pergilah dengan tenang sendiri selagi ada kesempatan. Jika kau terus mendorongnya, aku juga akan menghancurkan hidup Tuan Yoon.
Seo Yeon terhenyak mendengar ancaman In Soon.
Tae Poong masuk ke ruang rapat tapi hanya ada Dal Hee, Wie Dae dan Young Ji.
Tae Poong : Kemana Manajer Eun?
Dal hee : Dia mengambil cuti berbayar hari ini.
Tae Poong : Cuti berbayar? Mengapa?
Dal Hee : Dia pergi ke Byeolha-ri untuk mencari bahan baku baru.
Tae Poong kaget, apa? Di mana?
Dal Hee : Byeolha-ri.
Mendengar itu, Tae Poong langsung pergi.
Tae Poong pun bergegas ke mobilnya sambil berusaha menghubungi Seo Yeon. Dia panic Seo Yeon gak menjawab panggilannya.
Tae Poong : Kenapa dia tidak menjawab teleponnya? Jika dia bertemu ayah di Byeolha-ri, dia mungkin mencurigainya sedang meneliti Rowan Jepang. Tidak. Itu terlalu berbahaya.
Seo Yeon sudah tiba di Byeolha-ri. Dan tempat pertama yang dia datangi adalah rumahnya dulu.
Rumahnya yang dulu sudah rata dengan tanah.
Seo Yeon ingat saat dulu dia keluar dari rumah itu.
Ba Ram : Selamat tinggal. Kang Ba Ram sudah tidak ada lagi.
Seo Yeon : Byeolha-ri. Aku kembali.
Lalu Seo Yeon ingat kata-kata San Deul.
San Deul : Tapi kau harus membiarkanku ikut denganmu ke Byeolha-ri. Jangan pergi sendirian. Itu berbahaya. Oke?
Seo Yeon : Pada akhirnya, aku sendirian lagi.
Seo Yeon pun pergi.
Baek San kemudian melintas.
Dae Geun lagi mencari-cari dokumen Rowan Jepang di sekitaran tempat jasad Yoon Hee ditaruh.
Lagi mencari2, dia mendengar langkah seseorang. Dia pun berbalik, mau menyerang orang di belakangnya. Tapi Seketaris Oh langsung memukulnya. Seketaris Oh kemudian menangkapnya.
Baek San : Lama tidak bertemu, Detektif Ma. Masih banyak yang harus kita bicarakan, bukan?
Seo Yeon di kebun bunga. Dia memeriksa tanah di dalam wadah besar.
Seo Yeon : Jika tanah yang dijanjikan adalah Byeolha-ri, ayah pasti membudidayakan Rowan Jepang sambil memikirkan Le Blanc dan orang-orang Byeolha-ri.
Beralih ke Baek San dan Dae Geun.
Dae Geun : Kau seharusnya tidak melakukan ini padaku, Baek San.
Baek San : Baek San? Berhenti berbicara omong kosong.
Dae Geun : Bukankah kita bersumpah bersaudara seumur hidup, Baek San? Kita harus begitu selama aku punya dokumen tentangmu.
Baek San : Apa? Dokumen?
Dae Geun : Apakah tidak apa-apa bagiku untuk berbicara lebih banyak di depan Sekretaris Oh?
Baek San pun menyuruh Seketaris Oh melepas Dae Geun.
Seketaris Oh mengerti dan beranjak pergi.
Baek San menarik kerah Dae Geun. Dia tanya dokumen apa yang Dae Geun miliki.
Dae Geun : Aku mungkin terlihat seperti ini sekarang, tetapi aku dulu seorang detektif. Kebiasaan lama menyusun laporan sulit dihilangkan. Dari kecelakaan kebakaran hingga insiden Yoon Jae Ha. Aku menyimpan apa saja dan segalanya yang tampak seperti bukti.
Baek San : Dimana mereka? Bukti-bukti itu. Di mana kau meninggalkan mereka?
Dae Geun : Jangan khawatir. Selama aku masih hidup, dokumen-dokumen itu tidak akan terungkap. Tapi saat aku mati, bukti-bukti itu akan diserahkan ke polisi.
Terpaksalah Baek San ngasih Dae Geun kesempatan kedua.
Tapi Baek San ngomong dalam hatinya kalau belum terlambat untuk membunuh Dae Geun setelah dia mendapatkan bukti2 itu.
Baek San pun pergi.
Dae Geun : Dia bertingkah tangguh, meski takut aku punya bukti.
Seo Yeon ada di tempat favorit Tae Poong di waktu kecil.
Seo Yeon ingat kata2 Tae Poong dulu saat Tae Poong membawanya ke sana.
Tae Poong : Aku suka bagaimana pikiranku menjadi kosong ketika aku datang ke sini. Kenangan yang jelas berubah menjadi mimpi. Dan kemudian mimpi-mimpi itu meninggalkan pikiranku. Kau satu-satunya yang tahu tentang tempat rahasiaku.
Seo Yeon : Pikiranku benar-benar berantakan, tapi itu benar-benar menjadi kosong.
Tae Poong datang.
Seo Yeon kaget melihat Tae Poong.
Seo Yeon : Bagaimana kau tahu aku ada di sini, Tae Poong?
Tae Poong : Ini bukan tempat untuk datang sendirian. Ayo pergi. Bahkan jika kau merasa cemas, ini seharusnya menjadi tempat terakhir yang kau kunjungi.
Seo Yeon marah, apa yang salah denganmu?
Tae Poong : Ingat apa yang aku katakan? Sudah kubilang jangan meneliti Rowan Jepang atau mendekatinya.
Seo Yeon : Kenapa aku harus mendengarkanmu?
Tae Poong : Karena itu berbahaya! Tidak bisakah kau tahu seperti apa ayahku? Pada hari dia tahu kau sedang meneliti Rowan Jepang di belakang punggungnya. aku mungkin gagal melindungimu tidak peduli berapa banyak aku mencoba. Jadi tolong.
Seo Yeon : Sudah berhenti.
Tae Poong : Tidak.
Seo Yeon : Jika aku takut akan hal seperti itu, aku bahkan tidak akan memulainya.
Tae Poong : Aku yang ketakutan! Aku khawatir sampai-sampai menjadi gila. Kudengar kau putus dengan San Deul. Siapa yang bisa melindungimu sekarang?
Seo Yeon : Aku mohon padamu. Berhenti memperhatikanku. Jangan khawatirkan aku juga. Urus urusanmu sendiri.
Tae Poong : Bagaimana mungkin aku tidak memperhatikanmu?
Seo Yeon : Kenapa kau melakukan ini padaku? Kenapa kau bertingkah seperti ini? Bagimu aku ini apa?
Tae Poong : Karena… Karena kau adalah Ba Ram yang aku rindukan sepanjang hidupku. Kang Ba Ram. Itu kau, bukan?
Seo Yeon pun kaget Tae Poong sudah tahu dia Ba Ram.
San Deul menemui Mo Yeon.
Mo Yeon : Kau terkejut ketika aku memintamu untuk datang, bukan?
San Deul : Tidak apa-apa. Tapi kenapa kau ingin melihatku?
Mo Yeon : Kemarin, aku bertemu dengan Seo Yeon. Dia bercerita tentang hubungan kalian berdua. Itu terus menggangguku. Seo Yeon mengalami masa sulit. Dia terus menangis. Aku tidak berpikir itu benar untuk mengakhiri hubungan kalian seperti ini. Bukankah kalian berdua saling mencintai? Kalian tidak dapat putus karena orang lain. Kau tidak akan melepaskan Seo Yeon seperti ini, bukan?
San Deul : Aku akan menemukan cara satu atau lain cara.
Mo Yeon : Kata-katamu itu membuat hatiku tenang. Apakah ada yang bisa aku lakukan untuk kalian berdua?
San Deul : Harap menjadi telinga mendengarkan untuk Nona Eun untuk sementara waktu. Dia tipe orang yang menyimpan semua perasaannya di dalam.
Mo Yeon : Itu sesuatu yang pasti bisa aku lakukan.
Beralih ke Tae Poong dan Seo Yeon.
Tae Poong : Aku mencoba berpura-pura seolah-olah aku tidak tahu sampai akhir, seperti yang kau inginkan, tapi aku tidak bisa lagi. Maafkan aku karena mengenalimu. Aku minta maaf karena membuatmu menangis begitu banyak.
Seo Yeon : Aku minta maaf. Aku tahu kau putus asa mencariku tapi aku berpaling dari fakta itu. Aku pikir itu yang terbaik untuk kita berdua, tapi aku egois. Aku sangat menyesal. Aku salah.
Tae Poong memeluk Seo Yeon.
Tae Poong : Terima kasih, Ba Ram. Terima kasih telah hidup.
Narasi Ba Ram terdengar, apakah kau tahu apa yang pertama kali aku pikirkan hari itu? Suatu hari nanti, kita bisa berakhir memegang pisau ke hati masing-masing.
Seo Yeon pergi ke gudang tempat Yoon Hee menyembunyikan dokumen Rowan Jepang.
Tae Poong : Kang Ba Ram, kau ingin aku mengabaikanmu?
Seo Yeon : Ya. Apa pun yang aku lakukan, berpura-pura seolah-olah kau tidak melihat. Terutama tentang Rowan Jepang.
Tae Poong : Apakah kau benar-benar akan melanjutkan penelitian itu bahkan dengan aku sangat khawatir dan memintamu untuk berhenti? Kenapa kau begitu keras kepala?
Mereka lalu mendengar suara Baek San.
Tae Poong pun langsung membawa Seo Yeon ke dalam gudang.
Baek San, Dae Geun dan Seketaris Oh tiba di depan gudang.
Tae Poong menggenggam erat tangan Seo Yeon. Seo Yeon terdiam melihat bagaimana Tae Poong begitu menjaganya.
Baek San menatap ke arah gudang.
Dae Geun : Ada apa, Pimpinan?
Baek San menyuruh Dae Geun diam dan mencoba mendengarkan apa yang ada di dalam gudang.
Baek San yang curiga, lalu mencoba membuka pintu gudang.
Di dalam, Tae Poong tegang.
Bersambung…..
Next Ep :
Tae Poong memberitahu San Deul bahwa dia dan Ba Ram berada di Byeolha-ri hari ini.
San Deul kaget Tae Poong tahu Seo Yeon adalah Ba Ram.
Tae Poong : Jika kau benar-benar merasa kasihan padaku, jangan menyerah pada Ba Ram. Aku akan meyakinkan Ba ​​Da entah bagaimana caranya.
Ba Da membujuk ayahnya.
Ba Da : Jika aku tidak memiliki San Deul, hidupku tidak ada artinya.
Baek San memanggil San Deul ke ruangannya. Dia berniat mengirim San Deul ke kantor mereka di Amerika, untuk menjauhkan Ba Da dari San Deul.