Vengeance of The Bride Eps 20

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Vengeance of the bride Episode 20, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.baca episode sebelumnya disini

Sebelumnya…

Soon Young langsung bersembunyi begitu melihat Dae Geun. Dia ketakutan. Apalagi saat tiba-tiba seseorang mendekatinya. Dia fikir itu Dae Geun, tapi dari lengan bajunya, itu Seo Yeon. Dan benar saja, itu memang Seo Yeon. Soon Young menjerit saat Seo Yeon yang difikirnya Dae Geun, menyentuhnya. Soon Young minta tidak dibunuh.

Seo Yeon pun teriak, naya eonni!

Soon Young menatap Seo Yeon.

Dae Geun kehilangan jejak Soon Young. Dia yakin yang dilihatnya tadi adalah Soon Young. Dia pun kesal kehilangan jejak Soon Young. Ponselnya berbunyi. Telepon dari Baek San.

Dae Geun : Oh ya. Aku baru saja mengantar Penata Eun. Ya. Baiklah. Aku sedang dalam perjalanan.

Dae Geun menyudahi panggilan Baek San.

Dia menggerutu Soon Young yang sudah di depan matanya, mendadak hilang.

Dan dia pun pergi.

Seo Yeon membawa Soon Young ke rumahnya. Dia memberikan Soon Young segelas air.

Soon Young masih ketakutan. Bahkan ngomong saja, suaranya bergetar.

Soon Young : Itu Ma Dae Geun. Dia sekilas melihatku. Hanya masalah waktu sebelum dia menemukanku.

Seo Young pun cemas melihat Soon Young, eonni…

Soon Young : Aku sangat lega bertemu denganmu setelah bertahun-tahun. Tapi itu tiba-tiba. Aku harus meninggalkan tempat ini. Kau dalam bahaya juga, Ba Ram-ah. Ikut denganku.

Seo Yeon : Eonni, jika kita melarikan diri sekarang, kita harus selamanya bersembunyi.

Soon Young : Lalu apa saranmu?

Seo Yeon : Percayalah padaku dan tunggu sedikit lebih lama. Aku akan melindungimu dengan semua yang aku miliki.

In Soon dibantu Dae Bak, menyiapkan sarapan. In Soon memesan makanan dari resto nya Dae Bak untuk sarapan pagi mereka sekeluarga. Dae Bak bertanya, sudah berapa banyak pembantu In Soon yang minta berhenti.

In Soon membela dirinya, setidaknya yang terbaru berlangsung untuk sementara waktu.

Dae Bak : Pasti ada alasan mengapa pembantu rumah tangga berhenti dalam waktu satu bulan.

In Soon : Alasan apa?

Dae Bak : Kau dan Nyonya Park berkelahi seperti kucing dan anjing. Seseorang harus menjaga emosimu. Hanya dengan begitu pengurus rumah akan…

Baek San, Nyonya Park dan Ba Da datang.

Dae Bak berdiri dan mengatakan sarapan mereka hari itu adalah dua menu paling populer di restonya.

Mereka kaget.

Nyonya Park : Apa? Apakah kau menyuruh kami makan ini untuk sarapan?

In Soon : Kenapa tidak? Bu Ahn berhenti, jadi kita dalam krisis. Kita harus bersyukur memiliki ini.

Ba Da : Bagaimana dengan nasi?

Dae Bak menatap In Soo, benar, nasi. Kau tidak mempersiapkan apapun?

In Soon memarahi Dae Bak, kau seharusnya membawa beberapa. Gunakan kepalamu, ya?

Dae Bak protes, kau mengatakan kepadaku untuk membawa ini pagi-pagi, jadi aku lakukan. Tapi apa? Beras? Aku tidak peduli lagi.

Dae Bak pun pergi.

Nyonya Park marah, kau ingin kami makan ini tanpa nasi?

Baek San : Apa yang kau pikirkan? Kau tahu bahwa ibu perlu makan nasi untuk sarapan.

In Soon marah, nasi sialan itu! Satu kali makan tanpa nasi tidak akan membunuhmu. Makan jjimdak sebagai gantinya.

Nyonya Park : Kau benar-benar konyol.

In Soon : Jika kau akan merobek pakaian orang, kau akan membutuhkan kekuatan. Makan jjimdaknya.

Baek San : Astaga.

Baek San pergi.

Nyonya Park : Astaga, Baek San. Kau harus pergi tanpa sarapan. Aku khawatir.

Nyonya Park mengejar Baek San.

In Soon kesal, dia tidak akan mati karena dia melewatkan satu kali makan. Juga, dia bukan tipe orang yang kelaparan. Ada begitu banyak tempat yang bisa dia kunjungi dan makan. Khawatir, kakiku.

Ba Da mau pergi tapi ditahan In Soon. In Soon menyuruh Ba Da minta maaf pada Mo Yeon.

Ba Da : Bukankah seharusnya kau yang meminta maaf?

In Soon : Astaga, kenapa harus aku? Kaulah yang membuat kekacauan ini. Kaulah yang membatalkannya, jadi kau harus menemuinya secara pribadi. Kalau tidak, aku akan merasa terlalu buruk untuk bertemu dengannya. Kita mungkin akan menjadi besan. Kita harus sopan.

Ba Da kesal, jadi ini semua demi Tae Poong.

In Soon : Kenapa kau selalu berpikiran negatif? Apa yang kau katakan terakhir kali? Kau bilang kau peduli dengan citra publik Le Blanc. Jadi pergilah dan buat Le Blanc terlihat bagus.

Ba Da : Setelah aku putuskan apakah ini untuk Tae Poong atau untuk Le Blanc.

Ba Da pergi.

In Soon : Jadi kau mau minta maaf atau tidak? Astaga!

San Deul dan Seo Yeon di ruang pertemuan. San Deul memberikan data pribadi Dae Geun pada Seo Yeon.

Seo Yeon membacanya. Di sana tertulis, dari tahun 1988 hingga 2010, Dae Geun bekerja sebagai polisi dan 2011 hingga sekarang, menjalankan kantor detektif.

Juga tertulus kejahatan apa saja yang pernah dilakukan Dae Geun. Mulai dari perjudian, pemaksaan, pemalsuan dan penghalangan bisnis.

San Deul : Aku melihat informasi pribadi Ma Dae Geun. Judi sampai penipuan… Dia bahkan lebih menyedihkan dari yang kita duga. Agensi detektif yang dia jalankan melakukan pekerjaan kotor apa pun selama dia dibayar.

Seo Yeon : Penipuan, perjudian… Dia pelanggar berulang. Mengapa Pimpinan Kang menjaga seseorang seperti ini di sisinya?

San Deul : Mereka sudah saling kenal sejak lama sejak Byeolha-ri. Ma Dae Geun bisa saja secara proaktif mendekatinya.

Seo Yeon : Kau percaya Pimpinan Kang, kan?

San Deul : Dia orang yang spesial bagiku. Aku ingin mempercayai Ketua Kang lebih dari seseorang seperti Ma Dae Geun, tapi aku masih harus memastikan.

Seo Yeon : Untuk melindungi Soon Young, aku harus memutuskan hubungan Ma Dae Geun dengan pendukungnya yang kuat. Kita tidak akan dapat menemukan siapa yang memerintahkannya untuk melakukannya kecuali kita memutuskan hubungan mereka. Tapi aku yakin Pimpinan Kang sudah mengetahui semua informasi ini.

San Deul : Itu berarti informasi ini tidak akan membantu.

Seo Yeon : Aku yakin ada sesuatu.

San Deul : Kita perlu waktu untuk menemukan cara lain.

Seo Yeon sekarang diluar, dia tengah berbicara dengan Soon Young di telepon.

Seo Yeon : Eonni, apa kau merasa lebih baik? Aku akan menemukan cara, jadi jangan khawatir. Oke. Aku akan datang nanti.

Seo Yeon menyudahi panggilannya.

Lalu dia melihat ada Tae Poong disampingnya, tengah menatapnya. Dia kaget dan langsung melihat ponselnya lagi. Mungkin dia takut kali ya kalau Tae Poong memeriksa ponselnya dan tahu dia barusan menghubungi Soon Young.

Tae Poong mendekati Seo Yeon.

Tae Poong : Kenapa kau mengabaikanku?

Seo Yeon : Aku tidak mengabaikanmu.

Tae Poong : Apa yang kau bicarakan? Kau pasti…

Tae Poong meralat kalimatnya, kke. Katakanlah kau tidak melakukannya. Ngomong-ngomong, apa yang membuatmu begitu khawatir?

Seo Yeon : Khawatir? Tidak ada.

Tae Poong : Kau selalu mengatakan tidak apa-apa. Setidaknya sembunyikan dengan baik. Kau telah “khawatir” …

Dan Tae Poong pun terdiam memandangi Seo Yeon.

Tak lama kemudian dia tersadar dan melanjutkan kalimatnya.

Tae Poong : … tertulis di seluruh wajahmu. Apakah kau hanya peduli dengan harga dirimu sendiri?

Seo Yeon : Apa?

Tae Poong : Kau tiba-tiba datang padaku saat aku berusaha menemukan adikku dan melihat keburukan itu tapi kekhawatiranmu adalah rahasia.

Seo Yeon : Aku tidak melihat keburukan apapun hari itu, Kang Tae Poong-ssi.

Tae Pong : Ketika rasanya terlalu sulit untuk menyimpan sesuatu untuk diri sendiri, bicara padaku. Aku akan mendengarkan ceritamu setidaknya sekali. Aku tidak suka berhutang budi kepada orang. Kau mendengarkan ceritaku. Aku tidak pernah memberi tahu siapa pun apa yang aku katakan tentang adikku hari itu. Tapi setelah aku berbicara denganmu, aku merasa sangat lega. Jadi, kau harus mengeluarkan semuanya setidaknya sekali. Itu diperbolehkan.

Seo Yeon : Aku senang kau merasa lega.

Tae Poong dan Seo Yeon saling bertatapan dalam diam.

Soon Young keluar dari dapur resto, membawa koper dan memegang tangan Ddal Ki. Ddal Ki bilang dia gak mau pindah lagi. Soon Young mencoba memberi pengertian pada Ddal Ki. Dia bilang, jika mereka pindah, maka Ddal Ki akan punya kamar sendiri.

Bong Pil datang. Dia bilang Soon Young benar, ada pria yang mencari Soon Young.

Flashback…

Bong Pil keluar dari sebuah toko dan tidak sengaja menabrak Dae Geun. Bong Pil minta maaf. Dae Geun pun menunjukkan foto Seo Yeon pada Bong Pil. Dia tanya, apa Bong Pil pernah melihat wanita yang ada di foto.

Flashback end….

Bong Pil : Itu foto lama, tapi aku langsung mengenalimu. Itu kau, Soon Young yang cantik.

Soon Young langsung gemetar,

Bong Pil memegang tangan Soon Young.

Bong Pil : Jangan terlalu khawatir. Aku pergi ke semua toko terdekat dan mengatakan kepada mereka untuk tidak mengatakan sepatah kata pun.

Soon Young : Aku harus pergi secepat mungkin.

Bong Pil : Aku ikut denganmu. Aku akan pergi kemanapun kau pergi.

Soon Young : Kenapa kau mau ikut?

Bong Pil bingung jelasinnnya. Lalu Bong Pil mengalihkan pertanyaan. Dia tanya, apa Soon Young sudah selesai berkemas.

Seo Yeon masuk, berkemas? Apa yang kau lakukan?

Soon Young memegang tangan Seo Yeon.

Soon Young : Ba Ram-ah, aku tidak punya lebih banyak waktu untuk disia-siakan di sini.

Seo Yeon : Kau bilang kau akan mempercayaiku dan menunggu.

Tae Poong masuk bersama San Deul. Tae Poong kaget melihat Soon Young dan Seo Yeon. Soon Young dan Seo Yeon langsung melepaskan pegangan tangan mereka. Tae Poong pun penasaran bagaimana Seo Yeon dan Soon Young saling mengenal.

Bong Pil langsung berdiri di sebelah Seo Yeon. Dia bilang Seo Yeon adalah adiknya.

Tae Poong : Adikmu?

Bong Pil : Seorang teman dekatku mengelola sebuah panti asuhan, dan kami sering menjadi sukarelawan di sana. Kami menjadi dekat, dan sekarang dia seperti adik perempuanku. Apakah ada masalah?

Soon Young : Aku menjadi sukarelawan di sana karena mengingatkanku pada Ba Ram, dan kami bertemu di sana.

San Deul ikut-ikutan.

San Deul : Aku ingat kau menyebutkan bahwa ayahmu mengelola panti asuhan.

Dia mengatakan itu sambil menatap Seo Yeon.

San Deul : Apakah itu tempatnya?

Seo Yeon : Ya itu.

Tae Poong merasa aneh, tunggu. Kapan kalian berdua cukup dekat membicarakan hal-hal pribadi seperti itu?

Seo Yeon : Bagaimana kau mengenal semua orang, Kang Tae Poong-ssi?

Tae Poong : Ketika aku masih kecil, Soon Young tinggal bersamaku.

San Deul : Tunggu, apa itu tas?

Mereka berlima duduk membahas Dae Geun yang mengejar Soon Young.

Tae Poong : Jadi kau bilang bahwa Ma Dae Geun mengenalimu dan sekarang mencarimu di sekitar sini?

Bong Pil : Tepat. Dia berlari mencari dia dengan foto dia di tangan.

Soon Young : Tidak ada lagi yang perlu dibahas. Aku harus meninggalkan tempat ini malam ini.

Seo Yeon : Mengapa kau harus melarikan diri karena dia? Kita tidak bisa lari selamanya. Pasti ada cara lain.

Tae Poong : Tidak. Itu karena kau tidak mengenal Ma Dae Geun dengan baik. Pria itu mencoba membunuh adikku dan Soon Young. Saat ini, keselamatan Soon Young adalah yang utama.

San Deul mengajak Soon Young tinggal di rumahnya.

Seo Yeon : Bersembunyi hanyalah solusi sementara. Kita membutuhkan solusi yang lebih permanen.

Sekarang, Tae Poong, Seo Yeon dan San Deul duduk di kafe.

Tae Poong marah, seperti inilah keluargaku. Mereka menggunakan orang seperti Ma Dae Geun untuk melakukan segala macam hal kotor. Jadi kau juga harus meninggalkan Le Blanc sebelum terlambat. Lari selagi ada kesempatan.

Seo Yeon : Tidak, aku tidak akan lari. Aku akan melindungi diriku sendiri dan Soon Young. Jadi Tae Poong-ssi, jangan salahkan dirimu atau terluka. Itu bukan salahmu. Jika apa yang kau katakan padaku itu benar, pria bernama Ma Dae Geun itu, dia bisa terhubung dengan keluargamu. Tapi apakah kau tidak berusaha keras untuk memperbaiki yang salah sekarang?

Mendengar itu, Tae Poong pun terdiam menatap Seo Yeon.

Seo Yeon : Kenapa kau menatapku seperti itu?

Tae Poong : Kau mengingatkanku pada Ba Ram. Dia mirip denganmu. Saat aku membutuhkan penghiburan, dia selalu mengatakan apa yang ingin aku dengar, seolah-olah dia sedang melihat ke dalam hatiku.

San Deul yang sedari tadi cuma jadi obat nyamuk diantara Tae Poong dan Seo Yeon, akhirnya bicara.

San Deul : Bukankah masalah Soon Young paling mendesak saat ini?

Tae Poong : Oke. Apakah kau memiliki rencana dalam pikiran?

Seo Yeon : Kata-katamu memberiku ide yang bagus. Jika Ma Dae Geun terhubung dengan keluargamu, kita harus membuat mereka memutuskan hubungan terlebih dahulu. Itu berarti kita membutuhkan sesuatu untuk membuat hubungan mereka menjadi buruk.

Mereka mulai berpikir. Tae Poong pun terimgat sesuatu.

Tae Poong : Aku melihat buku besar di kantor Ma Dae Geun. Sepintas, sepertinya uang ditransfer. Nama ayahku ada di sana.

Seo Yeon : Ini bisa berupa buku besar dengan rincian transaksi.

Tae Poong : Artinya ayah membayar Ma Dae Geun untuk melakukan pekerjaan tertentu. Jika ayah telah membayarnya untuk melakukan sesuatu secara rahasia, itu akan menjadi sesuatu yang tak terduga. Tapi jika ayah tahu ada catatannya, itu akan menjadi akhir dari Ma Dae Geun.

Seo Yeon langsung berdiri, yang dua masih duduk.

Seo Yeon : Apa yang kau tunggu? Kita perlu menemukan buku besar itu.

Mo Yeon keluar dari ruangannya bersama Jo Yi.

Jo Yi : Jadi? Kau tidak bisa mengunjungi tempat Tae Poong?

Mo Yeon : Tidak. Aku benci formalitas, jadi aku ingin kita bertemu secara alami. Tetapi jika kita memikirkan posisi mereka, itu bisa menjadi tidak nyaman.

Jo Yi : Apakah begitu? Yah, itu tergantung pada bagaimana kau melihatnya. Membicarakan tentang keluarganya membuatku merindukan Tae Poong. Aku terlalu sibuk di kantor untuk menghubunginya. Aku akan mengajaknya berkencan besok.

Mo Yeon : Katakan padaku ketika kalian berdua telah mengambil keputusan. Entah itu pertunangan atau pernikahan, aku akan membantumu.

Jo Yi : Kau tidak pernah mengecewakanku, Bu. Aku beruntung punya ibu sepertimu.

Mo Yeon : Aku juga, aku sangat beruntung memiliki putri sepertimu.

Jo Yi : Kita yang terbaik.

Mo Yeon : Ya, kita.

Ba Da datang, CEO Jung?

Jo Yi : Oh, Kang Ba Da. Eomma, dia adiknya Tae Poong.

Ba Da : Hai, aku Kang Ba Da.

Mo Yeon : Senang bertemu denganmu. Aku Jung Mo Yeon.

Ba Da : Kau terlihat familiar.

Mo Yeon : Aku? Pimpinan Kang juga mengatakan hal yang sama.

Ba Da : Ayahku mengatakannya?

Mo Yeon : Ya, aku beberapa kali bertemu dengannya.

Jo Yi : Ngomong-ngomong, apa yang membawamu kesini?

Ba Da : Aku habis rapat dengan klien di dekat sini, jadi aku mampir untuk menemui CEO Jung.

Mo Yeon : Aku?

Ba Da : Aku ingin minta maaf tentang kemarin. Tolong maafkan aku jika kau marah.

Mo Yeon : Aku lah yang seharusnya minta maaf karena sikapku buruk. Dan aku sudah menerima terlalu banyak maaf. Pimpinan Kang datang kesini terakhir kali.

Ba Da : Ayah datang? Dia bahkan pergi sejauh ini untuk pernikahan Tae Poong?

Sekarang, Ba Da di ruang kerja ayahnya. Dia mencari-cari sesuatu. Dia yakin, mereka pernah bertemu sebelumnya karena sang ayah mengatakan, Mo Yeon sangat familiar. Tak lama, Ba Da menemukan foto Yoon Hee.

Baek San masuk dan mengambil foto Yoon Hee dari tangan Ba Da.

Baek San : Apa yang kau lakukan!

Ba Da bilang, dia harus memastikan sesuatu.

Ba Da : Aku bertemu seseorang yang mirip dengannya. CEO Jung Mo Yeon. Kau tahu juga. Aku dengar kalian bertemu beberapa kali.

Baek San : Jangan pernah menyentuh barangku lagi, jika kau melakukannya lagi aku akan memborgol tanganmu! Sekarang keluar!

Ba Da keluar. Dia heran ayahnya bersikap berlebihan.

Ba Da : Karena Jung Mo Yeon mirip dengan ibu kandung Ba Ram? Ayah pasti menyembunyikan sesuatu.

Dae Geun kembali ke kantornya dan melihat Tae Poong sudah menunggu di depan pintu. Tae Poong bilang dia datang sebagai klien. Tae Poong lalu menawari Dae Geun uang.

Tae Poong : Kau tidak memilih-milik klienmu, bukan? Dan apakah kau tidak menerima pekerjaan apa pun dari keluarga ku?

Dae Geun : Berandal ini!

Tae Poong : Apakah kau memukuli seseorang demi uang? Bagaimana kalau membunuh mereka?

Dae Geun : Ini akan dikenakan biaya cukup banyak.

Tae Poong : Seperti yang diharapkan darimu. Sekarang. Mengapa kita tidak masuk ke dalam dan mengobrol sebentar?

Dae Geun membawa Tae Poong ke dalam.

Dae Geun : Bayar aku dulu.

Tae Poong : Kau pria yang tidak sabaran. Kau bahkan tidak tahu apa yang akan aku minta darimu.

Dae Geun : Aku perlu memeriksa apakah kau klien nyata atau tidak.

Terdengar bunyi klakson berkali2 di bawah. Dae Geun berusaha mengabaikan tapi klakson itu berbunyi terus. Dia kesal.

Dae Geun : Tunjukkan uangnya dulu.

Tae Poong menunjukkan uangnya. Dae Geun mau mengambilnya tapi Tae Poong langsung menyimpan uangnya.

Tae Poong : Ngomong-ngomong, tidakkah kau akan masuk penjara untuk melakukan hal-hal buruk seperti itu? Apakah seseorang mendukungmu atau sesuatu? Apa rahasiamu?

Telepon di meja Dae Geun berbunyi.

Suara Bong Pil! Bong Pil bilang dia membuat mobil Dae Geun tergores.

Bong Pil : Nomormu ada di mobil, jadi aku meneleponmu.

Dae Geun kesal, sialan.

Terpaksalah dia ke bawah.

Begitu Dae Geun pergi, Tae Poong langsung mencari si buku besar. Tapi dia tak menemukannya. Padahal dia yakin terakhir kali melihat buku itu di atas meja. Lalu Tae Poong melihat ada laci yang digembok.

Diluar, Dae Geun lagi berurusan sama Bong Pil.

Seo Yeon dan San Deul mengawasi di mobil.

San Deul menghubungi Tae Poong. Tae Poong bilang, Dae Geun sudah menguncinya.

Tae Poong berusaha membuka gembok laci Dae Geun dengan menendang-nendang si gembok.

Lalu Seo Yeon masuk membawa palu.

Tae Poong marah Seo Yeon masuk. Dia bilang itu berbahaya.

Seo Yeon menunjukkan palunya.

Tae Poong : Darimana kau dapat itu?

Seo Yeon : Kantor keamanan.

Seo Yeon mulai membuka gembok dengan palu.

Tae Poong terpana melihat aksi Seo Yeon.

Laci terbuka. Tae Poong masih aja memandangai Seo Yeon.

Seo Yeon menatap Tae Poong, apa yang kau lakukan? Bukankah kita harus mencari buku besar?

Tae Poong dan Seo Yeon bergegas mencari. Tak lama, Seo Yeon menemukan buku besar itu.

Urusan Bong Pil dan Dae Geun sudah beres. Dae Geun kembali ke dalam. Melihat itu, San Deul langsung mengontak Tae Poong.

Tae Poong mengerti dan mengajak Seo Yeon pergi tapi mereka mendengar suara Dae Geun ngome;-ngomel.

Tae Poong dan Seo Yeon saling bertatapan.

Tae Poong : Jika kita diam saja disini, kita akan ditangkap. Pergilah duluan. Aku akan segera keluar.

Seo Yeon : Bagaimana denganmu?

Tae Poong : Kau pikir pria itu bisa memukulku?

Dae Geun membuka pintu. Seo Yeon pun langsung lari sambil menutupi wajahnya.

Tae Poong mengangkat Dae Geun dan membantingnya ke meja.

Dae Geun marah, kau berandal kecil!

Seo Yeon kembali ke mobil San Deul. Dia menunjukkan buku besarnya. San Deul mau menjalankan mobilnya tapi ditahan Seo Yeon. Seo Yeon bilang Tae Poong masih di dalam.

Seo Yeon ingin menyusul Tae Poong karena Tae Poong sangat lama. Tapi dicegah San Deul.

San Deul bilang Dae Geun takkan menyakiti Tae Poong.

Tak lama, Tae Poong keluar. Tae Poong pun langsung menghubungi Seo Yeon sambil menatap Seo Yeon yang duduk di mobil San Deul.

Seo Yeon : Kau baik-baik saja?

Tae Poong : Kau mencemaskanku sekarang?

Seo Yeon : Jawab aku, apa kau baik-baik saja?

Tae Poong : Jangan cemaskan aku, pergilah.

San Deul pun segera melajukan mobilnya.

Mobil San Deul melewati Tae Poong. Tae Poong dan Seo Yeon saling bertatapan.

Sekarang, San Deul dan Tae Poong sudah menghadap Baek San. Buku besar itu ada di tangan Baek San sekarang.

Baek San marah, maksudmu Detektif Ma memiliki ini?

Tae Poong : Itu catatan transaksimu dengan Detektif Ma. Selanjutnya transaksi keuangan Le Blanc dengan kompetitor, subkontraktor dan bahkan manajer pabrik.

Baek San : Jadi apa maksudmu?

Tae Poong : Sepertinya kau menyuruh Detektif Ma melakukan sesuatu.

Baek San : Kau bilang aku mengancam mereka!

Tae Poong : Aku yakin dia mencari informasi pribadi, menggunakan kekerasan dan lainnya.

Baek San : Apa maksudmu?

San Deul : Aku mempercayaimu, Pimpinan Kang. Tapi jika ini sampai ke publik, orang akan mencurigaimu. Juga, bagaimana jika Detektif Ma berubah pikiran dan menggunakan ini untuk mengancammu? Semua akan menjadi rumut.

Baek San pun menghubungi Dae Geun.

Seo Yeon di depan kediaman Baek San sekarang.

Lalu dia melihat Dae Geun datang. Seo Yeon langsung sembunyi.

In Soon yang lagi membantu Nyonya Park menyiapkan makan malam, terkejut mendengar suara ribut-ribut diluar. Mereka juga mendegar suara sesuatu yang pecah berulang kali.

Baek San marah besar, dia menyebut Dae Geun lebih buruk dari binatang.

In Soon dan Nyonya Park keluar. Mereka melihat Dae Geun berlutut pada Baek San.

Dae Geun : Pimpinan, aku minta maaf.

Baek San mau memukul Dae Geun dengan vas, tapi dicegah In Soon.

Baek San : Aku memberimu uang karena kau terjebak dengan penagih hutanng, tapi kau menyimpan catatan transaksi dan membuat jebakan untukku? Beraninya kau!

Dae Geun : Jebakan?

Baek San : Kau membuat seolah-olah aku menyuruhmu melakukannya! Aku lihat semuanya!

Dae Geun bilang itu tidak benar.

Tae Poong : Itu benar.

Dae Geun berdiri dan marah, berandal!

Tae Poong : Berhentilah berbohong pria tua. Kau berbohong soal Ba Ram dan Soon Young juga. Kau berbohong dan bilang keluarga kami menyuruhmu melakukannya.

In Soon : Apa? Ba Ram? Tae Poong-ah, apa maksudmu?

Tae Poong : Ketika pria ini mencoba membunuh Soon Young, dia bilang seseorang dari keluarga kita menyuruhnya melakukannya.

Dae Geun : Aku tidak pernah mengatakan itu! Jangan bohong! Kau punya bukti?

Tae Poong : Bukti?

Soon Young masuk, buktinya ada di sini!

Semua kaget melihat Soon Young masih hidup. Dae Geun mulai panic.

Soon Young : Apa yang akan kau lakukan melihatku masih hidup, Detektif Ma?

Bersambung…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like