Drama Korea

Vengeance of the Bride Eps 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Vengeance of the bride Episode 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.baca episode sebelumnya disini

Sebelumnya…

-10 Tahun Kemudian-

Ba Da sedang melihat dua krim yang dia pegang. Krim itu masing-masing berlabel A dan B. Sedangkan Ba Ram, mencoba salah satu krim. Dia mengoleskan krim itu ke tangannya, lalu melihat hasilnya di cermin dan tersenyum.

Dia lalu menoleh ke Ba Da.

Ba Ram : Bada, apa berjalan dengan baik?

Ba Da melihat kertas penilaian yang lagi diisi Ba Ram.

Ba Da : Bagaimana kau menilainya?

Di sana Ba Ram mengisi kolom kelembapan, sifat berminyak, tekstur, durasi efektif dengan memberi rate bintang. Lah Ba Da malah mencontek punya Ba Ram.

Ternyata, itu krim lotion untuk remaja. Tapi Ba Ram gak sempat mengisi kolom aroma karena keburu dipanggil ayahnya. Tapi Ba Da udah mengisi semuanya.

Ba Da langsung senang karena mengira Ba Ram akan dimarahi sang ayah.

Bada merebut pulpen Ba Ram.

Ba Da : Waktunya habis. Ini curang jika kau menulis lebih banyak.

Ba Da turun duluan. Ba Ram menghela nafas, lalu menyusul Ba Da.

Baek San dan Ba Da sudah menunggu Ba Ram dibawah. Tak lama, Ba Ram datang.

Baek San : Sekarang. Mari kita lihat jawabannya untuk pekerjaan rumah yang ayah berikan pada kalian.

Ba Da dan Ba Ram memberikan kertas penilaian mereka.

Baek San memeriksa jawaban mereka. Melihat jawaban mereka sama, Baek San pun langsung menatap ke arah Ba Da. Ba Da langsung memalingkan matanya, karena berpikir ayahnya tahu dia mencontek.

Baek San : Sama seperti anak kembar, kalian berdua bahkan berpikir sama. bukan? Jadi antara A dan B, kalian berdua lebih suka yang mana?

Ba Da : B, tentu saja. A dan B memiliki fungsi yang serupa. Tapi saat aku membuka tutup B, itu berakhir dengan aromanya yang sangat kaya.

Baek San hanya tersenyum dengan jawaban Ba Da. Lalu dia menanyakan pilihan Ba Ram.

Ba Ram memilih A.

Baek San : Jadi kalian berdua menggunakan proses evaluasi yang sama tetapi sampai pada kesimpulan yang berbeda.

Baek San lalu tanya alasan Ba Ram memilih A.

Ba Ram : Karena aroma yang disebutkan Ba ​​Da. B berbau seperti produk yang digunakan ibu. Karena lotionnya untuk remaja, lebih baik memiliki aroma segar di atas yang seperti orang dewasa.

Baek San tertawa senang.

Baek San : Seperti yang diharapkan dari putriku.

In Soon keluar dan tersenyum melihat Ba Ram.

Baek San : Ba Ram, kau tahu apa artinya Le Blanc, bukan?

Ba Ram : Ayah memberitahuku terakhir kali. Itu artinya jaga kulitmu tetap putih dan bersih.

Baek San : Kau benar. Pastikan untuk mengingat itu. Masa depan Le Blanc ada di tanganmu, uri Ba Ram.

In Soon : Mereka akan terlambat sekolah. Berhenti menahan mereka di sini. Biarkan mereka pergi.

Baek San : Baiklah.

Ba Da terlihat kesal menatap Ba Ram yang dipuji2 sang ayah.

Tae Poong menuntun sepedanya keluar dari halaman rumah. Ba Da mengejar Tae Poong. Dan Ba Ram menutup pintu rumah. Ba Da langsung duduk di bangku belakang sepeda. Dia mengklaim itu tempatnya. Tae Poong kesal dan menyuruh Ba Da pergi.

Ba Da sewot, sekolah kita bagaimanapun juga berada dalam arah yang sama.

Tae Poong : Aku menyuruhmu turun!

Tae Poong mendorong Ba Da.

Ba Da : Sakit!

Tae Poong pergi.

Ba Da berteriak kesal, kau menyebalkan! Kang Tae Poong, aku akan membalasmu!

Ba Ram mendekati Ba Da. Ba Da melihat buku yang dipegang Ba Ram.

Ba Da : Bukankah itu laporanmu?

Ba Ram : Ya.

Ba Da merebut buku Ba Ram, lalu dia merobek hasil laporan Ba Ram.

Ba Ram : Apa yang kau lakukan!

Ba Da : Aku tahu ayah memujimu tapi jangan terlalu bangga.

Ba Ram merangkul Ba Da, ayo pergi bersama.

Ba Da menghempaskan tangan Ba Ram, jangan ikuti aku! Aku paling membencimu.

Ba Ram : Kau tidak tahu? Kembar berarti telepati. Kau adalah sahabatku, Ba Da.

Ba Da : Pergi!

Ba Ram : Ayo pergi bersama.

Ba Da : Aku tidak mau.

Ba Ram : Tapi aku tahu kau tidak akan meninggalkanku.

Ba Da : Aku bisa pergi ke sekolah sendirian.

Ba Ram : Bagaimana bisa?

Baek San dikunjungi sahabat lamanya.

Baek San : Astaga, sudah berapa lama?

Temannya bilang sudah sekitar 15 tahun sejak dia berangkat ke AS.

Baek San : Astaga, sudah? Waktu berlalu cepat.

Teman Baek San ternyata juga temannya Il Seok. Dia bilang rasanya baru kemarin saat Baek San dan Il Seok bersemangat tentang membangun pabrik di Byeolha-ri.

Il Seok : Ya, kami melakukannya. Dan akulah yang mengembangkan pabrik kecil seperti itu. Penggunaan gunung di belakang berubah. Aku memperluas pabrik lebih banyak lagi.

Temannya kaget, apa kau melibas gunung dan membangun pabrik? Air dan udara bersih Byeolha-ri adalah apa yang Il Seok cintai. Merusak Byeolha-ri untuk menumbuhkan pabrik mungkin bukan itu yang ada dalam pikirannya.

Baek San : Aku tahu betapa keras kepala dia. Tapi Il Seok terlalu idealis. Le Blanc bertanggung jawab untuk banyak keluarga sekarang. Manfaat sebenarnya adalah yang penting.

Temannya setuju, benar.

Baek San : Oh. Ngomong-ngomong, sudah berabad-abad sejak kau kembali ke kampung halamanmu. Kau tidak bisa pergi begitu cepat.

Temannya bilang, ini cuti panjangnya. Dia bakal istirahat selama setahun dan akan melakukan apa yang tidak bisa dia lakukan di masa lalu.

Baek San tanya apa yang tidak bisa dia lakukan di masa lalu.

Temennya bilang kecelakaan Il Seok sepuluh tahun lalu. Dia berencana menyelidiki ulang.

Baek San kaget dan tanya alasannya.

“Aku tidak bisa menghadiri pemakaman Il Seok. Itu mengganggu pikiranku sejak lama.”

“Tapi kau merawat istrimu yang sakit saat itu. Aku yakin Il Seok mengerti.”

“Aku memimpikan Il Seok belakangan ini. Kau mengetahui sesuatu tentang kejadian itu, kan?”

“Api berawal dari dapur. Itu adalah kecelakaan yang tragis. Aku tidak tahu apa-apa lagi selain dari apa yang polisi katakan padaku.”

“Apa yang kau lakukan saat itu?”

“Maksudmu apa?”

“Kau tinggal di sebelah rumah mereka. Bahkan ibumu adalah pengurus rumah tangga Il Seok.”

“Aku adalah manajer pabrik saat itu. Pada hari itu, aku pulang kerja telat setelah membersihkan kendaraan pabrik. Teringat hari itu, meninggalkan penyesalan yang mendalam bagiku.”

Temennya menatap curiga kepadanya.

Ba Da lagi merusak ban sepeda Tae Poong. Dia melubangi ban sepeda Tae Poong dengan cutternya.

Tiba2, seseorang menanyainya. Dia kaget dan langsung melemparkan cutternya.

“Apa yang kau lakukan di sana?”

Ba Da melihat siapa yang menanyainya. Anak laki2 seumuran Tae Poong. Dia terpesona melihat anak laki2 itu.

Tak lama, dia mendengar suara Tae Poong.

Tae Poong : Seharusnya aku bolos sekolah.

Ba Da meminta anak laki2 itu diam, lalu dia pergi bersembunyi.

Kamera menyorot nama di seragam anak laki2 itu.

Namanya Yoon San Deul.

Tae Poong melihat ban sepedanya rusak.

Lalu dia melihat tidak ada siapa-siapa di sana selain dia dan San Deul. Terlebih lagi, San Deul memegang cutter. Sontak lah Tae Poong langsung menuduh San Deul.

Ba Ram melihat itu dan bergegas lari ke Tae Poong, tapi dia sempat melihat cutter Ba Da di dekat sepeda Tae Poong.

Tae Poong : Si brengsek ini melubangi sepedaku.

San Deul : Itu bukan aku. Aku hanya duduk di sini.

Tae Poong : Lalu siapa itu? Kau akan melihat pelakunya jika hanya duduk disini.

Ba Ram pun sadar siapa pelakunya dan langsung minta maaf pada San Deul.

Tae Poong : Kenapa kau meminta maaf padanya?

Ba Ram : Kau salah. Itu Ba Da, Oppa.

Ba Ram melihat ke arah cutter Ba Da.

Tae Poong mengambil cutter Ba Da. Dia marah, astaga, Kang Ba Da.

Ba Da yang ngunpet dibalik pohon, langsung kabur.

Ba Ram minta maaf pada San Deul.

Tae Poong masih meneriaki Ba Da.

Tae Poong : Hei, Kang Ba Da. Berhenti di sana.

Ba Ram pergi dengan Tae Poong.

San Deul terdiam menatap kepergian Ba Ram.

San Deul : Kang Ba Ram? Namamu artinya angin. Namaku artinya lembut. Bersama, kita adalah angin yang lembut.

Dan San Deul tersenyum.

Baek San mengantarkan temennya keluar.

“Astaga. Il Seok akan senang melihatmu pada peringatan kematiannya.”

“Saat kau mengadakan upacara peringatannya, aku tidak melakukan apapun. Aku sangat malu pada diriku sendiri.”

“Jangan katakan hal seperti itu. Kau di sini sekarang. Il Seok akan sangat gembira. Kalau begitu sampai jumpa di rumahku malam ini.”

Temennya pergi. Baek San balik ke ruangannya. Dia pun kesal.

Baek San : Apa? Melakukan apa yang diinginkan Il Seok? Ini adalah perusahaanku. Il Seok sudah tidak punya apa-apa lagi di Byeolha-ri. Ini semua milikku!

Malamnya, Baek San dan ketiga anaknya sudah berdiri di pintu. Tak lama, temennya datang. Bersama San Deul.

Ternyata, temennya Baek San adalah ayahnya San Deul.

Tae Poong, Ba Ram dan Ba Da kaget melihat San Deul.

Mereka pun melakukan peringatan kematian, di malam ulang tahun Ba Ram dan Ba Da.

Pak Yoon menatap ke arah Ba Ram.

Setelah itu, mereka makan malam bersama. In Soon dibantu Soon Young menyajikan makanan untuk mereka.

Pak Yoon bilang, dia sangat senang Baek San menjadi tuan rumah, menyelenggarakan peringatan kematian Il Seok setiap tahun.

Baek San : Il Seok menjalani kehidupan yang sepi tanpa keluarga. Tentu saja, aku harus menjadi tuan rumah makan malam.

Soon Young : Kau pasti sangat dekat dengannya.

Pak Yoon : Il Seok, Baek San dan aku sangat dekat sejak di bangku sekolah menengah.

Nyonya Park menatap kesal Soon Young.

Dia menyuruh Soon Young ke dapur. Soon Young mengerti.

Pak Yoon : Aku mendengar tentang kecelakaan Il Seok ketika aku berada di AS. Istriku sakit jadi aku tidak bisa kembali ke Korea saat itu.

In Soon : Apakah dia baik-baik saja sekarang?

Pak Yoon : Dia meninggal satu tahun yang lalu.

In Soon : Oh maafkan . Aku seharusnya tidak bertanya.

Tapi San Deul terlihat sedih memikirkan ibunya.

Ba Ram menatap San Deul dengan wajah iba.

Ba Da senang melihat San Deul.

Baek San : Kita semua tetangga sekarang.

Baek San menyuruh In Soon bersikap baik kepada Pak Yoon dan San Deul.

In Soon mengerti.

Nyonya Park : Jadi apakah kau berencana untuk tinggal di sini untuk sementara?

Pak Yoon : Aku pikir kami akan berada di sini selama sekitar satu tahun.

Nyonya Park merasa gelisah mendengarnya.

Sekarang, Tae Poong, San Deul, Ba Ram dan Ba Da ada di lantai atas. Tae Poong menyalakan lilin di atas kue ulang tahun. San Deul bingung mereka akan melakukan apa.

Ba Ram memberitahu San Deul kalau itu hari ulang tahunnay dan Ba Da.

Tae Poong : Mari kita lewati lagunya. Apa keinginanmu?

Ba Ram dan Ba Da mulai memejamkan mata dan berdoa.

Tak lama, Ba Da membuka matanya dan dan main mata sama San Deul.

Ba Ram masih berdoa.

San Deul menatap Ba Ram.

Tae Poong mendengus kesal melihat Ba Da.

Ba Da protes, apa!

Tae Poong : Berhenti bercanda dan tiup lilinmu.

Ba Ram dan Ba Da meniup lilin.

San Deul mau tepuk tangan.

Tae Poong : Lewati tepuk tangan.

San Deul : Ulang tahun seharusnya bahagia. Mengapa kau merayakannya secara rahasia?

Ba Da : Mereka bilang itu nasib buruk untuk bermain-main pada peringatan kematian seseorang atau semacam itu. Mereka menempatkan peringatan kematian seseorang sebelum ulang tahun kami. Apakah itu masuk akal?

Tae Poong melemparkan hadiah ke pangkuan Ba Ram.

Tae Poong : Aku mengambilnya dalam perjalanan ke sini.

Ba Da : Apa? Mana hadiahku?

Tae Poong : Ini, kakiku. Kau perbaiki sepedaku dulu.

Ba Da mengambil hadiah Ba Ram, aku akan membukanya.

Ba Da membukanya. Hadiahnya kalung berbandul bintang. Ba Da menghina hadiah Tae Poong.

Ba Da : Astaga. Betapa kekanak-kanakan. Apa kau anak kecil? Kau tidak punya selera. Aku akan mematahkan kalung jelek ini.

Tae Poong langsung mengambil kalung itu dari tangan Ba Da dan melemparkannya ke pangkuan Ba Ram.

Tae Poong : Kau pikir kau punya sembilan nyawa atau sesuatu, bukan?

Ba Ram memuji hadiah Tae Poong.

Ba Ram : Bagaimana kau bisa memberiku ini?

Tae Poong : Aku baru saja mengambilnya di suatu tempat. Itu tampak seperti tanda lahirmu yang berbentuk bintang.

San Deul : Kau memiliki tanda lahir berbentuk bintang?

Ba Da dengan tidak sopannya menarik baju Ba Ram dan menunjukkan tanda lahir Ba Ram ke San Deul.

San Deul : Itu benar-benar berbentuk seperti bintang.

Ba Ram malu dan langsung membenarkan bajunya.

Para orang tua bicara di ruang makan.

Pak Yoon : Kau pasti tahu betul, Nyonya Park.

Nyonya Park : Tentang apa?

Pak Yoon : Aku ingin mendengar lebih banyak tentang apa yang terjadi sepuluh tahun yang lalu. Aku pikir itu Yoon Hee sedang hamil saat itu. Apakah bayinya juga mati?

Nyonya Park dan Baek San saling melirik.

In Soon yang bicara, aku melahirkan si kembar hari itu. Angin bertiup sangat kencang hari itu dalam perjalananku untuk melahirkan. Begitu aku melahirkan, hujan mulai mengguyur. Astaga. Itu pasti kenapa seluruh tubuhku sakit setiap kali hujan.

Nyonya Park mengalihkan perhatian Pak Yoon, dia menyuruh Pak Yoon makan.

In Soon sibuk cerita, kami sangat sibuk sampai hari berikutnya. Ya Tuhan. Rumah besar itu terbakar dalam semalam. Apinya sangat besar dan bahkan tubuh mereka berubah menjadi abu.

Pak Yoon : Tidak ada bukti yang ditemukan?

Baek San : Mereka menemukan beberapa sisa-sisa di kamar tidur. Mereka dimakamkan bersama, jadi bisa dibilang mayat-mayat itu diambil.

Pak Yoon : Apa itu berarti keduanya meninggal di dalam rumah?

Soon Young : Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dalam hidup. Mereka mati bersama di tengah malam. merasa sangat buruk bagi mereka.

In Soon : Syukurlah hari itu hujan. Jika tidak hujan, rumah kita juga pasti sudah… Aku bahkan tidak ingin memikirkannya.

Pak Yoon : Jadi hanya rumah Il Seok yang terbakar pada hari hujan, kan?

Mendengar itu, Nyonya Park gemetaran.

Pak Yoon melihat itu.

Nyonya Park bahkan menjatuhkan cangkirnya.

In Soon : Apakah kau baik-baik saja?

Nyonya Park : Aku baik-baik saja.

Pak Yoon menatap curiga mereka.

Bersambung ke part 2…

Rahmi Iza