Vengeance of the Bride Eps 18

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Vengeance of the bride Episode 18, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.baca episode sebelumnya disini

Sebelumnya…

Bong Pil memasang tanda ‘TUTUP’ di depan pintu restonya. Di dalam, Soon Young bicara sama Tae Poong.

Tae Poong : Apa? Keluargaku telah memerintahkannya untuk membunuh Ba Ram?

Soon Young : Ya. Jika Ba Ram tidak mati dalam kecelakaan mobil, baik dia dan aku akan dibunuh oleh Ma Dae Geun.

Tae Poong : Tapi kenapa? Mengapa mereka ingin Ba Ram dibunuh? Dan siapa yang memesannya?

Soon Young : Bagaimanapun, berpura-pura lah kalau kau dan aku tidak pernah bertemu hari ini. Pada hari orang itu mengetahui bahwa aku masih hidup, dia akan mengejarku lagi.

Tae Poong : Noona, maaf. Karena keluargaku, kau….

Tae Poong merasa bersalah.

Tae Poong : Ngomong-ngomong, apakah benar Ba Ram meninggal dalam kecelakaan mobil?

Soon Young : Bukankah aku bilang begitu?

Tae Poong : Tapi kenapa kau tidak melihat bahkan sedikit sedih tentang hal itu?

Soon Young : Itu sudah terjadi bertahun-tahun yang lalu. Aku sudah menerima kematiannya.

Tae Poong : AKU! Tidak peduli berapa lama, memikirkannya masih menghancurkan hatiku. Hanya berbicara tentang Ba Ram membuatku hancur berkeping-keping.

Soon Young : Astaga, aku akan gila di sini.

Tae Poong : Apakah kau menyembunyikan sesuatu dariku? Apakah kau berbohong padaku? Mengapa? Karena aku bagian dari keluarga itu?

Soon Young : Astaga. Aku tidak punya apa apa untuk dikatakan lagi. Kau harus pergi sekarang.

Soon Young mau pergi, tapi Tae Poong menahannya.

Tae Poong : Noona, mari bicara sedikit lebih lama.

Bong Pil menyingkirkan tangan Tae Poong dari Soon Young.

Bong Pil : Apa yang kau lakukan pada Soon Young-ku?

Tae Poong : Noona, jawab aku! Apakah Ba Ram masih hidup?

Soon Young masuk ke dalam.

Bong Pil pun menahan Tae Poong agar tidak mengejar Soon Young.

Tae Poong ke rumah San Deul.

San Deul sendiri keluar dari dapurnya membawa minuman. Handuk kecil masih menggantung di lehernya. Dia baru selesai mandi.

Napas Tae Poong terdengar memburu.

Tae Poong : Tolong carikan seseorang untukku.

San Deul : Apa yang terjadi? Ada apa?

Tae Poong : Ma Dae Geun. Dia adalah seorang detektif di Byeolha-ri. Bukankah kau membangun banyak koneksi? Dengan bantuan mereka, kau dapat menemukannya. Benar?

San Deul : Kenapa kau tiba-tiba mencarinya?

Tae Poong : Aku bertemu Soon Young.

San Deul kaget, apa? Siapa?

Tae Poong : Ingat Soon Young? Wanita yang mengambil Ba Ram.

San Deul : Bagaimana kau bertemu dengannya?

Tae Poong : Soon Young masih hidup. Soon Young, yang kami pikir sudah mati, ternyata masih hidup. Mungkin Ba Ram… Dia mungkin juga.

Tae Poong kesulitan bernapas.

San Deul khawatir, kumpulkan napasmu terlebih dahulu. Duduk.

San Deul pun memberikan minumnya pada Tae Poong.

Tae Poong : Ma Dae Geun. Pria itu telah mencoba membunuh Soon Young. Dari apa yang dia katakan padaku, target utamanya adalah Ba Ram. Tapi inilah yang lebih mengejutkanku. Yang menyuruhnya adalah salah satu anggota keluargaku. Bagaimana mereka bisa melakukan hal seperti itu? Soon Young memberitahuku bahwa Ba Ram telah meninggal dalam kecelakaan mobil. Ada yang aneh dengannya. Ekspresinya tampak seperti menyembunyikan sesuatu. Ada kemungkinan bahwa Ba Ram masih hidup.

San Deul : Kau harus berpikir lebih rasional.

Tae Poong : Itu sebabnya aku memintamu untuk menemukan pria itu! Ma Dae Geun! Temukan saja dia untukku. Aku akan mengurus sisanya. Saat aku menemukan siapa yang ingin membunuh Ba Ram, aku akan membuat mereka membayar untuk itu, terlepas dari siapa itu. Aku akan menemukan Ba ​​Ram bagaimanapun caranya.

San Deul terdiam mendengarnya.

Soon Young di tempatnya Seo Yeon sekarang.

Dal Hee marah mendengar cerita tentang masa kecil Seo Yeon.

Dal Hee : Orang-orang yang telah membesarkanmu. Apakah mereka bahkan manusia? Aku tidak percaya mereka mencoba membunuh anak kecil seperti itu.

Seo Yeon : Bagaimana tanggapan Tae Poong? Itu pasti kejutan yang hebat.

Soon Young : Tidak perlu bertanya. Dia hilang kendali. Dalam ketakutan bahwa kata-kata mungkin sampai ke keluarganya, akumengatakan kepadanya bahwa kau telah meninggal dalam kecelakaan mobil.

Seo Yeon : Bagus, Soon Young. Aku merasa tidak enak untuk Tae Poong, tetapi kita tidak punya pilihan sekarang.

Soon oung : Tapi aku ragu Tae Poong akan diam dan tidak melakukan apa-apa. Dia percaya kau masih hidup. Dia pasti akan bertanya-tanya.

Nyonya Park berkeliaran di toko sepatu S. Griup. Tak lama kemudian, Seketaris Oh menghampirinya.

Seketaris Oh : Apakah kau mencari sesuatu yang khusus?

Nyonya Park : Tidak. Kau lihat,aku di sini bukan untuk membeli apapun. Aku datang untuk menemui pemilik tempat ini.

Seketaris Oh : Pimpinan belum datang. Kau sudah membuat janji dengannya?

Nyonya Park : Tidak.

Seketaris Oh : Aku khawatir kau tidak bisa bertemu dengannya tanpa janji.

Nyonya Park : Aku mengerti. Kalau begitu, selamat tinggal.

Nyonya Park beranjak pergi, tapi dia tidak benar-benar pergi. Dia memutuskan menunggu Mo Yeon di lobby. Dia yakin jika dia menunggu di sana, dia akan bertemu dengan Mo Yeon yang kata Baek San sangat mirip dengan Yoon Hee.

Tak lama, Mo Yeon datang. Mo Yeon melangkah menuju lift. Nyonya Park kaget melihat Mo Yeon.

Nyonya Park : Seo Samonim…

Mo Yeon pun menatap Nyonya Park.

Nyonya Park yang ketakutan, buru-buru pergi.

Seo Yeon di ruangan San Deul. San Deul berusaha menghubungi Tae Poong, tapi tidak dijawab.

Seo Yeon : Apakah dia tidak mengangkat?

San Deul : Tidak. Berandal itu. Ke mana dia pergi tanpa melaporkan ketidakhadirannya?

Seo Yeon : Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika dia pergi ke Soon Young. Dia tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan padanya.

San Deul : Aku tidak berpikir itu akan membuatnya menyerah. Bukankah kita setidaknya harus memberitahu Tae Poong?

Seo Yeon : Dengan kepribadiannya, dia akan melampiaskan amarahnya pada keluarganya. Dengan tidak ada yang terungkap, aku tidak dapat mengungkapkan identitasku.

Tae Poong sendiri menemui Dae Geun.

Tae Poong : Apa kau Ma Dae Geun?

Dae Geun mengira Tae Poong penagih hutang.

Dae Geun : Aku sudah membayar kembali taruhan judi terakhir kali.

Tae Poong : Berjudi? Seorang penjudi, bukan? Maka kau pasti Ma Dae Geun. Kau mungkin telah membayar kembali semua hutang judimu, tapi tidak untuk nyawa adikku Ba Ram dan Soon Young.

Dae Geun : Adikmu Ba Ram? Apa kau putra Pimpinan Kang Baek San?

Tae Poong : Jika kau mengenali aku, jawab aku segera. Siapa itu? Siapa yang memerintahkanmu untuk membunuh Ba Ram?

Dae Geun : Kau masih menyemburkan omong kosong seperti yang selalu kau lakukan. Kau masih belum sembuh, kan?

Dae Geun masuk ke kantornya.

Tae Poong menarik kerah Dae Geun.

Tae Poong : Katakan padaku langsung. Siapa yang memerintahkanmu untuk membunuh Ba Ram?

Dae Geun : Lihat temperamenmu. Kau merusak citra Pimpinan. Dengar, bajingan! Ayahmu dan aku praktis bersaudara. Beraninya kau berbicara kasar dan mencengkeram kerahku?

Tae Poong : Bukankah seharusnya kau tahu sejak aku mengikuti ayahku? Aku tidak punya belas kasihan, sama seperti dia. Adikku Ba Ram. Katakan padaku siapa yang ingin membunuh Ba Ram dan mengapa.

Dae Geun : Di mana kau pikir kau berbicara omong kosong seperti itu? Dari siapa dan hal-hal konyol macam apa yang kau dengar?

Tae Poong : Jawab saja pertanyaanku. Siapa itu? Dari siapa pesanannya?

Dae Geun : Haruskah kau benar-benar berbicara seperti itu ke detektif yang mencoba menemukan adikmu? Dimana sopan santunmu? Dia meninggal dalam kecelakaan mobil, jadi berhentilah bertanya padaku.

Tae Poong : Berhenti berbohong. Ba Ram tidak mati. Tidak, dia tidak.

Dae Geun : Jika dia tidak mati, di mana dia sekarang? Kau ada di sana ketika aku membuat laporan hari itu. Sudah kubilang dia dan Soon Young tewas dalam kecelakaan mobil.

Tae Poong : Katakan padaku yang sebenarnya. Siapa yang menyuruhmu membunuh mereka?

Tae Poong pun mendorong Dae Geun, hingga tubuh Dae Geun membentur dinding.

Lalu Tae Poong melihat buku yang bernama ‘Client Kang Baek San’ di atas meja.

Dia pun memeriksanya. Di sana tertulis, ’15 November, Manajer Pabrik Kim In Chul, 10.000 dolar. 15 November, Manajer Pabrik Lee Chan Soo, 20.000 dolar sebagai biaya konstruksi’.

Dae Geun merebut bukunya.

Dae Geun : Aku pikir hari ini bukan hariku, tapi aku salah. Masuk tanpa izin dan penyerangan akan membuatku mendapatkan beberapa dolar sebagai uang penyelesaian.

Tae Poong : Aku akan menempatkanmu di balik jeruji tidak peduli apa.

Dae Geun : Apa aku masuk penjara atau salah satu anggota keluargamu yang melakukannya, kita akan mengetahuinya nanti.

Tae Poong : Aku tidak peduli siapa itu. Ini akhir dari dirimu sekarang.

Tae Poong pergi. Dae Geun kesal.

Nyonya Hyunsin lagi berkumpul dengan temennya.

“Aku mendengar kau mendapatkan pesanan konstruksi lain.”

“Kata-kata berjalan sangat cepat. Astaga, itu bukan masalah besar.”

In Soon datang.

“Betulkah? Urutan konstruksi? Apa kau yakin? Bukankah dia terkenal sebagai pembohong kompulsif?” ucap In Soon.

Nyonya Hyunsin marah, permisi? Pembohong kompulsif? Apa kau sudah gila?

In Soon : Kenapa? Kau merasa bersalah karena memberitahuku bahwa suamiku berselingkuh?

Nyonya Hyunsin : Apakah itu yang dikatakan Pimpinan Kang kepadamu? Bahwa aku pembohong kompulsif? Aku tahu kau bodoh, tapi tidak kusangka kau sebodoh ini Nyonya Nam.

In Soon : Apa? Bodoh? Katakan sekali lagi. Apakah kau baru saja mengatakan aku bodoh?

Nyonya Hyunsin : Itu benar, kau wanita bodoh. Kau seharusnya berterima kasih kepadaku? Bagaimana kau bisa mempercayai suamimu dan kembali menyerangku?

In Soon menjambak rambut Nyonya Hyunsin.

Nyonya Hyunsin : Apa yang kau lakukan? Tolong hentikan.

In Soon : Kau terus berbohong. Baik. Aku akan sampai ke dasar hari ini.

Nyonya Hyunsin : Baik. Itu juga yang aku inginkan. Beritahu Pimpinan Kang dan nyonya itu untuk datang ke sini juga. Mari kita sampai ke dasar ini!

In Soon terdiam.

Nyonya Hyunsin, kenapa? Apakah kau takut dengan konfrontasi tiga arah? Mari kita lihat dengan pasti apakah aku pembohong kompulsif atau tidak.

In Soon : Apa? Jadi kau bukan pembohong kompulsif? Apakah dia sebenarnya berselingkuh?

In Soon teriak dan menjambak temen Nyonya Hyunsin juga.

Sekarang, mereka bertiga sedang melihat foto-foto Baek San dan Mo Yeon di ponselnya Nyonya Hyunsin.

“Apakah itu dia?” tanya temennya Nyonya Hyunsin.

“Aku tidak yakin karena bunga itu sedang menutupi wajahnya, tapi siluetnya mirip.” jawab Nyonya Hyunsin.

“Aku belum pernah melihat Pimpan Kang tersenyum seperti itu.”

“Aku sudah bilang. Dia juga tersenyum seperti itu di kafe.”

“Wajah itu penuh dengan kebahagiaan murni. Jatuh cinta. Itu tertulis di seluruh wajahnya.”

Mendengar celotehan kedua nyonya itu, In Soon marah.

Dia menggebrak meja dan berteriak. Kedua nyonya jadi takut.

In Soon pulang. Nyonya Park tengah duduk di depan televisi.

In Soon : Itu benar. Putramu yang berharga berselingkuh. Apakah aku yang masih buruk disini? Kenapa kau tidak pernah memberitahu anakmu bahwa dia melakukan sesuatu yang salah?

Nyonya Park tidak merespon. Dia masih syok karena melihat Mo Yeon tadi.

In Soon mendekati Nyonya Park.

In Soon : Ada apa? Apa yang salah?

Nyonya Park : Lupakan. Aku tidak punya kekuatan untuk berdebat.

In Soon : Mengapa? Apakah ada yang salah?

Nyonya Park : Apa yang harus aku lakukan?

In Soon : Bukankah kau pergi ke peramal hari ini? Apa yang mereka katakan untuk membuatmu seperti ini?

Nyonya Park : Badai wanita. Badai darah. Itulah yang mereka katakan terakhir kali.

In Soon : Apa yang mereka katakan hari ini?

Nyonya Park : Astaga. Apa yang harus aku lakukan dengan semua ini? Ya ampun. Oh, roh. Aku minta maaf. Mohon maafkan aku.

Tae Poong menunggu di resto Bong Pil.

Soon Young : Berapa lama kau akan tinggal di sini seperti itu? Kami memiliki bisnis untuk dijalankan, kau tahu.

Tae Poong mengeluarkan uangnya dan menaruh uang serta dompetnya di meja.

Bong Pil mau ngambil, tapi keburu diambil duluan sama Soon Young. Soon Young mengembalikan uang Tae Poong.

Soon Young : Aku tidak membutuhkan semua ini. Tinggalkan saja. Pergi.

Tae Poong : Aku tidak bisa pergi sampai kau memberi tahuku tentang Ba Ram.

Soon Young : Aku katakan bahwa Ba Ram meninggal!

Tae Poong : Kapan? Di mana? Bagaimana dia mati? Di mana dia dimakamkan?

Soon Young : Permasalahannya adalah…

Tae Poong : Kau tidak bisa menjawab. Ba Ram tidak mati, aku benar, bukan? Ba Ram masih hidup. Benar, Soon Young?

Ba Ram datang.

Mendengar suara Tae Poong dia langsung sembunyi.

Soon Young menyeret Tae Poong keluar.

Tae Poong memohon pada Soon Young agar diizinkan melihat Ba Ram sekali saja.

Tae Poong : Tolong biarkan aku melihatnya sekali.

Soon Young : Mengapa kau melakukan ini? Aku katakan bahwa Ba Ram sudah mati!

Tae Poong : Aku harus mengatakan padanya bahwa aku minta maaf. Aku harus mengatakan itu padanya, setidaknya! Tolong biarkan aku melihat Ba Ram sekali. Ba Ram sangat mencintai keluarga kami, dan mereka mencoba membunuhnya. Dia pasti sangat ketakutan. Setidaknya aku harus meminta maaf karena tidak bisa melindunginya dan untuk mengirimnya pergi seperti itu.

Mendengar itu, Ba Ram nangis.

Ba Ram lalu meraih ponselnya. Dia menghubungi San Deul.

Baek San di kamar. Dia baru saja pulang. Tiba-tiba, In Soon masuk dan langsung menarik dasinya.

Baek San : Astaga. Minta maaf selagi aku memberimu kesempatan.

Baek San menghempaskan tangan In Soon.

In Soon : Aku tahu pasti bahwa kau berselingkuh.

Baek San : Kau wanita gila.

In Soon : Istri dari CEO Hyunsin Construction mungkin kasar, tapi dia juga cerdas. Mitra bisnis, katamu? Astaga. Berhentilah dengan kebohongan yang berlebihan.

Baek San : Astaga. Pikirkan apa pun yang kau inginkan.

In Soon : Tunggu saja sampai aku menangkapnya. Aku akan menceritakan segalanya tentang masa lalumu. Apakah kau pikir dia akan tinggal bersamamu setelah mengetahui masa lalumu? Hanya aku yang bisa menangani hal semacam itu. Juga, jika ibumu menderita demensia, tidak akan ada harapan untukmu.

Baek San : Apa yang kau bicarakan? Ibu menderita demensia?

In Soon : Pergi melihat sendiri, jika kau penasaran. Aku yakin dia masih berdoa kepada beberapa roh. Aku yakin itu demensia.

Di kamarnya, Nyonya Park masih berdoa.

Baek San masuk. Ibu, apakah kau merasa tidak sehat?

Nyonya Park : Astaga. Aku pikir aku dihantui oleh hantu. Sebelumnya hari ini, aku pergi ke tempat di mana kau mengatakan wanita itu. Kau benar. CEO wanita di sana tampak seperti Nyonya Seo. Tidak. Dia pasti Nyonya Seo.

Baek San : Ibu juga berpikir begitu?

Nyonya Park : Astaga. aku menghabiskan bertahun-tahun bekerja untuk Nyonya Seo. Ini pasti Nyonya Seo. Aku yakin. Astaga, aku khawatir bahwa alam semesta mencoba menghukum kita.

Baek San : Menghukum kita? Jangan berkata seperti itu, Ibu.

Nyonya Park : Jika kita tidak dihukum, bagaimana lagi kita bisa menjelaskan ini? Aku yakin hantunya sedang mencoba untuk memakan kita berdua.

Baek San : Astaga. Ibu.

Nyonya Park : Benar. Apa yang harus kita lakukan tentang pernikahan Tae Poong? Jika In Soon mengetahuinya, pasti akan ada badai berdarah di rumah ini. Kita harus segera memutuskan pernikahan Tae Poong.

Tae Poong minum-minum di resto Dae Bak, ditemani San Deul.

Dia marah, jadi siapa sebenarnya itu? Siapa itu?

San Deul : Berhenti minum.

Tae Poong pun teringat saat Dae Geun datang ke rumahnya, memberitahu bahwa Ba Ram dan Soon Young meninggal dalam kecelakaan mobil.

In Soon dan Nyonya Park saling menyalahkan.

Tae Poong mencoba memikirkan siapa diantara Baek San, Nyonya Park dan In Soon yang berusaha membunuh Ba Ram.

Besoknya, Ba Da dan dua staf nya keluar dari ruangam mereka.

Ba Da : Kalian punya semua bahan untuk rapat, kan?

Wie Dae : Ya, Manajer Kang.

Tae Poong datang.

Ba Da : Apakah kau pikir ini adalah taman bermain atau sesuatu? Kau hanya datang dan pergi sesukamu. Silakan berusaha. Tidak akan menyenangkan untuk mengalahkanmu di pameran riasan warna dengan mudah.

Ba Da dan Young Ji pergi.

Wie Dae memberitahu Tae Poong kalau Seo Yeon pergi ke pabrik lebih awal.

Tae Poong : Ke pabrik?

Wie Dae : Dia juga melakukan banyak hal sendiri kemarin. Jika kau memiliki akal sehat, kau harus pergi ke sana sekarang.

Sekarang, Tae Poong sudah di pabrik, menyusul Seo Yeon. Seo Yeon sendiri lagi bersama manajer pabrik.

Tae Poong : Astaga. Apakah kita benar-benar sebuah tim? Bagaimana kau sebagai manajer senior, datang ke pabrik sendirian tanpa mengucapkan sepatah kata pun?

Seo Yeon : Kaulah yang tidak datang bekerja.

Manajer pabrik : Bukankah aku melihatmu di depan rumah Ketua Kang?

Seo Yeon : Apakah kalian berdua saling mengenal?

Manajer pabrik : Oh, hal-hal ternyata seperti itu entah bagaimana.

Tae Poong : Namun, kalian berdua tampak lebih dekat.

Seo Yeon : Dia membuat produk Goeun untukku bahkan sebelum aku mulai bekerja di Le Blanc.

Manajer pabrik : Tepatnya, kita sudah saling kenal sejak kau masih kuliah. Kau bekerja sangat keras untuk membuat produk kecantikan alami, bahkan saat kau memiliki beberapa pekerjaan paruh waktu. Dia akan datang mengetuk pintuku bahkan di tengah malam atau sebelum fajar. Aku tidak bisa tidak memproduksi produknya.

Sekarang, Tae Poong dan Seo Yeon di perjalanan.

Tae Poong : Hari ini adalah hari yang berbuah. Sekarang aku tahu betapa tangguhnya kamu.

Seo Yeon : Anggap saja aku berkemauan keras. Kau melewatkan pekerjaan tanpa pemberitahuan kemarin dan semua yang harus kau katakan hari ini adalah bahwa kau tidak akan bekerja keras?

Telepon Tae Poong berbunyi, dia terkejut itu telepon dari detektif.

Detektif : Aku menemukan adikmu yang hilang. Mereka bilang namanya Kang Ba Ram.

Tae Pong : Dimana dia? Aku akan segera ke sana.

Detektif : Akan kukirimkan alamatnya.

Tae Poong pun langsung menepikan mobilnya.

Tae Poong : Silakan kembali ke kantor sendiri.

Seo Yeon terkejut.

“Kang Ba Ram ada di sini. Mengapa kau mencariku? Jangan lakukan itu, tolong.” ucap Seo Yeon dalam hati.

“Kau dapat mengambil taksi kembali, kan?” tanya Tae Poong.

Seo Yeon langsung mencegah Tae Poong pergi.

Seo Yeon : Tuan Kang. Apakah kau lupa bahwa kau sedang bekerja sekarang? Kau sudah melewatkan pekerjaan tanpa pemberitahuan. Sekarang kau akan pergi di tengah hari?

Tae Poong : Aku akan menulis surat penjelasan atau memotong gaji. Keluar saja dari mobil.

Seo Yeon : Kau menghalangi pekerjaan kami, baik kemarin maupun hari ini. Sebagai manajer seniormu, aku tidak bisa membiarkanmu. Silakan langsung ke kantor.

Tae Poong : Kalau begitu kau bisa ikut denganku.

Mereka tiba di kafe. Tae Poong langsung lari ke dalam. Dia melihat detektif sewaannya bersama seorang gadis muda.

Seo Yeon masuk dan melihat mereka dari jauh.

Detektif : Dia cocok dengan semua deskripsimu.

Tae Poong : Apakah kau benar-benar… Kang Ba Ram?

Ba Ram : Aku kehilangan ingatan masa kecilku setelah kecelakaan itu, tapi aku ingat namaku Kang Ba Ram.

Detektif : Dia pingsan di dekat motel. Dia hanya hidup karena seorang pejalan kaki memperhatikannya. Dia kehilangan ingatannya karena shock. Dia hanya baru-baru ini mengingat nama dan usianya. Kita harus melakukan tes DNA untuk memastikannya.

Tae Poong : Aku minta maaf, tapi bisakah aku memeriksa satu hal lagi?

Ba Ram : Kau sedang berbicara tentang tanda lahir, kan?

Tae Poong : Ya. Aku tahu itu tidak sopan bagiku.

Ba Ram : Tidak masalah.

Ba Ram menarik lengan baju kirinya.

Tae Poong tertawa kesal, hentikan. Kau bukan adik perempuanku.

Detektif : Apa?

Tae Poong : Tanda lahir adik perempuanku tidak ada di bahu kirinya. Itu di sebelah kanannya. Aku kira aku tidak menyebutkan itu. Jika kau benar-benar mencari keluargamu, aku minta maaf. Namun, jika kau mencoba menipuku, kau harus merasa menyesal. Memainkan emosi orang adalah tingkat dosa yang paling rendah.

Tae Poong lantas beranjak keluar.

Seo Yeon mengikutinya. Dia melihat Tae Poong menangis.

Seo Yeon : Berhentilah mencari adik perempuanmu.

Tae Poong : Ini bukan urusanmu.

Seo Yeon : Apakah kau masih tidak mengerti? Jika dia masih belum menghubungimu, itu berarti dia sudah mati atau bahwa dia membuang keluarganya.

Tae Poong : Jangan katakan hal seperti itu! Kau tahu apa? Dia bukan orang seperti itu, jadi tolong berhenti.

Tae Poong jatuh terduduk. Seo Yeon khawatir.

Tae Poong : Aku selalu membenci keluargaku. Mereka selalu bertengkar dan saling menjatuhkan. Mereka begitu penuh dengan keserakahan bahwa mereka menginjak-injak orang lain. Aku selalu merasa malu dan tercekik di rumahku. Alasannya aku bisa hidup terus…

Tae Poong melihat tangannya, adalah mengetahui bahwa aku memiliki darah kotor keluargaku di dalam diriku dan adikku, Ba Ram, juga memilikinya. Aku bisa bernafas di rumah yang menyedihkan itu karena Ba Ram. Darahku tidak semuanya kotor. Aku juga berbagi darah yang sama dengan Ba ​​Ram. Dia sangat menghiburku. Aku tidak pernah sekali mengatakan terima kasih atau maaf kepadanya.

Mendengar itu, Seo Yeon nangis.

Mendengar tangis Seo Yeon, Tae Poong heran.

Tae Poong : Siapa kau?

Seo Yeon terkejut dengan pertanyaan Tae Poong. Mereka saling bertatapan.

Bersambung…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
Read More

Eve Ep 4

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Eve Episode 4, Cara menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Lihat episode sebelumnya…