Tentangsinopsis.com – Sinopsis Ustadz Milenial Episode 5, Lihat daftar lengkapnya yuk di tulisan yang ini. Sekalian Kalian bisa juga tahu tentang cerita Episode Sebelumnya ada di sini.
Dimulai lagi dari flashback masa kecil Ahmad, Timbo, dan Ibrahim. Saat itu Ahmad dan Timbo lagi main catur berdua dan Bahim yang menonton. Timbo berhasil skakmat Ahmad yang menandakan kekalahan Ahmad. Bohim ikut tertawa dan Ahmad kecil menanyakan ke Bohim, bahwa sebenarnya Dia di pihak siapa.
Kembali ke Ahmad, Timbo, dan Ibrahim dewasa. Mereka yang ada di kantor workshop selesai berdiskusi dan pulang bersama. Ketika pulang, Bu Maemunah menanyakan ke Ahmad dari mana saja. Karena tak biasanya Ahmad pulang larut malam. Ahmad menjawabnya kalau Dia baru saja dari workshop bersama Bohim dan Timbo.
Bu Maemunah nampak kurang suka ketika Ahmad melontarkan nama Timbo. Dia juga mengingatkan Ahmad, meski workshop sekarang di kelola oleh Ahmad dan Ibrahim, tetapi setiap keputusan, mereka harus memberitahu orang tua mereka (Bu Maemunah dan Pak Lukman) terlebih dahulu.
Malam harinya di tempat tidur, Ahmad nampak gelisah. Dia kemudian membuka album foto lama ketika bersama Timbo dan Ibrahim.
Sama seperti Bu Maemunah, ketika Ibrahim mengatakan kepada Ayahnya Pak Lukman tentang pertemuannya dengan Timbo. Pak Lukman tidak menyukainya. Ibrahim mengatakan kepada ayahnya bahwa urusan workshop Baim dan Ahmad yang akan mencari solusinya. Dia menyuruh ayahnya percaya padanya dan tidak memikirkan hal yang aneh-aneh.
Pagi hari, Aisyah nampak kurang bersemangat. Dia lagi melihat postingan tentang mangut lele yang Ia coba jual secara online tetapi tak ada yang beli sama sekali. Ai ingin sekali membantu dan meringankan beban mas Ahmad. Namun Bu Maemunah mencoba menguatkan Ai.
Tak lama kemudian Ahmad keluar. Dia nampak memakai baju bekas Almarhum ayahnya utnuk olahraga. Mereka berdua terkejut karena ini baru pertama kali Ahmad memakai pakaiannya Bapak. Ai kemudian ingin memotret kakaknya. Tetapi Ahmad terlihat kaki dan Aisyah pun membantu Ahmad berpose. Saat Ahmad pergi, Ai mendapat orderan dan Dia sangat senang sekali. Dia mengajak ibunya masak.
Ahmad, Baim, dan Timbo olahraga bermain basket. Saat itu Timbo juga membicarakan tentang bisnis bahwa Ayahnya pernah berpesan padanya bahwa setiap usaha harus adil dan saling menguntungkan. Baim nampak memotong pembicaraan dan Dia penasaran tentang masalah orang tua mereka dulu.
Mereka memiliki visi misi yang sama tetapi Paklek Tagor pergi. Ahmad pun penasaran dan menanyakan hal ini ke Timbo. Timbo pun tak menjawab pertanyaan mereka dan mengalihkan pembicaraan tentang keseriusan Dia bergabung dalam bisnis workshop. Dia juga menanyakan ini ke Timbo dan Baim.
Baim menjawabnya kalau Dia menghargai tawaran Timbo karena mau membantu mereka. Namun mereka masih butuh waktu untuk berfikir. Mereka pun lalu melanjutkan main basket lagi.
Ai bersama Kiya datang ke rumah Timbo membawa beberapa mangut lele. Mereka pun makan bersama. Sebelum itu, Kiya segera pergi untuk ambil dan menyiapkan piring. Kiya melihat kotak seperti tempat kotak kue di depan kantor waktu itu. Dia menyadari kalau yang memberi kue waktu itu adalah Timbo.
Timbo datang dan membantu Kiya mengambil piring. Di meja makan mereka makan bersama. Kiya nampak perhatian ke Ahmad dan Dia mengambilkan nasi untuk mas Ahmad. Timbo nampak cemburu melihatnya. Tetapi Dia akhirnya mengambil sendiri.
Saat Ahmad akan memberikan ekor lele kepada Kiya, Timbo memberikannya terlebih dahulu. Saat itu Ahmad juga nampak tertegun. Dia akhirnya memberikan ekor lelenya pada adiknya Aisyah. Mereka pun makan bersama dengan lahap.
Ketika Ahmad selesai membicarakan bisnis dengan Pak Daru, tiba-tiba Dia dikejutkan oleh Susan yang datang ke workshopnya. Dia ada janji temu sama Aisyah. Susan berfikir kalau Ai ada di tempatnya mas Ahmad. Tetapi Ahmad menjawab kalau pagi tadi, Ai mengatakan padanya bahwa Dia ada kelas pengganti.
Ai tak bilang sama Susan. Kini Susan ada janji bertemu para ibu-ibu PKK di kedai Coffee Shop dengan workshop. Susan pun meminta Ahmad menemaninya. Dia akhirnya menemani Susan pergi.
Saat di luar menaiki motor, mereka berdua berpapasan dengan Kiya. Saat itu Kiya nampak cemburu. Apalagi ketika Ahmad mengerem mendadak dan spontan Susan memeluk Ahmad. Kiya pun semakin cemburu dan menahannya. Suasana pun terlihat sedih.
Ahmad dan Susan tiba di kedai kopi itu. Setelah memesan minuman, Ahmad menanyakan password wifi kopi tersebut. Pelayan tersebut menjawabnya “kalausayangbilangmas”. Ahmad seketika terkejut kenapa malah membahas sayang. Susan kemudian menjelaskan ke Ahmad bahwa password adalah itu. (kocak banget si Ahmad)
Akhirnya Ahmad dan Susan canggung dan senyum-senyum sendiri. Ahmad mencoba mengalihkan pembicaraan dan membahas hal lain seperti tujuan Susan bertemu ibu-ibu PKK. Susan menjawab kalau hal tersebut adalah tugas yang sedang Dia kerjakan bersama Aisyah. Mereka ingin para Ibu PKK ini bisa menempatkan sistem bagi hasil di koperasi mereka.
Karena peran mereka di masyarakat sangat penting. Tak lama setelah itu para ibu PKK datang dan Susan berdiskusi dengan mereka. Ahmad yang terdiam menunggu. Terlihat lirikan Ahmad yang tak berhenti. Dia kemudian ke pelayan dan memesan sesuatu.
Setelah selesai, Ibu-ibu PKK itu sangat takjub dan kagum terhadap Ahmad yang tampan. Dia sabar dan mau menunggu Susan. Dia menyuruh Susan untuk tidak melepaskan pria seperti Dia yang sangat langka.
Susan kemudian bersama ibu-ibu foto bareng dan Ahmad berdiri di belakang. Setelah ibu-ibu itu pergi. Pelayan mengantar pesanan nasi goreng. Ternyata Ahmad tadi memesankan itu untuk Susan. Karena Dia khawatir jika nanti Susan lapar.
Di kantor, Kiya nampak kesal dan membuang beberapa dokumen kertas ke meja Ahmad. Timbo datang dan menanyakan keadaan Kiya. Dengan sigap, Kiya mengalihkannya bahwa Dia sedang membuang data tahun lalu yang sudah tak terpakai. Timbo mengajak Kiya makan, tetapi Kiya menolaknya.
Tak lama kemudian, Ahmad dan Susan datang. Timbo lalu mengajak mereka untuk makan bareng juga. Tetapi Ahmad menjawab kalau Dia sudah makan sama Susan. Kiya nampak cemburu banget. Karena Ai sudah pulang, Susan pamit ke Ahmad dan akan balik duluan menemui Ai. Ahmad pun mengantar Susan ke depan.
Kiya yang masih marah melempar dokumen itu ke meja Ahmad. Dia akhirnya menerima tawaran Timbo untuk makan bareng.
Malam Hari, tiba-tiba Susan mengikuti instagram Ahmad. Dia akhirnya membuka media sosial milik Susan dan mengikuti balik. Bahkan Ahmad stalking beberapa foto-foto Susan dan like (menyukai) salah satunya sambil tersenyum.
Di sisi lain, Kiya nampak kesal ketika mengetahui kalau Ahmad dan Susan sudah saling follow. Dia bahkan melihat foto Ahmad di akun milik Susan. Dia kesal terhadap itu dan melempar ponselnya.
Ahmad bertemu Baim berdua. Dia membahas tentang penawaran dari Timbo, apakah mereka perlu minta izin kepada orang tua mereka atau tidak. Sementara itu Baim juga mau cerita ke Ahmad kalau Bapaknya tahu bahwa mereka akan bekerja sama dengan Timbo. Setiap Baim pulang rumah, sikap Pak Lukman sangat aneh.
Bahkan menurut Baim, Bapaknya seperti tak menganggap dirinya sebagai putranya sendiri. Menjawab pertanyaan Ahmad sebelumnya, menurut Baim meminta saran terhadap orang tua boleh, tetapi keputusan tetap ditangan mereka berdua. Ahmad semakin penasaran apa yang sebenarnya membuat orang tua mereka pecah kongsi dengan Pak Tagor, ayahnya Timbo.
Ahmad kemudian ingin sholat istikharah. Dia ingin meminta petunjuk dari Allah. Baim terlihat kesal karena menurut dia Timbo sudah jelas-jelas petunjuk dari Allah. Ahmad menyuruh Baim untuk sholat istikharah meminta petunjuk kepada-Nya supaya pilihan mereka tidak mereka sesali di kemudian hari.
Ketika di ruang santai, Baim, Pak Lukman, dan Kiya sedang bersama. Tiba-tiba Kiya menanyakan tentang kerja sama mas Timbo dengan mereka berdua. Seketika itu, Ayahnya nampak melihat mereka.
Baim mencoba menahan emosi gegara ucapan Kiya yang kurang peka. Dia menyuruh Kiya berhenti bicara dan mengatakan kalau masalah Workshop adalah urusan Dia dengan Ahmad. Dia menyuruh Kiya berhenti bicara. Baim semakin canggung terhadap ayahnya ketika Kiya menyuruh Baim mengantar ayahnya ke kamar.
Keesokan hari, Timbo datang ke rumah Kiya sambil membawa hadiah. Saat itu Pak Lukman ada di depan rumah dan menyambut dingin Timbo. Kiya pun keluar dan mengajak Timbo masuk. Pak Lukman sudah mengasih tahu bahwa Dia tidak ingin bertemu Timbo, lagi-lagi Kiya kurang peka akan hal ini. Dia membiarkan ayahnya berdua dengan Timbo. Sedangkan Kiya membuat minuman untuk mereka.
Pak Lukman dan Timbo sama-sama saling terdiam. Timbo membawakan Brownis untuk Kiya, Ibrahim dan bapak. Timbo juga mengajak Kiya pergi ke workshop bersama.
Saat Kiya balik ambil tas. Timbo mengatakan ke Pak Lukman kalau ayahnya minta maaf pada Dia. Pak Lukman nampak marah terhadap Timbo. Dengan bahasa tangannya (karena Dia stroke dan tak bisa bicara). Dia menyuruh Timbo pergi dari rumahnya. Kiya dari dalam rumah melihat ayahnya nampak marah sekali terhadap Timbo.
Dia kemudian mendatangi ayahnya. Pak Lukman lalu menahan amarahnya dan Kiya pun pamitan dengan Ayahnya. Kiya dan Timbo akhirnya pergi bersama.
Menggunakan ponsel dan handset, Ahmad sedang mendengarkan kajian-kajian agama. Dia tergerak ketika mendengarkan tentang penyampaian nilai-nilai Islam seperti hadist terkenal “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”.
Ahmad membuka note miliknya dan mencatat sesuatu. Kemudian Dia berpakaian kokoh rapi dengan pecinya. Ahmad pun menyalakan ponsel dan merekam dirinya dengan mengucap basmalah.