Tentangsinopsis.com – Sinopsis Ustadz Milenial Episode 3, Kini Kamu bisa lihat spoiler recap secara lengkap di tulisan yang ini. Untuk Kamu yang mencari cerita Episode Sebelumnya ada di sini.
Cerita dimulai dari flashback masa kecil Ahmad, Timbo, Bohim, Kia, dan Ai. Mereka semua nampak akrab dan bersahabat sejak kecil. Timbo bahkan suka mentraktir teman-temannya seperti makan mienya bu Samsul.
Sejak kecil, Timbo sudah menunjukkan ketertarikannya dengan Kia. Sementara itu, Ayah Timbo yang bernama Pak Tagor mengalami perselisihan dengan Ayah Ahmad dan Ayahnya Bohim di Workshop. Terlihat bahwa Pak Lukman sangat kesal dengan Pak Tagor dan tak rela melihat muka Tagor lagi. Sementara itu kas di brankas workshop nampak kosong.
Berlanjut di masa sekarang. Bu Maemunah terlihat enggan melihat muka Tagor. Dia berlari masuk. Ahmad dan Bohim menyambut Timbo dengan hangat. Mereka juga sudah ziarah di makam Ayahnya Ahmad, Dia turut berduka atas meninggalnya Pak Muhammad. Saat ditawari untuk masuk ke rumah mereka berdua berencana untuk balik. Pak Tagor dan Timbo berjanji kalau kapan-kapan Timbo akan main kembali.
Ahmad dan Bohim tahu kalau orang tua mereka memiliki masalah dengan orang tua Timbo. Namun mereka tak ingin ikut campur akan hal tersebut. Menurut mereka yang terpenting adalah hubungan mereka dan Timbo baik-baik saja dan tak ada masalah sama sekali.
Di dalam rumah, Ai baru saja mendengar tentang kehadiran Timbo, Dia pun juga merasa kangen. Apalagi menurut Ai, Mas Timbo adalah pria yang baik dan suka membantunya sewaktu kecil. Saat itu, ibu Ahmad dan Ai nampak berbicara kepada mereka bahwa orang baik bisa saja berubah.
Keesokannya, Timbo datang ke Workshop. Dia bertemu Pak Daru. Pak Daru awalnya tak mengenali Timbo. Dia mengira Timbo adalah Tagor, ayahnya. Dia menanyakan tentang ayahnya, namun Pak Tagor sudah balik ke Jakarta dan Timbo untuk sementara waktu akan tinggal.
Tak lama kemudian Kia datang. Dia melihat Timbo dan langsung mengenalinya. Timbo yang terpesona dan melihat Kia pun tersandung. Kia kemudian menyuruh Timbo untuk ke dalam workshop.
Mereka berdua mengobrol. Timbo menyadari kalau Kia bekerja di workshop tersebut. Kia pun mengiyakannya. Kia yang mendapat gelar sarjana finance, juga mengelola keuangan workshop tersebut. Kia merendah di depan Timbo yang sama-sama mengambil jurusan yang sama tetapi Timbo mendapat gelar master dari luar negeri.
Tujuan awal Timbo dan ayahnya datang ke tempat itu untuk melayat Pak Muhammad. Kiya pun penasaran dan menanyakan tentang rencana Dia setelah ini akan kembali ke Jakarta atau tidak. Timbo pun menjawab kalau Kiya maunya Dia tinggal, Dia akan tinggal. Tak lama setelah itu, Ahmad dan Bohim datang.
Ahmad, Bohim, dan Kiya lanjut kerja. Namun dalam salah satu obrolan mereka tentang proyek baru. Namun berhubung ada uang sogokan atau uang pelicin, Ahmad menolaknya dan terjadi perdebatan kecil diantara Ahmad dan Bohim.
Saat itu Bohim menyuruh Ahmad berfikir idealis, tetapi Ahmad tak ingin melakukan itu yang menurutnya adalah dosa besar. Ahmad meyakinkan mereka untuk mencari cara lain agar dapat membayar hutang mereka. Saat itu suara Adzan berkumandang, Ahmad pun meninggalkan pembicaraan mereka dan pergi ke mushola untuk sholat. Kia pun juga pergi untuk Sholat.
Setelah selesai, Ahmad bertanya pada Kiya tentang apakah Dia sholat sendiri atau menjadi jamaahnya. Kiya pun menjawabnya sendiri. Dalam ajaran Islam memang tidak diperbolahkan jika hanya sholat berjamaah berdua pria dan wanita yang belum muhrimnya.
Timbo datang dan ingin mengajak Kiya jalan-jalan berdua. Namun Bohim yang awalnya tak direncanakan akan ikut justru ikut dengan mereka. Terpaksa Timbo akhirnya pergi dengan mereka berdua.
Susan yang sedang nolong anak kecil yang terpleset berpapasan dengan Ahmad. Di waktu itu, tak sengaja Susan hampir terjatuh dan beruntung, Ahmad dengan sigap menolongnya. Karena sudah Adzan, Ahmad pergi untuk sholat dan meninggalkan Susan. Dari luar Susan nampak melihat Ahmad dan orang-orang di masjid pada sholat.
Dia menunggu Ahmad sampai sholatnya selesai. Dia juga masih ada janji dengan Aisyah. Selain itu, Susan mengatakan pada Ahmad kalau Dia merasa senang melihat mas Ahmad Sholat, lihat umat muslim pada sholat.
Susan lapar dan mengajak Ahmad cari makan. Akhirnya mereka berdua pergi cari makan bersama. Dari caranya berdoa Ahmad mengetahui kalau Susan adalah non muslim. Ahmad juga menghormatinya dan menunggu Susan selesai berdoa. Mereka akhirnya makan bersama. Susan juga berkata pada mas Ahmad kalau setelah ini, ingin mengajaknya ke tempat kesukaan Aisyah untuk membawakan ibu makanan.
Di rumah, Kiya sambil menyuapi makanan ayahnya membicarakan tentang Timbo. Bohim juga datang dan memotong pembicaraan mereka. Dia mendengar kalau Timbo akan menetap di Jogja. Ketika itu Pak Lukman seperti ingin mengatakan sesuatu. Dia menuliskannya di kertas. Melihat keadaan ayahnya, akhirnya Kiya menyuruh kakaknya Bohim untuk membawa ayahnya ke kamar.
Ahmad dan Susan pulang. Ai mengatakan dan menggoda mereka, Dia bicara bahwa tadi ada orang yang mau datang maghrib tetapi justru kini sudah Isya. Susan memberikan makanan untuk Aisyah dan ibunya, Ai pun merasa senang. Ai dan Susan lalu melanjutkan mengerjakan tugas bersama.
Ahmad terlihat memandangi Susan. Sampai-sampai ibunya memanggil Dia bahwa tak boleh begitu melihat perempuan. Ahmad pun jadi salah tingkah dan segera masuk ke kamarnya. Ahmad mengaji di kamarnya. Susan nampak senang mendengar Ahmad mengaji. Dia bahkan tak fokus dengan tugasnya.
Aisyah mencoba memanggil Susan berulang-ulang dengan gayanya seperti biasanya tetapi Susan tak mendengarkannya. Susan melamun. Karena ribut-ribut ini, Ahmad keluar dan melihat mereka berdua. Ahmad nampak tertarik dengan Susan nih. Dia mencoba menenangkan hatinya dan kembali ke kamar.
Keesokan harinya, Ahmad, Bohim, dan Timbo pergi bersama-sama dan mengenang beberapa masa lalu.
Timbo masuk ke ruangan kantor mereka. Dia melihat Kiya sedang tertidur. Dia mendapatkan kartu nama Kiya namun hal tersebut tak sengaja membangunkan Kiya dari tidurnya. Dia kemudian menyimpan kartu nama itu ke sakunya dan mengajak Kiya makan di warung makannya bu Samsul.
Di sana Timbo bahkan memesan 40 porsi untuk dibawa pulang. Timbo melihat Kiya seperti sedang memikirkan sesuatu. Mereka berdua kemudian membicarakan tentang masalah financial tentang hutang ditutup dengan hutang lain.
Bu Maemunah menemui Pak Lukman dan memberikan makan siang padanya. Dia juga membicarakan tentang masalah Timbo yang kini sering banget main di workshop mereka. Bu Maemunah merasa penasaran kenapa tiba-tiba Tagor menyuruh putranya untuk ke Workshop.
Timbo membelikan sesuatu untuk Kiya. Dia datang ke kantor ruangan Workshop. Tetapi Di sana Ia justru melihat Kiya yang memakaikan mantel jaket ke Ahmad dan sedang mengamatinya. Timbo pun menyadari kedekatan mereka berdua. Dia jadi keingat sewaktu kecil dulu. Ketika Dia menawari Kiya makanan, tetapi Kiya justru menanyakan kepada Ahmad, apakai Dia lapar atau tidak.
Timbo pun tak jadi masuk. Dia meninggalkan makanan itu di luar.