Tentangsinopsis.com – Sinopsis Unlock My Boss Episode 1 Part 1,Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.
Sebelumnya…
Kamera menyorot berita tentang kekutu milenium, yang juga dikenal sebagai kekutu Y2K yang mengacu pada potensi kesalahan komputer di mana data kalender tak dapat diatur setelah tahun 2000. Sementara dunia dibingungkan oleh masalah ini, beberapa orang mencoba menghasilkan uang dengan itu. Reporter Kim Seong Ho melaporkan.
Saat itu masih tahun 1999.
Choi Soo Jin tengah memotong kuku putranya, Park In Sung.
Dibawahnya, Soo Jin menaruh selembar koran sebagai alas agar potongan kuku2 In Sung jatuh ke sana.
Soo Jin : Sebenarnya, kau tak boleh memotong kuku di malam hari.
In Sung : Apa? Kenapa tidak?
Soo Jin : Karena tikus bisa memakan kukumu dan berubah menjadi manusia dengan wajahmu.
In Sung : Sungguh?
Soo Jin : Menyeramkan, bukan?
Soo Jin : Makanya jangan buang kukumu sembarangan. Pastikan kau buang itu ke tempat sampah.
Tapi In Sung malah berlari keluar rumah membawa kuku2nya.
Soo Jin mengejar In Sung.
In Sung naik pondok rumahnya. Lalu dia menaruh koran yang menampung potongan kukunya di atas gentong gede, kemudian mulai melemparkan kuku2nya kesana kemari. Soo Jin keluar dan melihatnya. Soo Jin pun bertanya, In Sung sedang apa. In Sung bilang dia membuang kukunya agar tikus bisa memakannya. Soo Jin heran.
In Sung : Aku akan membuat yang satu menggantikanku pergi ke sekolah, dan satu lagi mengerjakan PR untukku. Benar. Aku bisa membuat mereka mencuci piring dan baju juga. Ibu bilang punggung ibu sakit.
Soo Jin tertawa mendengarnya.
Soo Jin lalu menyuruh In Sung tetap di atas. Dia bilang biar dia yang naik.
Mereka melihat bintang.
In Sung : Lihat itu. Ada bintang yang secantik ibu.
Soo Jin : Benarkah?
In Sung : Indah sekali.
Soo Jin : Di mana bintangmu?
In Sung : Itu dia.
Soo Jin : Yang bersinar terang? Rupanya itu bintangmu.
In Sung : Ibu juga harus bersinar.
-Eps 1, Unlock-
Seorang gadis kecil bergaun biru berjalan sendirian di tengah hutan.
Seorang penyihir mendekatinya dan memberinya sebuah apel.
Sudah tahun 2022.
Penyihir : Mau coba apel yang enak ini?
Gadis kecil itu memakan apel pemberian si nenek sihir. Tapi baru segigit, dia langsung tak sadarkan diri.
Terdengar suara seorang pria, Baro-ya, matikan itu.
Ternyata itu hanyalah sebuah teknologi. Hutan yang mengelilingi gadis itu, juga si penyihir hilang. Gaun biru yang tadi dipakai gadis itu juga berganti dengan kaus biasa. Gadis kecil itu berdiri di atas panggung. Tepuk tangan menggema, setelah pertunjukan itu selesai.
Kim Sun Joo naik ke panggung, menghampiri gadis kecil itu. Ternyata suara tadi adalah suara Sun Joo.
Sun Joo : Terima kasih telah menonton demonstrasi lensa VR Silver Lining.
Sun Joo memuji gadis itu.
Sun Joo : Kerja bagus, Baro-ya.
Sun Joo lalu menjelaskan teknologi VR nya.
Sun Joo : Kita tak perlu lagi membaca cerita atau menonton film animasi. Sekarang, kita bisa menjadi karakter cerita itu sendiri, berbicara, merasakan, dan mengalami dunia baru. Hanya duduk di kamar masing-masing, kita bisa melihat IU bernyanyi di hadapan kita, dan menerima operan Son Heung Min. Dengan teknologi Silver Lining, kita bisa mengaburkan batas antara dunia nyata dan dunia maya.
Di bawah Jung Se Yeon melihat Sun Joo dengan wajah sedikit kesal.
Para reporter mengajukan pertanyaan yang bikin Sun Joo sebal.
“Kami ingin tahu alasan anda menolak tawaran Sillicon Valley dan bekerja sama dengan perusahaan Bumyoung.”
“Apa merger dengan Bumyoung merupakan langkah strategis untuk mengembangkan kemudi otomatis?”
“Bagaimana dengan skandal anda dengan Direktur Eksekutif Oh Mi Ran dari perusahaan Bumyoung?”
“Ini adalah demonstrasi VR untuk impian anak-anak kita. Saya harap kita semua bisa fokus pada hal itu.” jawab Sun Joo.
Sun Joo memegang tangan Baro.
Sun Joo : Tuan Putri. Haruskah kita pergi menemui para kurcaci sekarang?
Baro : Ya.
Tapi mata Baro tiba2 saja berubah menjadi warna biru.
Anak2 sibuk bermain dengan boneka badut Putri Salju dan kodok.
Seorang gadis kecil bilang ibunya bahwa dia ingin foto bersama Putri Salju.
Sang ibu mengerti dan mulai memotret, tapi gadis kecil itu malah berdiri agak jauh dari si Putri Salju. Tiba2, gadis itu menutup hidungnya. Gadis itu kemudian bilang pada ibunya, kalau dia mencium bau ayah.
Sang ibu mendekat dan mengendus si Putri Salju. Bau alkohol!
“Astaga. Apa kau mabuk?”
Si Putri Salju dan Kodok bicara di atap.
Si Kodok membuka topengnya. Dia atasannya si Putri Salju, boss pekerjaan part-time. *Ya Allah, Jin Mu!!
Si Kodok marah, jadi, kau minum miras?
Putri Salju bilang dia bekerja paruh waktu mencicipi anggur kemarin. Jadi, dia mencicipi beberapa gelas. Putri Salju minta maaf.
Si Kodok kesal, sudah kubilang jangan minum sehari sebelum kau masuk kerja. Apa kau meremehkanku? Kau pikir aku bodoh karena memakai kostum kodok bodoh ini?
Putri Salju : Tidak. Kau tahu aku tak berniat mengatakannya.
Kodok : Itu sebabnya kau masih bekerja paruh waktu pada usia itu.
Putri Salju membuka topengnya.
Dia In Sung.
In Sung : Apa yang salah dengan usiaku? Aku bisa melakukan semuanya kecuali menjadi aktor cilik.
Kodok : Begitukah? Lantas, pergilah ke Hollywood. Kenapa kau masih di sini?
In Sung : Itu…
Kodok : Sudahlah. Di mana temanmu yang seharusnya datang bersamamu?
In Sung : Aku tak bisa menghubunginya.
Kodok : Seharusnya putri salju dengan tujuh kurcaci, bukan enam. Apa kau tak tahu dongeng Putri Salju dan Tujuh Kurcaci? Tak kusangka kau tak punya profesionalisme. Kau tak perlu datang lagi. Hei, kau, jangan datang lagi. Profesionalisme!
Si Kodok kembali memakai topengnya dan beranjak pergi meninggalkan In Sung.
Dia berjalan dengan kaki terbuka lebar.
Beralih ke Sun Joo yang berjalan dengan cepat menuju kantornya.
Di belakangnya, Se Yeon mengikutinya.
Sun Joo : Hubungi agensi Son Heung Min dan jadwalkan pemotretan tambahan di pertemuan tim nasional kali ini. Dan kirim buket bunga ke agensi IU karena dia menduduki puncak tangga lagu. Tulis di kartu bahwa nada tingginya luar biasa. Pastikan mereka tahu bahwa kita tertarik padanya.
Mereka masuk ke lift.
Seorang cleaning service yang tengah mengelap dinding lift menyapa Sun Joo.
Sun Joo mengangguk. Lalu dia kembali memberi perintah pada Se Yeon.
Sun Joo : Aku ada konferensi video dengan Tim R&D jadi, mundurkan 15 menit rapat pukul 16:00 dengan kepala cabang bank investasi.
Seorang staf buru2 menaruh minuman dingin di atas mejanya.
Tak lama, Sun Joo dan Se Yeon datang. Staf itu berdiri tegak dan Sun Joo mengambil minuman dingin di meja.
Lalu Sun Joo terus ke ruangannya diikuti Se Yeon.
Dia adalah CEO Silver Lining Networks.
Sun Joo menaruh ponselnya di dudukan.
Terdengar suara Baro. Ternyata Baro bukan nama gadis kecil tadi tapi nama seketaris robot AI di ponselnya.
Baro : Anda sekarang terhubung ke sistem utama.
Sun Joo : Baro. Tolong ulangi jadwal tadi.
Baro : Jadwalkan pemotretan tambahan dengan Son Heung Min. Kirimkan buket bunga ke IU dengan kartu ucapan selamat. Konferensi video dengan Tim R&D pukul 16:00. Rapat dengan kepala cabang bank investasi pukul 16:15.
Sun Joo lalu menyuruh Se Yeon mencari pekerjaan lain.
Sun Joo : Pada tingkat ini, kita tak perlu sekretaris manusia di masa depan. Akan kuperiksa kebijakan mutasi dan pengunduran diri perusahaan.
Se Yeon nampak kesal.
Sun Joo tertawa dan berkata dia hanya bercanda.
Tapi tetap saja Se Yeon kesal.
Sun Joo : Apa itu tidak seru?
Se Yeon : Ya.
Sun Joo : Kau lebih dingin daripada robot IA.
Sambil makan sup, In Sung menonton video pertunjukan Sun Joo.
Sun Joo : Kita tak perlu lagi membaca cerita atau menonton film animasi. Sekarang, kita bisa menjadi karakter cerita itu sendiri berbicara, merasakan, dan mengalami dunia baru.
In Sung : Hanya duduk di kamar masing-masing, kita bisa melihat IU bernyanyi di hadapan kita dan menerima operan Son Heung Min.
Jung Hyun Ho datang dan menaruh belanjaannya di dekat In Sung.
In Sung menaruh ponselnya diatas buku.
Hyun Ho ke dapur, lalu tak lama, dia pun ikut makan bersama In Sung.
Hyun Ho : Astaga, ada sup tauge. Apa sudah mulai?
In Sung : Belum.
Hyun Ho : Omong-omong, siapa sangka Geon Uk mendapatkan peran utama? Kau tahu dia biasa mengikuti kita untuk belajar akting saat kita masih berada di teater.
In Sung : Kurasa dia bekerja keras dan pantang menyerah. Benar. Bagaimana dengan sepeda motormu?
Hyun Ho : Rusak lagi.
In Sung : Beli baru saja. Kau seorang kurir. Kau butuh sepeda motor.
Hyun Ho : Hei, jika aku punya uang untuk membelinya, maka akan kubeli saham perusahaan sepeda motor. Begitulah caramu menghasilkan uang. Belajarlah investasi denganku.
In Sung : Belajar? Ingat, kau bahkan meminjam uang rentenir saat bermain uang kripto?
Hyun Ho : Astaga. Jangan ungkit itu. Aku berhenti pergi ke koin karaoke sejak hari itu.
In Sung memberitahu Hyun Ho kalau besok adalah wawancara kerja tahap akhirnya dengan Silver Lining.
In Sung : Yang berarti aku berada di jalur cepat untuk pekerjaan itu. Jadi, jaga mulutmu.
Hyun Ho : Hei. Apa yang kau masukkan ke dalam sup? Rasanya seperti harapan yang sia-sia.
In Sung : Dasar sialan.
Hyun Ho lalu melihat foto Sun Joo di layar ponsel In Sung.
Hyun Ho : Ya ampun. Dia terlihat sangat menakutkan. Siapa ini?
In Sung : Dia adalah CEO Silver Lining. Kim Sun Joo. Kau tak tahu dia?
Hyun Ho : Sama sekali tidak.
In Sung : Aku mencoba untuk berpikir dan bertindak seperti dia bahkan saat aku makan. Lihat? Kulakukan segala upaya untuk…
Hyun Ho : Ini seperti meja sesaji jika kau meletakkannya begini.
In Sung terdiam kesal menatap Hyun Ho.
Hyun Ho mengalihkan pembicaraan.
Hyun Ho : Hei, sudah waktunya. Aku harus menonton Geon Uk. Cepat nyalakan TV-nya.
In Sung pun mengambil remote TV di atas meja dengan jaring.
In Sung menyalakan TV.
Hyun Ho : Di sini terlalu terang. Matikan lampu.
In Sung pun melempar sesuatu ke sakelar.
Lampu pun padam.
Bersambung ke part 2…