Tentangsinopsis.com – Sinopsis True Beauty Episode 9 Part 4, Simak bacaan lengkap dari spoilernya di tulisan yang ini. Tak hanya itu saja gaes, beberapa hal lain seperti Episode sebelumnya baca di sini.
Seo Jun masuk ke toilet, tapi toilet wanita!! Omo…
Ju Kyung keluar dari toilet tepat pas Seo Jun mau melepas bajunya.
Sontak Ju Kyung kaget dan langsung memukuli Seo Jun.
Ju Kyung : Dasar mesum! Dasar mesum!
Seo Jun protes, kau kenapa!
Ju Kyung pun kaget pas sadar itu Seo Jun.
Ju Kyung : Han Seo Jun?
Seo Jun : Kau sedang apa di sini?
Ju Kyung : Terus kau sedang apa di sini? Kenapa melepas pakaian di toilet wanita?
Seo Jun melihat sekelilingnya. Sadar salah masuk toilet, dia langsung lari keluar sambil ngedumel.
Ju Kyung menunggu Seo Jun di depan toilet.
Tak lama, Seo Jun keluar.
Ju Kyung bilang, Seo Jun terlihat seperti model.
Ju Kyung : Hari ini kau ada pemotretan?
Seo Jun : Ya. Sampai jumpa.
Ju Kyung : Apa? Benarkah?
Ju Kyung ngikutin Seo Jun dan melihat Seo Jun benar-benar ada pemotretan.
Soo Jin dan ortunya duduk di sebuah restoran.
Ayah Soo Jin bilang, Pak Lee memberikan sumbangan yang sangat besar. Jadi direktur rumah sakit memanggil media dan memberinya plakat penghargaan.
“Mereka mungkin mengira Lee Joo Hun adalah orang yang mendirikan pusat kanker di rumah sakit kami.” ucap ayah Soo Jin.
Tak lama, Pak Lee datang sama Soo Ho.
Pak Lee minta maaf sudah membuat Soo Jin sekeluarga menunggu.
Ayah Soo Jin : Jangan minta maaf. Saya yang menelepon.
Ibu Soo Jin menyapa Soo Ho. Dia bilang lama tidak bertemu.
Seo Jun lagi pemotretan.
Ju Kyung masuk dan melihat-lihat.
Seo Jun lalu disuruh ganti pakaian.
Seo Jun melihat Ju Kyung.
Seo Jun : Kenapa kau belum pergi?
Ju Kyung : Tadi terlihat keren, jadi aku ke sini dan menonton.
Sutradara datang, nyamperin mereka.
“Kau pacar Seo Jun?”
Seo Jun bilang bukan.
Sutradara tanya, kenapa Seo Jun gak bilang punya temen yang cantik.
Seo Jun : Dia tidak cantik. Keluarlah.
Tapi sutradara menahan Ju Kyung.
Dia bilang model wanita mereka tidak muncul dan dia sedikit bingung karena itu.
Seo Jun bilang gak semua orang bisa jadi model. Lalu dia menyuruh Ju Kyung pergi.
Sutradara masih menahan Ju Kyung.
“Kami perlu memperbarui produk yang baru dirilis, jadi ini agak mendesak. Bagaimana? Kau tertarik?”
“Aku belum pernah mencoba ini sebelumnya.”
“Makanya kau pasti bisa melakukannya dengan baik. Karena kau teman Seo Jun, aku akan membayarmu.”
Mendengar ada bayarannya, Ju Kyung langsung setuju.
Seo Jun sewot, hei!
Ju Kyung tersenyum lebar menatap Seo Jun.
Sekarang kita ke Soo Ho dan ayahnya yang lagi makan dengan Soo Jin dan ortunya.
Pak Lee : Kudengar kalian satu kelas. Soo Jin, tolong jaga Soo Ho untukku selama di sekolah. Harusnya dia tinggal bersamaku, tapi dia terus menolak. Kami tidak tinggal bersama, jadi sulit bagiku untuk merawatnya.
Soo Jin langsung mengiyakan sambil menatap Soo Ho dengan mata penuh cinta.
Tapi Soo Ho bilang gak ada yang perlu menjaganya dan meminta ayahnya tidak khawatir soal itu.
Ibu Soo Jin lalu bilang Soo Ho mirip dengan Pak Lee.
“Kenapa tidak membiarkan dia debut sebagai selebriti?”
Ayah Soo Jin yang menjawab, kalau nilai Soo Ho terlalu bagus untuk menjadi selebriti.
Pak Lee bilang dia akan mendukung apapun yang mau dilakukan Soo Ho.
Ayah Soo Jin : Itu karena anda tahu dia akan mendapatkan nilai bagus. Soo Jin berbeda. Dia membutuhkan seseorang untuk menekannya. Jika tidak, nilainya akan mencapai titik terendah. Wanita yang tak gigih dan kompetitif tidak seperti pria. Itu sebabnya dia tidak pernah bisa mengalahkan nilai Soo Ho.
Soo Jin langsung berhenti makan mendengarnya. Soo Ho menatap Soo Jin.
Ayah Soo Jin : Saya tahu beberapa orang pasti terlahir pintar, tetapi…
Soo Ho pun berdiri dan bilang mereka harus belajar. Lalu Soo Ho mengajak Soo Jin pergi.
Ju Kyung mencoba beberapa pose. Fotografer bilang, cobalah untuk terlihat alami.
Seo Jun kesal.
Seo Jun : Kau akan tetap membiarkannya melakukan ini?
Ju Kyung minta maaf. Dia bilang, dia tak terbiasa melakukan itu.
Fotografer bilang, pada awalnya memang terasa canggung. Dia tidak berbeda, benarkan Seo Jun?
Fotografer menyuruh Seo Jun bersikap lebih ramah pada Ju Kyung.
“Pose seperti kalian adalah teman dekat.” ucapnya.
Ju Kyung mulai berpose. Dia narok tangannya di bahu Seo Jun.
Seo Jun masih terlihat kesal.
Fotografer kesal dan menegur Seo Jun.
“Hei, Han Seo Jun! Kenapa kau terlihat amatiran? Sebelumnya kau melakukan beberapa pemotretan?”
“Sudahi dulu hari ini.”
“Kau pasti kesal karena lapar. Akan kubelikan makanan enak. Istirahat 10 menit.”
Seo Jun duduk di sofa.
Ju Kyung menatap Seo Jun.
Ju Kyung : Tadi aku sangat buruk, kan?
Seo Jun : Kau terlihat mengerikan. Jadi bilanglah kau tak bisa dan pergi saja.
Ju Kyung : Kenapa kau bersikap begitu? Tidak bisakah kau mengajariku saja?
Seo Jun : Tidak mau.
Ju Kyung kesal, dasar.
Ju Kyung merasa gerah karena cahaya lampu yang ada di sana.
Lalu dia mengambil tissue dan mulai mengelap lehernya.
Dia juga mengibas-ngibaskan roknya.
Sontak, Seo Jun langsung ngalahin pandangan.
Seo Jun : Sedang apa kau!
Ju Kyung : Ini baru, jadi aku tidak ingin kotor.
Ju Kyung lalu melihat ada cermin dan langsung berkaca, ngapus keringatnya.
Setelah itu, dia ngeliat Seo Jun.
Ju Kyung : Mau kuhapus keringatmu?
Ju Kyung ngambil tissue dan mendekati Seo Jun. Dia mau ngelap keringat Seo Jun tapi Seo Jun menghentikannya dengan memegang tangannya.
Seo Jun : Kau kenapa?
Ju Kyung : Kelihatannya kau sedikit berkeringat.
Seo Jun bilang gak perlu dan menyuruh Ju Kyung pergi.
Tapi Ju Kyung maksa. Dia bilang itu agar Seo Jun terlihat bagus difoto.
Seo Jun menghentikan Ju Kyung lagi.
Seo Jun : Aku bilang berhenti.
Mereka lantas terdiam dan saling bertatapan.
Seo Jun kemudian bertanya, apa ini mudah buat Ju Kyung.
Ju Kyung : Apa maksudmu?
Seo Jun pun sedikit menindih Ju Kyung.
Ju Kyung pun terdiam menatap Seo Jun.
Seo Jun bilang karena dia juga seorang pria.
Lah Ju Kyung nya gak peka.
Ju Kyung : Tentu. Kau pria, bukan wanita.
Fotografer datang bawa makanan. Ngeliat pose Seo Jun dan Ju Kyung, dia buru-buru ngambil kamera dan memotret mereka.
Lalu Seo Jun menarik Ju Kyung ke pelukannya.
Seo Jun : Aku mau ini cepat, jadi harap kerja samanya.
Ju Kyung terdiam.
Mereka lalu melakukan beberapa pose mesra.
Soo Ho dan Soo Jin duduk di kafe. Tapi Soo Ho asik dengan bukunya.
Soo Jin : Kau sudah membaca. Apa kau memberitahu mereka untuk belajar sebagai alasan?
Soo Ho : Tidak.
Soo Jin : Terima kasih. Aku hampir sakit perut. Ngomong-ngomong, kau tidak akan tinggal bersama ayahmu? Dia sepertinya ingin tinggal denganmu.
Soo Ho : Kami memang hidup terpisah. Itu hanya akan membuatku canggung. Sekarang aku lebih suka seperti ini.
Soo Jin : Aku ingin tahu apa yang salah dengan kedua ayah kita.
Soo Ho : Terus, ada sesuatu lagi setelah hari itu? Dia memukulmu lagi atau…
Soo Jin : Tidak ada yang terjadi. Sampai penerimaan rapor, tidak banyak hal yang akan terjadi.
Soo Jin lalu tanya, ada apa dengan Soo Ho. Dia bilang, Soo Ho mencemaskannya membuatnya terkejut.
Soo Ho : Apa maksudmu?
Soo Jin : Kau lebih banyak bicara dan manusiawi hari ini.
Soo Ho : Jangan bercanda.
Soo Ho lalu memeriksa ponselnya dan melihat ada miscall dari Ju Kyung.
Soo Ho : Aku tak tahu dia menelepon.
Soo Ho nelpon balik, tapi gak dijawab Ju Kyung.
Ju Kyung sendiri lagi makan sama Seo Jun.
Ju Kyung bilang, berkat Seo Jun dia bisa berka part-time jadi sebagai ucapan terima kasih, dia akan mentraktir Seo Jun.
Seo Jun tanya kenapa Ju Kyung mau kerja part-time.
Ju Kyung bilang supaya dia bisa sekolah make up.
Seo Jun : Sekolah make up?
Ju Kyung : Aku harus berpikir hal ini sambil menulisnya di formulir karir. Aku memikirkan tentang apa yang paling kusukai. Dan merias wajah, itulah yang muncul di kepalaku. Hari itu, saat aku merias wajah Go Woon.
Seo Jun tersenyum mendengarnya, lalu bilang kalau Ju Kyung mengubah wajah Go Woon menjadi orang yang berbeda.
Pesenan tteokbokki mereka datang.
Ju Kyung sangat menikmatinya.
Ju Kyung : Pacarmu banyak, kan?
Seo Jun : Kenapa tanya?
Ju Kyung : Bagaimana kau menyimpan nama pacarmu di ponselmu? Apa biasanya pria tidak peduli dengan hal seperti itu?
Seo Jun bilang dia peduli.
Seo Jun : Saat memiliki pacar, aku menyimpan nama manis seperti cintaku, sayangku, putri, seperti itu. Biasa juga ditambah emot hati.
Ju Kyung tampak kecewa karena Soo Ho gak begitu.
Ju Kyung : Oh iya. Ingat yang kukatakan padamu saat piknik sekolah?
Seo Jun : Aku tak mau mendengarnya, jadi jangan katakan.
Ju Kyung bilang dia pacaran sama Soo Ho.
Seo Jun kesal, sudah kubilang jangan katakan.
Ju Kyung : Aku juga tidak mau. Tapi aku menangis di depanmu karena menyukainya. Bagaimana mungkin aku tidak memberitahumu?
Seo Jun : Aku tak memberikan ucapan selamat untukmu.
Seo Jun terus makan dengan lahap.
Ju Kyung : Makanmu bagus. Mau pesan sesuatu yang lain?
Seo Jun : Sudahlah!
Seo Jun lalu tanya apa harus dirahasiakan karena anak-anak gak tahu Soo Ho Ju Kyung pacaran.
Ju Kyung bilang iya.
Seo Jun tanya apa Soo Ho setuju.
Ju Kyung : Kenapa?
Seo Jun : Jika aku punya pacar, aku ingin membual tentang dia dan memberitahu semua orang. Itulah yang kurasakan.
Ju Kyung langsung merasa bersalah pada Soo Ho mendengar itu.
Seo Jun terus-terusan minum air.
Ju Kyung tanya, apa makanannya terlalu pedas menurut Seo Jun.
Seo Jun bilang enggak.
Seo Jun : Ini makanan sempurna untukku.
Soo Ho dan Soo Jin jalan kaki, menuju pulang.
Soo Jin : Kau akan pulang ke rumah?
Soo Ho gak jawab.
Mereka kemudian berpapasan dengan dua siswa dari SMP mereka dulu.
Soo Jin antusias, hei! Mereka dari SMP kita.
Soo Jin lalu mengomentari Soo Ho yang tumbuh lebih tinggi darinya. Soo Jin bilang, Soo Ho dulu pendek dan sering dipukuli. Soo Jin lalu bertanya, kapan Soo Ho besar.
Soo Ho : Kau masih mengungkit tentang masa kecil kita?
Soo Jin terus berjalan tanpa lihat-lihat ada sepeda motor yang melaju kencang ke arahnya.
Soo Ho dengan sigap menarik Soo Jin.
Soo Ho : Berhati-hatilah.
Lah Soo Jin nya baper.
Soo Ho kemudian pergi abis menolong Soo Jin.
Ju Kyung juga masih sama Seo Jun.
Mereka baru keluar dari restoran tteokbokki.
Seo Jun mau nganter Ju Kyung. Tapi Ju Kyung nerima telepon, kayaknya dari Soo Ho, lalu dia pergi.
Seo Jun memegangi perutnya. Dia bilang perutnya sakit.
Seo Jun : Saat kau tak tahan dengan pedas, kenapa kau makan begitu banyak?
Pak Lim berkeliaran di jalan.
Ada pasangan yang duduk sambil lemparin popcorn ke burung.
Lah Pak Lim malah menangkap popcorn nya dan memakannya.
Ju Kyung telponan sama Soo Ho.
Soo Ho tanya, Ju Kyung ngapain aja hari itu.
Ju Kyung cerita, dia mencari pekerjaan part-time tapi semuanya menolaknya.
Soo Ho berhenti berjalan karena melihat Pak Lim.
Pak Lim menirukan tingkah burung, sampai membuat pasangan itu pergi.
Soo Ho kaget, ahjussi?
Pak Lim juga kaget lihat Soo Ho.
Ju Kyung denger, ahjussi? Nugu?
Soo Ho : Ayahmu….
Pak Lim buru-buru mendekati Soo Ho dan memutuskan panggilan Soo Ho.
Pak Lim cerita dia jadi korban penipuan.
Pak Lim : Bagaimana mereka bisa menipu korban penipu? Katanya mau menangkap si brengsek itu, kemudian mereka pergi dengan membawa uang penerbangan dan hotel kami. Mereka cerdas dan teliti.
Soo Ho : Sepertinya anda terjatuh pada skema yang sangat amatir.
Pak Lim : Bukan itu. Bagaimanapun, sampai menemukan si brengsek itu, aku tidak akan pulang. Bagaimana aku harus ke rumah di situasi seperti ini? Jadi jangan beritahu Ju Kyung.
Soo Ho : Tapi dia akan khawatir. Aku akan menelponnya sekarang.
Pak Lim : Tidak! Tidak boleh. Jika kau memberitahunya sekarang, aku akan lari dan tidak akan pernah kembali.
Soo Ho : Lalu apa rencana anda? Katanya kehabisan uang.
Pak Lim : Aku akan tidur di lantai yang sangat dingin ini dan mati kedinginan sebelum aku pulang. Tidak ke rumahku.
Pak Lim melirik Soo Ho, dengan tatapan penuh harapan agar diajak ke rumah Soo Ho.
Tapi Soo Ho nya malah pamit.
Pak Lim : Soo Ho, tunggu. Namamu Soo Ho, kan?
Soo Ho : Benar.
Pak Lim : Artinya perlindungan. Kau harus melindungiku.
Pak Lim ikut ke rumah Soo Ho.
Pak Lim takjub melihat besarnya rumah Soo Ho.
Pak Lim : Kau tinggal di rumah sebesar ini sendirian? Kupikir kau tinggal dengan Lee Joo Hun.
Soo Ho pun membukakan Pak Lim pintu kamar mandi.
Dia bilang Pak Lim bisa mandi di sana.
Pak Lim mandi sambil nyanyi dan menari.
Tapi kemudian dia terpeleset dan jatuh ke dalam bathup.
Pak Lim teriak manggil Soo Ho.
Soo Ho datang dan bergegas menolong Pak Lim.
Soo Ho nempelin koyo ke pinggang Pak Lim.
Lalu dia menyuruh Pak Lim tidur di kamarnya dan bilang dia akan tidur di sofa.
Pak Lim pura-pura gak enak. Dia bilang, bagaimana bisa dia melakukan itu pada teman putrinya.
Pak Lim terus nyerocos dan berhenti nyerocos karena Soo Ho ngucapin selamat malam lalu beranjak keluar.
Ju Young duduk disamping ibu yang lagi mengupas buah.
Sementara itu, Ju Kyung sedang mengepel lantai. Ju Kyung bilang, rumah kayak kandang babi tanpa ayah. *Anjiir, ngakak.
Eh Ju Young gak ada akhlak nyuruh kakaknya ngebersihin kamar dia juga sekalian.
Ju Kyung kesal dan ngobok-ngobok muka Ju Kyung pakai kain pel.
Ju Kyung : Bersihkan sendiri!
Ju Young protes, itu kotor.
Ibu marah, diam saja! Biar ibu yang bersih-bersih dan kemarilah makan buah.
Ju Kyung : Tidak perlu. Ibu pasti lelah bekerja. Aku hampir selesai.
Ju Kyung nyanyi.
Sontak Ju Young langsung noleh ke Ju Kyung dan berasa ngeliat Go Woon lagi nyanyi karena lagu yang dinyanyikan Ju Kyung itu lagu Go Woon.
Ju Young sebal, jangan nyanyikan lagu itu!
Lalu Ju Young lari ke kamarnya.
Ju Kyung heran sendiri ngeliat tingkah adeknya.
Ibu : Kuharap ayahmu tidak kelaparan.
Ju Kyung yakin ayahnya makan dan tidur dengan baik.
Soo Ho tidur di sofa, tapi terbangun gara-gara suara TV. Ternyata Pak Lim lagi nonton pertandingan bola di TV.
Pak Lim : Astaga. Hei. Kau sudah bangun. Maaf.
Soo Ho : Ada apa terbangun di tengah malam?
Pak Lim : Son Heung Min sedang bermain.
Mendengar itu, Soo Ho langsung bangun.
Soo Ho : Benar juga. Tadi aku setel alarm.
Pak Lim : Kau penggemar Heung Min. Mau nonton babak kedua?
Soo Ho : Setelah aku menonton highlight untuk babak pertama.
Pak Lim lantas membuat ramen. Soo Ho bilang dia jam segitu gak makan.
Pak Lim : Saat makan sambil nonton sepak bola, akan terasa berbeda. Kau akan menyesal tidak memakannya. Cobalah.
Akhirnya Soo Ho mau makan.
Soo Ho : Dia sama seperti Lim Ju Kyung.
Pak Lim mulai makan. Tapi karena ramennya masih panas, dia menjerit kepanasan dan bilang lidahnya serasa terbakar.
Soo Ho memberikan Pak Lim segelas air.
Soo Ho : Makanlah pelan-pelan.
Son Heung Min menang. Soo Ho dan Pak Lim bersorak sambil pelukan.
Paginya, Soo Ho terlelap di pangkuan Pak Lim.
Tak lama kemudian, Soo Ho terbangun.
Melihat Pak Lim tidur, Soo Ho pun menyelimuti Pak Lim.
Soo Ho berangkat sekolah, tapi Pak Lim buru-buru menyusulnya.
Pak Lim : Kau hampir tidak sarapan. Minumlah ini di jalan. Belajar dengan giat. Semoga sekolahmu menyenangkan. Sampai jumpa lagi. Tidak. Aku akan pergi. Terima kasih untuk semalam.
Soo Ho : Anda akan pergi? Akan kurahasiakan hanya sampai hari ini.
Pak Lim : Baiklah. Aku akan pergi setelah mencuci piring. Aku butuh waktu untuk mempersiapkan diri. Untuk bersiap dipukuli oleh istriku.
Soo Ho pergi. Tapi Pak Lim kemudian memanggilnya lagi. Pak Lim menyuruh Soo Ho hati-hati.
Mendengar itu, sontak Soo Ho teringat masa lalunya saat ayah dan ibunya masih akur.
Soo Ho sedih teringat itu.
Ju Young yang baru nyampe sekolah, nyamperin Go Woon.
Ju Kyung : Kenapa denganmu? Di mana arah perasaanmu?
Go Woon : Apa maksudmu?
Ju Young : Kenapa kau terus muncul di kepalaku? Baiklah. Aku akan berikan kesempatan selagi melakukannya. Ayo berkencan. Kau dan aku.
Tapi Go Woon diam saja.
Ju Young ge-er. Kenapa? Kau tersentuh sampai tak bisa berkata-kata?
Go Woon menguap lebar lalu bilang kalau Ju Young sangat membosankan.
Go Woon pun pergi.
Ju Kyung lagi sama Seo Jun diluar sekolah.
Seo Jun ngasih Ju Kyung kartu nama cafe tempat dia kerja. Seo Jun bilang ada lowongan di sana.
Seo Jun : Aku sudah meneleponnya, jadi mampirlah nanti.
Ju Kyung : Astaga. Kau mengatur ini dalam satu hari? Terima kasih banyak.
Lalu Ju Kyung nepuk2 punggung Seo Jun.
Tiba-tiba, Soo Ho muncul dan menatap kesal mereka dari kejauhan.
Ju Kyung : Han Seo Jun, kau punya hadiah. Ini patut dipuji. Kau terbaik. Terima kasih.
Soo Ho lalu menghampiri mereka dengan wajah marah.
Soo Ho : Lim Ju Kyung!
Soo Ho lalu membawa Ju Kyung pergi.
Adegan berpindah ke Ju Kyung yang mulai bekerja di kafe tempat Seo Jun kerja.
Karena Ju Kyung pegawai baru, jadi Ju Kyung dikasih arahan oleh pegawai senior.
“Hafalkan item pada menu secepat mungkin. Resepnya sudah tertulis semua, sampai kau terbiasa bekerja di sini, tetaplah menerima pesanan dan mencuci piring. Mengerti.”
Ju Kyung paham.
Pengunjung mulai berdatangan. Si pegawai bilang dia lupa mencuci piring dan minta Ju Kyung melakukannya.
Ju Kyung pun mulai mencuci piring.
Sementara itu, pegawai tadi menyiapkan pesanan pelanggan. Pas kopinya udah jadi dan mau nganterin ke pelanggan, Ju Kyung juga berbalik dan menabraknya sampai tangan Ju Kyung kesiram kopi panas.
“Astaga, kau tak apa?”
“Ya, aku tak apa.”
Seo Jun lagi rebahan di kamarnya pas dia nerima kiriman foto-foto dari fotografer.
Fotografer bilang foto-foto itulah yang bakal diposting.
Seo Jun melihatnya, lalu dia terdiam melihat fotonya dengan Ju Kyung.
Seo Jun : Kenapa mengirimi ini juga?
Seo Jun mau ngapus fotonya tapi berat banget mencet tombol ‘delete’.
Lalu tiba-tiba, seseorang menelponnya. Seo Jun menjawabnya dan mengambilnya ‘sonsaengnim’. Kayaknya yang punya cafe.
Seo Jun : Ju Kyung menerima pekerjaan itu?
Seorang wanita, pemilik cafe, masuk ke cafe sambil bicara dengan Seo Jun.
Dia berterima kasih karena Seo Jun udah mengenalkan Ju Kyung padanya. Dia juga bilang kalau Ju Kyung masih dalam tahap belajar.
Tapi kemudian dia melihat tangan Ju Kyung dikompres oleh pegawai lain.
“Lim Ju Kyung, kau terluka?”
Seo Jun kaget mendengarnya, apa? Dia terluka?
Ju Kyung bilang cuma luka bakar dan dia baik-baik aja.
Seo Jun langsung lari ke kafe.
Tentu aja rekannya kaget ngeliat dia datang.
“Dimana Lim Ju Kyung?”
“Dia baru saja pergi?”
Seo Jun menghela nafas, lalu beranjak keluar.
Seo Jun : Kenapa aku lari ke sini? Apa kau sudah gila?
Pas keluar, Seo Jun nabrak Se Mi. Tapi Seo Jun gak sadar itu Se Mi dan pergi gitu aja. Dia juga gak sadar menjatuhkan gelangnya.
Se Mi mengambil gelang Seo Jun yang jatuh dan kaget pas sadar yang nabrak dia itu Seo Jun.
Hari sudah malam. Ju Kyung sedang membantu ibunya melipat pakaian. Sementara ibu lagi motong sayur.
Ju Kyung bilang Hee Kyung pulang terlambat, lalu gimana sama Ju Young.
Ju Kyung heran Ju Young belum pulang.
Ibu : Dia bersama guru matematikanya.
Ju Kyung : Apa? Ibu memberinya guru privat?
Ibu : Dia ingin kelas tambahan untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.
Ju Kyung : Kupikir ibu tidak punya cukup uang. Masalah terjadi dengan salon yang memiliki sedikit pelanggan.
Ibu : Bagaimana mungkin ibu tidak memberikan apa yang dia butuhkan. Bilang saja jika kau mau kelas matematika tambahan juga. Ibu akan mengambil pinjaman untuk membayarnya.
Ju Kyung : Berikan aku 1,5 juta.
Ibu kaget, 1,5 juta?
Ju Kyung pun kesal, terserah.
Ju Kyung : Aku satu-satunya yang mengurus ibu. Minta Ju Young melakukan ini!
Ju Kyung melemparkan pakaian yang tadi dilipatnya, lalu pergi.
Soo Ho di tempat karatenya, sedang istirahat habis latihan. Dia menelpon Ju Kyung.
Soo Ho : Bagaimana dengan pekerjaan paruh waktunya?
Ju Kyung : Hampir berjalan tidak baik. Aku akan bekerja lebih baik lagi.
Soo Ho : Suaramu terdengar parau. Kau diluar?
Ju Kyung : Aku butuh udara segar.
Soo Ho : Kalau begitu mau datang?
Ju Kyung ke tempat Soo Ho latian karate.
Soo Ho ngajarin Ju Kyung teknik karate.
Setelah itu dia minta Ju Kyung membantingnya dengan teknik yang tadi dia ajarkan.
Ju Kyung ngerasa itu gak mungkin. Soo Ho bilang dia bakal ngabulin keinginan Ju Kyung jika Ju Kyung bisa membantingnya.
Ju Kyung langsung semangat dan mencoba membanting Soo Ho berkali-kali yang sayangnya gagal.
Yang ada, malah Soo Ho mendorongnya ke lantai.
Ju Kyung kemudian menggunakan kesempatan itu buat menjatuhkan Soo Ho.
Soo Ho bilang Ju Kyung curang. Tapi Ju Kyung gak peduli. Dia senang bisa ngalahin Soo Ho.
Soo Ho tanya apa keinginan Ju Kyung.
Ju Kyung memikirkannya.
Soo Ho bilang, Ju Kyung boleh kok minta dia membayarkan kelas tata rias.
Ju Kyung bilang itu mahal dan tanya apa Soo Ho cuma mau pamer.
Ju Kyung lalu mikirin keinginannya apa. Dan tak lama, ia tahu mau minta apa. Tapi karena malu mengatakannya, ia akhirnya berbisik pada Soo Ho.
Ju Kyung yang malu, lalu minta Soo Ho melupakannya dan beranjak pergi buat ganti baju.
Soo Jin yang lagi belajar teringat Soo Ho.
Lalu dia berusaha menghubungi Soo Ho tapi ponsel Soo Ho gak bisa dihubungi dan itu membuatnya kesal.
Soo Ho menunggu Ju Kyung diluar.
Tak lama, Ju Kyung keluar dan dia heran dapat SMS dari Soo Ho.
Isi pesan Soo Ho adalah hasil screenshoot-an nama Ju Kyung di kontak Soo Ho.
Sontak Ju Kyung senang melihat nama ‘pacar’.
Flashback ke hal yang dibisikin Ju Kyung tadi. Ternyata Ju Kyung kasih tahu Soo Ho kalau dia menamai Soo Ho ‘pacar’ di kontaknya.
Ju Kyung lalu nyamperin Soo Ho.
Soo Ho : Sebelumnya pasti hujan.
Ju Kyung bilang dia senang hujan berhenti karena mereka gak punya payung.
Bis lewat dan mencipratkan genangan air ke mereka.
Sontak, Soo Ho langsung melindungi Ju Kyung meskipun telat.
Dari seberang jalan, Soo Jin melihat mereka.
Soo Jin marah mengetahui gadis yang disukai Soo Ho adalah Ju Kyung.
Soo Ho lalu membawa Ju Kyung ke rumahnya.
Soo Ho menyalakan lampu lalu menyuruh Ju Kyung menunggunya sebentar karena dia akan mengambilkan Ju Kyung pakaian ganti.
Ju Kyung keluar dari kamar usai mengganti bajunya dan melihat Soo Ho yang duduk di sofa.
Soo Ho ngajak Ju Kyung makan, tapi Ju Kyung ngajak Soo Ho nonton TV.
Soo Ho : Makan dulu. Kau belum makan, kan? Akan kubuatkan sesuatu… Bagaimana kalau aku pesan saja?
Ju Kyung : Tentu. Terserah.
Soo Ho : Bagaimana dengan pizza?
Ju Kyung : Bagus.
Selagi Soo Ho memesan, Ju Kyung melihat-lihat dan menemukan satu ruangan yang terkunci.
Ju Kyung tanya ruangan apa itu.
Soo Ho noleh, apa?
Ju Kyung : Terkunci. Kau menyembunyikan sesuatu di sini?
Soo Ho : Tidak.
Ju Kyung : Kau menyimpan mayat di sini seperti yang dilakukan para pembunuh di film?
Soo Ho : Mau kutunjukkan ruangannya?
Soo Ho membukanya dan mengajak Ju Kyung masuk ke sana.
Ju Kyung takjub melihat banyak alat musik di sana.
Ju Kyung : Kau bermain musik?
Soo Ho : Hanya ingin.
Ju Kyung :Bagaimana dengan sekarang?
Soo Ho menatap fotonya bersama Se Yeon dan Seo Jun, lalu berkata dia tak bisa lagi main musik setelah apa yang terjadi pada Se Yeon.
Soo Ho : Sulit bagiku melihat foto ini, makanya aku jarang masuk ke ruangan ini.
Ju Kyung : Maaf. Aku seharusnya tidak bertanya.
Soo Ho : Tapi aku sudah merasa baik. Mungkin karena aku bersamamu.
Ju Kyung : Mau kuberitahu teman-teman kita kalau kita pacaran?
Soo Ho : Kenapa tiba-tiba? Katamu ingin merahasiakannya.
Ju Kyung : Bahkan saat tak membahasnya denganmu, aku malah merasa tidak enak.
Soo Ho : Bagaimana jika perundung itu mengganggumu?
Ju Kyung : Biarkan saja menggangguku.
Soo Ho : Aku tidak keberatan dengan yang kita lakukan. Mengetahui kau pacarku akan selalu sama.
Ju Kyung : Ingat lagu yang kau putarkan untukku terakhir kali? Lagu yang tidak pernah dirilis. Kau membuatnya?
Soo Ho : Ya. Untuk liriknya, Se Yeon yang tulis. *Berarti Leo adalah Soo Ho?
Ju Kyung : Begitu. Lagunya bagus sekali.
Soo Ho : Mau kumainkan untukmu?
Ju Kyung mengangguk.
Soo Ho mulai duduk, memainkan lagu itu lewat piano.
Tapi pas Soo Ho lagi main, perut Ju Kyung berbunyi.
Ju Kyung yang malu beralasan kalau suaranya dari luar.
Soo Ho main lagi. Perut Ju Kyung bunyi lagi. Ju Kyung pura-pura melihat keluar dan berkata, sepertinya akan turun hujan karena ada suara petir.
Tapi perutnya terus bunyi dan bunyi. Kali ini dia mencet-mencetin piano dengan alasan pianonya bagus.
Pesenan mereka datang. Soo Ho pun bilang akan segera mengambil makanannya dan pergi sambil ketawa.
Kurir berhelm nganterin pizza ke Soo Ho.
Soo Ho ngambil gelas.
Tanpa Soo Ho sadari, ada orang lain di rumahnya. Dan orang itu Pak Lim.
Flashback…
Pak Lim berniat membersihkan rumah Soo Ho tapi rumah Soo Ho terlalu bersih.
Pak Lim memeriksa laci dapur dan menemukan alkohol di sana.
Lalu dia mengambil sebuah kotak besar yang ternyata isinya juga alkohol dan mencicipinya.
Flashback end…
Pak Lim melirik gelas bekas minumnya dan bungkusan camilan.
Dia lalu buru-buru membersihkannya dan menyimpan botol alkohol Soo Ho ke tempat semula.
Setelah itu dia bergegas ke pintu tapi tiba-tiba dia mendengar suara Soo Ho dan Pak Lim langsung ngumpet di kolong meja.
Soo Ho dan Ju Kyung keluar dari dalam studio Soo Ho dan duduk di sofa di depan meja tempat Pak Lim sembunyi.
Soo Ho : Mau makan ini sambil nonton film?
Ju Kyung : Ya.
Soo Ho : Apa yang harus kita tonton?
Ju Kyung : Bagaimana kalau film horor?
Soo Ho : Tidak, yang lain saja.
Ju Kyung : Kenapa? Kau tidak suka horor?
Soo Ho : Tidak, hujan sedang turun, kenapa tak nonton film tentang musik?
Ju Kyung : Astaga, kau suka buku komik horor, tapi tidak bisa menonton film horor?
Soo Ho : Aku hanya tidak tertarik karena aku sudah membaca buku komik horor setiap hari.
Ju Kyung : Tidak masalah. Jika itu menakutkan, aku akan tutupi matamu.
Soo Ho : Aku tidak takut.
Ju Kyung : Matikan lampu. Begitulah caramu menonton film horor.
Pak Lim yang masih di kolong dalam hati ngomong kalau dia tak percaya ngumpet di kolong saat Soo Ho berkencan dengan pacarnya di rumah.
Pas film nya muter adegan seram, Soo Ho kaget dan reflek menggenggam erat tangan Ju Kyung.
Tangan Pak Lim diam-diam merayap ke atas dan mengambil sepotong pizza.
Pak Lim menikmati pizzanya. Lalu dalam hati dia bilang kalau Soo Ho adalah pria sejati.
Ju Kyung : Kupikir kau tidak menonton film horor. Hantu tidak muncul di adegan seperti ini.
Tapi hantunya mendadak muncul dan Soo Ho langsung meluk Ju Kyung.
Ju Kyung pun tertawa melihat Soo Ho ketakutan.
Soo Ho menatap Ju Kyung.
Soo Ho : Katamu tidak ada hantu.
Keduanya lalu terdiam dan saling menatap satu sama lain.
Soo Ho kemudian berniat mencium Ju Kyung.
Pak Lim di kolong meja kaget melihat pacar Soo Ho adalah Ju Kyung.
Tak rela gadisnya disentuh, Pak Lim langsung memegang kaki Soo Ho.
Soo Ho dan Ju Kyung sama-sama kaget ngeliat ada tangan keluar dari kolong meja.
Mereka pun langsung kabur.
Pak Lim keluar dari kolong meja dan mengejar Soo Ho.
Soo Ho kaget lihat Pak Lim.
Pas Pak Lim mau menyerang Soo Ho, Ju Kyung muncul dan menabok kepala Pak Lim dengan panci.
Sontak Pak Lim langsung jatuh.
Ju Kyung kaget melihat itu ayahnya.
Bersambung…