Trolley Eps 9 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Trolley Episode 9 part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.Baca juga episode sebelumnya disini

Hye Joo syok menemukan ponsel Ji Hoon di laci Joong Do. Terlebih lagi, ada pesan dari Ji Hoon untuk Soo Bin. Ji Hoon marah karena Soo Bin minta putus. Ji Hoon lalu tanya, apa Soo Bin mau mati. Lalu ada dua panggilan dari Ji Hoon. Ji Hoon lalu menuliskan pesan kalau dia akan bunuh diri.

Kita lalu diperlihatkan saat Ji Hoon beranjak ke dalam sungai.

Hye Joo jatuh terduduk.

Hye Joo : Musibah itu disengaja?

Maka, Hye Joo bergegas mencari Soo Bin. Dia bahkan sampai jatuh di tangga saking paniknya. Hye Joo ke kamar Ji Hoon, nyariin Soo Bin. Tapi Soo Bin tidak ada. Hye Joo pun bingung. Saat mau keluar dari kamar Ji Hoon, dia melihat ada pakaian serta ponsel yang dia berikan ke Soo Bin, di atas meja. Hye Joo pun sadar Soo Bin udah pergi.

Soo Bin menaruh beberapa pakaiannya di dalam loker.

Saat mau menutup pintu loker, dia menyadari bibirnya luka.

Soo Bin pun beranjak pergi dengan wajah kesal.

Hye Joo menunggu Soo Bin di kamar Ji Hoon.

Tak lama kemudian, dia mendengar suara pintu dibuka.

Hye Joo langsung lari ke tangga, mengira itu Soo Bin.

Tapi yang pulang Yeo Jin. Yeo Jin membawa belanjaan.

Yeo Jin melihat Hye Joo, kau ada di rumah?

Hye Joo langsung terduduk lemas di tangga.

Yeo Jin terkejut dan segera menaruh belanjaannya dan mendekati Hye Joo.

Hye Joo nangis dan tanya dia harus bagaimana.

Napas Hye Joo seketika sesak.

Staf Joong Do sudah berkumpul. Min Seok lalu membahas soal ajudan yang ketahuan menyewa PSK. Gang Ho bilang, dia sudah melihat beritanya. Min Seok tanya, ajudan siapa. Ada info di obrolan grup? Gang Ho bilang belum ada. Ja Young cemas. Dia bilang, semoga bukan dari partai mereka kali ini.

Bit Na : Pak Jang, saat jadi wartawan, kau pernah meliput ajudan yang menyewa PSK, ‘kan? Siapa dan dari partai mana waktu itu?

Woo Jae : Yang itu, ya? Dari…

Joong Do pun datang.

Bit Na : Rapatnya lama juga, Pak.

Joong Do : Begitulah.

Baru duduk, Joong Do dihubungi Yeo Jin, tapi Joong Do menolak panggilan Yeo Jin.

Yeo Jin sendiri lagi menjaga Hye Joo. Yeo Jin menerima pesan dari Joong Do. Joong Do bilang, dia lagi rapat dan akan menghubungi Yeo Jin nanti. Yeo Jin membalas. Dia bilang ini urusan mendesak dan minta Joong Do segera menghubunginya.

Hye Joo : Kak Yeo Jin.

Yeo Jin : Ya?

Hye Joo : Apa Soo Bin kabur dari rumah karena tahu soal ini? Kalau tidak, mengapa dia melarikan diri? Itu tidak mungkin. Mustahil dia melihat ini. Lalu mengapa dia tiba-tiba melarikan diri? Kak Yeo Jin, dia ke mana, ya? Karena sedang hamil, apa dia ke penampungan ibu tunggal? Bagaimana aku bisa menemukannya padahal dia kehilangan ponselnya? Aku… Aku harus menemukannya. Aku harus menemukan Soo Bin dan menanyakan apa yang terjadi.

Yeo Jin : Kuatkan dirimu, Hye Joo-ya. Anggap kau sudah menemukan Soo Bin. Namun, apa kau bisa memercayainya?

Hye Joo terdiam mendengar pertanyaan Yeo Jin.

Yeo Jin : Aku tidak. Lihat ini.

Yeo Jin menunjuk pesan Ji Hoon ke Soo Bin.

Yeo Jin : Artinya, hubungan dia dan Ji Hoon buruk. Dia pasti kabur karena takut ketahuan. Hye Joo-ya, jangan cari Soo Bin. Kurasa itu lebih baik bagi semua orang. Lagi pula, hubungannya dengan Ji Hoon kandas dengan tak baik. Kita tak tahu dia akan bilang apa jika kita menemukannya.

Hye Joo : Tidak, meski begitu… Dia yang bicara dengan Ji Hoon terakhir kali di sini. Aku ingin tanya apa yang terjadi sampai Ji Hoon tiba-tiba…

Ponsel Hye Joo berdering. Telepon dari pelanggan Hye Joo.

Pelanggan : Halo, Bu. Kau tidak ada di tempat kerjamu? Aku datang bersama putraku, tetapi sepertinya kau tidak ada di dalam.

Soo Bin masuk ke toko kecantikan. Wanita yang duduk di meja kasir, terkejut melihat Soo Bin.

Soo Bin memanggil wanita itu ‘eomma’.

Wanita itu tanya, apa Soo Bin sudah ambil keputusan? Keputusan soal kandungan Soo Bin.

Soo Bin : Eomma, kau tak penasaran hal lainnya? Kala itu pun kita sudah sepuluh tahun tak bertemu, tetapi mengapa ibu tak tanya soal kabarku selama ini, apa pekerjaanku, dan kabarku sekarang? Mengapa?

Kita diperlihatkan flashback, saat Soo Bin datang ke toko tempat ibunya bekerja. Baju yang dikenakan Soo Bin hari itu, sama dengan baju saat Soo Bin datang ke rumah Hye Joo.

Soo Bin mengaku hamil.

Sang ibu kaget, kau hamil? Siapa ayahnya?

Soo Bin diam.

Ibu Soo Bin : Kau tak tahu? Mengapa tak dijawab?

Soo Bin : Aku tahu, tetapi…

Seorang gadis SMA masuk, ibu, aku mampir.

Gadis itu memberikan tasnya ke ibu Soo Bin.

Ibu Soo Bin : Yoon Seo-ya. Kau pasti lelah, Nak.

Yoon Seo pergi melihat2 kosmetik.

Ibu Soo Bin langsung berpura2 tak mengenal Soo Bin di depan Yoon Seo.

Ibu Soo Bin : Untuk bungkusnya, kau bersedia membayar 100 won?

Soo Bin diam saja, dengan wajah kecewa.

Ibu Soo Bin : Nona?

Soo Bin : Tidak perlu. Tolong tambah poinnya saja. Biar kutulis nomorku. Tolong cari nomor ini, dan tambahkan poin keanggotaannya.

Usai menuliskan nomornya, Soo Bin mau pergi, tapi dia dipanggil sang ibu.

Ibu Soo Bin : Jangan lupa bawa barang yang kau beli.

Soo Bin pun mengambil pelembab dari ibunya dan beranjak pergi.

Flashback end…

Sekarang, Soo Bin marah.

Soo Bin : Anak yang tak ditemui sepuluh tahun mendadak hamil, tetapi ibu tak cemas sama sekali. “Apa kau baik-baik saja? Apa kau sehat?” Mengapa ibu tak menanyakannya? Mengapa? Sementara bibi itu… Ibu tahu dia bilang apa begitu tahu aku hamil?

Flashback…

Hye Joo tanya ke Soo Bin, apa Ji Hoon melecehkan Soo Bin.

Flashback end…

Soo Bin : Dia tanya apa aku melakukannya karena dipaksa, sedangkan ibu…

Soo Bin melemparkan ponselnya ke meja kasir.

Soo Bin : … aku sudah mengaku hamil sampai memberi nomor ponsel, tetapi sama sekali tak ditelepon? Apa ibu tahu aku selalu menyalakan ponsel ini karena takut ibu menelepon?

Ibu Soo Bin : Lalu kau mau ibu bagaimana? Kau mau ibu bertanggung jawab karena menelantarkanmu, atau mau ibu membesarkan anakmu karena kau hamil? Itu maumu?

Soo Bin : Aku tak akan minta itu. Bahagia saja dengan anak baru ibu. Namanya Yoon Seo, kan?

Ibu Soo Bin : Dari mana kau tahu namanya? Awas kalau kau menemui Yoon Seo, dan berkenalan, atau menyakitinya. Aku tak akan tinggal diam.

Soo Bin makin kecewa, baiklah. Aku tak seharusnya berharap. Aku tak akan kembali. Semoga bahagia dengan anak barumu.

Soo Bin mau pergi, tapi ibunya tanya siapa bibi yang Soo Bin bilang tadi.

Ibu Soo Bin : Apa dia menyuruhmu berbuat yang aneh-aneh dan minta uang darimu?

Soo Bin : Ibu anggap aku ini apa?

Ibu Soo Bin : Kalau bukan, lantas siapa?

Soo Bin : Hanya seorang kenalan.

Soo Bin beranjak pergi.

Kita ke SMP Jicheong, dimana Yoon Seo dan Da Som duduk di taman.

Da Som : Makanya, aku bingung apa aku harus memberi tahu ibu soal perselingkuhan ayah.

Yoon Seo : Mengapa baru cerita? Aku tak tahu soal itu. Kupikir kau agak aneh saja belakangan ini.

Da Som : Maaf. Namun, aku merasa lega setelah bercerita kepadamu.

Yoon Seo : Tabahlah.

Da Som : Terima kasih.

Yoon Seo : Aku juga punya rahasia.

Da Som : Rahasia apa?

Yoon Seo : Jangan beri tahu siapa pun, ya?

Yoon Seo pun berbisik, ngasih tahu rahasianya.

Da Som : Apa? Pacar kakakmu hamil dan datang ke rumah?

Yoon Seo : Ya. Aku tidak suka tinggal bersamanya.

Da Som : Itu pasti.

Yoon Seo : Begitulah. Namun, masalahku tak sebanding denganmu, ‘kan? Masalahmu lebih parah. Perselingkuhan? Itu menjijikkan. Itu benar-benar parah.

Hye Joo di tokonya sekarang, bersama pelanggannya yang tadi menelponnya.

Hye Joo : Halaman yang sobek waktu itu sudah diperbaiki menjadi seperti ini dan halaman-halaman yang bernoda sudah dibersihkan. Semoga kalian suka. Silakan dilihat.

Pelanggan itu datang dengan putranya.

Pelanggan : Luar biasa.

Hye Joo : Coba sentuh. Bagus, ‘kan?

Pelanggan : Ibu tak menyangka bisa berubah sebagus ini.

Putra pelanggan : Apa ini?

Pelanggan : Ini burung kucica. Ibu bermimpi burung kucica terbang ke pelukan ibu sebelum mengandungmu.

Putra pelanggan : Ibu masih ingat?

Pelanggan : Mana mungkin ibu melupakan mimpi saat mengandung anak sendiri? Ibu baru ingat. Putra Bu Kim sebaya denganmu. Kau mimpi apa saat mengandung putramu? Rasanya kau pernah cerita, tetapi aku tak ingat. Omong-omong, aku takjub sekali bukunya bisa jadi sebagus ini. Hebat.

Hye Joo terlihat tidak sehat. Dia berkali2 menarik napas.

Yeo Jin ada di kantin, dekat toko Hye Joo.

Yeo Jin mengirimi Hye Joo pesan, aku di depan. Telepon aku jika klienmu sudah pergi. Nanti kujemput.

Yeo Jin ingat saat dia tahu Soo Bin keguguran.

Soo Bin melarangnya memberitahu Hye Joo saat itu, dengan nada mengancam.

Hye Joo mengantar pelanggannya ke depan.

Pelanggan : Terima kasih sudah memperbaiki bukuku. Lain kali aku mampir lagi.

Si pelanggan akhirnya pergi.

Hye Joo langsung ke mejanya. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi Joong Do.

Joong Do masih bersama staf nya.

Joong Do : Yeobo.

Hye Joo mulai sesak, yeobo.

Joong Do : Mengapa? Ada masalah?

Hye Joo : Yeobo, Ji Hoon… Uri Ji Hoon….

Joong Do terkejut, yeobo? Ada apa?

Hye Joo pun jatuh pingsan.

Joong Do terkejut Hye Joo tak menjawab lagi, Hye Joo-ya!

Sekarang, Joong Do lagi bicara dengan dokter di IGD.

Dokter : Dia tidak boleh stres berat sementara ini.

Joong Do : Baik, terima kasih.

Dokter pergi.

Joong Do menghela nafas. Tiba2, dia merasa sakit lagi di bagian perutnya dekat pinggang.

Tapi Joong Do menahannya saja dan pergi melihat Hye Joo.

Hye Joo masih belum sadar. Yeo Jin menemaninya.

Yeo Jin : Apa kata dokter?

Joong Do : Dia tak apa. Dia hanya terkejut.

Yeo Jin mengembalikan ponsel Ji Hoon ke Joong Do.

Yeo Jin : Aku ambil ini dari tempat kerjanya.

Joong Do : Terima kasih. Biar kujaga dia. Kau pulang saja.

Yeo Jin : Baik. Ini tas Hye Joo. Hubungi jika dia sudah siuman.

Joong Do : Kak Yeo Jin, tolong rahasiakan ini dari Yoon Seo. Soal kejadian hari ini, dan yang lainnya.

Yeo Jin : Baik, tak akan kuberi tahu.

Yeo Jin pergi.

Joong Do memegang tangan Hye Joo. Dia menatap lirih Hye Joo. Hye Joo pun bangun. Joong Do minta maaf. Dia bilang, dia berharap Hye Joo tak tahu. Tangis Hye Joo pun pecah. Joong Do ingat saat dia bicara dengan kapolsek.

Flashback….

Mereka bicara di dalam mobil Joong Do. Kapolsek menunjukkan hasil autopsi Ji Hoon.

Joong Do : Pak Kapolsek, tolong rahasiakan ini dari istriku. Mau terpeleset atau masuk ke air sendiri, putraku sebatas korban tewas bagimu, bukan? Jika tahu fakta ini, istriku tak akan bisa terima. Intinya, putraku harus meninggal akibat terpeleset ke sungai sesuai hasil autopsi ini.

Kapolsek mengerti dan pergi.

Joong Do kalut.

Joong Do lalu bicara dengan Woo Jae di atap gedung.

Woo Jae : Kendati begitu, di satu sisi, kurasa ini ada untungnya karena Ji Hoon meninggal gara-gara gadis itu.

Flashback end…

Joong Do nangis.

Sementara itu, Seung Hee mendatangi restoran ibu Seung Kyu. Dia menemui orang tua Seung Kyu.

Seung Hee memberitahu mereka darimana dia tahu restoran mereka.

Pak Ji : Kami heran dari mana orang-orang tahu soal media sosial restoran kami.

Bu Ji : Walau nestapa sepeninggal anak kami, kami tetap terpaksa bekerja karena butuh biaya hidup.

Pak Ji : Omong-omong, aku tak menyangka mereka berdua membunuh dua orang dengan cara yang sama.

Seung Hee : Sebenarnya aku datang karena itu. Mari lakukan sesuatu sebagai sesama korban.

Bersambung ke part 2…

1 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like