Trolley Eps 6 Part 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Trolley Episode 6 part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.Baca juga episode sebelumnya disini

Joong Do keluar dari kamar. Dia hendak berangkat, tapi bertemu dengan Soo Bin yang baru keluar dari kamar mandi. Joong Do terdiam menatap Soo Bin. Lalu dia menatap perut Soo Bin. Melihat Joong Do menatap perutnya, Soo Bin juga menatap perutnya.

Joong Do : Bisakah kau bertanggung jawab?

Soo Bin kesal, kau tak pantas menanyakan itu.

Dan Joong Do tak bertanya lagi. Dia pun pergi gitu aja.

Di dapur, Hye Joo lagi nyiapin jus. Joong Do turun dan melihat Hye Joo. Hye Joo pun menatap Joong Do.

Joong Do : Yeobo, tidurmu nyenyak?

Hye Joo : Ya, kau bagaimana?

Joong Do : Ya.

Hye Joo melihat pakaian Joong Do.

Hye Joo : Kau mau ke pemakaman?

Joong Do : Aku mau ke Sangju hari ini.

Hye Joo : Sangju? Ke rumah keluarga ibu Ji Hoon?

Joong Do : Ya, ini haul ke-20 ibunya. Aku mengajukan cuti setengah hari. Maaf lupa memberi tahu.

Hye Joo : Tidak apa. Mengapa minta maaf? Tentu kau harus hadir. Kau sudah lama tak ke sana, ‘kan? Selamat jalan. Andai kau beri tahu aku lebih awal. Ada uang tunai?

Joong Do : Ada.

Hye Joo : Aku tahu kau pasti memberi banyak, tetapi berilah lebih banyak lagi. Kurasa para tetua akan senang jika uangnya dimasukkan ke amplopmu yang bertuliskan anggota parlemen.

Joong Do : Aku lupa bawa amplop. Baiklah. Nanti kubawa dari kantor.

Hye Joo : Kau bisa lupa. Di rumah tak ada?

Joong Do : Ada di laci ruang kerjaku.

Hye Joo : Begitu? Biar kuambilkan. Tunggu di sini, ya.

Dia mulai beranjak, tapi langsung menghentikan langkahnya. Dia pun bilang ke Joong Do, biar Joong Do aja yang ambil karena dia tak tahu letak barang2 Joong Do. Dia takut salah menyentuh barang lain saat mencari amplop. Joong Do mengerti dan langsung beranjak. Hye Joo menyalin jus ke termos.

Tapi, Joong Do malah balik lagi dan memeluk Hye Joo.

Joong Do : Bagaimana kalau kita ke Sokcho usai pemilu? Ke tempat kita berbulan madu. Kau ingin ke pantai saat bulan madu dahulu karena tak pernah ke pantai. Maka itu, aku berjanji membawamu ke pantai tiap tahun saat cuti tapi tak sempat sejak Yoon Seo bersekolah. Maafkan aku.

Joong Do lalu melepas pelukannya. Hye Joo menatap Joong Do.

Joong Do : Pemilu sudah dekat. Tolong bersabar sedikit lagi. Kita berlibur saat musim semi, ya.

Hye Joo : Baiklah. Aku setuju.

Joong Do pun beranjak pergi.

Soo Bin masuk ke kamarnya.

Dia lantas mengambil spidol dan mencoret2 tato JD di pinggulnya.

Joong Do ke mobilnya. Tapi saat mau masuk, dia melihat selebaran di dekat kakinya. Dia menaruh tas di mobil dan mengambil selebaran itu. Isinya, foto Joong Do dan tulisan ‘pembunuh’!

Di kamarnya, Hye Joo menyalakan ponselnya. Pesan Seung Hee langsung masuk.

Seung Hee : Minta maaf kemari, lalu akui kau memfitnah dan membunuh Seung Ho.

Joong Do masuk. Hye Joo kaget dan langsung menyembunyikan ponselnya.

Joong Do : Yeobo, pinjam kunci mobilmu.

Hye Joo : Kunci mobil?

Joong Do langsung pergi.

Joong Do masuk ke mobil Hye Joo. Dia memeriksa kamera dashboard Hye Joo, untuk mencari siapa pelakunya. Hye Joo menyusul Joong Do dan kaget melihat selebaran itu.

Hye Joo gemetaran. Joong Do masih mencari tahu siapa pelakunya. Dan tak lama, dia melihat video rekaman saat si pelaku menyerakkan selebaran itu di depan rumahnya. Pelakunya, Pak Jin!

Kita lalu diperlihatkan flashback saat Pak Jin menyerakkan selebaran2 itu tadi malam, di depan kediaman Joong Do.

Flashback end…

Joong Do turun dari mobil Hye Joo dan menyuruh Du Seok membereskan kekacauan itu. Tapi Hye Joo bilang biar dia saja. Joong Do bilang tak perlu.

Hye Joo : Kalian pergi saja. Biar aku yang bereskan di sini.

Joong Do : Tak apa. Aku bisa menyetir sendiri.

Hye Joo : Tidak usah. Pasti tak lama membereskan ini. Tenang saja.

Hye Joo menyuruh Du Seok mengantar Joong Do.

Joong Do dan Du Seok pun pergi.

Di mobil, Joong Do menghubungi Woo Jae.

Joong Do : Halo, Pak Jang.

Seung Hee menelpon ibunya.

Ibunya lagi di perjalanan.

Seung Hee : Ibu! Mengapa tak mengangkat teleponku dari tadi?

Nyonya Lee : Apa? Kau menelepon ibu?

Seung Hee : Ibu di mana sekarang?

Nyonya Lee : Ibu sedang menuju Jecheon karena katanya ada tanah bagus di sana.

Seung Hee : Kulihat mobil Ibu ada di sini.

Nyonya Lee : Ibu naik mobil agen properti. Ada apa?

Seung Hee : Kalau begitu, kapan Ibu pulang?

Nyonya Lee : Entahlah. Sampai saja belum. Memang kenapa?

Seung Hee : Apa Ibu bisa kembali ke rumah sekarang dan lihat tanah lain kali?

Nyonya Lee : Ada apa? Ibu harus melihat tanahnya hari ini.

Seung Hee : Baiklah. Kira-kira Ibu bisa sampai rumah pukul berapa setelah semua urusan beres? Baru bisa prediksi setelah tiba? Sekitar pukul 16.00? Baiklah. Usahakan sampai rumah pukul 16.00, ya?

Setelah itu, Seung Hee mengirimi pesan ke Hye Joo. Tadinya dia mau Hye Joo datang jam 4, tapi kemudian dia meralatnya dan menyuruh Hye Joo datang jam setengah empat.

Joong Do pun bercerita ke Woo Jae soal istrinya dan Seung Hee.

Woo Jae : Teman SMA?

Joong Do : Ya. Aku tahu istriku berasal dari Youngsan, tapi tak kusangka mereka saling kenal. Namun, Jin Seung Hee putri semata wayang Lee Yoo Sin. Walau sudah 20 tahun lalu, mereka terkesan tak dekat sama sekali, padahal mengaku sahabat SMA. Aku malah merasa sebaliknya. Selain itu, istriku terlihat tidak nyaman dengan Choi Ki Young, jadi, tolong selidiki.

Joong Do juga ngasih tahu kalau dulu nama Hye Joo adalah Jae Eun.

Woo Jae : Baik, Pak.

Joong Do : Meski tak diduga ada koneksi dengan Pak Kang Soon Hong, alangkah baiknya bila kita bisa dapat informasi dari situ. Istriku ke Seoul sendirian saat 20 tahun. Kami bertemu saat dia 22 tahun. Kami menikah saat dia 23 tahun. Sebagaimana kau ketahui, dia besar di panti asuhan, dan aku merasa dia tak ingin membahasnya karena hidupnya berat kala itu. Karenanya, aku pun tak bertanya.

Woo Jae : Lalu, mengapa sekarang kau ingin tahu? Apa ada sesuatu yang menurutmu mencurigakan?

Joong Do : Untuk melindungi. Apa pun yang terjadi.

Woo Jae : Maksudnya, melindungi siapa? Istrimu atau dirimu?

Joong Do : Jangan keliru. Aku minta kau menyelidiki sebagai suaminya, bukan anggota parlemen.

Woo Jae : Baik, Pak. Selamat jalan kalau begitu. Aku pamit sekarang.

Hye Joo keluar dari kamarnya. Dia mau pergi, tapi dia terdiam sejenak menatap kamar Ji Hoon. Dia ingat kemarahannya ke Soo Bin kemarin, gegara Soo Bin masuk ke ruangan pribadinya.

Soo Bin tiba2 keluar dari kamar.

Soo Bin terlihat kesal, namun dia menahan diri.

Soo Bin : Ada yang ingin kau sampaikan?

Hye Joo : Tidak, aku hanya mau pamit bekerja.

Soo Bin : Baik. Aku mau ke kamar mandi.

Hye Joo : Sebentar, Soo Bin-ah. Aku akan pulang malam hari ini.

Soo Bin : Kau tak perlu selalu melapor kepadaku. Ini rumahmu. Kau tak butuh izinku untuk masuk, ‘kan?

Soo Bin pun ke kamar mandi.

Hye Joo keluar. Di depan rumahnya, dia melihat ada satu selebaran lagi tentang Joong Do.

Hye Joo buru2 memungutnya dan pergi.

Soo Bin ke klinik Daon. Dia menemui Ji Soo temennya Hye Joo.

Ji Soo : Apa? Aborsi induksi?

Soo Bin : Benar. Menurut klinik lain, prosedur itu sudah legal sekarang. Apa bisa di sini?

Sekarang, Soo Bin di lift. Tak lama pintu lift terbuka, dia mau keluar, malah ketemu Yeo Jin yang mau masuk. Soo Bin melihat di depannya adalah klinik dermatologi Chung Yoo Na. Dia tersenyum kesal dan tak jadi keluar lift.

Soo Bin dan Yeo Jin keluar bersama.

Soo Bin terlihat jutek.

Yeo Jin : Kau habis periksa kandungan? Apa kau masih suka mual?

Soo Bin : Jangan pedulikan urusanku. Urus saja kulitmu.

Yeo Jin : Tunggu, Soo Bin-ah.

Soo Bin : Ada apa?

Yeo Jin : Suasana hati ibu hamil bisa berubah-ubah akibat hormon. Jadi, aku berusaha memaklumi sikapmu, tapi tingkah lakumu itu tidak baik. Sikapmu tadi tidak sopan.

Soo Bin menatap kesal Yeo Jin.

Yeo Jin : Mengapa? Aku terlalu ikut campur, padahal tak punya anak? Aku juga pernah punya, melahirkan, dan membesarkan anak.

Soo Bin : Aku tidak tanya dan tak peduli.

Soo Bin pergi.

Di tokonya, Hye Joo melihat selebaran itu.

Tapi tiba2 dia kaget. Rupanya, dia mendadak melihat tulisan kalau istri Joong Do lah yang pembunuh. Hye Joo lantas mengambil thinner dan mencoba menghapus tulisan itu, tapi dia kemudian emosi dan merobek selebaran itu.

Hye Joo kemudian berkata, apa salahnya jadi pembohong. Lah?

Woo Jae sendiri udah di depan Panti Asuhan Youngsan.

Dia lalu melihat foto pernikahannya dengan Hye Joo di ponselnya.

Ternyata, Woo Jae meminta bantuan ahli untuk mengedit foto itu.

Nyonya Jo lagi sibuk membuat minyak sambil mendengarkan berita di TV.

Di TV, lagi membahas kasus Seung Kyu. Disebutkan bahwa ibu pelaku mengalami stress dan berusaha bunuh diri. Nyonya Jo terus membuat minyak. Tapi saat berita mengatakan, bahwa sebelum bunuh diri, Seung Kyu mengunggah video Seol ke situs pornografi, dia terkejut.

Hye Joo sudah di mobil dan terus menatap pesan Seung Hee yang menyuruhnya datang pukul setengah empat. Hye Joo stress. Tiba2, ponselnya berbunyi, membuatnya kaget setengah mati. Telepon dari Nyonya Jo.

Hye Joo menjawab. Nyonya Jo menangis.

Hye Joo : Ada apa, Bu? Apa? Video? Tidak. Aku baru dengar soal itu. Baik. Tenangkan dirimu dahulu, Bu. Nanti biar aku cari tahu apa yang terjadi.

Setelah itu, Hye Joo mau menghubungi Joong Do tapi gak jadi dan dia memutuskan menghubungi Woo Jae.

Woo Jae masuk ke panti asuhan saat menerima telepon Hye Joo.

Woo Jae : Ya, samonim? Kami juga baru tahu belum lama ini. Polisi sedang mengusutnya dan Pak Nam sudah merekrut vendor dengan dana pribadi untuk menghapusnya. Benar. Namun, aku tak tahu ada beritanya.

Hye Joo : Baik. Baiklah. Terima kasih.

Hye Joo menyudahi panggilannya.

Woo Jae terlihat kesal, kita jalani satu per satu, ya? Mengapa dia harus terlibat?

Woo Jae menemui direktur panti. Dia menunjukkan foto pernikahannya dengan Hye Joo.

Woo Jae : Jae Eun tak bercerita secara terperinci. Namun, aku akan selalu berada di sisi Jae Eun selamanya. Aku harus tahu apa yang terjadi di masa lalu agar bisa melindunginya ketika terjadi sesuatu. Jadi, tolong beri tahu aku. Kumohon.

Direktur panti ragu.

Woo Jae : Ini ada kaitannya Jin Seung Hee, ‘kan?

Direktur : Jae Eun bercerita soal Seung Hee?

Woo Jae : Ya, hanya namanya.

Direktur : Dahulu ada siswa SMA Youngsan yang diterima di Fakultas Hukum UNS untuk pertama kalinya.

Di rumahnya, Seung Hee baru menerima kabar dari Hye Joo.

Hye Joo bilang dia akan datang memenuhi undangan Seung Hee. Seung Hee terdiam.

Joong Do ada di pemakaman Jung Su Hyeon, mantan istrinya. Dia bersama orang tua Su Hyeon. Selesai berdoa, dia bicara dengan ayah Su Hyeon.

Ayah Su Hyeon : Kau tahu Su Hyeon keras kepala, ‘kan?

Joong Do : Ya, aku tahu.

Ayah Su Hyeon : Dia mampu bertahan hidup berkat keras kepalanya sejak kecil. Sudah kaget karena dia menderita kanker, ditambah dia tak mau berobat karena mengandung. Walau aku sudah menasihati bahwa dia bisa hamil dan melahirkan lagi nanti, dia tetap keras kepala. Lalu, dia meninggal tak sampai setahun habis melahirkan Ji Hoon, ‘kan?

Joong Do : Benar.

Ayah Su Hyeon : Jujur, aku lebih membencimu daripada Su Hyeon kala itu. Namun, setelah kepergian Su Hyeon, aku berpikir kau pasti lebih menderita daripada kami ketika memutuskan hal itu. Maka dari itu, aku merasa cukup selama Ji Hoon bisa hidup bahagia.

Meski jarang bertemu, aku menduga dia hidup bahagia bersama ayah, ibu tiri, dan adiknya. Tak kusangka, setelah sering lihat kabar buruk di berita, dia pun tewas dengan nahas.

Joong Do : Semua itu salahku. Maafkan aku.

Ayah Su Hyeon : Mulai kini, berhenti mengirim daging dan buah saat hari raya. Kau tak perlu melakukannya. Membantu keluarga mendiang mantan istri selama 20 tahun itu sudah cukup, padahal kalian tinggal bersama tak sampai dua tahun.

Intinya, hubungan kita cukup sampai sini. Kuharap kita berhenti bertemu selama tak ada berita buruk. Kami tak berharap apa-apa. Lupakan semua ini dan jalani tugas negaramu baik-baik.

Joong Do membantu ibu Su Hyeon masuk ke mobil. Ayah Su Hyeon menyuruh Joong Do makan dulu sebelum pulang. Joong Do mengerti dan beranjak ke mobilnya.

Hye Joo sudah di Youngsan. Dia berhenti di lampu merah.

Di seberang jalan, sepasang sahabat siswi SMA melintas. Melihat itu, Hye Joo pun ingat saat dia dan Seung Hee pulang bersama dari sekolah.

Seung Hee tengah menuang air saat bel berbunyi.

Lalu dia menatap jarum jam. Jam setengah empat.

Tak lama, Seung Hee membukakan pintu untuk Hye Joo.

Mereka bicara di dalam.

Suasana tegang.

Seung Hee : Ibuku akan segera pulang. Kau mematikan ponsel, ya? Aku sempat menelepon, takut kau berubah pikiran. Ternyata kau masih ingat rumahku.

Hye Joo : Aku sering kemari dahulu.

Seung Hee : Rumahku tetap sama, ‘kan? Masih sama seperti 20 tahun lalu.

Hye Joo menatap foto2 Seung Ho, juga penghargaan Seung Ho di lemari kaca.

Dia tak nyaman.

Seung Hee makin kesal dan menyuruh Hye Joo cuci muka.

Seung Hee : Cuci mukamu. Cuci muka dan hapus air matamu. Nanti jangan coba-coba meraih simpati Ibu dengan air mata. Paham?

Hye Joo menuruti Seung Hee. Dia cuci muka.

Selesai cuci muka, dia menatap wajahnya di cermin.

Tiba2, terdengar bunyi bel. Hye Joo tegang.

Hye Joo keluar dan melihat Seung Hee terdiam di depan layar intercom.

Hye Joo : Ada apa Seung Hee-ya?

Mereka mendengar suara tabrakan dan bunyi alarm mobil.

Seung Hee kaget.

Hye Joo melihat ke layar intercom.

Ternyata Joong Do. Joong Do marah dan menyuruh Seung Hee membuka pintu sekarang juga.

Hye Joo kaget suaminya datang.

Bersambung…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
Read More

Crazy Love Ep 4

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Crazy Love Episode 4, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.…