Tentangsinopsis.com – Sinopsis Trolley Episode 5 part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.Baca juga episode sebelumnya disini
Para reporter menyerbu Ketum Woo. Mereka ingin mendengarkan komentar Ketum Woo soal tabrak lari yang melibatkan istri Anggota Dewan Ko. Tapi Ketum Woo tak memberi sepatah kata pun dan terus berjalan dengan terburu2 bersama ajudannya.
Joong Do keluar dari ruangannya. Para staf nya langsung berdiri. Joong Do mau pergi saat di TV keluar berita tentang tabrak lari yang melibatkan istri Pak Anggota Dewan Ko.
Joong Do terdiam mendengarkan berita.
Dilaporkan bahwa istri Anggota Parlemen Ko Ji Seop dari Partai Daehan, menjadi perdebatan usai dikabarkan menabrak kurir pesan antar dengan mobil impornya tiga hari lalu sekitar pukul 01.00 hingga korban tewas. Polisi menganalisis rekaman CCTV dan telah menangkap istri Ko.
Joong Do pun keluar dari ruangannya.
Tapi dia terdiam menatap ruangan Anggota Dewan Ko yang berada tepat di depan ruangannya.
Dua orang lewat membicarakan Anggota Dewan Ko. Mereka bertanya2, apa benar Anggota Dewan Ko tidak tahu kejadiannya.
“Mereka benar-benar harus mengawasi keluarga sendiri. Karier mereka bisa hancur akibat satu kesalahan keluarga sendiri.”
Dan mereka langsung terdiam saat melihat Joong Do di depan mereka.
Mereka memberi hormat, lalu pergi.
Staf Joong Do ikut membahas Anggota Dewan Ko.
Min Seok : Pak Ko malang sekali.
Bit Na : Kalau dipikir, aku bersyukur kepada istri Pak Nam. Meski tak membantu, dia juga tak menimbulkan masalah sama sekali.
Ja Young : Saat orang pendiam menyebabkan masalah, itu cenderung besar.
Woo Jae : Jaga kata-katamu. Kita dilarang bilang begitu.
Bit Na : Tetap saja, istri Pak Nam mustahil menimbulkan masalah. Benar kan, Pak Jang?
Woo Jae : Ya, kita harap begitu.
Di toko, Hye Joo membaca berita Anggota Dewan Ko di internet. Ada berita, bahwa Ketum Woo mendesak Anggota Dewan Ko turun jabatan. Ada juga berita tentang serangkaian kontroversi di Partai Daehan.
Hye Joo lalu mencampakkan ponselnya, karena Seung Hee menelpon.
Hye Joo tak berani jawab, hingga suara panggilan berhenti. Seung Hee mengiriminya pesan.
Seung Hee : Mengapa kau tak terima telepon?
Hye Joo pu mengumpulkan keberaniannya untuk menghubungi Seung Hee.
Seung Hee : Mengapa tak terima telepon tadi?
Hye Joo : Teleponnya mati begitu mau kuterima. Begini, Seung Hee-ya…
Seung Hee : Kau akan ke Youngsan, ‘kan?
Hye Joo : Ya.
Seung Hee : Baiklah. Kukira kau tak akan datang karena tak menjawab pesanku. Jadi, aku sempat curiga apa kau kabur lagi dan membuat perkara ini menjadi kian menarik.
Hye Joo : Tidak, aku memang berniat pergi ke Youngsan. Aku akan ke sana nanti.
Seung Hee : Baiklah. Sampai nanti.
Seung Hee lalu kembali ke ibunya yang lagi ngobrol sama pemilik tanah.
Pemilik tanah : Lihat rumah kaca plastik di ujung sana? Kau bisa beli sampai sana.
Nyonya Lee : Namun, belum pasti akan ada jalan atau tidak.
Pemilik tanah : Astaga, Bu, harga tanah di sini sudah naik dua kali lipat dari bulan lalu. Dua kali lipat itu sepele jika dibangun jalan.
Nyonya Lee menatap Seung Hee.
Nyonya Lee : Ibu kira kau kabur karena lama sekali. Kau habis menelepon suamimu lagi?
Seung Hee : Tidak.
Pemilik tanah : Kelihatannya putrimu dan suaminya rukun sekali.
Nyonya Lee : Apa gunanya kalau mereka bersekongkol untuk mengasingkan ibunya yang sudah tua?
Seung Hee kesal, ibu.
Nyonya Lee : Seung Hee-ya, ibu juga tak butuh kau. Ibu mau bertemu teman-teman ibu. Kau temui saja suamimu.
Nyonya Lee mengajak supirnya pergi. Seung Hee makin kesal.
Yeo Jin pamit pada Yeong Seon.
Tak lama setelah itu, dia melihat Joong Do lagi disapa warga di depan kantor.
Joong Do berterima kasih karena warga nya bilang akan mendukungnya.
Yeo Jin menatap Joong Do dengan tatapan kagum.
Joong Do masuk ke dalam.
Joong Do terkejut melihat halmeoni lagi membersihkan tangga di kantornya.
Joong Do : Nyonya Jo, sedang apa kau disini?
Halmeoni langsung berdiri.
Nyonya Jo : Astaga, Pak Nam.
Direktur Woo keluar, bu, mengapa kau bersih-bersih di sini lagi? Padahal masuk saja untuk minum teh. Mengapa membersihkan kantor kami?
Nyonya Jo : Aku amat berterima kasih kepadamu, tetapi kau enggan menerima apa pun walau aku sudah bersikeras ingin memberi. Aku tak punya keahlian apa-apa, jadi, biarkan aku membersihkan kantormu, jangan hiraukan aku.
Halmeoni memegang tangan Joong Do, tapi kemudian dia sadar tangannya kotor.
Nyonya Jo : Aku lupa kalau tanganku kotor. Pak Nam, berkat dirimu, bajingan itu sudah dihukum dan aku bisa lebih tenang. Aku berjanji akan membalas budi kepadamu sampai mati.
Mereka lalu mengantarkan Nyonya Jo keluar.
Direktur Woo : Dia pasti belum tahu kalau bajingan itu mengunggah video cucunya sebelum lompat bunuh diri. Saat mengajukan surat penangkapan, dia hanya mengancam akan menyebar video, lalu kasus ditutup akibat gugurnya hak menuntut karena dia mati sehingga kita sempat tak tahu kalau videonya sudah disebar.
Joong Do : Apa sudah tersebar luas?
Direktur Woo : Polisi masih terus melacak orang-orang yang menyebar ulang. Orang-orang yang kau pekerjakan pun masih terus bekerja keras menghapusnya. Namun, kudengar sulit menghapus semuanya dalam waktu singkat. Untung setidaknya kasus itu tak diisukan kembali. Neneknya sudah begitu senang karena bajingan itu mati. Jika dia melihat berita video cucunya tersebar… Dia pasti akan syok berat. Meski diberitakan kembali, semoga kasus itu tak jadi buah bibir demi kebaikan nenek korban.
Joong Do : Benar. Jangan sampai jadi buah bibir.
Hye Joo masih di depan di rumahnya, di dalam mobil. Dia ragu untuk ke rumah Seung Hee, tapi dia tak punya pilihan lain.
Kita ke Soo Bin sekarang. Dia membuka jendela kamar Ji Hoon dan mau merokok, tapi kemudian gak jadi karena ingat dia lagi hamil. Soo Bin lalu melihat mobil putih melintas. Mobilnya Hye Joo.
Ki Young lagi menerima laporan dari pegawainya soal pelanggan yang datang ke lapangan golf mereka.
Pegawai : Total pelanggan hari ini 370 orang. Jumlah anggota baru meningkat sepuluh persen dari bulan lalu dan diprediksi akan terus meningkat. Kami meninjau interior elegan dan keunggulan kualitas alat kita dibandingkan kompetitor lain yang menjadi faktor utama para pelanggan terus berkunjung.
Ki Young : Terima kasih.
Pegawainya pergi. Ki Young menghubungi Seung Hee.
Ki Young : Malam ini Ibu Mertua ada acara arisan, ‘kan? Bagaimana kalau kita makan berdua di luar? Kau ada janji makan malam? Dengan teman? Baiklah. Selamat bersenang-senang. Kita bertemu di rumah nanti malam.
Tapi kemudian Ki Young bertanya2, siapa temen Seung Hee.
Hye Joo sudah di Youngsan.
Dia menuju ke Youngsan-ro, kediaman Seung Hee.
Kita ditunjukkan masa lalu Hye Joo.
Flashback…
Di dekat panti asuhan Youngsan, Hye Joo tengah bersama Seung Ho. Hye Joo meminta Seung Ho berhenti menemuinya. Seung Ho tanya, apa Hye Joo membencinya. Kenapa.
Hye Joo : Seung Ho-ya, aku selalu menganggapmu sebatas keluarga Seung Hee. Jadi, aku mohon. Tolong jangan datang lagi. Aku pamit.
Hye Joo mau pergi tapi tangannya dipegang Seung Ho.
Seung Ho : Kim Jae Eun.
Hye Joo ketakutan dan meminta Seung Ho melepaskannya. Apalagi tidak ada orang di sana.
Hye Joo lalu pergi ke kantor polisi.
Lututnya terluka. Polisi datang.
Polisi : Nak. Ada apa? Ada yang bisa dibantu?
Polisi melihat darah di mantel, tangan dan lutut Hye Joo.
Polisi : Bukankah itu noda darah?
Hye Joo yang takut, lari.
Hye Joo lantas mendatangi kediaman Seung Ho. Dia bertemu Seung Ho dan juga Nyonya Lee. Hye Joo menatap Seung Ho dan menyuruh Seung Ho minta maaf padanya dan melarang Seung Ho menemuinya lagi.
Nyonya Lee mengajak Hye Joo bicara di kamar.
Hye Joo kaget, apa?
Nyonya Lee : Laki-laki yang sudah cukup umur wajar bersikap begitu kepada perempuan yang disukai. Terus terang, kau hanya terluka di telapak tangan dan lutut, tidak lebih dari itu.
Hye Joo : Bibi, aku… Aku terluka karena kabur. Jika tidak, aku akan…
Nyonya Lee memberikan Hye Joo perhiasan.
Nyonya Lee : Terimalah. Ambil ini. Sekarang luka dan hatimu mungkin terasa sakit. Anggap saja kau berpacaran sesaat dengan mahasiswa fakultas hukum dari Universitas Nasional Seoul.
Nyonya Lee memaksa.
Hye Joo berontak dan perhiasan itu jatuh ke lantai.
Hye Joo mau pergi.
Nyonya Lee masih membujuk Hye Joo dengan uangnya.
Nyonya Lee : Aku berjanji akan memberikanmu beasiswa Universitas Gyeongji. Bibi suamiku ketua yayasan di sana. Kau tak punya orang tua. Apa kau tak memikirkan biaya kuliahmu? Akan kupastikan kau dapat beasiswa. Jadi, kumohon jangan buat kegegeran karena masalah sepele ini.
Hye Joo : Kalau begitu, tolong bantu agar aku bisa dapat beasiswa.
Tangis Hye Joo pecah.
Hye Joo beranjak keluar. Diluar, dia dipanggil Seung Ho.
Seung Ho : Kim Jae Eun, jangan salah paham. Dikira aku bersikap begitu karena serius menyukaimu? Bilang saja kalau butuh uang. Jangan jual namaku. Dasar yatim piatu miskin.
Seung Ho masuk ke rumahnya.
Hye Joo lantas beranjak meninggalkan kediaman itu. Di jalan, dia melihat orang memasang spanduk bertuliskan ucapan selamat untuk Seung Ho yang diterima masuk Fakultas Hukum UNS.
Hye Joo lalu ingat kata2 Nyonya Lee tadi.
Nyonya Lee : Anggap saja kau berpacaran sesaat dengan mahasiswa fakultas hukum dari Universitas Nasional Seoul.
Hye Joo marah dan melaporkan Seung Ho ke polisi.
Tepat saat Hye Joo lagi ditanyai polisi, Nyonya Lee datang.
Seung Ho yang takut masuk penjara, gantung diri.
Tapi lucunya, keluarga Seung Ho menyalahkan Hye Joo.
Seung Hee bahkan menampar dan menyebut Hye Joo pembunuh, padahal Hye Joo adalah korban.
Karena itulah, Hye Joo meninggalkan Youngsan dan mengganti namanya.
Narasi Hye Joo : Tepat hari itu, 20 tahun lalu, hidupku hancur untuk pertama kalinya. Yang bisa kulakukan hanya kabur.
Hye Joo sendiri sudah di depan kediaman Seung Hee.
Hye Joo lalu ingat saat tadi dia membaca berita di internet kalau karir politik Anggota Dewan Ko terancam hancur karena istrinya terlibat tabrak lari.
Hye Joo takut hal yang sama akan terjadi pada Joong Do.
Narasi Hye Joo : Tak kusangka aku akan kembali ke sini.
Hye Joo lalu memberanikan dirinya untuk turun.
Tapi di sana, ada Ki Young dan juga Joong Do!
Joong Do lagi bicara sama Seung Hee.
Seung Hee melihat Hye Joo, itu dia.
Joong Do terkejut melihat Hye Joo, yeobo.
Hye Joo juga tak kalah terkejutnya melihat Joong Do.
Bersambung…