Trolley Eps 3 Part 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Trolley Episode 3 part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.Baca juga episode sebelumnya disini

Ki Young dan Seung Hee di perjalanan. Seung Hee bilang dia tak tahu Ki Young akan menjemputnya. Seung Hee lalu tanya, apa ibu ada di rumah.

Ki Young : Ibu Mertua? Tentu di rumah.

Seung Hee : Tampaknya dia tak melihat-lihat tanah hari ini.

Ki Young : Tentu dia menunggumu karena kau pulang hari ini.

Seung Hee : Tak perlu berbohong. Untuk apa dia menungguku padahal aku kabur selama tiga tahun, berkata tak tahan dengannya?

Hye Joo masih di toko. Dia membaca berita kematian Seung Kyu di internet. Tertulis di sana yang menjadi penyebab bunuh diri adalah karena permintaan Joong Do untuk investigasi ulang kasus Seol.

Hye Joo menghela nafas.

Soo Bin di lift. Dia melihat nama2 klik di tombol lift. Ada klinik penyakit dalam Lee Seul Gi, klinik wanita Da On. Soo Bin keluar dari lift. Dia di klinik penyakit dalam Lee Seul Gi. Di resepsionis, Soo Bin bilang dia mau tes narkoba.

Hye Joo bicara dengan Yeo Jin di telepon.

Yeo Jin : Kau mau melayat? Buat apa?

Hye Joo : Aku hanya merasa tidak enak hati.

Yeo Jin : Hye Joo, tak ada yang membayangkan kejadiannya akan begini. Aku paham kau kalut, tetapi tak satu pun memaki Joong Do. Walau tak sepatutnya bilang begini, namun kulihat warganet bersyukur atas kematiannya. Kurasa Joong Do juga tak akan melayat. Jika melayat, dia akan terkesan minta maaf menjadi penyebab kematian mahasiswa kedokteran itu. Jadi, jangan melayat, ya. Paham? Keluarganya pasti memakimu jika ke sana.

Hye Joo : Baiklah. Sampai bertemu nanti.

Yeo Jin : Ya.

Selesai bicara dengan Yeo Jin, Hye Joo ingat masa lalunya saat dia masih menjadi pelajar, dia datang melayat. Keluarga yang berduka, memakinya.

“Beraninya kau kemari! Enyah kau! Bisa-bisanya kau datang ke sini! Dasar biadab!”

Teman2 Hye Joo langsung menatap ke arah Hye Joo.

Hye Joo juga ingat saat Nyonya Jo memaksanya mengambil minyak perila dan wijen.

Nyonya Jo : Tahu Youngsan di mana, ‘kan? Di Chungcheong Utara.

Ingatan Hye Joo melayang lagi ke masa lalu ketika seorang wanita memberinya uang.

“Ambil ini.”

Flashback end…

Joong Do baru tiba di lokasi debat. Tapi baru turun dari mobil, dia dilempari telur oleh ibunya Seung Kyu.

Ibu Seung Kyu marah, kau tak melayat, padahal sudah membunuh anakku. Kau sebut dirimu manusia?

Ayah Seung Kyu juga memaki Joong Do.

Ayah Seung Kyu : Nam Joong Do! Kau tahu siapa aku? Aku ayah Ji Seung Kyu anak yang kau bunuh! Pembunuh! Kau membunuh anak kami!

Woo Jae menyuruh Joong Do masuk.

Di toilet, Joong Do membersihkan jas nya yang terkena lemparan telur.

Sekarang, Joong Do di atas podium. Sedang berpidato.

Joong Do : Pertama, saya ingin berterima kasih kepada hadirin di acara debat demi revitalisasi sistem dan telah menaruh perhatian pada regulasi ini. Cuti melahirkan adalah hak bayi dan seluruh orang tua. Namun, jujur, saya pun tak sempat cuti melahirkan, jadi, istri saya pasti marah jika tahu saya memberi sambutan di sini. Jadi, mohon rahasiakan ini dari istri saya.

Para audience tertawa mendengar itu.

Joong Do : Baik. Cuhamel. Singkatan dari cuti hamil dan melahirkan.

Soo Bin lagi menyusuri jalanan. Tiba2, langkahnya terhenti saat dia melihat seorang pria berdiri di tengah jalan. Soo Bin nampak takut. Lalu seorang wanita datang menghampiri pria itu dan mereka pergi bersama. Soo Bin yang terlihat takut, ingin menghubungi Hye Joo tapi gak jadi.

Hye Joo masih menenangkan diri di tokonya. Tiba2, terdengar ketukan dari luar.

Soo Bin : Bu Kim, ini aku.

Hye Joo bergegas membuka pintu.

Hye Joo : Kenapa kau tidak pulang?

Soo Bin : Karena aku bosan. Apa aku boleh melihatmu bekerja?

Hye Joo mengizinkan.

Joong Do dan Woo Jae beranjak menuju mobil diantarkan staf debat.

Tapi baru sebentar mobil berjalan, Joong Dae sudah minta diturunkan. Dia juga mengembalikan jas Woo Jae yang dipinjamkan oleh Woo Jae karena jasnya terkena lemparan telur. Setelah itu, dia meminta Woo Jae membatalkan semua sisa jadwalnya.

Woo Jae : Kau mau ke mana? Naik mobil ini saja.

Joong Do : Tidak perlu. Tolong cucikan jasku. Maaf. Sampai jumpa besok.

Joong Do pun turun.

Hye Joo fokus bekerja di tengah pikirannya yang kalut. Soo Bin sibuk bermain ponsel barunya. Soo Bin lantas tanya, apa dia bisa bekerja seperti Hye Joo juga meski tak kuliah. Hye Joo bilang dia juga tak kuliah.

Soo Bin : Sungguh?

Hye Joo : Ya.

Soo Bin : Begitu. Benar juga. Kurasa Ji Hoon pernah bilang.

Hye Joo makin kalut mendengar nama Ji Hoon.

Hye Joo : Ji Hoon bercerita soal itu juga?

Soo Bin : Ya.

Hye Joo ingat saat pertama kali Soo Bin datang ke rumahnya. Soo Bin bilang dia tak punya orang tua, sama seperti Hye Joo. Dan dia mendengar itu dari Ji Hoon.

Hye Joo : Apa dia bercerita yang lain?

Soo Bin pun berhenti main ponsel dan menatap Hye Joo.

Hye Joo : Apa Ji Hoon mengatakan hal lain tentangku?

Soo Bin : Pernah. Bahwa kau bukan ibu kandungnya.

Hye Joo : Lalu apa lagi?

Soo Bin : Tidak ada. Hanya itu.

Hye Joo yang tak tahan lagi, akhirnya berdiri dan beranjak ke rak nya.

Hye Joo tampak menahan tangisnya.

Hye Joo : Maaf, Soo Bin-ah. Bisa tolong belikan minuman untukku?

Soo Bin : Minuman?

Hye Joo : Ingat toserba mini yang kita lewati saat datang, ‘kan? Tolong belikan minuman di sana. Aku lupa beli tadi. Di tasku ada dompet. Bawa saja dompetnya.

Soo Bin : Aku punya uang untuk beli minuman. Aku permisi.

Soo Bin beranjak ke pintu. Tapi dia paham kenapa Hye Joo menyuruhnya membeli minuman.

Hye Joo berusaha menenangkan dirinya. Dia merasa sesak karena kata2 Soo Bin tadi bahwa dia bukan ibu kandung Ji Hoon.

Hye Joo bertanya2, apa sebenarnya yang dia harapkan?

Seung Hee masuk ke rumahnya bersama Ki Young. Sang ibu duduk di sofa ruang tamu.

Seung Hee : Ibu, aku pulang.

Ibu Seung Hee : Kalian datang bersama.

Ki Young : Aku menjemputnya ke bandara, jadi, kami datang bersama.

Ibu Seung Hee : Mengapa tidak sekalian naik pesawat lalu pergi? Buat apa kembali?

Seung Hee mendekati ibunya.

Seung Hee : Ibu. Ibu tak merindukanku usai tiga tahun tak bertemu?

Ibu Seung Hee : Buat apa aku merindukan anak yang kabur?

Hye Joo masih di toko. Dia tampak memegang sebuah surat.

Tiba2, seseorang masuk.

Soo Bin keluar dari toserba.

Dan dia kaget melihat Woo Jae berdiri di depannya.

Hye Joo terkejut melihat yang datang. Ternyata Joong Do.

Joong Do menatap lirih Hye Joo, Hye Joo-ya.

Hye Joo mengangguk sambil tersenyum dan menahan tangis.

Joong Do : Aku tak sanggup lagi. Seseorang meninggal… gara-gara aku.

Hye Joo pun mendekati Joong Do.

Hye Joo : Tidak. Itu bukan salahmu. Kau sama sekali tidak bersalah. Itu bukan salahmu, Sayang. Kau tidak tahu akhirnya akan begini.

Joong Do : Tetap saja… Tetap saja ada orang tua yang kehilangan anaknya gara-gara aku.

Tangis Joong Do pecah.

Hye Joo memeluk Joong Do.

Joong Do bilang dia paham bagaimana rasanya kehilangan anak.

Narasi Hye Joo terdengar, sejak mencintai dirinya, tidak pernah sekali pun meragukan ketulusannya terhadap dunia yang kami tinggali ini.

Kita diperlihatkan masa lalu Hye Joo dan Joong Do.

Flashback…

Hye Joo mendatangi sebuah rumah di Sinyang-gu. Seorang nenek menyambutnya dengan hangat. Tapi Hye Joo terkejut ada seorang pria muda duduk bersama nenek itu.

Nenek menyuruh Hye Joo duduk. Tapi Hye Joo sungkan.

Hye Joo : Nenek bisa makan itu besok.

Nenek : Besok sudah lain perkaranya.

Hye Joo : Nanti aku mampir lagi. Selamat makan, Nek. Aku pamit.

Hye Joo pergi.

Nenek kembali duduk bersama pria itu. Pria itu Joong Do.

Joong Do : Dia dari kantor kelurahan, ya?

Nenek : Bukan. Waktu kutanya, dia bukan pegawai kelurahan.

Joong Do : Lantas dari mana?

Nenek : Entahlah. Namanya pun aku tak tahu. Dia tidak bilang. Tetapi kau juga belum memberi tahu asalmu, Anak Muda.

Joong Do : Aku tidak semuda itu.

Nenek : Astaga. Kau punya istri? Kau tampak seperti mahasiswa.

Joong Do : Aku punya anak.

Nenek kaget, anak?

Joong Do yang enggan menjelaskan, menyuruh nenek makan. Dia bilang sup nya nanti keburu dingin.

Besoknya, Hye Joo yang baru tiba di kantornya, melihat ada banyak karung beras di depan kantor. Para staf kantor juga terkejut.

“Rasanya sudah tiga tahun. Dari siapa, ya?”

“Jika ditotal, uangnya saja sudah banyak sekali.”

“Benar. Berhubung anonim, tak kena kredit pajak.”

Hye Joo datang.

“Malaikat Anonim itu datang lagi?” tanya Hye Joo.

“Ya, kali ini pun beserta uang satu juta won.”

Hye Joo langsung membantu memindahkan karung beras ke dalam.

Malamnya, Hye Joo melintas di jembatan.

Lalu dia tak sengaja melihat Joong Do lagi membantu seorang nenek memperbaiki kipas.

Paginya, Hye Joo membagikan makanan ke para lansia. T

Tapi seorang lansia memberikannya bayaran.

Ada juga lansia yang senang hati menyambut kedatangannya.

Lansia itu mengajak Hye Joo makan apel.

Malam harinya saat akan pulang, Hye Joo berpapasan dengan Joong Do.

Hye Joo terus menatap Joong Do, tapi Joong Do nya terus berjalan tanpa memperhatikan Hye Joo.

Hye Joo bekerja Dinsos Sinyang-gu.

Pagi2 sekali, Hye Joo yang baru tiba, melihat seorang pria menaruh beberapa karung beras di depan kantornya. Ternyata pria itu adalah Joong Do. Joong Do terdiam dipergoki Hye Joo.

Malamnya, Hye Joo ke rumah nenek.

Dia memanggil nenek, tapi yang keluar Joong Do. Ternyata Hye Joo salah kamar.

Lalu nenek keluar dari kamar lain.

Mereka pun makan bersama.

Nenek : Sebentar kubawakan sungnyung.

Hye Joo dan Joong Do kompak mengatakan, biar mereka saja.

Nenek : Tidak perlu. Kalian duduk saja dan makan. Duduklah.

Nenek pun beranjak ke dalam.

Hye Joo dan Joong Do canggung.

Hye Joo kemudian mengatakan kalau dia takkan mengatakan soal beras itu pada siapapun, jadi Joong Do bisa tenang.

Joong Do : Terima kasih.

Mereka terdiam lagi, sebelum akhirnya Joong Do mengenalkan dirinya.

Joong Do : Namaku Nam Joong Do. Namamu siapa?

Hye Joo : Aku Hye Joo. Kim Hye Joo.

Joong Do : Kim Hye Joo-ssi, cantik.

Hye Joo kaget dibilang cantik.

Joong Do langsung salting dong dan buru2 meralat ucapannya. Dia bilang maksudnya nama Hye Joo yang cantik.

Begitulah Hye Joo dan Joong Do saling mengenal.

Flashback end…

Tangis Joong Do pecah di pelukan Hye Joo.

Hye Joo juga nangis, teringat masa lalunya.

Flashback…

Hye Joo datang melayat tapi keluarga yang berduka menyalahkan Hye Joo.

Nyonya Lee Yoo Shin : Anakku meninggal gara-gara kau. Keluar! Beraninya kau kemari! Pergi sana! Enyah kau! Bisa-bisanya kau datang ke sini!

Nyonya Lee ternyata ibunya Seung Hee.

Seung Hee mengajak Nyonya Lee makan, meski Nyonya Lee tak mau.

Ki Young membawa koper Seung Hee ke dalam. Dia berjalan melewati sofa yang diduduki Nyonya Lee tadi. Kamera menyorot foto yang ada di atas meja. Ternyata sejak tadi, Nyonya Lee memperhatikan foto Seung Ho.

*Jadi yang meninggal Seung Ho?

Woo Jae mengajak Soo Bin bicara di dalam mobil.

Woo Jae : Kau mau melahirkannya?

Soo Bin : Belum tahu. Lebih baik dilahirkan atau jangan?

Woo Jae : Entahlah. Tergantung anak siapa itu. Bisa jadi itu bukan anak Ji Hoon.

Woo Jae menatap Soo Bin.

Soo Bin kesal, nenar. Bisa jadi bukan anak Ji Hoon.

Joong Do dan Hye Joo masih berpelukan. Keduanya juga masih menangis.

Kamera tiba2 menyorot surat dari Ji Hoon. Di atasnya tertulis, bahwa Ji Hoon menyayangi ayah dan ibunya.

Bersambung…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
Read More

Grid Ep 8

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Grid Episode 8, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek…