Tentangsinopsis.com – Sinopsis Trolley Episode 2 part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.Baca juga episode sebelumnya disini
Soo Bin menatap foto masa kecil Ji Hoon.
Kamera menyorot ponselnya yang terjulur keluar dari tas. Omo, jadi ponselnya ada? Gk ngilang? Berarti bener, kan…. Ji Hoon gk menghamili dia..
Yeo Jin mengantar Woo Jae keluar. Woo Jae menyuruh Yeo Jin masuk karena dia mau merokok, tapi Yeo Jin minta sebatang. Woo Jae kaget. Dia bilang dia gak tahu kalau Yeo Jin juga merokok. Yeo Jin bilang, sebenarnya dia sudah berhenti saat dia divonis.
Yeo Jin : Rasanya sangat tidak adil sehingga saya ingin hidup lama.
Woo Jae menyalakan rokok Yeo Jin.
Yeo Jin bersender di deket pagar.
Yeo Jin : Sudah lama sejak kita bertemu satu sama lain atas kasus Ji Hoon. Itu sangat sibuk sehingga aku bahkan tidak bisa menyapa. Apa kau baik-baik saja?
Woo Jae : Ya, aku baik-baik saja. Apakah kau baik-baik saja?
Yeo Jin : Ya, apa yang harus kita lakukan dengannya? Dia tidak tahu apakah dia akan melahirkan bayinya atau tidak.
Woo Jae : Jika dia ingin aborsi, kita hanya harus memastikan kita tidak menekannya, dan hanya itu. Jangan mencari rumah sakit atau membayar biayanya. Kita tidak bisa melakukan apa-apa dengan itu.
Yeo Jin : Tapi bagaimana jika dia ingin melahirkannya?
Woo Jae : Itu bukan kabar baik bagi Anggota Dewan Nam. Itu bisa digunakan untuk menarik sisi pro-kehidupan. Seperti yang kau ketahui, kau tidak pernah tahu suara pihak mana yang kau perlukan dalam politik. Jika kami membutuhkan suara mereka, kami akan menggunakannya. Dan jika dia melahirkan, tinggalkan bayinya di sini, dan Nyonya Kim akhirnya membesarkannya, itu akan menjadi cerita yang lebih baik. Ini akan menjadi kisah yang menyentuh.
Yeo Jin : Sepertinya kau sudah siap untuk pemilihan umum.
Woo Jae : Pemilihan umum? Aku rasa begitu. Pemilihan umum ini, dan setelah ini, aku harus siap.
Woo Jae mematikan rokoknya ke aspal.
Yeo Jin minta puntung rokok Woo Jae. Dia bilang dia akan membuangnya di dalam.
Tapi Woo Jae gak mau. Dia bilang dia bisa membuangnya sendiri.
Dan Woo Jae menunjukkan ke Yeo Jin dimana dia membuang puntung rokoknya.
Ternyata dia membawa kotak kecil.
Yeo Jin : Kau membawa itu juga?
Woo Jae menunjuk ke arah CCTV.
Woo Jae : Saat ada bukti yang tertinggal, aku akan menjadi pelanggar hukum. Aku tidak bisa menghambat Anggota Majelis Nam dari melakukan pekerjaan besar di masa depan. Aku mengatakan segala macam omong kosong hari ini. Aku akan pergi.
Yeo Jin : Selamat tinggal, kalau begitu. Pulanglah dengan selamat.
Tapi Woo Jae nya berbalik lagi.
Woo Jae : Jadikan itu rokok terakhirmu. Kau harus berumur panjang. Selamat tinggal.
Hye Joo masuk ke kamarnya dan melihat suaminya duduk terdiam di ranjang.
Hye Joo mendekati Joong Do. Dia duduk disamping Joong Do.
Hye Joo : Terlalu banyak hal yang terjadi pada kita akhir-akhir ini. Aku melihat berita sebelumnya. Mereka mengatakan kau menerima bantuan khusus dalam penyelidikan.
Joong Do : Kau tidak perlu khawatir tentang hal itu. Itu akan segera reda. Itu bukan masalah besar.
Joong Do beranjak ke pintu tapi dia teringat soal Soo Bin.
Joong Do : Benar. Bawa gadis itu ke rumah sakit dan periksakan dia untuk narkoba.
Hye Joo : Narkoba?
Joong Do : Tes narkoba wajib bagi guru, dan banyak rumah sakit melakukannya. Hubungi dan temukan rumah sakit yang melaporkan hasil pada hari yang sama.
Hye Joo : Apakah kita benar-benar harus pergi sejauh itu? Kau melihat betapa khawatirnya dia ketika Yoon Seo menyebutkan narkoba. Itu bukan dia.
Joong Do : Berpikir rasional. Kau pasti ingin percaya bahwa dia adalah gadis yang baik, tapi itu hanya karena situasi kita… sangat menyebalkan. Kau hanya tidak ingin keadaan menjadi lebih buruk. Pikirkan hal ini secara rasional. Dia benar-benar orang asing yang belum pernah kami temui. Dan kau ingin membiarkan orang asing tidur di sini.
Hye Joo : Aku adalah orang asing pada awalnya. Setiap orang adalah orang asing pada awalnya.
Joong Do : Dia bukan hanya orang asing! Dia salah satu teman Ji Hoon. Apa kau lupa seperti apa dia? Dia tenggelam begitu rendah untuk membeli narkoba! Untungnya, dia belum menggunakannya, tapi tidakkah menurutmu dia akan melakukannya kalau bukan karena kecelakaan? Dan bahkan jika Ji Hoon tidak mendapatkan obat darinya, bagaimana kita tahu bahwa dia bukan pecandu?
Hye Joo : Dia sedang hamil sekarang, yeobo.
Joong Do : Cobalah mengunjungi penjara. Ada banyak pelanggar narkoba yang hamil.
Joong Do lalu kembali duduk disamping Hye Joo.
Joong Do : Seperti itulah putra kita. Seseorang dengan sabu di sakunya. Paling tidak, dia bergaul dengan orang lain seperti itu. Itulah faktanya. Hadapi saja kebenaran seperti itu, meskipun aku yakin kau tidak berpikir tentang dia seperti itu.
Hye Joo berat mengakui itu.
Joong Do menyuruh Hye Joo tidur duluan dan pergi.
Diam-diam, Soo Bin menguping pembicaraan mereka.
Hye Joo teringat jawaban Soo Bin tadi pas dia nanya, apa Ji Hoon memperkaos Soo Bin.
Soo Bin : Tidak, tidak seperti itu. Ji Hoon tidak serendah itu.
Lalu dia memikirkan kata2 Joong Do tadi.
Joong Do : Meskipun aku yakin kau tidak berpikir tentang dia seperti itu.
Hye Joo mau nangis.
Joong Do menenangkan diri di kamar mandi.
Sekarang, Joong Do sudah terlelap. Tapi Hye Joo masih terjaga.
Hye Joo memikirkan obrolannya tadi dengan Joong Do di mobil.
Hye Joo : Bagaimana kau tahu Yoon Seo adalah putrimu?
Joong Do : Karena itu kau. Karena aku mempercayaimu. Tapi kau lihat, aku tidak mempercayai orang lain selain kau, Hye Joo-ya.
Hye Joo terdiam mendengarnya.
Flashback end…
Joong Do terbangun.
Soo Bin juga masih terjaga. Dia terus menatap foto masa kecil Ji Hoon.
Tak lama, dia memegang perutnya.
Yoon Seo nangis.
Yeo Jin mengambil tisu dan menatap sejenak rokoknya.
Lalu dia membungkus rokoknya dengan tisu dan membuangnya.
Woo Jae masih di perjalanan.
Dia di dalam taksi.
Hari sudah pagi. Hye Joo masih terlelap, tapi Joong Do sudah bersiap.
Joong Do lalu menatap Hye Joo sejenak, sebelum akhirnya dia beranjak pergi. Begitu Joong Do pergi, Hye Joo membuka matanya.
Di depan pintu, Joong Do terkejut menemukan botol jusnya.
Dia lalu mengambilnya dan beranjak keluar dan menuju mobilnya.
Du Seok menjemputnya.
Joong Do : Halo. Apakah anda mendapatkan tidur malam yang baik?
Du Seok : Ya. Anggota Majelis Nam Joong Do.
Tiba2, Reporter menyerbunya.
“Reporter Jung Gyeong Eun dari SBC. Apa yang harus anda katakan tentang tuduhan anda menerima bantuan dari Polisi Sinyang?”
Joong Do kaget.
Woo Jae dan Du Seok bergegas menghalangi mereka.
Hye Joo menyalakan lampu dan melihat pin Joong Do tertinggal di meja.
Dia pun keluar.
Reporter Jung terus menyerang Joong Do dengan berbagai pertanyaan menyudutkan.
Reporter Jung : Kapan kau pertama kali mengetahui kepemilikan narkoba putra anda? Jika anda tahu, apakah anda menutupinya? Maka ini tampaknya relevan dengan bantuan khusus yang anda terima.
Hye Joo keluar, dia marah, bukan itu!
Joong Do terkejut melihat Hye Joo.
Reporter Jung mendekati Hye Joo.
Joong Do langsung melindungi Hye Joo.
Reporter Jung : Apakah anda istrinya? Apa maksudmu? Apakah anda menyangkal kepemilikan atau bantuan dari kantor polisi?
Joong Do : Kau bisa bertanya kepadaku.
Joong Do menatap istrinya.
Joong Do : Sayang, jangan jawab itu.
Woo Jae menyuruh Hye Joo masuk.
Tapi Hye Joo mengakui itu perbuatannya. Hye Joo bilang, Joong Do menolak perlakuan khusus tapi dia yang memaksa Joong Do menerimanya.
Joong Do menatap Hye Joo, yeobo!
Hye Joo : Itu benar. Mengapa kau tidak mengatakannya? Ji Hoon sudah tidak ada! Aku tidak peduli apa kata orang. Dia putra kita yang berharga. Apa yang ingin kalian dengar dari kami?
Joong Do : Yeobo, masuk ke dalam. Kau bisa membangunkan Yoon Seo.
Joong Do menyuruh Hye Joo masuk. Hye Joo menatap Joong Do dengan pandangan terluka. Joong Do pun membawa Hye Joo masuk.
Lah si reporter masih terus menyudutkan keluarga itu.
Reporter Jung : Apakah anda mengaku menerima bantuan? Apakah anda mengakui tuduhan bantuan khusus?
Joong Do : Maafkan aku. Aku akan menjawabnya secara formal nanti.
Joong Do pergi.
Kamera menyorot botol jus Joong Do yang sudah pecah.
Joong Do nampak tertekan.
Soo Bin melihat semua itu dari jendela kamar Ji Hoon.
Hye Joo menenangkan dirinya di kamarnya.
Dia duduk di depan meja riasnya dan terdiam menatap pin suaminya.
Lalu dia menatap ke arah cermin, menatap pantulan wajahnya.
Nyonya Jo Gwi Soon tengah membersihkan tokonya. Lalu dia teringat Hye Joo yang datang ke pemakaman cucunya, saat dia melihat minyak perilla di atas meja.
Nyonya Jo bertanya2, kapan Hye Joo akan datang mengambil minya perilla.
TV Nyonya Jo tengah menyala. Nyonya Jo menatap ke arah TV. Ada berita tentang Joong Do. Berita saat Reporter Jung mendatangi kediaman Joong Do tadi.
Reporter Jung : Kami mengunjungi rumahnya untuk pernyataan, tapi tidak mendapatkan penjelasan yang jelas. Reporter Jung Gyeong Eun akan mengambil alih….
Nyonya Jo berkata, dia tidak tahu nama atau nomor telepon Hye Joo.
Reporter Jo : Setelah laporan eksklusif SBC pada dua kecurigaan tentang anak-anaknya, SBC ingin tahu posisinya terkait tuduhan tersebut.
Hye Joo pun muncul di televisi.
Nyonya Jo terkejut melihat Hye Joo. Dia tidak menyangka Hye Joo adalah istri Joong Do.
Joong Do mendapatkan pin baru dari staf nya.
Dia terdiam menatap pin nya.
Soo Bin turun ke bawah. Dia melihat ada sarapan di atas meja, tapi rumah sepi. Yeo Jin datang dan menyuruh Soo Bin sarapan. Yeo Jin bilang, Hye Joo lagi berbaring karena sakit kepala. Dia melarang Soo Bin mengganggu Hye Joo. Soo Bin mengerti. Yeo Jin menyuruh Soo Bin mencuci piring jika sudah selesai sarapan.
Reporter Jung sekarang melaporkan dari depan kantor Joong Do.
Reporter Jung : Belum lama ini, di Sinyang-gu, Seoul, di distrik Anggota Majelis Nasional Nam Joong Do, seorang wanita berusia dua puluhan mengambil nyawanya sendiri setelah pacarnya mengancam akan menyebarkan video mesra. Mengenai kematian putra Anggota Majelis Nam, ada 256 artikel berita yang dilaporkan dalam satu hari. Namun, hanya ada tiga laporan berita tentang bunuh diri tersebut dari wanita ini…
Nyonya Jo yang sengaja datang membawa minyak perilla, marah mendengar itu.
Dia melabrak si reporter.
Nyonya Jo : Omong kosong!
Reporter Jung heran, apa yang salah?
Nyonya Jo : Beraninya kau mengatakan itu?
Reporter Jung : Maaf? Siapa kau, Bu?
Nyonya Jo : Aku adalah nenek dari gadis yang meninggal itu! Gadis yang bunuh diri! Aku neneknya!
Reporter Jung kaget dan langsung meminta waktu Nyonya Jo untuk diwawancara.
Reporter Jung sok tahu. Dia bilang pasti Nyonya Jo merasa kesulitan.
Orang2 mulai berkumpul merekam Nyonya Jo.
Reporter Jung : Kematian yang tidak disengaja dari putra seorang anggota dewan adalah di seluruh berita, tapi…
Nyonya Jo : Jangan bicara tentang Anggota Dewan Nam seperti itu! Dia memberi hormat di aula pemakaman cucu perempuanku?
Reporter Jung kaget Joong Do datang ke pemakaman Namgoong Seol.
Reporter Jung : Anggota Majelis Nam berkunjung?
Tapi Reporter Jung malah membuat tuduhan baru.
Reporter Jung : Dia pasti berkunjung untuk menutupi kontroversi perlakuan istimewanya.
Nyonya Jo makin marah, menutupi apa! Anggota dewan mengunjungi pemakaman cucu perempuanku bahkan sebelum dia mengetahui kematian putranya!
Reporter Jung tidak percaya, sebelum itu? Apa kau yakin?
Nyonya Jo : Aku mungkin sudah tua, tapi aku ingat itu! Dia datang pada hari pertama aula pemakaman dibuka. Dan istrinya juga datang!
Reporter Jung : Istrinya juga?
Nyonya Jo : Ya ampun. Bagaimana kau bisa berani mengatakan sesuatu yang begitu mengerikan tentang orang tua yang kehilangan anak mereka yang berharga? Bagaimana kau bisa menyebut dirimu manusia?
Nyonya Jo terduduk.
Orang2 langsung menolong Nyonya Jo. Si reporter mulai kebingungan.
Joong Do baru selesai menghubungi Woo Jae.
Lalu dia melihat berita di internet tentang dirinya yang mengunjungi pemamakaman cucu Nyonya Jo.
Joong Do juga melihat video amatir Nyonya Jo mengamuk, membela Joong Do.
Di video itu juga terlihat bagaimana orang2 yang marah karena si reporter tidak memeriksa fakta terlebih dahulu sebelum melaporkan berita.
Nyonya Jo mengatakan, Joong Do dan Hye Joo datang ke pemakaman cucunya jadi dia merasa tegar dan tenang.
Nyonya Jo : Selama lebih dari 70 tahun hidup saya, aku belum pernah melihat anggota dewan seperti dia.
Joong Do menghubungi Woo Jae lagi.
Hye Joo lagi membersihkan kamar mandi. Soo Bin datang.
Hye Joo : Hei, apa kau perlu menggunakan kamar mandi? Silahkan masuk.
Soo Bin : Tidak, aku hanya ingin tahu apa yang kau lakukan. Apakah kau memerlukan bantuan?
Hye Joo : Tidak, tidak apa-apa.
Soo Bin pergi.
Hye Joo terus menyikat lantai kamar mandi, untuk melampiaskan emosinya.
Yeo Jin lagi menonton televisi. Hye Joo keluar dari kamar mandi. Yeo Jin memanggil Hye Joo.
Ternyata ada Joong Do di televisi. Hye Joo dan Yeo Jin sama-sama menonton.
Joong Do memberikan pernyataan di stasiun televisi.
Joong Do : Adapun pembelian obat-obatan terlarang anak saya … Saya akui itu benar. Dan saya ingin mengatakan saya minta maaf tentang bantuan khusus Saya terima sambil mencari putri saya yang hilang. Ketika saya mendengar bahwa dia hilang, saya mengalami malam terberat dalam hidup saya. Ketika saya tidak dapat menemukannya bahkan setelah 12 jam, saya gagal membuat pilihan yang tepat dan menjadi orang tua yang emosional. Saya minta maaf. Tapi saya tidak duduk di sini hari ini hanya untuk meminta maaf.
Joong Do terdiam.
Para staf program TV di ruang editing, mulai kesal.
Pemandu acara memanggil Joong Do.
Joong Do ternyata tengah mengumpulkan tekad nya.
Joong Do : Saya memohon kepada anda untuk memperhatikan prevalensi kekerasan seksual digital. Beberapa hari yang lalu, di Sinyang-gu, tempat saya tinggal, seorang wanita berusia 20-an mengambil nyawanya sendiri karena mantan pacarnya mengancam akan membagikannya video intim mereka. Terlepas dari kejadian tragis ini, kejaksaan menolak untuk menangkap pelaku karena dia mahasiswa kedokteran di universitas bergengsi, dan tidak mungkin untuk melarikan diri.
Nyonya Jo yang menonton itu di tokonya, menangis haru.
Dia berkali2 mengucapkan terima kasih pada Joong Do.
Joong Do : Tingkat penuntutan kekerasan seksual digital adalah sangat rendah dibandingkan dengan kejahatan lainnya. Bahkan ketika diadili, kebanyakan hanya didenda atau dimasukkan ke dalam masa percobaan karena itu pelanggaran pertama mereka atau mereka menunjukkan penyesalan. Hanya tiga persen yang ditangkap. Hanya tiga persen. Itulah mengapa saya di sini untuk membuat janji di depan warga Korea. Saya akan mengatur ulang dan memperkuat peraturan perundang-undangan sehingga kekerasan seksual digital dapat dihukum dengan benar. Saya berjanji kepadamu.
Lah pemandu acara malah menuduh Joong Do sengaja memanfaatkan tragedi orang lain untuk menutupi kontroversi atas perlakuan khusus yang Joong Do terima.
Joong Do : Saya di sini hari ini untuk meminta maaf atas semua kontroversi seputar saya dan juga untuk menggunakan posisi saya sebagai anggota dewan untuk orang-orang yang kurang mampu di masyarakat kita. Saya berada di bawah pengawasan publik karena kontroversi baru-baru ini, jadi saya pikir saya mungkin menggunakan kesempatan ini untuk berbicara langsung dengan warga kita yang menonton di rumah. Aku percaya ini adalah hadiah terakhir yang diberikan putra saya kepada saya. Kesempatan untuk menyelesaikan kontroversi bahwa anak saya dan saya telah ciptakan. Tapi di atas segalanya, saya percaya bahwa inilah yang perlu saya lakukan sebagai anggota dewan yang dipilih oleh rakyat negeri ini. Itulah mengapa saya akan menyelesaikan tingkat dakwaan yang rendah atas kekerasan seksual digital dan memastikan bahwa semua pelaku dihukum dengan benar melalui penguatan hukum. Saya berjanji kepadamu. Juga, saya berharap tidak ada orang tua di Korea akan pernah mengalami patah hati kehilangan seorang anak, sebagai keluarga wanita muda dan saya punya berpengalaman.
Gantian Nyonya Jo diwawancara.
Nyonya Jo membeberkan bahwa dia tidak pernah membayangkan seorang anggota dewan akan datang mengunjungi pemakaman orang biasa sepertinya.
Nyonya Jo : Istrinya adalah yang pertama tiba, tetapi dia menolak untuk mendaftar di buku pengunjung. Aku bahkan tidak tahu siapa dia.
Ajudan Ketua Umum Woo mematikan televisi.
Ajudan : Sentimen publik berubah dengan cepat.
Ketum Woo : Sepertinya begitu. Anggota Majelis Nam lebih berbakat dari yang aku harapkan.
Sekarang, Joong Do dan Hye Joo bicara di kamar mereka.
Hye Joo : Bagaimana kau tahu tentang pemakaman itu?
Joong Do : Aku mengetahui tentang kasus itu saat aku berangkat kerja hari itu.
Flashback…
Di perjalanan, Joong Do membaca berita kasus Seol di internet. Disanalah dia tahu bahwa kejaksaan menolak menangkap si pelaku.
Flashback end…
Joong Do : Aku meninggalkan pemakaman ibu mertua Pak Bae. Aku melihat namanya di aula sebelah.
Flashback…
Setelah meninggalkan pemakaman ibu mertua Pak Bae, Joong Do melihat foto Seol di aula sebelah. Dia pun mampir ke sana sebentar. Nyonya Jo terkejut Joong Do datang.
Flashback end…
Joong Do : Bagaimana kau mengetahuinya? Aku tidak tahu kau mengunjunginya.
Hye Joo : Aku mengetahuinya secara kebetulan. Aku mengunjunginya lebih awal hari itu karena aku khawatir. Dalam perjalanan pulang, aku pikir itu akan menjadi bagus jika kau juga mengunjunginya, tapi aku tidak repot-repot memberitahumu. Terima kasih telah mengunjunginya.
Joong Do : Kebetulan kunjunganku dilaporkan. Bahkan kau tidak tahu aku ada di sana. Itu adalah rangkaian dari dua kebetulan yang menakjubkan. Tapi aku mengeksploitasi itu. Itu terus membebaniku.
Hye Joo : Aku tahu bagaimana perasaanmu saat ini. Tapi kau melakukan hal yang benar. Aku tidak tahu apa-apa tentang politik atau bagaimana hal-hal bekerja di duniamu. Tapi seperti yang kau katakan, itu salah satu hal yang bisa dilakukan anggota dewan, bukan?
Hye Joo memeluk Joong Do.
Hye Joo : Yeobo, aku tidak pernah meragukan ketulusanmu sampai hari ini. Sebelum aku mengenalmu sebagai anggota dewan, aku mengenalmu sebagai suamiku yang aku percayai, mencintai, dan menikah. Terima kasih. Aku mencintaimu.
Besoknya, Joong Do kembali bekerja seperti biasa.
Lalu Joong Do teringat tentang kasus Seol.
Joong Do : Penerapan kembali surat perintah terhadap siswa sekolah kedokteran adalah hari ini.
Woo Jae : Ya. Mereka mempercepat prosesnya setelah kemunculan beritamu menggeser sentimen publik.
Nyonya Jo menonton perkembangan kasus cucunya di televisi.
“Ketika diberitahu tentang perpisahan, Ji, seorang mahasiswa kedokteran di universitas bergengsi, mengancam akan menyebarkan video pribadi mantan pacarnya dan akhirnya membawanya untuk bunuh diri. Kantor Polisi Sinyang Seoul memutuskan untuk mengajukan kembali surat perintah penangkapan…”
Nyonya Jo lega si pelaku akhirnya akan ditangkap.
Dua detektif mendatangi kediaman Ji Seung Kyu.
Ibu Seung Kyu membuka pintu, kaget melihat polisi datang membawa surat perintah penangkapan untuk putranya. Dia lalu bergegas teriak memanggil suaminya.
Suaminya marah, kenapa kau tiba-tiba melakukan ini? Kau bilang dia tidak akan ditahan!
Detektif : Ini secara resmi dikeluarkan oleh pengadilan.
Tiba2, terdengar teriakan orang2.
Kedua detektif langsung masuk.
Kamera menyorot pintu jendela kamar Seung Kyu yang terbuka.
Ternyata Seung Kyu melompat ke bawah. Dia bunuh diri!!
Anak2 TK yang melihat itu, menangis ketakutan dan ditenangkan wali mereka.
Kamera kemudain menyorot komentar negatif orang2 yang menghujat Seung Kyu di internet.
“Aku akan bunuh diri jika menjadi dia.”
“Mati saja Ji Seung Kyu!”
Narasi Hye Joo terdengar.
Hye Joo : Ada hal-hal yang terjadi tanpa terduga oleh siapapun. Walau pun tidak disengaja oleh siapa pun, ada kalanya suatu hal pasti terjadi. Kami menyebutnya kecelakaan.
Hye Joo melihat foto keluarganya.
Kamera menyorot sebuah tulisan di meja Seung Kyu.
“Pembunuh, Nam Joong Do.”
Bersambung….