Trolley Eps 13 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Trolley Episode 13 part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.Baca juga episode sebelumnya disini

Hye Joo masuk ke tokonya dan terdiam di depan pintu.

Dia ingat saat Joong Do pamit melayat kepadanya.

Flashback…

Joong Do yang baru pulang, dihubungi seseorang. Lalu dia pamit pergi melayat ke Hye Joo. Hye Joo tanya siapa yang meninggal. Joong Do bilang ibu mertua Ketua Asosiasi Kesejahteraan Pertokoan Taeyang.

Hye Joo : Apa tidak terlalu malam?

Joong Do : Besok agendaku padat. Lebih baik sekarang.

Hye Joo melihat jam.

Sudah jam sebelas lewat.

Lalu Hye Joo ingat kata2 istri Pak Bae. Dia bilang, Joong Do datang menjelang malam, tetapi langsung pergi, tak sempat makan, karena punya janji.

Kemudian dia memikirkan kata2 Soo Bin tadi.

Soo Bin : Di malam kematian Ji Hoon, suamimu yang terakhir bertemu dengannya.

Hye Joo kaget, apa?

Hye Joo juga ingat jawaban Joong Do ketika ditanyai oleh polisi terkait kematian Ji Hoon.

Polisi : Lantas, apa bapak pernah bertemu putramu?

Joong Do : Tidak.

Sekarang, Hye Joo bersama Joong Do di tokonya. Joong Do terdiam dengan raut wajah terkejut ketika ditanyai Hye Joo, apa malam itu dia bertemu Ji Hoon. Hye Joo tanya, di malam musibah Ji Hoon, apa Joong Do menemui Ji Hoon.

Hye Joo : Malam itu, kau pulang lalu keluar lagi setelah ditelepon Woo Jae karena ibu mertua ketua Asosiasi Kesejahteraan Pertokoan Taeyang meninggal. Namun, kata Pak Bae, ketua asosiasi itu, kau melayat menjelang malam, bukan tengah malam. Kau menemui siapa malam itu sampai harus bersekongkol dengan Woo Jae? Apa kau menemui Ji Hoon?

Joong Do tak bisa jawab.

Hye Joo : Mengapa tak kau jawab?

Joong Do : Aku tak menemui Ji Hoon.

Hye Joo : Tidak menemuinya? Lantas menemui siapa? Siapa yang kau temui malam-malam begitu sampai harus berbohong?

Joong Do : Maaf. Aku tak bisa jawab.

Hye Joo : Tidak bisa jawab? Mengapa? Kau menemui wanita lain?

Joong Do : Apa maksudmu, Hye Joo-ya? Mana ada wanita lain…

Hye Joo emisi, lalu kau bertemu siapa! Benarkah kau tak menemui Ji Hoon?

Joong Do tak mampu menjawabnya.

Woo Jae dan yang lain makan-makan di warung BBQ.

Woo Jae : Karena harus kembali ke kantor, minum sedikit saja, ya.

Woo Jae membuka tutup botol miras. Semua takjub.

Lalu Woo Jae menuangkan miras ke gelas Bit Na.

Mereka lalu bersulang.

Min Seok kemudian menunjuk ke arah TV, itu Pak Nam.

Mereka pun melihat ke TV. Ada berita tentang orang-orang yang mendukung UU Namgoong Seol.

Bit Na : Terus terang, aku sempat meragukan pengusulan UU Namgoong Seol karena bertentangan dengan teori hukum. Namun, melihat opini massa yang sebesar ini, aku jadi merasa undang-undang itu mungkin bisa disetujui.

Min Seok : Kita tetap untung walau tidak disetujui. Isu semacam ini pasti jadi nilai plus di pemilu nanti.

Ja Young : Terus terang, aku kaget sekali. Aku tak menyangka Pak Nam bisa punya putra seperti itu. Terus terang, sesalah apa pun anaknya, dia tak patut dihakimi secara terang-terangan. Untuk pertama kalinya, Pak Nam agak membuatku takut.

Woo Jae yang tahu kebenarannya, diam saja menatap Ja Young.

Min Seok : Tidak, itu lebih tepat disebut hebat daripada menakutkan.

Bit Na : Benar.

Pemilik warung datang mengantar samgyeopsal.

Bit Na : Mau minum lagi, Pak Jang?

Woo Jae : Boleh.

Bit Na menunagkan miras untuk Woo Jae.

Tapi tepat saat itu, ponsel Woo Jae berdering. Woo Jae bilang tunggu sebentar, lalu beranjak untuk menerima telepon.

Bit Na jadinya menuangkan miras untuk yang lain.

Woo Jae : Ya, sunbae?

Woo Jae kaget, apa?

Joong Do dihubungi Woo Jae.

Joong Do kaget, apa?

Woo Jae : Posting Ibu Jin tersebar dengan cepat.

Joong Do pun menatap ke Hye Joo.

Hye Joo terkejut, dia tahu ada yang salah.

Seung Hee memberitahu ibunya bahwa dia sudah membeberkan di internet bahwa Seung Ho meninggal karena difitnah Jae Eun soal pencabulan. Nyonya Lee terkejut, apa?

Seung Hee menggenggam tangan ibunya.

Seung Hee : Penderitaan dan penindasan ibu selama ini akan segera berakhir.

Hye Joo terdiam membaca artikel yang ditulis Seung Hee.

“Istri Anggota Parlemen Nam Joong Do membunuh kembaranku 20 tahun lalu di Youngsan.”

Hye Joo lalu membaca komentar warganet yang menghujat dia dan Joong Do.

“Beraninya dia mengusulkan UU Namgoong Seol.”

“UU itu hanya akan melindungi orang seperti istrinya.”

“Dia menutupi kesalahan istrinya.”

Joong Do dihubungi Reporter Lee Jae Woo dari Harian Gyeonghu.

Dia pun mematikan ponselnya.

Joong Do lantas mendekati Hye Joo.

Dia mau mengambil ponsel Hye Joo tapi Hye Joo tak mau dan terus membaca komentar buruk itu.

Joong Do : Berhenti membacanya.

Hye Joo membiarkan ponselnya diambil Joong Do.

Joong Do menaruh ponsel Hye Joo di meja.

Joong Do : Kasus ini akan masuk pengadilan publik karena penyidikan terhenti waktu itu. Pihak yang meraih dukungan publik akan jadi faktanya. Kau harus berani muncul di depan umum, dan jangan bersembunyi. Hanya itu cara orang-orang memercayaimu. Jadi ayo ikut wawancara TV. Kini tidak ada jalan lain.

Hye Joo : Kau terus mengungkit masalah wawancara TV. Sungguh kau tidak mengambil keputusan sendiri lagi?

Joong Do : Hye Joo-ya.

Hye Joo : Ya atau tidak?

Joong Do : Tidak. Percayalah.

Hye Joo : Tidak. Aku tak memercayaimu. Aku sungguh bingung soal apa yang kau sembunyikan, dan apa perlu disembunyikan sampai enggan menjawab meski kutanya soal wanita lain. Biar kupertimbangkan soal wawancara TV. Beri aku waktu.

Joong Do : Baiklah.

Nyonya Lee meminum obat.

Seung Hee : Ibu. Omong-omong, mengapa ibu ke Seoul?

Nyonya Lee langsung gugup ditanyain Seung Hee.

Ki Young masuk.

Seung Hee : Maksudku, ibu belum ingat juga alasan datang Seoul, padahal ibu tak pandai menyetir?

Nyonya Lee yang melihat Ki Young, pun takut dan memilih menghindar dengan alasan sakit kepala dan mau tidur.

Seung Hee dihubungi pamannya.

Tapi dia menolak panggilan pamannya.

Pamannya kesal.

Anggota Dewan Kang : Yang benar saja. Bisa-bisanya dia tak terima panggilanku padahal sudah memperkeruh masalah.

Tak lama, Ketum Woo datang.

Ketum Woo : Maaf aku terlambat.

Anggota Dewan Kang : Tidak. Kau datang tepat waktu. Silakan duduk.

Ketum Woo : Jadi, maksudnya, kau berjanji untuk membantu menyetujui RUU usulan Partai Daehan yang saat ini sedang mengantre di Komisi Legislasi dan Yudikatif?

Anggota Dewan Kang : Benar.

Ketum Woo : Mungkin sekitar sepuluh RUU.

Anggota Dewan Kang : Akan kupastikan sepuluh RUU itu disetujui.

Ketum Woo : Syaratnya?

Anggota Dewan Kang : Aku ingin Partai Daehan menentang UU Namgoong Seol yang diusulkan Pak Nam. Lagi pula, undang-undang itu mustahil disetujui karena banyak bertentangan dengan teori hukum. Aku hanya menyayangkan dan takut kau buang-buang tenaga akibat hasutan Pak Nam.

Ketum Woo : Tepatnya, sulit disetujui, tetapi bukan mustahil. Mana ada yang tahu hasilnya bila dia didukung rakyat?

Anggota Dewan Kang : Saat ini ada banyak RUU hebat mengenai kesejahteraan sosial yang mengantre di Komisi Legislasi dan Yudikatif.

Ketum Woo : Benar. Semua itu berkat dukungan dari Partai Abdi Negara. Terima kasih.

Anggota Dewan Kang : Makanya, aku mengusulkan hal ini. Di antara satu RUU hukum pidana sepele yang menguntungkan segelintir orang, dan sepuluh RUU kesejahteraan sosial yang bermanfaat bagi banyak orang. Mana yang lebih bernilai?

Ketum Woo terdiam mendengarnya.

Joong Do dan Hye Joo pulang.

Hye Joo bilang mereka pisah ranjang hari ini.

Hye Joo tidur di kamar Yeo Jin. Yeo Jin di atas dan Hye Joo di bawah, tapi Hye Joo tak bisa tidur. Dia gelisah memikirkan kebohongan Joong Do padanya. Yeo Jin pun melihat itu.

Yeo Jin : Mengapa? Kau tak bisa tidur gara-gara posting itu?

Hye Joo : Tak hanya itu.

Yeo Jin : Ada yang lain lagi? Kau bertengkar dengan Joong Do?

Hye Joo pun membelakangi Yeo Jin.

Hye Joo : Tidak. Kau tidur saja.

Joong Do di kamar mandi.

Dia resah.

Besoknya, Joong Do dan tim rapat.

Min Seok : Dukungan positif terhadap UU Namgoong Seol setelah kau mengusulkannya mulai goyah setelah posting itu muncul.

Bit Na : Benar. Tujuan RUU ini supaya penyelidikan tetap berlanjut untuk membuktikan tuduhan meski pelaku tewas akibat bunuh diri atau yang lainnya, sedangkan posting itu mengenai orang tak bersalah yang bunuh diri karena difitnah istrimu melakukan pelecehan seksual. Banyak wartawan menghubungi sejak pagi ini.

Ja Young : Cepat atau lambat, kabar ini pasti diberitakan di media resmi.

Joong Do : Meski merasa serbasalah, tolong tunggu sampai ada keputusan selanjutnya, dan beri tahu para wartawan bahwa akan ada pernyataan resmi.

Paginya, Hye Joo melamun di ruang tamu.

Tiba2, dia dikejutkan dengan teriakan seseorang diluar.

“Kim Hye Joo, istri Nam Joong Do! Apa benar kau membunuh orang dengan fitnah pelecehan seksual? Kim Hye Joo, lekas keluar dan ungkap faktanya! Kim Hye Joo! Rakyat ingin tahu kebenarannya! Nam Joong Do dan Kim Hye Joo, lekas keluar dan ungkap kebenarannya!”

Pria itu berteriak di depan pagar mereka dengan pengeras suara.

Hye Joo pun diam2 pergi lewat pintu belakang.

Tapi diluar, dia yang buru2 pergi menabrak seorang pria.

Hye Joo minta maaf. Untungnya, pria itu tak menyadari siapa Hye Joo.

Terdengar suara reporter melaporkan dari depan kediaman Joong Do.

“Saya sedang berada di depan rumah Nam Joong Do untuk menemui istrinya yang telah menyebabkan tewasnya seorang siswa yang baru diterima di Fakultas Hukum UNS akibat fitnah pelecehan seksual. Rakyat sedang dibuat bingung oleh Nam Joong Do dari Partai Daehan yang mengemukakan RUU aneh dan diberi nama seorang PSK, dan kini terungkap bahwa istrinya pemeras lelaki. Sungguh ironis, Pemirsa.”

Seung Hee tengah menjaga ibunya.

Tak lama, dia dihubungi tim layanan dari kantor pusat.

Seung Hee : Halo? Pelatihan layanan pelanggan dari pusat?

Tim layanan : Benar. Aku ingin mengabari bahwa jadwal pelatihan diundur sepekan sebab penyuluh tidak bisa hadir karena urusan pribadi.

Seung Hee pun ingat saat dia datang, resepsionis bilang kalau Ki Young lagi di kantor pusat.

Seung Hee : Bukankah pelatihannya sudah pekan lalu?

Tim layanan : Pekan lalu? Kami hanya melakukan pelatihan tiga bulan sekali.

Lalu dia ingat saat dia baru tiba di RS ketika mendengar ibunya sakit.

Seung Hee : Syukurlah kau bisa segera tiba di sini. Kau segera kemari dari kantor pusat begitu dapat kabar, ya?

Ki Young : Ya.

Maka Seung Hee memeriksa dashcam Ki Young.

Dia terkejut Ki Young menemui Hye Joo hari itu.

Joong Do di ruangannya, dihubungi Reporter Lee Jae Woo lagi.

Dia pun mematikan ponselnya.

Hye Joo setibanya di tokonya, langsung menghubungi Joong Do.

Tapi ponsel Joong Do mati.

Maka Hye Joo mengirimkan pesan.

Hye Joo : Tolong telepon aku.

Da Som jalan2 sama temen2nya di taman.

Yang lain nya sibuk membicarakan Hye Joo.

“Ibu Yoon Seo mengejutkan sekali, ya?”

“Benar. Kasus kakaknya biasa saja, tetapi kasus ibunya mengejutkan.”

Da Som terdiam dan menatap Yoon Seo yang berdiri di dekat jendela.

Yoon Seo sendiri membaca artikel ibunya di internet.

Tak lama, pesan dari Hye Joo masuk.

Hye Joo : Yoon Seo, tak perlu ikut bimbel hari ini, ke tempat kerja ibu saja. Jangan pulang ke rumah, ya.

Hye Joo juga menghubungi Yeo Jin.

Hye Joo : Ya, Kak. Jadi, kau jangan pulang ke rumah sekarang. Pulang nanti saja bersama Yoon Seo dari sini. Ya.

Setelah itu, Hye Joo menghubungi Woo Jae.

Hye Joo : Woo Jae-ssi.

Woo Jae : Apa? Di rumah kalian? Begitu, ya? Berarti sekarang kau di tempat kerja? Maaf, Bu. Aku hanya bertanya untuk memastikan. Jangan salah paham. Seumpama ada fakta lain yang tak diketahui Pak Nam soal masalah Jin Seung Ho, bisa tolong beri tahu aku sekarang? Kami harus mencari solusi.

Hye Joo marah, aku sudah berkata sejujurnya!

Woo Jae : Baik, Bu. Namun, suasananya kurang baik sejak munculnya posting itu. Apa kau bersedia ikut wawancara TV malam ini?

Hye Joo : Malam ini? Apa sudah diputuskan?

Woo Jae : Belum. Kau yang harus memutuskan. Kalau begitu, biar kuminta staf kantor daerah untuk memeriksa rumahmu. Nanti kusampaikan kepada Pak Nam. Baik, nanti kuhubungi.

Panggilan selesai.

Woo Jae : Baru ditanya untuk memastikan saja sudah begini. Bagaimana nanti?

Woo Jae menghubungi Direktur Yoo.

Woo Jae : Halo, Pak Yoo.

Ki Young meminta Nyonya Lee jujur pada Seung Hee soal pelecehan. Dia juga mau Nyonya Lee minta maaf pada Jae Eun.

Nyonya Lee ingat kata2 Seung Ho kepadanya.

Flashback…

Seung Hee : Tidak bisa. Aku tidak bisa melakukannya. Bu, aku baru diterima di Fakultas Hukum UNS hari ini. Lalu Ibu mau diam melihatku dituding jadi pencabul? Tidak, ‘kan?

Flashback end…

Nyonya Lee : Aku tidak akan pernah membiarkan anakku dituding sebagai pencabul. Kau mau mengadu kepada Seung Hee?

Ki Young pun mencari udara segar di luar.

Tak lama, Seung Hee datang.

Seung Hee : Apa ada yang kau sembunyikan?

Ki Young : Ada. Jae Eun tidak berbohong. Dia benar korban Seung Ho. Ibu Mertua yang berbohong. Dia mengelabuimu selama 20 tahun.

Tapi Seung Hee lebih memilih mempercayai Seung Ho dan ibunya. Dia bilang, Hye Joo lah yang bohong. Seung Ho meninggal karena difitnah. Seung Hee tidak percaya saat Ki Young bilang Seung Ho sudah berbohong dan Nyonya Lee tahu fakta sesungguhnya.

Seung Hee : Apa kau menemui Jae Eun?

Ki Young kaget Seung Hee tahu.

Seung Hee : Rupanya benar. Apa kau menyukainya? Karena itu, kau menuduh Seung Ho dan ibuku berbohong? Untuk membela Jae Eun?

Ki Young : Seung Hee-ya!

Mereka menemui Nyonya Lee. Lah Nyonya Lee bilang ke Seung Hee kalau Ki Young yang bohong.

Nyonya Lee : Dia bersekongkol dengan suami Kim Jae Eun. Ibu mengalami lakalantas karena ke Seoul setelah tahu dia mau memberi bukti investasi spekulatif kepada anggota parlemen itu.

Ki Young : Ibu!

Seung Hee : Choi Ki Young, apa itu benar?

Ki Young mengajak Seung Hee bicara diluar, tapi Seung Hee memilih mengusir Ki Young.

Joong Do ada di ruangan Ketum Woo bersama anggota dewan lain.

“Buat apa partai melakukan seminar kampanye sanksi berat kepada pelaku pencabulan kalau kadernya sendiri tak terawasi?”

“Pak Nam, kemarin putramu, sekarang istrimu. Apa ini? Lama-lama ini berpengaruh di pemilu. Kau ke luar partai saja!”

Bahkan Soo Min ikut2an menyuruh Joong Do membatalkan RUU Namgoong Seol.

Soo Min : Pemilu tak lama lagi, aku khawatir rakyat saling berbelah pihak akibat isu sensitif. Sekarang kita harus menonjolkan persatuan bangsa.

Joong Do : Maaf atas kontroversi ini. Namun, aku bertekad mengatasi masalah istriku dan mengembalikan opini publik. Sebagaimana kau katakan, UU Namgoong Seol memang isu sensitif, tetapi hal itu dapat membantu di pemilu asalkan pandai memanfaatkannya. Jadi kuharap partai mendukung. Bu Woo, bukankah kau selalu menjadi yang paling keras menyuarakan sanksi berat bagi pelaku pencabulan? Aku mohon.

Ketum Woo : RUU usulan partai kita yang mengantre di Komisi Legislasi dan Yudikatif banyak. Lalu kau hanya mau fokus ke UU Namgoong Seol?

Yoon Seo akhirnya datang, tapi Yoon Seo meragukan Hye Joo. Yoon Seo bilang dia sudah membaca postingan itu. Yoon Seo pun tanya, apa Hye Joo berbohong.

Hye Joo kaget dengan pertanyaan Yoon Seo, Yoon Seo-ya.

Yoon Seo : Usai baca posting itu, aku menjadi ragu. Seperti yang ibu ceritakan kepadaku, ibu benar-benar korban, ‘kan?

Hye Joo : Yoon Seo-ya, ibu tidak berbohong. Buat apa ibu berbohong? Saat dengar dia bunuh diri, ibu sangat…

Yoon Seo : Namun, aku merasa itu aneh. Dia baru diterima di Fakultas Hukum UNS. Masa depannya pasti cerah. Untuk apa dia melakukannya?

Yeo Jin datang.

Yoon Seo : Benarkah ibu jujur? Apa aku bisa menepis kata-kata orang dan memercayai kata-kata ibu? Ibu serius tidak berbohong demi uang, ‘kan?

Yeo Jin marah, Yoon Seo-ya!

Hye Joo pun luka mendengar kata2 Yoon Seo.

Sambil menahan tangisnya, Hye Joo meminta Yeo Jin membawa Yoon Seo ke resto.

Yeo Jin mencemaskan Hye Joo, tidak apa kau tak ikut?

Hye Joo : Ya, aku mau menyelesaikan pekerjaanku dahulu sebelum pulang.

Yoon Seo mulai berjalan.

Hye Joo manggil Yoon Seo lagi.

Yoon Seo sempat menoleh ke ibunya tapi kemudian dia pergi gitu aja.

Setelah mereka pergi, tangis Hye Joo pecah.

Hatinya sakit diragukan anak sendiri.

Woo Jae mengikuti Joong Do ke ruangan Joong Do.

Woo Jae : Tadi istrimu menghubungiku. Katanya ada orang asing ke rumahmu.

Joong Do : Gara-gara posting itu?

Woo Jae : Benar. Istrimu mengungsi ke tempat kerjanya. Pak Yoo sudah memeriksa ke sana dan katanya sekarang aman.

Ponsel Joong Do berbunyi. Telepon dari Hye Joo.

Hye Joo : Yeobo, aku mau ikut wawancara TV. Kalau bisa, secepatnya. Aku ingin segera mengakhirinya bila memang tak bisa menghindar.

Joong Do : Baiklah.

Hye Joo : Kalau begitu…

Joong Do : Hye Joo-ya, terima kasih atas keberanianmu.

Selesai bicara dengan Hye Joo, Joong Do ngasih tahu Woo Jae kalau Hye Joo setuju diwawancara.

Joong Do : Jadwalkan besok.

Woo Jae : Bukan hari ini?

Joong Do : Tidak ada yang memedulikan kebakaran kecil yang segera dipadamkan. Kita tunggu apinya menyebar dahulu.

Woo Jae : Jika begitu, risiko kita pun tinggi. Dukungan terhadap UU Namgoong Seol pun bisa berkurang.

Joong Do : Aku tahu. Namun, kita tak punya pilihan lain selain ambil risiko jika ingin sekaligus memperjuangkan undang-undang itu.

Woo Jae : Berarti istrimu pun akan lebih lama menderita dan dikecam.

Joong Do : Aku terpaksa demi kepentingan yang lebih besar. Pada akhirnya, semua ini demi istriku.

Woo Jae : Baik, Pak.

Joong Do pun menghubungi Ki Young di depan Woo Jae.

Joong Do : Sepertinya istrimu membeberkan kasus itu di internet.

Ki Young : Apa? Dia membeberkannya?

Joong Do : Tampaknya kau tak tahu. Berkat itu, kini istriku merasa tertekan. Aku bersumpah akan menguak fakta kasus itu. Aku juga akan memberikan kesempatan kepadamu untuk menguak fakta dan menegakkan keadilan. Tolong kirimkan bukti tindak investasi properti spekulatif Pak Kang dan ibu mertuamu. Kuberi waktu satu hari. Nanti kuhubungi lagi.

Ki Young : Buktinya akan kususun dahulu. Besok kuhubungi lagi.

Joong Do : Baiklah. Terima kasih. Sesuai janji akan rahasiakan identitasmu.

Ki Young : Aku bukan takut tertangkap istri memberi bukti-bukti itu. Aku hanya merasa situasi mana pun pasti berubah bila faktanya terkuak.

Hye Joo masih di toko.

Yeo Jin menghubunginya.

Yeo Jin menyuruh Hye Joo pulang. Dia bilang, kalau Direktur Yoo mengantar dia dan Yoon Seo pulang dan rumah sudah aman. Hye Joo paham.

Selesai bicara dengan Yeo Jin, Hye Joo dihubungi Ji Soo. Ji Soo bilang dia mau membicarakan masalah Ji Hoon.

Hye Joo pun langsung ke tempat Ji Soo.

Ji Soo menyiapkan infus untuk Hye Joo.

Ji Soo : Pasang infus dahulu selagi di sini. Wajahmu pucat sekali. Kau bisa sakit.

Hye Joo : Ceritakan dahulu yang tadi.

Ji Soo : Sebenarnya aku dilarang memberi tahu hal ini karena termasuk informasi pribadi pasien. Namun, melihat situasinya, kuharap ini dapat membuatmu lebih tenang. Begini… Apa korban yang mengaku dicabuli oleh Ji Hoon bernama Kim Soo Bin?

Hye Joo : Kau tahu dari mana?

Ji Soo : Ternyata benar. Waktu itu, aku tahu dari foto waktu itu. Nona Kim Soo Bin pernah datang ke sini dan tak sadar sudah keguguran.

Hye Joo : Dia keguguran?

Ji Soo : Kau tak tahu rupanya. Dia keguguran tanpa gejala. Lalu…

Hye Joo : Apa Soo Bin sehat?

Ji Soo : Dia pernah kemari lagi usai kuretase karena sakit perut, tetapi tidak ada masalah serius. Omong-omong, apa dia mengaku bahwa itu anak Ji Hoon?

Hye Joo : Ya.

Ji Soo terdiam menatap Hye Joo.

Hye Joo pun paham melihat raut wajah Ji Soo.

Hye Joo : Bukan?

Ji Soo : Ya, bukan. Nona Kim Soo Bin hamil saat Ji Hoon ada di penjara. Jadi, mustahil dia mengandung anaknya Ji Hoon.

Mendengar itu, Hye Joo kaget sekaligus lega.

Soo Bin ada di sebuah kedai. Dia mengirimi seseorang bernama Na Ye Eun pesan.

Soo Bin : Aku dalam bahaya. Tolong angkat teleponnya.

Tapi kemudian JD datang.

JD : Apa kabar?

Soo Bin terdiam menatap JD.

Ji Soo menjelaskan ke Hye Joo, saat keguguran, usia kehamilan Soo Bin sekitar delapan pekan.

Ji Soo pun ingat saat dia melihat berita ditemukannya jasad Ji Hoon.

Ji Soo : Sementara Ji Hoon mengalami musibah sekitar 15 hari setelah keluar dari penjara, ‘kan?

Kita diperlihatkan flashback saat Soo Bin mengedit surat hasil tes darahnya.

Ji Soo bilang pada Hye Joo kalau Soo Bin hamil saat Ji Hoon ada di lapas.

Hye Joo ingat saat Soo Bin memberikan bukti berupa surat hasil tes darah.

Soo Bin : Kudengar alat uji kehamilan strip bisa salah jadi, aku tes darah ke rumah sakit kemarin. Angka ini artinya aku sudah hamil sekitar lima pekan, dan janin tumbuh dari tiga pekan lalu.

Flashback end…

Ji Soo : Intinya, mustahil dia mengandung anaknya Ji Hoon. Selain itu, menurutku Nona Kim tidak mengalami kekerasan seksual.

Ji Soo ingat saat Soo Bin datang kepadanya sebelum keguguran.

Soo Bin : Aku ingin tanya soal aborsi induksi. Menurut klinik lain, kini UU berubah, sehingga prosedur itu sudah legal sekarang meski bukan korban pencabulan. Intinya apa bisa di sini? Namun, aku bukan hamil karena itu.

Flashback end…

Ji Soo : Aku yakin dia bukan korban kekerasan seksual karena dia mengaku begitu, walau akan lebih pasti jika kau bertanya kepadanya.

Hye Joo kaget dengan fakta baru itu.

Kita ke JD dan Soo Bin.

Soo Bin kesal melihat JD.

JD : Kau tak menyangka aku akan datang? Kau polos sekali. Mengapa berita keluarga Ji Hoon ada di mana-mana? Kulihat berita ibunya pun heboh hari ini.

Soo Bin : Memang ada apa?

JD : Katanya dahulu dia berbohong demi uang dengan mengaku dicabuli siswa juara umum, lalu siswa itu bunuh diri. Adiknya buat posting di internet.

Soo Bin pun ingat saat dia tak sengaja mendengar pengakuan Hye Joo ke Yeo Jin soal pelecehan yang dilakukan Seung Ho.

Flashback end…

Soo Bin : Dia sungguh korban pelecehan seksual. Dia tak berbohong.

JD : Masa bodoh. Terus terang, saat tahu kau hamil, awalnya kukira itu anakku. Jika benar, aku tak akan putus denganmu sebab anak adalah lambang cinta kita. Begitu dengar dia anak Ji Hoon, aku…

Soo Bin : Sebentar. Kau tahu dari mana aku hamil? Ayah Ji Hoon tak menyebut kehamilanku di konferensi pers. Kau tahu dari mana? Jangan bilang kau yang mengirim hasil tesku ke anggota parlemen itu? Kau membuka ponselku, ya?

JD : Lalu aku harus diam setelah dikhianati pacar? Aku tak berbuat apa-apa. Hanya melihat sejenis dokumen rumah sakit di ponselmu.

Kita diperlihatkan flashback saat seorang wanita menemui dokter kandungan.

JD bilang dia menyuruh Ye Eun pergi dokter kandungan sebagai Kim Soo Bin.

Flashback…

Dokter kandungan : Kau juga mengaku kalau pelakunya adalah pacarmu.

Ye Eun diam2 merekam kata2 si dokter.

Flashback end…

JD : Tak kusangka Ji Hoon mencabuli orang. Kau belum terima kompensasi karena ayahnya melakukan jumpa pers, ‘kan?

Soo Bin yang kesal, mau pergi tapi ditahan JD.

JD : Ada tugas untukmu. Tidak mau? Kalau begitu, mau ke penjara?

Soo Bin : Apa?

JD : Kau pemilik rekening palsu transaksi sabu-sabu, ‘kan?

Soo Bin : Rekening palsu apa maksud…

Dan Soo Bin ingat ketika JD meminjam rekeningnya untuk memeras orang.

Soo Bin : Kau gunakan rekening dan kartu ATM-ku untuk itu?

Soo Bin pun kesal dia gak sadar dibodohi JD.

Hye Joo mencoba menghubungi Soo Bin, tapi tak bisa.

Hye Joo akhirnya meninggalkan pesan.

Hye Joo : Soo Bin-ah, aku ibu Ji Hoon.

Ketum Woo membaca RUU tentang kekerasan seksual.

Lalu dia menatap ke arah TV yang menyiarkan berita tentang partai yang saling berebut kursi namun RUU Kesejahteraan Sosial terbengkalai.

Ketum Woo lalu meraih ponselnya dan menghubungi Anggota Dewan Kang.

Setibanya di rumah, Hye Joo pun langsung menemui Yeo Jin.

Hye Joo : Katanya Soo Bin keguguran. Namun, itu bukan anak Ji Hoon. Selain itu, mungkin Ji Hoon tak melakukan pelecehan seksual terhadap Soo Bin.

Mendengar itu, Yeo Jin lega. Dia bahkan lebih lega daripada Hye Joo.

Mereka bicara di dalam.

Hye Joo : Menurut Soo Bin, mereka bertemu malam itu sebelum Ji Hoon mengalami musibah. Namun, Joong Do bilang dia tak menemui Ji Hoon tetapi tak mengaku bertemu siapa, padahal dia sampai berbohong, mengaku pergi melayat. Lantas kutanya apa dia punya wanita lain, memberi tahu bertemu siapa. Namun dia bilang padaku bahwa dia diperas Soo Bin. Jangan-jangan dia berbohong masalah diancam Soo Bin. Aku khawatir ada sesuatu yang tak kuketahui.

Mendengar itu, Yeo Jin pun diam.

Hye Joo : Namun, aku juga tak bisa sepenuhnya memercayai Soo Bin. Aku tak bisa memercayai siapa pun saat ini.

Yeo Jin tambah diam.

Hye Joo kemudian meralat ucapannya. Dia menggenggam tangan Yeo Jin.

Hye Joo : Kuralat. Bukan siapa pun. Aku masih punya kau.

Yeo Jin makin diam mendengar itu.

Soo Bin di kamarnya, menatap dua ponsel di depannya. Satunya miliknya, satunya lagi dari JD.

JD : Bawa ponsel prabayar sekali pakai ini. Segera keluar begitu kuhubungi. Setuju?

Soo Bin : Aku sempat heran mengapa Ji Hoon memiliki sabu-sabu. Kau suruh dia menyembunyikan narkoba, ya?

JD : Tidak. Dia mencurinya. Aku sempat suruh Ji Hoon di hari kematiannya, tetapi dia menolak, jadi, kusuruh Ye Eun. Namun, Ji Hoon mengambilnya sebelum diambil pelangganku. Katanya dia tidak mau terlibat di transaksi narkoba. Pasti dia pakai untuk diri sendiri. Dia kena karma. Berita bagus, bukan?

Lalu Soo Bin memeriksa daftar blokir di ponselnya.

Ada nomor Hye Joo di sana.

Soo Bin : Ajumma?

Soo Bin pun membuka blokirannya.

Tepat saat itu, dia menerima panggilan dari seseorang.

Bersambung ke part 2…

1 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
Read More

Anna Ep 3

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Anna Episode 3, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Episode…