Trolley Eps 12 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Trolley Episode 12 part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.Baca juga episode sebelumnya disini

Hye Joo syok saat diberitahu Joong Do kalau Ji Hoon telah melakukan pelecehan seksual. Dia lantas tanya siapa korbannya. Joong Do diam saja. Hye Joo bilang dia gak ngerti sama maksud Joong Do.

Hye Joo : Yeobo?

Joong Do : Kim Soo Bin. Kim Soo Bin mengancamku. Dia mengaku diperkosa dan akan membeberkannya. Maka itu, aku akan melakukan jumpa pers satu jam lagi sebelum dia membeberkannya.

Hye Joo langsung menjatuhkan ponselnya. Dia syok.

Tak lama kemudian, dia tersadar dan segera mengambil ponselnya. Hye Joo melarang Joong Do melakukan jumpa pers sampai dia datang. Joong Do minta maaf dan memutus panggilannya.

Hye Joo pun bingung harus gimana.

Para staf Joong Do berkomunikasi di grup chat membahas hal itu.

Ja Young : Bisa-bisanya semua kasus yang terlibat adalah pelecehan seksual, dari kasus Namgoong Seol, Bu Kim, sampai anaknya.

Min Seok : Kapasitas maksimal Stadion Bisbol Jamsil itu 25.000 orang sedangkan kasus pelecehan seksual di Korea ada 30.000 per tahun. Artinya ada 80 kasus lebih dalam sehari. Itu masalah kita bersama.

Joong Do keluar. Mereka semua pun berdiri.

Joong Do bilang dia akan melakukan jumpa pers jam sebelas.

Joong Do pun kembali ke ruangannya.

Semua menatap ke arah jarum jam.

Sudah jam setengah sebelas.

Hye Joo berusaha menghubungi Joong Do tapi Joong Do tak bisa dihubungi.

Lantas Hye Joo mengirimkan pesan. Hye Joo minta Joong Do menunggunya dulu dan menjawab teleponnya.

Lalu dia mencari kontak Soo Bin. Tapi nomor Soo Bin tak aktif.

Hye Joo langsung sesak. Dia gak tahu harus gimana.

Joong Do di ruangannya, menatap layar ponselnya.

Ada panggilan dari Hye Joo tapi dia tidak menjawabnya.

Hye Joo tiba di gedung pemerintahan dengan taksi dan langsung lari menuju kantor Joong Do.

Para staf Joong Do berdiri menatap Hye Joo.

Hye Joo tanpa bicara langsung ke ruangan Joong Do. Dan, dia pun terkejut Joong Do sudah pergi.

Hye Joo lantas melihat ke televisi yang menampilkan siaran jumpa pers Joong Do.

Hye Joo : Saya anggota parlemen dari Sinyang, Seoul yang bernama Nam Joong Do. Hari ini, saya mendapat kabar bahwa sebelum meninggal, mendiang putra saya melakukan pelecehan seksual terhadap kekasihnya. Maka itu, saya ingin meminta maaf kepada korban dan seluruh rakyat Republik Korea.

Joong Do pun membungkukkan badannya, di hadapan pers. Meminta maaf.

Hye Joo langsung lemas melihat itu.

Woo Jae dan Ja Young membawa Nyonya Jo masuk ke ruang jumpa pers. Mereka mengantarkan Nyonya Jo ke samping Joong Do. Joong Do terus menyampaikan niatnya. Dia bilang, dia juga mau mengusulkan RUU yang hendak ia usulkan. RUU Hukum Pidana yang dapat membuat penyidikan kasus pelecehan seksual terus berjalan meski hak penuntutan gugur karena pelaku tewas akibat bunuh diri atau sebab lain.

Joong Do : Anda pasti ingat kasus Ji….

Woo Jae menerima pesan dari Bit Na.

Bit Na : Bu Kim ada di ruangan.

Woo Jae langsung pergi.

Joong Do : …yang membuat mantan kekasihnya bunuh diri dengan mengancam bahwa video pribadi korban akan disebar, kemudian bunuh diri begitu surat penangkapan diajukan kembali. Nama RUU Hukum Pidana yang akan saya usulkan diambil dari nama korban, sekaligus cucu tersayang Ibu Jo Gwi Soon yang hadir di sini, yaitu Undang-Undang Namgoong Seol.

Menurut hukum yang berlaku kini, apabila pelaku tewas, korban akan kehilangan kesempatan mengungkap fakta karena hak penuntutan gugur dan penyelidikan dihentikan. Oleh karena itu, saya ingin mengusulkan RUU Hukum Pidana yang dapat membuat penyelidikan tetap berlanjut walau hak penuntutan gugur karena terlapor atau tersangka tewas akibat bunuh diri atau sebab lain.

Anggota Dewan Kang dan Hyung Tae yang menonton jumpa pers Joong Do, terkejut.

Yeo Jin lagi di kedai.

Agen properti membawa calon pembeli yang mau melihat kedai Yeo Jin.

Yeo Jin bilang kedainya bersih dan mengucapkan terima kasih sudah datang.

Agen pun berkata, akan menghubungi Yeo Jin lagi nanti dan membawa si calon pembeli pergi.

Setelah mereka pergi, Yeo Jin menerima pesan dari Woo Jae.

Woo Jae menyuruh Yeo Jin bergegas ke Majelis Nasional.

Selesai jumpa pers, Joong Do kembali ke kantornya bersama Woo Jae.

Joong Do terdiam sejenak di depan pintu kantornya, sebelum akhirnya masuk.

Hye Joo menunggu di ruangannya.

Tak lama, Joong Do masuk.

Para staf nampak berdiri di depan pintu. Joong Do menutup pintu ruangannya.

Hye Joo marah. Dia memukul-mukul dada Joong Do.

Hye Joo : Aku…aku sudah memintamu menunggu. Aku sudah memohon kepadamu untuk menunggu sebentar, tetapi bisa-bisanya kau bersikap begini. Mengapa kau tega sekali bersikap sesuka hati tanpa berunding denganku? Soo Bin pernah bilang kalau Ji Hoon tak memaksanya.

Joong Do : Kapan?

Hye Joo : Aku bertanya saat dia pertama kali datang ke rumah kita. Namun, apa kau serius Soo Bin mengaku dia dilecehkan Ji Hoon? Benarkah? Kapan?

Joong Do : Dia datang tadi pagi, dan mengancam akan membeberkannya.

Hye Joo terdiam mendengarnya. Bersamaan dengan itu, tangisnya mengalir.

Woo Jae memberitahu Bit Na, Min Seok dan Gang Ho kalau Ja Young pergi mengantarkan Nyonya Jo pulang.

Woo Jae : Mulai kini, wartawan pasti akan menelepon. Tanggapi saja sesuai kesepakatan.

Baru dibilang, wartawan sudah menghubungi ponsel mereka masing2.

Termasuk Woo Jae yang dihubungi sunbae nya.

Joong Do memberitahu Hye Joo kalau Soo Bin mendatanginya tadi pagi.

Kita diperlihatkan flashback saat Soo Bin mengancam Joong Do.

Flashback…

Joong Do bicara dengan Soo Bin di mobilnya.

Soo Bin bertanya, haruskah dia menulis cerita itu di internet.

Flashback end…

Joong Do : Katanya dia hamil karena diperkosa Ji Hoon dan akan membeberkannya.

Hye Joo : Tak masuk akal. Jika begitu, mustahil dia ke rumah kita. Tidak mungkin. Buat apa pula dia mengelak saat kutanya?

Joong Do : Siapa yang tahu alasannya? Kita bahkan tak tahu masa lalunya. Kau memercayainya? Mengapa bisa?

Hye Joo : Kau pun melakukan konferensi pers karena memercayai Soo Bin, kan?

Joong Do : Ada bukti konsultasi dokter kandungan. Dokter itu sampai memberi tahu kontak pusat bantuan korban. Konsultasinya tercatat di rekam medis. Selain itu, ingat masalah-masalah yang dibuat Ji Hoon. Jujur, itu tak sepenuhnya mustahil.

Tangis Hye Joo makin deras.

Hye Joo : Soo Bin minta apa? Katamu dia memerasmu. Berarti dia minta imbalan, ‘kan? Uang? Berapa?

Joong Do : Lima puluh juta won.

Kita diperlihatkan flashback lagi saat Soo Bin minta 50 juta won buat sewa rumah.

Flashback end…

Hye Joo : Sayang, andai kau beri tahu aku di telepon, aku bahkan bersedia memberi 100 juta won, tak hanya 50 juta, sebab aku…

Hye Joo ingat saat dia membaca komentar buruk dari warganet di internet soal ayah Seung Kyu..

“Jangan membuang uang pajak, eksekusi saja dia.”

“Kembalikan hukuman mati.”

“Kriminal menjijikkan. Sepertinya ayah anak ini tidak mau membantu. Harus dipenjara.”

Flashback end…

Hye Joo : Teganya kau bersikap begini.

Joong Do : Aku juga menderita. Namun, aku tak bisa terus diancam karena kelak rahasia pasti terbongkar. Setidaknya orang lain bisa lebih mengampuni jika kita mengaku dan minta maaf lebih dahulu sebelum dibongkar orang lain. Itu demi kebaikan Ji Hoon. Makanya kubeberkan sendiri. Antisipasi adalah jalan terbaik. Kuharap kau mengerti.

Hye Joo : Antisipasi? Sungguh hanya itu? Jangan bilang kau memanfaatkan Ji Hoon demi RUU itu. Apa hari ini kau mengabariku setelah semua beres seperti saat memutuskan sendiri untuk menguak tragediku, baru minta izin, karena aku pasti tak mengizinkan?

Joong Do : Yeobo.

Hye Joo : Apa kau tak bohong? Lantas buat apa kau membahas RUU jika niatnya membeberkan kasus Ji Hoon? Kapan pula kau undang Bu Jo?

Joong Do : Hye Joo-ya, itu tak benar. Mana mungkin aku menjual putraku demi…

Joong Do kemudian berkata bahwa tampaknya dia kehilangan kepercayaan Hye Joo karena kejadian kemarin.

Joong Do : Ini semua salahku. Aku memang berniat mengusulkan RUU dalam waktu dekat, tetapi harus bertemu pers akibat kasus Ji Hoon. Aku hanya ingin memecah pendapat publik tentang Ji-hoon.

Woo Jae masih menerima telepon dari wartawan.

Woo Jae : Kami tak punya komentar lain. Silakan merujuk pernyataan resminya.

Dia menerima telepon, sambil membaca berita mengenai pengakuan Joong Do tadi di jumpa pers.

Kembali ke Joong Do dan Hye Joo. Joong Do bilang, andai dia tak membahas RUU itu, semua media akan fokus memberitakan Ji Hoon.

Hye Joo : Situasi ini terlalu berat bagiku. Ternyata beginilah politik. Waktu itu kau pernah bertanya…

Flashback…

Di tempat tidur, Joong Do tanya apa Hye Joo menyesal menikahi seseorang yang ingin berpoliti.

Hye Joo bilang tidak.

Flashback end…

Hye Joo : Namun, aku menyesal sekarang. Aku seperti tak mengenalmu lagi.

Yeo Jin kemudian datang.

Anggota Fraksi Daehan berdebat di ruangan Ketum Woo soal jumpa pers Joong Do tadi.

Ada yang menyebut Joong Do udah gila. Dia juga bertanya2, apa bagusnya membeberkan kasus pelecehan seksual yang dilakukan Ji Hoon di depan pers.

Soo Min membela Joong Do.

Soo Min : Namun, itu jauh lebih baik daripada dibeberkan oleh Partai Abdi Negara.

Yang lain berkata, tetap saja pelecehan seksual itu keterlaluan. Mereka mencemaskan citra partai mereka. Mereka mau Joong Do dikeluarkan dari partai.

Soo Min membela Joong Do.

Soo Min : Tak perlu sampai begitu. Ada banyak orang yang merasa simpati atas kejujuran Pak

Yeo Jin memapah Hye Joo keluar dari Majelis Nasional.

Reporter Jung tengah melaporkan dari depan kantor Majelis Nasional.

Reporter Jung : Lewat konferensi pers siang ini, publik dibuat geger oleh pengakuan Nam Joong Do, anggota parlemen fraksi Partai Daehan, Yang menyebut mendiang putranya sempat melakukan pelecehan seksual. UU Namgoong Seol…

Reporter Jung yang melihat Hye Joo, langsung mewawancarai Hye Joo.

Reporter Jung : Kim Hye Joo-ssi, apa anda tahu soal pelecehan putra anda?

Yeo Jin : Berhenti merekam.

Reporter Jung terus saja bertanya.

Reporter Jung : Setelah sebelumnya Pak Nam meredam skandal narkoba putra kalian dengan kasus mahasiswa kedokteran, kini dia mengusulkan RUU kontroversial. Wajar ada anggapan bahwa dia memanfaatkan tragedi orang lain untuk meredam kesalahan anaknya. Bagaimana menurut anda?

Yeo Jin : Jangan dijawab, Hye Joo. Tidak apa.

Reporter Jung menghalangi jalan Hye Joo.

Reporter Jung : Anakmu menjadi hambatan semasa hidup. Kini dia dijadikan alat berpolitik?

Yeo Jin : Jaga bicaramu!

Hye Joo meledak, apa kau gil…

Tapi Ketum Woo melabrak Reporter Jung duluan.

Ketum Woo : Kau sudah keterlaluan. Kau harus menjaga kode etik dan sopan santun saat meliput. Walau ini Yeouido, kau pikir tidak ada tata krama di sini?

Yeo Jin mengajak Hye Joo pergi.

Lah si reporter malah masukin kartu namanya ke tas Hye Joo.

Reporter Jung : Hubungi kapan pun bila ingin bicara.

Yeo Jin : Tolong minggir.

Ketum Woo terdiam menatap Hye Joo yang dipapah Yeo Jin.

Hye Joo dan Yeo Jin duduk di taman.

Yeo Jin : Sekarang kita pulang saja dahulu.

Hye Joo : Kak Yeo Jin, dahulu, orang-orang pun tak memercayaiku. Seung Ho melakukan pelecehan seksual terhadapmu?

Flashback…

Nyonya Lee di ruang interogasi bersama Jae Eun.

Nyonya Lee : Jangan berbohong. Kau berharap aku percaya?

Flashback end…

Hye Joo : Aku benar-benar merasa tertindas dan menderita karena dianggap berbohong. Namun, kini aku sangsi Ji Hoon sungguh bertindak sejauh itu meski dia sering berbuat ulah. Aku tak memercayai Soo Bin meski sudah ada buktinya. Aku bahkan berharap Soo Bin bohong. Namun aku yang pernah ada dalam posisi itu mestinya tak boleh berpikir begitu, ‘kan?

Ponsel Hye Joo berdering.

Telepon dari Wali Kelas Yoon Seo.

Joong Do berdiri di depan jendela.

Woo Jae yang berdiri di belakangnya ngasih tahu kalau konferensi persnya akan ditayangkan di seluruh stasiun TV sebagai berita utama nanti malam.

Woo Jae : Sekarang pun sudah ada pro dan kontra mengenai UU Namgoong Seol di beberapa forum daring.

Joong Do : Lalu, soal Ji Hoon?

Woo Jae : Banyak. Agenda hari ini sudah kubatalkan semua. Lebih baik kau temui istrimu sebelum terlambat.

Hye Joo dan Yeo Jin di taksi sekarang.

Radio di taksi memutar siaran jumpa pers Joong Do.

Yeo Jin langsung meminta supir taksi mematikan radio.

Nyonya Lee masih belum siuman.

Ki Young menyuruh Seung Hee makan. Seung Hee menolak. Dia bilang kata dokter ibunya akan segera siuman.

Ki Young : Tetap saja. Biar aku yang jaga di sini. Lebih baik kau makan sesuatu. Nanti kuhubungi jika Ibu Mertua siuman.

Seung Hee pun akhirnya keluar untuk mencari makan.

Ki Young menatap Nyonya Lee. Dia ingat kata2 ancaman Nyonya Lee padanya dan Hye Joo setelah tahu semuanya.

Ki Young : Aku bersumpah tidak akan membiarkan kalian berdua lolos.

Seung Hee di kantin RS, menonton berita jumpa pers Joong Do.

Dia sontak kaget.

Nyonya Lee akhirnya siuman. Tapi begitu membuka mata, dia melihat Seung Ho yang berseragam SMA di depan matanya.

Nyonya Lee : Seung Ho-ya, jangan takut. Tak seorang pun memercayai Jae Eun. Ibu akan menyimpan rahasiamu sampai mati.

Setelah mengatakan itu, Nyonya Lee kemudian sadar yang ada di depannya adalah Ki Young.

Sontak lah Nyonya Lee terkejut menatap Ki Young.

Begitu pun Ki Young yang terkejut mendengar pengakuan Nyonya Lee.

Hye Joo duduk di ruangan konseling bersama Yoon Seo, Da Som dan Wali Kelas mereka.

Yoon Seo dan Da Som masih tak mau bilang alasan mereka bertengkar.

Hye Joo tanya ke Yoon Seo, kenapa berantem sama Da Som.

Yoon Seo : Nam Ji Hoon. Kami bertengkar karena Kak Ji Hoon.

Flashback…

Yoon Seo tak terima pas temen2nya bilang kakaknya melakukan pemerkosaan.

Teman Yoon Seo juga bilang Ji Hoon memakai narkoba.

Yoon Seo : Tidak! Dia tak pakai narkoba. Lagi pula berita pelecehan seksual ini belum terbukti benar. Jangan asal bicara.

Temen Yoon Seo : Ayahmu sendiri yang bilang itu benar. Pemerkosaan itu keterlaluan, bukan?

Yoon Seo marah, hei, Jang Hyeon Seo!

Da Som ikut2an, dia bilang perbuatan Ji Hoon sangat menjijikkan.

Flashback end…

Yoon Seo : Eomma, apa benar Kak Ji Hoon melakukannya? Itu tak benar, ‘kan?

Hye Joo terdiam sambil menatap iba pada Yoon Seo.

Yoon Seo pun tahu itu benar.

Ji Soo datang, maaf aku terlambat. Aku tak sempat lihat ponsel karena sedang praktik. Da Som-ah, kenapa kau bertengkar dengan Yoon Seo? Mengapa?

Karena Da Som tak jawab, Ji Soo tanya ke Yoon Seo.

Yoon Seo juga diam.

Hye Joo menahan tangisnya menatap Ji Soo.

Ji Soo makin bingung.

Wali Kelas mengantarkan Yoon Seo dan Da Som keluar.

Wali Kelas : Kalau begitu kalian berdua temui ibu sepulang sekolah. Serahkan surat permohonan maaf.

Wali Kelas masuk.

Da Som beranjak pergi gitu aja.

Ponsel Ji Soo berdering. Ji Soo meminta maaf ke Hye Joo karena harus menjawab telepon.

Ji Soo : Halo. Ya. Bu Kim Si Nae? Sudah bukaan berapa?

Yeo Jin menyendiri di kedainya.

Woo Jae menghubunginya tapi Yeo Jin tak menjawab.

Pesan Woo Jae masuk, meminta Yeo Jin menemani Hye Joo.

Yeo Jin pun nangis, bahkan sampai memukul2 dadanya.

Ji Soo menepikan mobilnya di depan kliniknya.

Hye Joo masih melamun.

Ji Soo : Hye Joo-ya.

Hye Joo pun tersadar mereka sudah sampai.

Hye Joo : Astaga, ternyata sudah sampai.

Yeo Jin : Maaf tak bisa kuantar sampai rumah karena ada panggilan persalinan.

Hye Joo : Tidak masalah. Terima kasih.

Yeo Jin : Wajahmu tampak pucat. Ikutlah denganku untuk diinfus dan istirahat sebentar.

Hye Joo : Aku baik-baik saja. Aku pamit, ya.

Ji Soo : Hati-hati di jalan.

Hye Joo mau turun, tapi dia tak sengaja membuat isi tasnya berhamburan keluar.

Hye Joo minta maaf ke Ji Soo.

Ji Soo : Tidak apa. Santai saja.

Ji Soo melihat ada foto Soo Bin diantara barang2 Hye Joo.

Ji Soo : Hye Joo-ya, siapa yang ada di foto itu?

Hye Joo : Dia? Dia pacar Ji Hoon.

Hye Joo kemudian turun.

Ji Soo memarkirkan mobilnya.

Kemudian dia dihubungi perawatnya.

Ji Soo : Aku baru memarkir, sebentar lagi naik. Sebentar, ya. Pasien yang tadi diinfus setelah konsultasi karena sakit perut sudah pulang, ya?

Dan pasien itu adalah Soo Bin. Soo Bin keluar dari rumah sakit, tapi malah ketemu Hye Joo.

Soo Bin mau pergi tapi dikejar Hye Joo.

Hye Joo : Soo Bin-ah, benarkah Ji Hoon melakukannya? Sungguh? Ji Hoon benar-benar melakukan hal itu? Jawab pertanyaanku!

Orang2 lewat, memperhatikan mereka.

Hye Joo : Apa itu benar? Soo Bin-ah!

Soo Bin : Orang-orang melihat. Kita bicara di tempat lain.

Soo Bin membawa Hye Joo ke sebuah gang.

Hye Joo menatap Soo Bin penuh harap, Soo Bin-ah, saat kutanya, jelas-jelas waktu itu, kau mengaku Ji Hoon tak memaksamu. Benar, ‘kan? Lantas… Lantas mengapa? Apa benar Ji Hoon melakukannya terhadapmu?

Hye Joo panic.

Soo Bin bilang tidak.

Hye Joo : Tidak benar, ‘kan? Sungguh? Ji Hoon benar tak melakukannya? Kau tak bohong, ‘kan?

Soo Bin terdiam menatap Hye Joo.

Hye Joo langsung lega dan menarik napasnya dalam-dalam.

Soo Bin menatap Hye Joo dengan cemas.

Hye Joo : Syukurlah. Berarti kau… Kau tak apa, ‘kan?

Hye Joo memeriksa keadaan Soo Bin.

Hye Joo : Kau serius tidak mengalaminya, ‘kan, Soo Bin-ah? Syukurlah. Aku benar-benar lega. Terima kasih, Soo Bin-ah. Kalau begitu, kau tak hamil karena diperkosa, ‘kan? Benar, ‘kan?

Hye Joo lantas meminta penjelasan Soo Bin, kenapa Soo Bin mengaku seperti itu.

Hye Joo : Kau tinggal minta jika memang butuh uang. Mengapa malah merusak nama Ji Hoon? Apa alasannya?

Soo Bin tampak kaget dengan kata2 Hye Joo.

Hye Joo : Mengapa kau berbohong dan memeras ayah Ji Hoon? Mengapa? Apa alasan sebenarnya?

Soo Bin : Apa? Memeras? Katanya aku memeras?

Hye Joo terkejut, kau tak memerasnya? Katanya kau mengancam akan menyebarkannya.

Soo Bin : Aku tak memerasnya.

Hye Joo : Apa? Jadi… Jadi, maksudmu, ayah Ji Hoon… Dia…

Soo Bin : Kau tak memercayaiku, ‘kan? Aku maklum sebab aku bukan keluarga atau siapa-siapa. Aku hanya kenalanmu sesaat. Namun aku benar-benar tak pernah memerasnya. Kau boleh tak percaya masalah lain, tetapi aku… tidak serendah itu.

Soo Bin yang kecewa beranjak pergi.

Hye Joo membeku. Tak lama, dia menatap kepergian Soo Bin dengan wajah terkejut.

Soo Bin menatap bekas infus di tangannya.

Lalu dia teringat saat bicara dengan seseorang di dalam mobil.

Soo Bin : Benar, aku memerasmu sekarang.

Soo Bin kesal, lalu melepas plester bekas infusnya dan beranjak pergi.

Hye Joo masih membeku di tempat tadi.

Dia tak menyangka Joong Do tega bohong padanya.

Malamnya, Hye Joo dan Joong Do bersitegang.

Hye Joo : Tadi aku bertemu Soo Bin.

Joong Do kaget, bagaimana bisa?

Hye Joo : Kami tak sengaja bertemu tadi siang. Namun, Soo- Bin bilang, Ji Hoon tak melakukannya. Dia juga bilang tak pernah memerasmu akan menyebarkan berita itu. Apa itu benar?

Joong Do : Sayang, menurutmu itu masuk akal? Kau memercayai Kim Soo Bin? Dia mempermainkan kita.

Hye Joo : Bukannya aku memercayainya. Hanya saja tidak ada alasan baginya untuk mempermainkan kita, apalagi mengaku begitu.

Joong Do : Ada rekam medis konsultasi dokter. Baiklah. Anggap dia tak berbohong. Jika dia tak memerasku dengan masalah Ji Hoon, mengapa dia diam saja sejak jumpa pers hingga kini? Lalu itu artinya aku mengelabuimu dan seluruh rakyat Korea? Aku membuat putraku menjadi seorang bajingan demi mengubah aturan hukum? Aku orang macam itu bagimu? Aku tidak pernah meragukanmu sekali pun. Sementara kau tak memercayaiku. Aku tak pernah membayangkan kau akan lebih percaya kepada orang lain, apalagi anak macam itu, daripada kepadaku.

Hye Joo pun pusing.

Joong Do lalu tanya Soo Bin ngomong apa lagi.

Joong Do : Coba ceritakan supaya aku tahu apa saja kebohongannya. Apa?

Hye Joo ingat kata2 Soo Bin tadi.

Soo Bin : Nam Joong Do! Nam Joong Do!

Hye Joo nampak kaget.

Flashback end…

Tiba2, seseorang berteriak memanggil Joong Do dengan marah.

Mereka keluar. Ternyata pamannya Ji Hoon. Dia melemparkan foto2 Ji Hoon kiriman Hye Joo ke jalan.

Paman Ji Hoon : Nam Joong Do, dasar berengsek! Kau kira mengirim foto-foto ini saja cukup? Teganya kau perlakukan Ji Hoon begini!

Joong Do : Paman, tolong lepas dahulu.

Paman Ji Hoon : Mentang-mentang sudah pakai bros emas, kau lupa betapa berharganya putramu? Su Hyeon, ibunya, sudah mempertaruhkan nyawanya demi Ji Hoon. Namun, kau, ayah kandungnya, malah menghukum Ji Hoon di hadapan seluruh rakyat. Kau tak malu menyebut dirimu orang tua? Sebesar apa pun salah Ji Hoon bisa-bisanya kau bersikap begini!

Hye Joo coba melerai, hohon hentikan, Paman.

Tapi paman Ji Hoon mendorong Hye Joo.

Paman Ji Hoon : Ibu tiri jangan ikut campur!

Joong Do pun melindungi Hye Joo.

Joong Do : Sayang, kau tak apa?

Joong Do lalu minta paman Ji Hoon bicara dengannya saja.

Paman Ji Hoon : Kau membela wanita itu di hadapanku? Mentang-mentang Su Hyeon sudah tiada?

Joong Do : Jangan sebut dia “wanita itu”.

Paman Ji Hoon : Su Hyeon tak menjalani pengobatan demi anakmu sampai akhirnya meninggal. Ji Hoon lahir berkat perjuangannya. Namun, kau tahu apa kata orang? Katanya, kuburannya harus digali, lalu kakinya dipasang gelang pengawas! Saat kau menikah lagi, aku sudah minta Ji Hoon dibiarkan tinggal bersama kami. Lalu apa katamu? Katamu akan membesarkannya dengan baik. Jadi, aku memercayai kau dan wanita ini, tetapi apa hasilnya? Jika bukan karena segan dan kesepian, hidup Ji Hoon tak akan jadi berantakan! Malangnya Ji Hoon. Su Hyeon… Hatinya pasti sangat terpukul!

Hye Joo : Ini semua salahku.

Kita diperlihatkan flashback…

Joong Do dan Hye Joo menyidang Ji Hoon.

Joong Do : Ada apa denganmu akhir-akhir ini? Kau merasa kesulitan belajar? Apa ada yang merundungmu? Beri tahu ayah segalanya.

Ji Hoon : Ayah bisa mengatasinya? Semua menjengkelkan!

Ji Hoon pun beranjak ke atas.

Joong Do dan Hye Joo syok dengan reaksi Ji Hoon.

Besoknya, Hye Joo yang tengah beberes, melihat ada banyak buku tentang remaja pubertas.

Flashback end….

Hye Joo : Joong Do sudah berupaya maksimal demi Ji Hoon. Bila ada yang bersalah, itu salahku. Maka dari itu, tolong…

Joong Do pun berlutut.

Joong Do : Aku bersedia dikecam atas kejadian hari ini. Namun, cukup aku saja. Dia ibu Ji-hoon yang menyayanginya lebih daripada siapa pun.

Semua pun terdiam.

Orang2 memperhatikan mereka. Diantara mereka, ada Yoon Seo yang baru pulang sekolah.

Yoon Seo nangis melihat mereka.

Yeo Jin sama Woo Jae di kedainya.

Woo Jae : Terima kasih, dan maaf atas kejadian tadi siang.

Yeo Jin diam saja.

Joong Do kembali ke kamar. Dia duduk di ranjang, lalu menutupi mukanya.

Hye Joo masuk, membawa foto2 Ji Hoon.

Hye Joo lantas duduk disamping Joong Do.

Hye Joo : Kurasa perkataanku tadi siang yang menyebutmu memanfaatkan Ji Hoon sudah sangat keterlaluan. Maafkan aku. Padahal kau ayah Ji Hoon. Maafkan aku.

Hye Joo lalu menyenderkan kepalanya ke bahu Joong Do.

Mereka sama2 nangis.

Sekarang, Hye Joo terdiam menatap kamar Ji Hoon.

Yeo Jin masih menyendiri di kedai.

Yoon Seo nangis di kamarnya.

Joong Do terduduk di kamar mandi, menatap foto2 Ji Hoon.

Soo Bin di kamarnya, memikirkan kata2 Hye Joo tadi.

Hye Joo : Kau tak apa, ‘kan? Kau serius tidak mengalaminya, ‘kan, Soo Bin-ah? Syukurlah. Aku benar-benar lega. Terima kasih, Soo Bin-ah.

Lalu dia memikirkan pertanyaan Hye Joo padanya saat dia pertama kali datang ke kediaman mereka.

Hye Joo : Mungkinkah Ji Hoon memaksamu melakukannya tanpa persetujuanmu?

Lalu Soo Bin terkejut menatap ke arah pintu. Dia pun bangun.

Dan seseorang masuk.

Bersambung ke part 2…

1 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like
Read More

Eve Ep 15

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Eve Episode 15, Cara menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Lihat episode sebelumnya…