Trolley Eps 10 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Trolley Episode 10 part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.Baca juga episode sebelumnya disini

Joong Do di studio, berbicara mengenai kasus Seol dengan berapi-api.

Joong Do : Seorang gadis usia 20 tahunan tewas bunuh diri karena diancam akan disebarkan video pribadinya oleh mantan kekasihnya. Kejaksaan tak menerbitkan surat penangkapan hanya karena pelaku mahasiswa kedokteran universitas ternama. Saya berjanji akan menata ulang dan memperkuat draf UU terkait agar pelaku kekerasan seksual daring dapat dipidanakan dengan setimpal.

Malamnya, Hye Joo bicara dengan Joong Do di kamar.

Hye Joo : Aku tak paham soal politik dan dunia itu. Namun, seperti katamu, itu salah satu yang bisa anggota parlemen lakukan, ‘kan?

Joong Do pun mengucapkan terima kasih pada Hye Joo karena sudah mendukungnya.

Seung Kyu melompat ke bawah dari lantai apartemennya.

Berita Seung Kyu bunuh diri langsung membuat publik geger.

Joong Do yang terpukul, menemui Hye Joo di toko Hye Joo.

Joong Do nangis, seseorang meninggal gara-gara aku. Aku tak sanggup lagi.

Hye Joo : Itu bukan salahmu, Sayang. Kau tidak tahu akhirnya akan begini.

Joong Do dan staf nya membahas UU terkait kasus Seol.

Bit Na memberi pendapatnya.

Bit Na : Selama tidak ada kasus kekerasan seksual besar yang menggugah emosi publik, kurasa tidak akan mudah untuk mencapai tujuan dan meningkatkan kinerja dalam enam bulan.

Joong Do dan Direktur Yoo mengantarkan Nyonya Jo keluar.

Direktur Yoo : Dia pasti belum tahu kalau bajingan itu mengunggah video cucunya sebelum lompat bunuh diri.

Joong Do dan staf nya kembali rapat.

Joong Do : Tindak bunuh diri tersangka tidak boleh menjadi penghambat pengembalian nama baik korban. Maka, aku ingin merevisi UU agar penyidikan terus berlanjut meski terlapor atau tersangka pelecehan seksual tewas akibat bunuh diri atau yang lainnya. Aku akan menggerakkan opini publik dan menjadikannya kekuatan.

Joong Do lalu memberitahu kasus istrinya pada para staf nya.

Malamnya di kamar, Hye Joo dan Joong Do bertengkar.

Hye Joo : Mahasiswa kedokteran itu memang pelaku tindak kejahatan, tetapi keluarga yang ditinggalkan akan terus merasa tersiksa. Jika ada yang bunuh diri lagi, bagaimana nasib yang ditinggalkan? Kuharap kau berhenti menggunakan media membesarkan perkara ini.

Joong Do : Aku akan mengamendemen hukum pidana yang membuat penyidikan tetap berlanjut meski pelaku kekerasan seksual meninggal. Dukungan istriku yang kucintai adalah yang paling kuinginkan.

Woo Jae dan Bit Na menghadap Joong Do terkait artikel kalau Seol adalah seorang PSK.

Bit Na : Perempuan yang disangka korban tak berdosa sama sekali ternyata seorang pekerja seks komersial. Namun, faktanya hal itu tetap memengaruhi jalan pikiran masyarakat.

Joong Do menatap Woo Jae, bukankah Namgoong Seol faktor penting di amendemen hukum pidana kita? Mengapa kau tak tahu soal ini?

Joong Do marah, tidak satu pun berjalan lancar!

Anggota Dewan Kang memuji kerja Hyung Tae.

Anggota Dewan Kang : Jadi, sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyuruhnya berhenti mengorek masalah tanah Youngsan.

Video Joong Do dipukuli Pak Ji tersebar di internet.

Semua heboh.

Hye Joo memeluk Joong Do. Dia minta maaf karena tidak tahu apa yang Joong Do alami.

Joong Do dan Hye Joo lalu berciuman.

Joong Do : Aku mencintaimu. Jangan ragukan aku.

Hye Joo : Aku tak meragukanmu.

Hari mulai terang. Hye Joo terbangun karena merasakan Joong Do tak ada di sampingnya.

Hye Joo pun turun dari tempat tidur. Tapi kakinya menginjak sesuatu. Dia pun meringis.

Hye Joo lantas mengambil apa yang dia injak. Ternyata pin Joong Do.

Hye Joo mau keluar tapi kemudian dia ingat sesuatu. Dia pun memeriksa ponselnya.

Tapi, tak ada pesan balasan dari Soo Bin. Hye Joo kecewa.

Hye Joo mengantarkan Joong Do ke pintu.

Hye Joo terdiam menatap pin Joong Do

Joong Do melihat itu, mengapa? Ada noda di bajuku?

Hye Joo : Tidak.

Hye Joo memberikan Joong Do jus sayur yang sudah dikemasnya di botol seperti biasa.

Joong Do : Ya, terima kasih.

Hye Joo : Jangan memaksakan diri sampai cederamu sembuh.

Joong Do : Aku tidak apa, sudah sembuh. Baru ingat. Mobilmu akan tiba beberapa hari lagi. Sungguh mobil bekas tak masalah? Padahal ingin kubelikan mobil baru.

Hye Joo : Tak masalah. Aku suka mobil bekas, apalagi ayah Pak Choi bekerja di toko mobil bekas.

Joong Do : Baiklah. Aku pamit, ya.

Joong Do berbalik, mau pergi. Tapi Hye Joo memeluknya dari belakang.

Hye Joo : Semoga harimu menyenangkan.

Joong Do : Aku jadi malas bekerja.

Hye Joo tertawa. Joong Do pun berbalik, menatap Hye Joo.

Joong Do pamit.

Hye Joo mengangguk.

Joong Do pergi.

Begitu Joong Do pergi, senyum Hye Joo langsung hilang. Dia memandang kepergian Joong Do dengan tatapan ragu.

Joong Do mampir ke kios minyak Nyonya Jo. Lah, di sana sudah ada Woo Jae yang berdiri di depan kios.

Joong Do : Kadang aku merasa kau lebih mengenalku daripada istriku.

Woo Jae : Tentu saja. Namun, tampaknya kau belum begitu mengenalku.

Joong Do : Ya, aku tak menyangka kau sudah ada di sini.

Nyonya Jo keluar.

Nyonya Jo mengajak mereka sarapan.

Nyonya Jo menuangkan minum untuk mereka.

Joong Do mau menjelaskan, tapi Nyonya Jo bilang dia belum sepenuhnya memaafkan Joong Do. Tapi dia mengizinkan Joong Do memanfaatkannya agar tujuan Joong Do bisa tercapai.

Nyonya Jo teringat saat Woo Jae menemuinya tadi malam.

Woo Jae : Cucumu adalah korban, tetapi malah dikecam karena tindakan pelaku bunuh diri, bukan? Oleh karena itu, Pak Nam berusaha untuk mengubah hukum yang berlaku. Mohon redakan amarahmu, Bu.

Flashback end…

Nyonya Jo : Sebagai gantinya, tolong perbaiki hukum itu. Kemudian buat agar pelaku bisa dihukum, dan seluruh dunia mengetahui kejahatannya walau dia sudah mati.

Joong Do : Baik, Bu. Aku berjanji.

Joong Do dan staf nya kembali rapat.

Di depan mereka, ada sebuah ponsel yang menampilkan rekaman video saat Joong Do dipukul Pak Ji.

Min Seok : Mahasiswa kedokteran itu kembali dikecam di internet seiring diunggahnya video penganiayaan saat kau menjenguk ibunya, tetapi itu belum cukup untuk melawan kabar soal riwayat PSK Nona Seol.

Ja Young : Berarti mereka beranggapan PSK boleh divideokan diam-diam kemudian disebar.

Ja Young kesal, yang benar saja.

Woo Jae : Namun, itu lebih baik daripada terungkap setelah RUU dirapatkan.

Bit Na : Benar. Berarti kita harus mencari kasus yang kira-kira dapat membantu pihak kita, terutama kasus pelecehan seksual yang pelakunya bunuh diri.

Woo Jae : Kurasa kita sudah punya satu kasus.

Woo Jae menatap Joong Do.

Joong Do paham maksud Woo Jae dan berpikir sejenak.

Tapi pengganggu datang.

Anggota Dewan Kang : Apa kedatanganku mengganggu kalian?

Yeo Jin ke rumah abu putrinya, Lee Chae Eun. Dia ditemani Hye Joo.

Yeo Jin menatap sedih putrinya yang sudah tiada.

Lalu Yeo Jin meminta Hye Joo menunggunya diluar.

Hye Joo mengerti dan beranjak keluar.

Hye Joo berjalan sambil memeriksa tasnya. Tapi, seorang pria menabraknya. Ponsel yang baru dikeluarin Hye Joo dari tas pun jatuh. Pria itu minta maaf dan mengambilkan ponsel Hye Joo, lalu pergi.

Hye Joo lalu ingat pria itu siapa.

Saat itu, dia lagi membersihkan ruang kerja Joong Do.

Lalu dia tak sengaja menjatuhkan beberapa berkas Joong Do, yang salah satunya berkas Chae Eun. Ada selembar foto yang ikut jatuh ke lantai. Hye Joo melihat foto itu. Itu foto Yeo Jin dengan Chae Eun dan ayahnya Chae Eun.

Teringat itu, Hye Joo langsung mengejar pria itu.

Hye Joo : Apa Chae Eun itu…

Pria itu tanya Hye Joo siapa.

Hye Joo marah dan menghalangi pria itu masuk.

Hye Joo : Tolong pergi. Beraninya kau kemari. Lekas pergi!

Pria itu balik marah, memang kau siapa!

Yeo Jin keluar dan mengamuk, beraninya kau kemari! Kau masih punya muka untuk ke sini?

Yeo Jin mencengkram pria itu.

Hye Joo berusaha menghentikan Yeo Jin.

Yeo Jin : Dipenjara 70 tahun saja belum cukup, apalagi hanya tujuh tahun!

Yeo Jin lalu menaruh kedua tangan ayah Chae Eun ke lehernya.

Yeo Jin : Bunuh saja aku. Bunuh! Bunuh aku!

Ayah Chae Eun seketika menjauh.

Yeo Jin : Mengapa tak bisa? Dahulu kau berniat membunuhku, ‘kan? Aku tertidur di samping Chae Eun, lalu terbangun di rumah sakit. Namun, katanya anakku mati di tangan ayahnya. Lalu, apa? Bunuh diri bersama? Mengapa itu disebut bunuh diri? Mestinya pembunuhan! Kau membunuh anakmu sendiri! Kau juga harus mati.

Ayah Chae Eun : Mengapa?

Yeo Jin : Kau takut mati padahal sudah membunuh anakmu sendiri? Jika begitu, biar aku yang membunuhmu!

Hye Joo berusaha keras menghentikan Yeo Jin.

Tapi ayah Chae Eun malah menantang Yeo Jin untuk membunuhnya.

Hye Joo marah dan mengusir ayah Chae Eun..

Ayah Chae Eun gak peduli dan mengajak Yeo Jin mati bersama.

Hye Joo : Hentikan!

Ayah Chae Eun : Siapa kau sebenarnya…

Hye Joo : Aku keluarganya. Aku keluarga Kak Yeo Jin.

Ayah Chae Eun : Keluarga?

Ayah Chae Eun tertawa sinis.

Hye Joo : Aku istri Pengacara Nam Joong Do.

Ayah Chae Eun kaget, pengacara?

Hye Joo : Pergilah.

Ayah Chae Eun terdiam.

Hye Joo : Kau tuli? Enyahlah! Jangan pernah kembali lagi. Paham?

Ayah Chae Eun akhirnya pergi.

Hye Joo melihat Yeo Jin sambil terus memeluk Yeo Jin.

Hye Joo : Kau tidak apa, Kak?

Yeo Jin : Tidak apa.

Joong Do dan Anggota Dewan Kang bicara di ruangannya.

Anggota Dewan Kang : Aku tak menyangka istrimu kenal dengan keluarga istriku. Dunia memang sempit, ya?

Joong Do : Jadi, kau mau buat kesepakatan antara kasus investasi properti spekulatif iparmu dengan kasus istriku?

Anggota Dewan Kang : Jangan sampai kau membuang waktu cuma gara-gara tanah kecil di kampung.

Joong Do tampak kesal.

Hye Joo dan Yeo Jin di bis.

Yeo Jin menatap keluar jendela. Hye Joo menatap Yeo Jin dengan tatapan cemas.

Yeo Jin teringat masa lalu, saat putrinya baru meninggal. Dia yang masih berduka, menemukan makanan di tangga depan pintu rumahnya.

Yeo Jin melihat makanan itu, masih hangat. Ada pesan di sana.

Makanan itu dari Hye Joo.

Hye Joo : Tolong sampaikan ini kepada Chae Eun.

Lalu Yeo Jin memikirkan saat tadi Hye Joo mengaku sebagai keluarganya pada mantan suaminya.

Hye Joo menggenggam tangan Yeo Jin.

Yeo Jin menatap Hye Joo. Hye Joo tersenyum.

Yeo Jin pun kembali mengalihkan pandangannya keluar jendela.

Dia menahan tangis.

Soo Bin ke resto Yeo Jin.

Dia pun ingat kata2 pria itu di telepon saat dia meminta ponselnya dibalikin.

Soo Bin : Satu juta won?

Pria itu, aku yang membelikan ponsel itu, ‘kan? Jadi, beli seharga satu juta won dariku kalau butuh. Setuju?

Kayaknya pria itu adalah JD, yang inisialnya dibuat tato oleh Soo Bin.

Flashback end…

Yeong Seon keluar dari dapur dan melihat Soo Bin. Dia pun membukakan pintu.

Yeong Seon : Hai! Mengapa mematung saja di situ? Kau mencari Bu Hyeon? Dia tak datang hari ini.

Soo Bin : Mengapa?

Yeong Seon pun memberi Soo Bin makan dan menceritakan masa lalu Yeo Jin.

Yeong Seon : Suaminya membunuh anaknya dan mencoba membunuhnya juga, tetapi hanya dipenjara tujuh tahun. Itu tidak masuk akal, ‘kan? Hukuman itu…

Seorang pelanggan ingin bayar.

Yeong Seon : Apa kau ada uang tunai? Mesin EDC-nya rusak.

Pelanggan : Rusak lagi? Biasanya baik-baik saja saat ada Yeo Jin tetapi sering rusak saat kau sendiri.

Pelanggan memberikan uang tunai, lalu pergi.

Soo Bin melihat Yeong Seon menilap uang itu.

Dia pun tertawa.

Hye Joo dan Yeo Jin turun di halte.

Yeo Jin bilang ingin ke resto dulu sebelum pulang.

Hye Joo : Katamu hari ini libur.

Yeo Jin : Aku harus menyibukkan diri.

Hye Joo : Baiklah. Sampai jumpa nanti malam.

Yeo Jin mulai berjalan tapi dia berbalik lagi dan menatap Hye Joo.

Yeo Jin : Maafkan aku.

Hye Joo pun memeluk Yeo Jin.

Hye Joo : Bagiku, kau adalah keluarga. Jadi, kelak jangan meminta maaf, atau mengatakan kau ingin mati. Kau harus ada di sisiku selama-lamanya.

Yeo Jin makin nangis mendengarnya.

Yeong Seon kembali ke Soo Bin.

Yeong Seon : Aku cerita sampai mana, ya?

Soo Bin kesal dan menaruh sumpitnya di meja agak keras, sampai Yeong Seon terkejut.

Soo Bin : Terima kasih hidangannya.

Soo Bin mau pergi, Yeong Seon menyuruh Soo Bin bayar.

Yeong Seon : Hanya anak-anak dan ibu hamil yang bisa makan gratis di sini.

Soo Bin ngeluarin dompetnya, mau bayar. Tepat saat itu, Yeo Jin datang.

Yeong Seon kaget, astaga! Yeo Jin, katamu hari ini libur.

Soo Bin pun duduk bersama Yeo Jin. Soo Bin diam saja sambil terus menatap ke foto Yeo Jin dan Chae Eun.

Yeo Jin : Mau berapa?

Soo Bin : Mengapa?

Yeo Jin : Bukankah kau mau minta uang?

Soo Bin : Aku perlu dua juta won.

Yeo Jin : Beri tahu nomor rekeningmu.

Yoon Seo dan Da Som jalan2 di taman sekolah.

Da Som kaget, dia kabur?

Yoon Seo : Jangan keras-keras.

Da Som : Maaf. Lalu bayinya bagaimana? Katamu dia hamil.

Yoon Seo : Entahlah. Itu urusan dia.

Da Som : Namun, tetap saja bayi itu keponakanmu.

Yoon Seo : Jangan melantur. Keponakan apanya?

Da Som : Anak kakakmu berarti benar keponakan.

Yoon Seo : Pokoknya, jangan beri tahu siapa-siapa, ya? Ini rahasia.

Da Som : Baiklah.

Di kelas, Yoon Seo diserang dua temannya.

“Yoon Seo-ya, kudengar mantan pacar mahasiswa kedokteran yang bunuh diri usai diserang ayahmu itu seorang PSK. Masa PSK protes divideokan? Yang benar saja.”

Yoon Seo membela ayahnya, apa pun pekerjaannya, merekam dan menyebar video tanpa izin tetap kriminal.

“Jual diri juga kriminal. Intinya, ayahmu membela wanita itu dan jadi pelindung PSK.”

“Apa maksudmu pelindung PSK? Lagi pula, wanita itu bukan berselingkuh, ‘kan?”

“Apa maksudmu? Jual diri itu kriminal, sedangkan selingkuh bukan.”

“Perselingkuhan yang lebih parah karena mereka pakai perasaan dan telah mengkhianati keluarga. Makanya, itu jauh lebih menjijikkan. Bukan begitu, Da Som-ah?”

Da Som mengangguk pelan.

Kembali ke Soo Bin dan Yeo Jin.

Yeo Jin : Sudah kukirim.

Soo Bin : Baik.

Yeo Jin : Lain kali jangan datang lagi. Lewat pesan teks saja.

Soo Bin mau pergi, tapi dia berhenti sebentar di samping Yeo Jin.

Soo Bin : Omong-omong, mengapa kau buatkan sup rumput laut untukku? Kau hanya pura-pura baik? Apa mungkin hanya ingin minta maaf?

Yeo Jin diam.

Soo Bin menatap mesin EDC di meja kasir.

Soo Bin : Hampir lupa. Pegawaimu itu sering mengaku mesin EDC rusak saat kau tidak ada dan minta uang tunai untuk dikantongi. Itulah rasanya dikhianati orang kepercayaan.

Soo Bin berjalan ke pintu.

Yeo Jin terdiam mendenganya.

Hye Joo di kios minyak, menemui Nyonya Jo.

Hye Joo : Suamiku datang tadi pagi?

Nyonya Jo : Benar. Begitu matahari terbit.

Hye Joo : Begitu rupanya.

Nyonya Jo : Soal semalam… Awalnya aku marah besar.

Nyonya Jo ingat saat Woo Jae menunjukkan kepadanya video Joong Do dipukuli.

Flashback end…

Nyonya Jo : Yang salah itu anaknya, tetapi bisa-bisanya dia tidak malu memukuli Pak Nam. Makanya, aku mengizinkan Pak Nam memanfaatkanku sepuasnya agar hukum itu bisa diubah. Aku bersedia membantu kapan pun jika dibutuhkan.

Hye Joo : Namun, Bu, kau dan cucumu bisa dikecam bila membantu dan muncul di hadapan umum.

Nyonya Jo : Aku tahu. Namun, aku tidak keberatan. Aku lebih keberatan bila tak berbuat apa-apa setelah kepergian Seol. Selama bisa membuat orang yang kabur bunuh diri setelah berbuat kejahatan, aku rela melakukan apa saja. Apa pun itu.

Hye Joo terdiam mendengar itu.

Seung Hee ditemani Ki Young menemui orang tua Seung Kyu.

Bu Ji menunjukkan komentar warganet yang menghujat anaknya gegara postingan soal Seol PSK.

Bu ji : Lihat ini. Anakku jadi dibahas lagi.

Seung Hee : Bukan aku yang menulisnya.

Pak Ji : Lalu siapa! Soal pertemuan anakku dengan perempuan itu, hanya kau yang kuberi tahu!

Seung Hee : Jujur, aku memang berniat menulisnya di internet sebab wanita itu pasti akan dikecam bila orang tahu bahwa dia PSK, dan Nam Joong Do akan dirugikan. Akan tetapi aku mengurungkan niat. Kurasa anakmu pasti akan dikecam, dan kalian berdua akan tertekan lagi, jadi, kuurungkan niatku. Aku paham betul rasanya. Aku tidak berbohong. Percayalah.

Orang tua Seung Kyu pun diam.

Ki Young dan Seung Hee berjalan menuju mobil, lah tapi Seung Hee nyuruh Ki Young pulang duluan. Dia bilang dia ada urusan dan akan pulang naik bis.

Ki Young : Kau mau ke mana? Bukan mau menemui Jae Eun, ‘kan?

Seung Hee : Benar. Aku mau menemui Jae Eun dan mengumumkan kalau dia pembunuh.

Ki Young : Seung Hee-ya.

Seung Hee : Mengapa? Tidak boleh? Aku tak rela setengah mati melihat dia hidup biasa saja, padahal keluargaku menderita gara-gara kebohongannya.

Ki Young pun menarik napas. Dia gak tahu lagi gimana cara bicara dengan Seung Hee.

Seung Hee : Aku keluargamu.

Flashback saat Ki Young dan Seung Hee di restoran.

Ki Young : Benar bukan kau yang menulisnya, ‘kan?

Seung Hee : Bukan aku.

Flashback end…

Seung Hee : Namun, mengapa kau tak memercayaiku?

Ki Young mengajak Seung Hee pindah ke Australia.

Ki Young : Kita tinggalkan saja segalanya, lalu pergi ke sana.

Seung Hee : Maaf. Aku tak bisa meninggalkan ibu sendirian.

Seung Hee pun pergi.

Hye Joo tengah bekerja memperbaiki buku. Tapi kemudian, dia menatap ke arah ponselnya sebentar, lalu lanjut kerja lagi.

Tiba2, ponselnya bunyi. Telepon dari Soo Bin.

Joong Do bersama Pak Yoo dan juga staf lainnya dan para perwakilan masyarakat. Masyarakat berterima kasih pada Joong Do, pasalnya Joong Do baru saja menjelaskan tentang pembangunan Pusat Pemberdayaan Administratif di Jicheong 2-dong.

Mereka memuji Joong Do. Rapat selesai. Mereka bubar, kecuali seorang pria tua yang mendekati Joong Do.

Joong Do : Siang, Pak Bae Gyeong Guk, Ketua Asosiasi Pertokoan Taeyang. Apa kabar?

Pak Bae : Aku baik. Terima kasih banyak telah mengupayakan pembangunan pusat pemberdayaan yang jadi harapan kami sejak lama.

Joong Do : Aku sudah menjanjikan, tetapi butuh waktu lebih lama daripada dugaanku. Maaf.

Pak Bae : Tidak masalah. Kami malah berterima kasih, padahal kau pasti terpukul sebab keluargamu sempat menghadapi cobaan berat. Aku juga berterima kasih karena kau sudah melayat saat pemakaman ibu mertuaku tetapi sekaligus sedih sebab kau harus melepas putramu di tempat yang sama usai pemakaman kami. Semoga tabah, Pak.

Pak Bae pergi.

Hye Joo menunggu seseorang di kedai kopi. Lalu dia ingat telepon dari Soo Bin tadi.

Flashback…

Hye Joo : Kau Soo Bin? Siapa kau? Teman Ji Hoon?

Flashback end…

Teman Ji Hoon datang. Omo, dia JD!

JD : Kau ibu Ji Hoon, ‘kan?

Hye Joo : Benar. Silakan duduk.

Bersambung ke part 2…

1 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like