Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Sweet Blood Episode 13 (Gadis Vampir), Apabila ingin tahu seluruh cerita lengkap daftarnya tersedia lho di pada tulisan ini. Recap web drakor ini untuk Episode Sebelumnya ada di sini.
Yeonseo akhirnya ngasih tahu ayah yang sebenarnya. Ibu nggak meninggal karena penyakit. Dia bisa sembuh kalo dioperasi. Tapi ibu menahannya. Meski ibu punya uang dan dirinya tapi ibu terus ingin memberikan darahnya pada ayah sampai dia nggak bisa lagi.
Ia mengaku muak dan minta ayah untuk menghentikannya. Gegara ayah dia sampai nggak pingin hidup lagi. Ayah syok. Ia ingin menghentikan Yeonseo yang memapah Meoru dan membawanya pergi tapi nggak dilakukannya.
Sampai di luar Meoru minta maaf pada Yeonseo. Asisten Kang menghadang mereka. Ia memperingatkan Yeonseo kalo ini adalah kesempatan terakhir mereka. Yeonseo nggak mau dengar dan nyuruh asisten Kang untuk pergi.
Asisten Kang melanjutkan kalo Meoru cuman manusia yang tetap akan mati suatu hari nanti tapi mereka enggak. Yeonseo muak asisten Kang juga berpikiran kayak ayah. Asisten Kang menekankan kalo posisi Meoru nggak akan aman lagi setelah semua orang tahu. Bahkan Chiwu juga menginginkannya. Chiwu memihaknya hanya untuk membalas dendam. Menurutnya akan baik kalo mereka memiliki Meoru.
Chiwu datang bersama Hyunje. Ia menghampiri asisten Kang dan merasa kalo asisten Kang tahu tentang kematian ayahnya. Siapa yang membunuhnya? Ia meneriaki asisten Kang dan mendesak nya untuk mengatakannya. Lah Meoru pingsan.
Jawaban atas pengakuanku..
Sujeong berangkat sekolah. Di kelas anak-anak membicarakan tentang kematian perawat yang bergolongan darah B. Dia tewas semalam setelah mendonorkan darah. Katanya itu ulah vampir.
Mereka lalu membicarakan Yeonseo yang dinilainya mencurigakan. Sebelumnya ada yang aneh dengan minumannya. Wajahnya pucat dan sangat dingin.
Sujeong nggak suka dengarnya dan menghampiri mereka. Kalo mereka bilang kalo Yeonseo adalah vampir maka ia akan ngasih tahu Yeonseo biar menggigit mereka.
Murid yang perempuan menunjukkan kalo itu karena Yeonseo nggak berangkat hari ini. Sujeong makin nggak terima. Ia menunjukkan kalo murid baru, Chiwu dan Meoru juga nggak berangkat hari ini. Kenapa mereka begitu pada Yeonseo. Mereka merasa kalo Sujeong berkata begitu karena dia berteman dengan Yeonseo.
Jinseo mendekat dan heran kenapa mereka seperti itu.
Sujeong nggak mau bicara lagi dan keluar dari kelas. Jinseo menyusulnya. Sujeong merasa kalo mereka nggak tahu apa-apa. Dia nangis.
Jinseo menepuk pundaknya. Sujeong lalu bersandar di pundaknya dan nangis. Ih, kok Jinseo kayak tegang gitu y…
Chiwu membawa Hyunje ke TKP. Ia sudah mengumpulkan semua bukti dan dakwaan juga sudah berakhir. Hyunje meminta maaf karena sudah salah paham. Chiwu meremehkan kemampuan Hyunje sebagai anjing pemburu yang nggak bisa menggunakan kekuatannya. Atau apa emang dia hanya pura-pura nggak lihat?
Hyunje mengingatkan kalo Chiwu datang untuk membalas dendam. Apa nggak papa kalo dia pergi gitu aja? Chiwu sendiri juga nggak tahu. Hyunje juga nggak peduli selama itu legal. Ia berpesan agar jangan sampai Yeonseo terluka. Selama setahun ini ia nggak pernah melihatnya tersenyum. Yeonseo seperti menyimpan rasa bersalah.
Chiwu berterima kasih atas sarannya tapi Hyunje nggak perlu mengkhawatirkan Yeonseo di depannya lagi mulai sekarang karena ia lebih khawatir tentang Yeonseo melebihi siapapun. Ia mengajak Hyunje untuk menjenguk Meoru apakah dia sudah bangun apa belum.
Yeonseo mendatangi kamar rawat Meoru. Dia masih belum sadar. Yeonseo mengeluarkan sesuatu dari paper bag yang Meoru bawa sebelum dia diculik. Isinya saputangan. Oh itu yang Meoru buat sendiri. Yeonseo sangat berterima kasih. Saat Meoru sadar nanti, ia ingin meminta maaf dengan benar.
Sambil nangis Yeonseo meminta maaf pada Meoru. Dalam mimpinya Meoru memimpikan Yeonseo. Mereka berkencan dan makan kue bareng. Yeonseo tersenyum dan wajahnya bersinar.
Air mata Yeonseo jatuh. Tahu-tahu Meoru sudah bangun dan menghapus air matanya. Dia bilang nggak papa.
Pada saat yang sama Sujeong juga datang ke rumah sakit sama Chiwu dan Hyunje. Dia merasa kalo Meoru seperti itu karena dirinya.
Ketiganya masuk. Sujeong tahu kalo Meoru menyukainya tapi ia menyesalkan sikapnya yang mengatakannya tanpa dipikir dulu. Chiwu melihat kalo wajahnya Meoru sudah nggak pucat lagi. Artinya dia sudah sembuh.
Meoru mau ngasih tahu Sujeong tentang siapa Yeonseo dan Chiwu tapi ternyata Sujeong sudah tahu kalo tiga orang itu bukan manusia. Hyunje kaget Sujeong juga tahu tentang dirinya juga. Ternyata Chiwu yang memberitahunya.
Dan karena Meoru sudah nggak papa, Hyunje mengajak mereka untuk keluar kecuali Yeonseo. Sujeong nggak ngerti. Emangnya apa yang mau mereka bicarakan?
Chiwu iseng mengambil surat yang ada dalam paper bag punya Meoru dan mrmbacanya. Sebuah puisi.
“Salju putih dan dingin. Salju hanya bisa kamu lihat di musim dingin,”
“itu seperti hadiah yang hanya kamu lihat sekali dalam empat musim.”
“Yeoseo, kamu seperti hadiah untukku.”
Chiwu mengejek Meoru dan menertawakannya. Apa dia nggak pernah pacaran. Siapa yang akan tersentuh dengan hal-hal seperti itu?
Sujeong juga bingung kenapa Meoru menulis puisi buat Yeonseo? Hyunje hanya tersenyum dan nrnarik Sujeong juga Chiwu keluar dari sana. Melihat Yeonseo tertawa malah membuat Chiwu kesal. Gimana bisa perasaannya tergerak cuman gegara itu? Nggak sadar berapa umurnya.
Meoru mau bilang sesuatu tapi bingung gimana ngomongnya. Akhirnya ia malah minta maaf. Eh dia baru sadar kalo kamarnya malah. Yeonseo beralasan kalo itu karena dirinya. Ia lalu mengalihkan dan menunjuk ke gambar yang Meoru buat. Apa itu dirinya.
Meoru menyangkalnya. Dia mau bilang sesuatu lagi tapi malu dan hanya bisa menutup wajahnya pakai tangan. Yeonseo tertawa lihatnya. Mulai sekarang ia meminta agar Meoru jangan minta maaf lagi padanya
Meoru menatap Yeonseo dan mengangguk. Mendadak Yeonseo mencium pipinya. Katanya itu adalah jawabannya atas perasaannya Meoru.
Hhh Meoru pingsan. Yeinseo khawatir. Dikiranya Meoru kenapa-kenapa. Tapi habis itu Meoru malah menciumnya balik. Dia merasa sangat bahagia. Keduanya tersenyum.
Bersambung….