The Road : The Tragedy of One Ep 5 Part 3

Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Road : The Tragedy of One Episode 5 Part 3, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek juga episode sebelumnya disini.

Sebelumnya…

Se Ra dan Seo Young bicara di dalam mobil.

Se Ra : Kudengar kau akan tampil di News Night besok. Jadi, kau memanggil reporter ke misa hari ketiga dan bahkan berencana mewawancaraiku di sana.

Seo Young : Lantas?

Se Ra : Itu ide bagus.

Seo Young : Kau ingin menghancurkannya?

Se Ra : Aku justru ingin membuatnya tampak bagus.

Seo Young : Sebaiknya kau melakukannya dengan baik.

Se Ra : Meski aku tidak didakwa atau didakwa tanpa penahanan, aku tidak akan bisa keluar tepat waktu untuk misa. Akan jauh lebih lama dari itu.

Seo Young : Langsung saja ke intinya.

Se Ra : Buatlah ini sama-sama menguntungkan. Kau diwawancara di News Night.

Seo Young : Itu saja?

Se Ra : Maksudku upacara peringatan di dalam Royal The Hill. Kita bisa menyalakan lilin dan memanggil warga serta reporter. Hal-hal yang dilakukan orang asing. Aku tidak mau gagal masuk ke Ivy League. Bukankah kurang lebih sama bagimu?

Seo Young : Aku tidak pernah mengira akan menyukaimu.

Se Ra : Ini hanya kerja sama sementara. Kuharap kita bisa akur. Ini akan membuat ayahku bahagia.

Untuk kali pertama, keduanya mencapai kata sepakat.

Kyung Sook berbicara dengan Kepala Polisi.

Kyung Sook : Pak, jangan lakukan ini. Bagaimana hubungan yang kita bangun selama ini?

“Maafkan aku. Komisaris sendiri yang memerintahkannya, tidak ada yang bisa kulakukan.”

“Komisaris terlibat dalam kasus narkotika?”

“Ya. Kurasa kau harus bicara dengan Pimpinan…”

Kyung Sook pun sadar dalang dibalik tertangkapnya Jung Wook adalah Gi Tae.

Maka dari itu, dia bergegas pergi.

Seok Hoon membawa Jung Wook menuju ruang interogasi.

Seok Hoon memberitahu Jung Wook, bahwa Se Ra sudah menyerahkan diri.

Seok Hoon : Jika tidak mau disalahkan atas semuanya, bertindaklah bijaksana.

Mereka lantas bertemu Se Ra yang juga menuju ruang interogasi bersama pengacaranya.

Mereka akan diinterogasi di ruangan berbeda.

Jung Wook : marah, Se Ra, Choi Se Ra!

Seok Hoon : Tenanglah.

Jung Wook : Apa yang terjadi! Kutanya apa yang terjadi!

Seok Hoon menatap galak Jung Wook, lalu membawanya pergi.

Jae Yeol sedang menyetir, dia berbicara dengan Soo Hyun di telepon.

Jae Yeol : Reporter Park pergi ke Kepolisian Yeongsan. Tapi kenapa dia tiba-tiba menyerahkan diri?

Soo Hyun : Kita harus dengarkan apa katanya. Aku punya firasat pelakunya orang lain.

Jae Yeol : Tapi anehnya, semua orang tampak mencurigakan. Seolah-olah seluruh lingkungan itu bersekongkol.

Soo Hyun : Periksa keberadaan semua orang begitu polisi selesai menginterogasi mereka. Periksa Hwang Tae Seob…

Jae Yeol : Hei, cukup. Cukup untuk hari ini. Istirahatlah. Aku belum katakan ini, tapi kondisimu sangat buruk tadi. Kau benar-benar nyaris membuat seluruh negeri melihatmu tumbang. Syukurlah kau pingsan saat melihat ponselmu.

Soo Hyun : Itukah yang terjadi?

Jae Yeol : Astaga.

Soo Hyun : Kau tidak pernah mendengarkan. Aku akan menutup teleponnya.

Setelah itu, Soo Hyun menatap hasil tes DNA dirinya dan Jun Yeong di ponselnya.

Dia pun memikirkan, siapa kira-kira yang mengirim itu padanya.

Eun Soo melamun di taman RS.

Tak lama, Jang Ho menghubunginya.

Eun Soo mengurut dadanya yang sesak begitu menatap nama Jang Ho di ponselnya.

Eun Soo kesal, bisakah kau berhenti? Sudah kubilang tunggu dahulu.

Eun Soo lantas memutuskan panggilan Jang Ho.

Setelah itu, gantian Soo Hyun yang menelpon.

Eun Soo : Ya, Sayang. Tidak, aku hanya mencari udara segar. Sebentar lagi aku naik.

Soo Hyun sedang bekerja ketika Seo Young menghubunginya.

Soo Hyun memilih tak menjawab dan fokus pada pekerjaannya.

Seo Young lalu mengirim pesan, kalau dia membuat Se Ra menyerahkan diri.

Soo Hyun cuek dan terus bekerja.

Seo Young akhirnya menghubungi Jae Yeol karena tak bisa menghubungi Soo Hyun.

Dia bilang dia harus bicara dengan Soo Hyun soal wawancara besok.

Dan dia pun terkejut mendengar kabar dari Jae Yeol tentang Soo Hyun.

Maka, dia langsung pergi dan menelpon Nam Kyu.

Seo Young : Aku sudah melakukan tugasku. Kau bisa mengurus sisanya.

Nam Kyu menghela nafas, lalu menatap dua cangkir kopi di sebelahnya.

Sepertinya dia membelikan kopi itu untuk mereka berdua.

Se Ra didampingi pengacaranya, duduk di ruang interogasi.

Dia berpura-pura sedih.

Jung Wook mengatakan pada Seok Hoon, bahwa dia dan Se Ra mengejar Jun Yeong, tapi Jun Yeong sudah pergi.

Jung Wook : Kami pergi ke rumah anak itu untuk memarahinya.

Flashback…

Jung Wook mengendarai mobilnya menuju rumah Se Ra.

Dia bahkan sampai menabrak tong sampah di depan rumah Se Ra.

Keduanya turun dan mencari Jun Yeong tapi Jun Yeong tak ada.

Se Ra lalu mengajak Jun Yeong bercinta.

Flashback end…

Jung Wook : Lalu, aku tertidur. Saat aku bangun, mobil itu dan Se Ra tidak ada. Menurutmu apa yang kulakukan saat itu? Aku melaporkan mobil itu dicuri. Itu saja.

Seok Hoon : Dalam perjalanan ke sana, kau melihat mobil yang diparkir?

Jung Wook : Seperti yang kubilang, aku sedikit teler.

Seok Hoon lantas menunjukkan foto Sung Hwan dan Seok Pil.

Seok Hoon : Dua pria ini. Kau pernah melihatnya?

Jung Wook mulai emosi.

Jung Wook : Tunggu. Kenapa kau menanyakannya? Sial. Aku sudah akui semuanya. Aku mengaku memakai narkoba! Apa ini?

Pengacara meminta Jung Wook tenang, tapi Jung Wook tetap berapi-api.

Jung Wook : Apa hubunganku dengan hasil autopsi anak yang mati itu? Se Ra mengatakan sesuatu? Dia mencari masalah denganku.

Pada Seok Hoon, Se Ra memberi kesaksian berbeda.

Se Ra : Jung Wook mengatakannya? Dialah yang menghilang saat aku bangun. Ini tidak benar. Mobil itu hilang dan aku terlalu lelah untuk meneleponnya Jadi, aku kembali tidur. Aku ke sana karena mereka bilang akan menyenangkan. Kukira itu rokok. Aku penasaran. Aku bukan pemasok. Bagaimana bisa aku melakukan hal seperti itu?

Seok Hoon lalu melirik dua foto Se Ra di meja.

Se Ra : Ayahku membelikannya untukku dalam perjalanan bisnis. Aku menyombongkannya di media sosial. Aku membawanya karena mereka ingin melihat langsung, tapi benda itu hilang.

Seok Hoon : Jika sejernih itu, ingatanmu pasti bagus. Jika pulang, artinya kau mengelilingi taman itu. Kau melihat mobil yang diparkir?

Se Ra terdiam sejenak, tak lama kemudian dia bilang iya.

Se Ra : Aku melihat satu mobil. Mesinnya mati.

Seok Hoon pun menunjukkan foto Seok Pil dan Sung Hwan.

Seok Hoon : Kau melihat seseorang?

Se Ra : Aku tidak melihat wajahnya. Tapi aku melihat seorang pria yang bukan warga berjalan dan merutuk tentang sesuatu.

Seok Hoon : Bagaimana kau tahu dia bukan warga kompleks?

Se Ra : Dia memakai label desainer dari kepala sampai kaki. Warga tidak memakai apa pun dengan logo besar atau mencolok.

Pengacara Se Ra menegur Seok Hoon.

“Bukankah kau menginterogasinya soal narkoba? Kau terus tanyakan yang tidak berkaitan. Jangan mencoba menggabungkan kasus acak.”

“Aku melakukannya?”

Soo Hyun masih bekerja.

Soo Hyun : Yoon Dong Pil, Seo Jung Wook, Choi Se Ra. Hwang Tae Seob, Ketua Kwon, Park Sung Hwan. Juga Pimpinan Seo. Semuanya terkait dengan tanggal itu.

Soo Hyun lalu memikirkan kata-kata Jae Yeol.

“Menurutku semua orang mencurigakan. Seolah-olah seluruh lingkungan itu bersekongkol.”

Soo Hyun : Ada banyak kaki tangan di dalam ruang besar tertutup itu.

Soo Hyun melepas kacamatanya dan menggosok matanya.

Eun Soo kemudian datang.

Eun Soo : Bukankah kau bekerja terlalu keras?

Soo Hyun : Tidak. Aku sudah selesai. Ada apa? Kau tidak terdengar sehat di telepon.

Eun Soo : Tidak. Aku hanya mendapat banyak panggilan spam. Jangan cemas.

Soo Hyun pun memperhatikan ekspresi Eun Soo saat mengatakan itu.

Dia tahu Eun Soo bohong.

Eun Soo lantas duduk di depan Soo Hyun.

Eun Soo : Yeobo, hari saat Yeon Woo hadir di antara kita. Kau ingat?

Soo Hyun : Tentu saja. Mana mungkin aku lupa.

Eun Soo : Hari itu, kita sudah berjanji. Apa pun yang terjadi, kita akan tetap bersama.

Soo Hyun : Ya. Mari lakukan itu.

Eun Soo : Terima kasih.

Soo Hyun lalu memeluk Eun Soo.

Eun Soo nangis di pelukan Soo Hyun.

Di ruang kerjanya, Gi Tae menatap lukisan hitamnya.

Tak lama kemudian, dia menyiram lukisannya dengan wine nya.

Gi Tae : Benar. Tidak mungkin kejahatan seseorang bisa dihapuskan.

Bersambung ke part 4…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like