The Road : The Tragedy of One Ep 1 Part 3

Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Road : The Tragedy of One Episode 1 Part 3, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cek juga episode sebelumnya disini.

Sebelumnya…

Soo Hyun dan Seok Pil bicara di mobilnya. Soo Hyun bilang, berita soal penggelapan dana sudah dirilis dan Seok Pil yang akan berada dalam bahaya jika mengulur waktu.

Soo Hyun : Kau akan ditangkap Pimpinan Seo atau dikubur dalam semen.

Seok Pil : Bukan hanya Seo Gi Tae dan Hwang Tae Seob. Begitu berkas aslinya terungkap, semua petinggi kepolisian dan jaksa harus mundur. Tidak aneh jika aku mati sekarang.

Soo Hyun : Lalu?

Seok Pil : Lalu kenapa? Haruskah aku melepaskan segalanya dan memihakmu?

Soo Hyun : Beri aku berkas aslinya dan bekerja samalah. Akan kuberi semua yang kau butuh sampai ke luar negeri, termasuk rumah persembunyian dan identitas palsu.

Seok Pil : Astaga, semangat untuk melawan ayah mertuamu. Bagus. Keren sekali. Tapi bagaimana jika kalian merencanakan ini bersama? Seo Gi Tae mendapatkan berkas aslinya dan kau melaporkannya secukupnya. Apa yang akan kulakukan jika itu tipuan yang diatur oleh anggota keluarga?

Soo Hyun : Katakan saja syaratmu.

Seok Pil : Mata uang kripto senilai 2 juta dolar dan 500.000 dolar tunai.

Soo Hyun : Aku akan memberimu 100.000 dolar tunai sebagai uang muka. Kita negosiasikan lebih lanjut nanti.

Seok Pil : Tentu. Tapi berikan sesuatu sebagai jaminan. Dengan begitu, aku bisa memercayaimu.

Soo Hyun : Apa yang kau inginkan?

Seok Pil : Putramu. Putramu satu-satunya caraku untuk membuatmu dan Seo Gi Tae kehilangan akal. Jika kau mengkhianatiku, aku akan membunuh putra kesayanganmu.

Soo Hyun jelas marah, kau pikir ini lucu?

Soo Hyun lalu turun dari mobil dan menyuruh Seok Pil keluar.

Seok Pil : Apa yang kau lakukan?

Soo Hyun : Jika kau tidak memercayaiku, tidak perlu memulainya. Kau punya cara lain?

Seok Pil pun turun.

Seok Pil : Sama seperti dahulu, kau tidak pernah ragu. Kuharap kau tidak mengkhianatiku kali ini. Ini mengingatkanku kepada masa lalu.

Seok Pil pun merogoh saku dibalik jasnya. Sepertinya dia berniat memberikan berkas yang asli ke Soo Hyun. Tapi sial, dua mobil van datang. Melihat itu, Seok Pil bergegas kabur.

Belasan orang turun dari mobil, mereka membawa kayu dan mengejar Seok Pil.

Melihat itu, Soo Hyun tak tinggal diam. Dia segera ke mobilnya, lalu melajukan mobilnya ke arah orang-orang yang berusaha menangkap Seok Pil.

Setelah itu, Soo Hyun turun dan mengambil kayu yang jatuh di tanah, dan memukuli mereka.

Saat Soo Hyun berusaha menyelamatkankan Seok Pil, Seok Pil nya malah kabur.

Soo Hyun terus menghalau orang-orang itu, sampai akhirnya dia disetrum oleh salah satu dari orang-orang itu.

Soo Hyun terjatuh.

Sebelum hilang kesadaran, Soo Hyun melihat sepasang kaki yang memakai sepatu pantofel berwarna cokelat.

Si pemilik pantofel cokelat itu adalah Jo Moon Do. Lalu apa hubungan Moon Do dengan Seok Pil? Apa dia seketarisnya Gi Tae?

Gi Tae sedang bersama Anggota Dewan Hwang di gudangnya.

Gi Tae tengah mengerjakan sesuatu. Tampaknya dia sedang membuat jaket atau apa dari bulu rusa yang ditembaknya waktu itu.

Gi Tae : Anggota Dewan Hwang, ini kali ketigamu terpilih?

Anggota Dewan Hwang meralat, ini kali keempatku.

Gi Tae : Jadi, perjalananmu menyenangkan selama sekitar 20 tahun.

Anggota Dewan Hwang terkejut mendengarnya.

Gi Tae : Jangan terlalu terkejut. Maksudku, kita sudah lama saling mengenal.

Anggota Dewan Hwang : Begitu rupanya.

Gi Tae : Jangan terlalu khawatir. Sesering apa pun mereka membicarakannya di berita, orang-orang akhirnya akan kehilangan minat seiring waktu. Mereka tidak akan pernah dapatkan bukti atau salinan fisik. Jadi, kejaksaan tidak bisa apa-apa.

Anggota Dewan Hwang : Menurutmu begitu?

Gi Tae : Aku membuat kesalahan, jadi, aku harus memperbaikinya. Jangan khawatir dan pastikan saja kau menghadiri acara amal itu.

Moon Do kemudian datang.

Dan Gi Tae langsung menyuruh Anggota Dewan Hwang pergi.

Begitu Anggota Dewan Hwang pergi, Gi Tae tanya, apa Moon Do sudah menangkap Seok Pil.

Moon Do minta maaf.

Anggota Dewan Hwang berjalan di koridor kediaman Gi Tae setelah keluar dari gudang Gi Tae.

Tapi dia tiba-tiba dikejutkan dengan bunyi tembakan dan… sebuah peluru nyaris mengenainya.

Ternyata, peluru itu berasal dari senapan yang diletuskan Gi Tae.

Gi Tae marah dan meletuskan tembakan ke Moon Do, tapi tembakan itu mengenai dinding di belakang Moon Do. Moon Do langsung tegang.

Gi Tae : Kau tahu aku menyukaimu, bukan?

Moon Do : Aku akan mengurusnya, Pak.

Gi Tae : Aku percaya.

Moon Do : Baik, Pak.

Gi Tae : Soal Hwang Tae Seob… Jika tidak membuang daging busuk, hanya akan mengundang belatung. Sudah saatnya kita menyingkirkannya.

Moon Do : Aku akan menyiapkannya, Pak.

Gi Tae : Apa yang kau lakukan dengan Soo Hyun?

Soo Hyun sendiri tak sadarkan diri di dalam mobilnya.

Samar-samar, Soo Hyun yang tak sadarkan diri, teringat masa lalunya yang pahit.

Di sebuah hamparan yang luas, Soo Hyun yang masih remaja tampak berusaha melarikan diri.

Lalu ada genangan darah di atas rumput.

Seorang pria muncul dalam ingatannya. Pria itu memegang senapan dan tersenyum sambil memberikan isyarat untuk tetap diam.

Soo Hyun terbangun. Dia terkejut melihat wajahnya sedikit babak belur.

Soo Hyun pun turun dari mobil dan membersihkan dirinya.

Dia juga meminum obatnya.

Tak lama, ponselnya berbunyi.

Suara Seok Pil : Rupanya putra kesayanganmu berada di kamp bisbol.

Soo Hyun marah, hentikan omong kosong itu. Orang yang pandai bicara tidak pernah menyerang. Yang menyembunyikan niatnyalah yang berbahaya.

Telepon terputus, Soo Hyun mencoba menghubungi Seok Pil lagi tapi nomor Seok Pil sudah tak aktif.

Soo Hyun pun bergegas pergi.

-Kamp. Bisbol-

Bocah laki-laki berseragam bisbol berwarna hitam, duduk di bangku penonton, menonton pertandingan.

Bocah itu mengenakan kacamata.

Tak lama pertandingan selesai.

Bocah lain berseragam sama yang tugasnya sebagai pitcher, tampak sedih karena tim nya kalah.

Bocah itu beranjak keluar dari lapangan.

Dan dia berpapasan dengan bocah berkacamata tadi.

“Yeon Woo-ya.” ucap bocah tadi, memanggil bocah yang bertugas sebagai pitcher.

Tapi Yeon Woo tak menyahut.

Lalu si bocah berkacamata terdiam menatap bola di lapangan.

Soo Hyun datang. Yeon Woo terkejut ayahnya datang.

Yeon Woo : Ayah. Aku pikir ayah tidak bisa datang hari ini.

Soo Hyun memeluk Yeon Woo. Dia lega Yeon Woo nya baik-baik saja.

Yeon Woo bingung, ada masalah apa?

Soo Hyun lalu melepas pelukannya dan berkata dia datang untuk melihat Yeon Woo bermain.

Yeon Woo senang, genarkah? Ini kali pertama ayah melihatnya. Seharusnya aku lebih baik.

Soo Hyun : Setelah proyek ini selesai, mau berlatih bersama?

Yeon Woo : Benarkah? Kali ini sungguhan? Janji?

Soo Hyun : Ya, ayah berjanji.

Yeon Woo lalu menatap ke si bocah berkacamata.

Yeon Woo : Jun Yeong-ah, oper bolanya.

Dan Jun Yeong, si bocah berkacamata itu, melemparkan bola nya ke Soo Hyun.

Setelah itu, Soo Hyun mengajak Yeon Woo pergi.

Tapi Yeon Woo ingin mengajak Jun Yeong juga.

Yeon Woo bilang orang tua Jun Yeong tak bisa datang.

Jun Yeong pun mendekat.

Mereka pergi bersama.

Yeon Woo membawa Jun Yeong ke rumahnya.

Eun Soo kaget Yeon Woo bisa bareng sama Jun Yeong.

Sambil naik ke lantai atas, Yeon Woo cerita kalau ayah menjemput mereka.

Eun Soo kaget, ayahmu pergi ke pertandingan?

Yeon Woo : Ya, akan bagus jika kami menang. Aku mau mandi.

Yeon Woo berdiri di dekat pembatas lantai.

Yeon Woo bilang dia mau mandi.

Eun Soo melihat itu dan menyuruh Yeon Woo hati-hati.

Lah Yeon Woo nya sengaja menggoda ibunya.

Dia membuka pintu pembatas.

Eun Soo : Yeon Woo.

Yeon Woo tersenyum jahil, lalu lari ke kamarnya.

Soo Hyun masuk.

Eun Soo tanya ada apa.

Soo Hyun : Ada yang datang atau menghubungimu?

Eun Soo : Tidak. Ini ada hubungannya dengan bekas luka itu?

Soo Hyun : Aku tergores. Tidak ada hubungannya.

Eun Soo : Aku tidak mau kau lebih khawatir, jadi, aku akan berhenti bertanya.

Soo Hyun : Aku harus mandi.

Soo Hyun ke kamar mandi.

Setelah itu, Eun Soo melihat ada kotak hitam di lantai.

Dia membukanya. Eun Soo memeriksa itu apa. Kayak berkas-berkas.

Eun Soo lalu menutup kembali kotaknya dan membawa kotak itu.

Tapi seseorang menelponnya.

Eun Soo : Berhenti meneleponku dan tunggu saja.

Soo Hyun lagi mandi.

Tak lama, ponselnya berbunyi.

Soo Hyun membawa ponselnya ke kamar mandi.

Soo Hyun mematikan air dan memeriksa ponselnya.

Seseorang mengirimkannya foto dan pesan.

“Malam Amal”
“Waktu hampir habis”
“Aku akan memutuskan di sana”
“Kepada siapa harus memberikan berkas itu”

Kayaknya itu dari Seok Pil.

Bersambung ke part 4…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like