Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Glory Episode 4 Part 2 , Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Baca episode berikutnya DISINI
Dong Eun dan Myeong O ketemuan di pinggir rel.
Myeong O : Kau datang. Aku cemas kau tak akan muncul.
Dong Eun : Kenapa tidak?
Myeong O : Kau bertemu mereka.
Dong Eun : Kau tak beri tahu mereka soal bertemu aku.
Myeong O : Kenapa harus kuberi tahu? Kupertaruhkan semua milikku untukmu. Aku ikut. Jadi kau akan mati jika semua ini tak sampai selesai.
Myeong O tiba2 tanya apa Dong Eun sudah makan.
Dong Eun : Aku akan singkat saja.
Myeong O : Buat yang lama. Bicara sambil makan. Kau suka apa?
Myeong O pun menikmati seolleongtang nya dengan lahap. Dong Eun menatap Myeong O dengan kesal. Myeong O lalu meminta soju pada pemilik kedai. Tak lama, sojunya datang. Myeong O tanya kenapa Dong Eun gak makan.
Dong Eun : Aku sudah makan. Bagaimana hal yang kuminta?
Myeong O meminum sojunya.
Myeong O : Mau minum?
Dong Eun : Aku juga sudah minum.
Myeong O mengerti dan memberikan Dong Eun buku kecilnya yang dia ambil di loteng. Dan benar saja, itu catatan transaksi. Myeong O bilang, itu buku akun narkoba Sa Ra dan informasi pria yang disukai Hye Jeong.
Dong Eun mau mengambil buku itu tapi Myeong O menahan bukunya.
Myeong O : Bagaimana dengan rambutnya?
Dong Eun : Ada kecocokan.
Barulah Myeong O memberikan bukunya. Myeong O kaget, kau serius? Jae Jun sungguh punya anak? Di mana?
Dong Eun : Itu kartu yang kupegang. Ini untukmu.
Dong Eun memberi Myeong O secarik kertas yang bertuliskan kamar mayat dan sebuah nomor.
Myeong O : “Kamar mayat”? Ada apa di sini? Kau yakin ini kartu lebih bagus?
Dong Eun : Ya, jika kau mau uang. Siapa yang di sana, kau bisa lihat sendiri.
Myeong O : Jadi, ini akan memberiku uang.
Myeong O pun langsung ke kamar mayat. Dokter menunjukkan lemari pendingin sesuai dengan nomor yang diberikan Myeong O. Myeong O terkejut melihat nama yang tertulis di pintu lemari. Nama So Hee dan diproses tanggal 15 Desember 2004.
Myeong O : Jadi, Yoon So Hee sudah di sini sepuluh tahun lebih?
Dokter : Benar sekali. Tagihannya sudah 100 juta won lebih. Polisi menyimpulkan bunuh diri, tetapi orang tuanya tak setuju. Mereka belum menjawab telepon kami. Kami tak bisa memindahkan mayat tanpa persetujuan keluarga.
Myeong O : Boleh kulihat sekarang?
Dokter : Kurasa aku tak bisa… Kau bukan keluarga kandung?
Myeong O : Bukan. Kami berteman. Kami sering bersama waktu SMA.
Dokter : Maka kau harus ditemani anggota keluarga. Ini juga masalah bagi kami. Jadi, tolong yakinkan anggota keluarganya, ya?
Myeong O : Tak apa-apa jika mereka tak mau mengambil jasadnya. Ya?
Narasi Dong Eun terdengar. Ingin tahu apa keinginanku? Apa aku ingin sayap Myeong O menyebabkan badai? Myeong O tak punya sayap, Yeon Jin-ah. Dia tak pantas memiliki sesuatu yang begitu indah. Myeong O adalah kartu memoriku.
Dong Eun sendiri berdiri di depan sebuah rumah. Sepertinya itu rumah So Hee. Dia menatap seorang wanita yang duduk dengan wajah penuh duka. Dong Eun lalu menaruh beras dan lauk di depan pintu gerbang dan pergi. Wanita itu menatap ke pagar setelah Dong Eun pergi.
Myeong O beranjak dari rumah sakit.
Myeong O : Ini akan bernilai banyak uang. Astaga, Dong Eun. Kau menjadi gadis yang menarik.
Myeong O berpapasan dengan Yeo Jeong yang baru datang.
Yeo Jeong langsung ke kamar 701, membawa secangkir kopi tapi Pasien Yoon tak ada di sana.
Yeo Jeong ke resepsionis untuk bertanya.
Perawat : Kau belum tahu? Dia mendadak syok tadi pagi.
Yeo Jeong berlari ke rumah duka. Kopi yang dipegangnya tumpah, mengenai bajunya. Pasien Yoon adalah kakek itu!
Yeo Jeong syok.
Anggota keluarga Kakek Yoon mendekati Yeo Jeong. Dia melihat tumpahan kopi di baju Yeo Jeong.
“Kau baik-baik saja? Bukankah panas?”
“Aku tak apa-apa.”
Yeo Jeong meremas cangkir kopinya.
Di rumah, Yeon Jin gelisah. Tak lama, Ye Sol pulang. Yeon Jin langsung memeriksa kondisi Ye Sol.
Yeon Jin : Ye Sol, apa kau dirundung di sekolah? Ada yang memukulmu?
Ye Sol : Ibu, ada apa?
Yeon Jin : Meski gurumu melakukan sesuatu sebagai hukuman, itu tak boleh. Apa ada yang menaruh benda sangat panas di tubuhmu?
Ye Sol : Kenapa ada yang mau melakukan itu? Itu sangat jahat. Itu harus dimarahi.
Yeon Jin terdiam mendengar jawaban Ye Sol.
Ye Sol : Aku akan bermain Among Us dengan teman-temanku.
Ye Sol masuk ke kamarnya sama pengasuhnya.
Yeon Jin mau menyusul Ye Sol, tapi dia kemudian sadar akan ketakutannya.
Paginya, Dong Eun melihat lagi foto2 Do Yeong di klub Go.
Hyeon Nam : Selalu berkunjung seminggu sekali, hari Jumat. Tiga dari lima foto yang kuambil kini mulai jelas.
Hari sudah malam. Do Yeong ke klub Go, dia mencari Dong Eun. Tapi Dong Eun tak ada.
Lalu dia tersenyum saat sadar apa yang dilakukannya. Dia pun beranjak pergi tapi Dong Eun muncul di depannya. Dong Eun baru datang dan berjalan melewatinya begitu saja. Dong Eun masuk ke sebuah ruangan untuk bermain Go.
Do Yeong menatap Dong Eun. Dong Eun mengikat rambutnya dan menatap Do Yeong.
Dong Eun dan Do Yeong main Go.
Narasi Dong Eun : Aku belajar Go dengan sangat cepat, Yeon Jin-ah. Permainan ini punya tujuan jelas, kita menang jika mengambil rumah yang dengan hati-hati dibangun lawan. Indah sekali.
Do Yeong mengajak Dong Eun bicara.
Do Yeong : Sudah lama tak kemari.
Dong Eun : Ya. Aku sibuk mencari nafkah.
Do Yeong : Apa pekerjaanmu?
Dong Eun : Aku mengkhianati para pria naif dan membuat mereka menangis.
Do Yeong : Dapat banyak uang?
Dong Eun : Tidak juga. Aku orang baik.
Do Yeong : Di mana belajar main Go?
Dong Eun : Taman dekat rumah.
Do Yeong makin terkesan
Do Yeong : Semua jawabanmu sangat tak terduga.
Dong Eun : Ini 20,000 won per babak, ya?
Do Yeong melihat papan Go nya.
Do Yeong : Sekak. Tak ada peluang mundur.
Dong Eun : Kau akan bayar tunai, bukan?
Do Young pun memberi Dong Eun 20 ribu won.
Dong Eun : Itu menyenangkan.
Dong Eun mau pergi tapi Do Yeong ngajak main lagi.
Do Yeong : 50,000 won per babak.
Dong Eun terdiam menatap Do Yeong.
Narasi Dong Eun : Omong-omong, Yeon Jin-ah, kau ingin tahu alasan sebenarnya kenapa aku suka bermain Go?
Dong Eun lalu bilang ke Do Yeong kalau itu seperti berjudi.
Do Yeong : Masa?
Narasi Dong Eun terdengar lagi.
Dong Eun : Saat bermain Go, kita diam-diam menunjukkan hasrat kita. Merayu dan dirayu. Saling menelanjangi. Jika lawan kita tak membalas, maka itu hanya jadi permainan Go.
Dong Eun lalu berkata kalau dia mau. Berjudi.
Bersambung….