Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Glory 2 Episode 5 Part 2 , Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. EPISODE SEBELUMNYA.
Kepala Shin di sebuah kamar. Dia melihat ceretnya yang tengah dia panaskan. Lalu seorang gadis keluar dari kamar mandi sambil mengelap rambut dengan handuk. Gadis itu bilang mereka tak sempat minum kopi, lalu duduk di ranjang.
“Dukun bilang hanya efektif jika dilakukan pada waktu yang ditentukan.”
Kepala Shin kesal, keringkan rambutmu.
Lalu dia mengambil ponsel gadis itu dan memasukkannya ke dalam air yang tengah dididihkan. Sontak lah gadis itu kaget dan kesal.
“Apa impianmu?”
“Apa?”
“Apa pun itu, jangan libatkan aku lagi. Beli ponsel baru juga.”
Kepala Shin memberi uang pada gadis itu.
Gadis itu marah, ahjussi! Kau tak lihat efek dari aku memblokir energi burukmu?
Ponsel Kepala Shin berbunyi.
Kepala Shin : Ya, apa? Aku segera ke sana.
Kepala Shin pun pergi, sambil mengumpat bahwa gadis itu tak memblokir apapun.
Kepala Shin datang ke toserba milik pria yang dia tugaskan mengurus jenazah Myeong O. Kepala Shin kaget, rumah dukanya dijual? Kapan? Ke siapa?
Pria itu mengaku tak tahu.
“Aku hanya diberi tahu. Soal mayat itu. Mungkin harus segera kau urus.”
“Tak kukira akan mengatakan ini. Bagaimana bisnismu? Banyak pelanggan?”
“Apa? Ya, berkat kau. Terima kasih perhatianmu.”
“Ya. Kau hanya perlu bilang itu. Kau cerita kepada orang?”
“Astaga, aku juga akan kena masalah!”
Diluar, pria itu menghubungi Yeo Jeong.
“Kusampaikan seperti keinginanmu. Kubilang, “Aku akan bekerja sampai akhir bulan ini. Jadi, singkirkan itu.”
“Baik. Kerja bagus. Hubungi saat kau tahu jadwal mereka.” jawab Yeo Jeong.
Yeo Jeong lalu masuk ke rumahnya dan melihat Dong Eun baru selesai memasak.
Yeo Jeong : Resep mana yang kau lihat?
Dong Eun : Yang paling atas saat kucari.
Yeo Jeong pun mencicipi ramen buatan Dong Eun.
Dia suka!
Yeo Jeong : Luar biasa.
Dong Eun : Kau ke mana hari ini?
Yeo Jeong : Tempat yang jauh.
Yeo Jeong mengganti topic pembicaraan.
Yeo Jeong : Biar kulihat lukanya.
Dia membuka plester di pipi Dong Eun.
Luka Dong Eun sudah sembuh.
Dong Eun : Jika kita bertemu dengan cara berbeda, dalam situasi berbeda, apa kita akan berbeda?
Yeo Jeong : Kita akan sama. Aku akan jatuh cinta padamu, seperti apa pun dirimu. Aku 99% yakin.
Dong Eun : Lalu satu persennya?
Yeo Jeong : Karena kini sudah 100%.
Yeo Jeong memegang pipi Dong Eun, sembuh dengan sempurna.
Dong Eun pun memeluk Yeo Jeong. Yeo Jeong tertegun tiba2 dipeluk Dong Eun.
Dong Eun : Aku menyanderamu. Bilang saja mi-nya enak.
Yeo Jeong : Jika kau memaksaku begini, tak mungkin rasanya tak enak.
Yeo Jeong pun balas memeluk Dong Eun.
Dong Eun menemui Ye Sol yang lagi bergelantungan.
Ye Sol pun segera turun. Dia melihat Dong Eun membawa kotak.
Ye Sol : Bu Moon, mau ke mana?
Dong Eun : Ha Yeo Sol, jika kau menyuruhku, aku akan minta maaf kepadamu sampai aku mati.
Ye Sol : Kenapa?
Dong Eun : Karena aku sungguh kasihan padamu. Selamat tinggal.
Dong Eun beranjak ke mobilnya.
Sebelum masuk mobil. dia menelpon ibunya.
Dong Eun : Selamat, Ibu. Kau dapat keinginanmu. Aku berhenti dari sekolah. Aku ke sana, keluarlah dari apartemenku.
Yeon Jin hendak meninggalkan gedung kantornya. Tapi seseorang memanggilnya dari belakang. Dia pikir itu reporter. Dia bilang dia menolak diwawancara. Tapi seseorang di belakangnya mengaku polisi. Yeon Jin kaget dan berbalik. Ternyata Detektif Choi.
Detektif Choi : Kau sulit ditemui. Kau baca pesanmu, tetapi tak pernah jawab panggilanku.
Yeon Jin : Kenapa kau kemari?
Detektif Choi : Di mana kau pada malam tanggal 19 Oktober?
Yeon Jin pun bergegas menemui Kepala Shin.
Yeon Jin : Polisi menemuiku. Dia tanya kegiatanku pada 19 Oktober. Kubilang aku siaran, tetapi kini harus bagaimana? Kau tahu soal penyelidikan itu? Kau bahkan tak periksa, ya? Tak bisa hentikan penyelidikan?
Kepala Shin : Tidak.
Yeon Jin : Apa yang kau lakukan?
Kepala Shin : Sudah selesai? Boleh aku bicara soal aku hari ini? Aku akan pensiun. Aku mau pindah ke negara hangat dan bermain golf. Semua orang pergi ke Hawaii.
Yeon Jin : Kau akan pensiun di tengah kekacauan ini?
Kepala Shin : Karena ini kekacauan, mungkin bisa kulakukan dengan uang orang lain.
Mi Hee menolak untuk pergi.
Mi Hee : Kenapa aku harus pergi? Aku tak mau pergi! Silakan coba saja semaumu!
Mi Hee tampak memegang pisau. Di depannya, ada panggangan yang menyala.
Mi Hee : Kenapa kau berhenti kerja? Kau bisa meraup banyak uang jika bertahan sebentar!
Dong Eun menatap nanar ibunya.
Mi Hee : Ya, gadis sepertimu tak akan bisa menjadi guru. Kerja bagus, Jalang! Tadi juga, itu pacarku. Beraninya kau menatapnya begini, Jalang? Dia pergi karena dia pria baik. Jika itu orang lain, kau pasti sudah ditampar! Seharusnya aku tak melahirkanmu. Semua orang menyuruhku melakukan aborsi, tetapi aku melahirkanmu dan membesarkanmu sendiri. Maafkan aku! Maaf! Aku membuat kesalahan besar!
Dong Eun : Kau yang mengakhiri hubungan kita demi uang. Keluar! Keluar!
Mi Hee : Dasar jalang! Kau sangat…
Mi Hee mengambil gunting dan mau menusuk Dong Eun.
Dong Eun tak takut, tusuk aku. Bunuh aku! Itu satu-satunya cara untuk melekat padaku sekarang!
Namun Dong Eun langsung terjatuh mendengar suara panggangan.
Mi Hee tertawa, kau takut pada api itu, ya?
Kepala Shin minta Yeon Jin membelikannya rumah di Hawaii dan meminta uang juga.
Kepala Shin : Sayang sekali aku pensiun sebelum mencapai usia pensiun.
Yeo Jin : Kenapa aku mau lakukan itu untukmu?
Kepala Shin : Karena aku belum mengubur mayat Son Myeong O.
Mendengar itu, Yeon Jin pun kaget dan marah.
Yeon Jin : Apa?
Polisi melakukan olah TKP, karena ada mayat yang ditemukan.
Itu mayat Myeong O!
Kembali ke Dong Eun dan Mi Hee.
Dong Eun meraih kaki ibunya. Mi Hee menyuruh Dong Eun memohon ampun. Namun, Dong Eun tertawa menatap ibunya.
Dong Eun : Aku tak akan memaafkanmu. Alasanku tak akan memaafkanmu adalah karena kau masih tak tahu bahwa kau pelaku pertama kejahatan padaku.
Mi Hee tertawa.
Dong Eun marah, berhentilah tertawa. Berhenti tertawa begitu!
Mi Hee : Kau bisa apa jika aku terus tertawa? Mari kita berdua mati terbakar bersama saja hari ini? Rasakan ini, Jalang!
Mi Hee membalikkan pangganggan. Dong Eun syok melihat sekelilingnya mulai terbakar. Mi Hee menyuruh Dong Eun lagi minta ampun.
Mi Hee : Bilang kau menyesal. Mohon ampun! Sekarang juga!
Tapi Dong Eun sekali lagi menatap nanar ibunya dan tertawa.
Dong Eun : Terima kasih, Ibu. Terima kasih tak berubah. Karena tetap sama. Terima kasih banyak!
Kamera menyorot kamera CCTV di atas rak.
Ternyata, Dong Eun merekam semua itu diam-diam.
Bersambung…