Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Glory 2 Episode 2 Part 1 , Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. EPISODE SEBELUMNYA.
Do Yeong ke Siesta!! Omo… Gyeong Ran yang lagi memeriksa barang, melihat kedatangan Do Yeong. Dia pun mendekati Do Yeong. Do Yeong mengenali Gyeong Ran, karena Gyeong Ran selain bekerja di Siesta, juga bekerja sebagai aspri Yeon Jin.
Gyeong Ran : Ketua Ha.
Do Yeong : Lama tidak bertemu.
Gyeong Ran bilang Yeon Jin tidak ada jadwal pengepasan hari itu.
Do Yeong bilang dia tahu, lalu dia ingin mencoba sebuah jas dan menanyakan dimana kamar PAS. Gyeong Ran terdiam mendengar pertanyaan Do Yeong.
Do Yeong masuk ke kamar PAS dan melihat-lihat sekeliling ruangan. Ada banyak sekali paper bag biru yang berjejer rapi juga beberapa miras.
Do Yeong : Ruangan sempit. Ada orang diluar.
Do Yeong kemudian tertawa teringat jawaban Yeon Jin saat Yeon Jin mengajaknya bercinta di kamar mandi. Saat itu dia bilang, ruangannya sempit dan ada orang diluar. Tapi Yeon Jin menjawab, mereka tetap panas.
Do Yeong tak menyangka ucapan Yeon Jin selalu serius.
Lalu dia melihat ke arah sofa, tempat Yeon Jin dan Jae Joon dulu bercinta.
Malamnya, Yeon Jin pergi menemui Hyeon Nam.
Hyeon Nam hanya bisa terdiam di depan Yeon Jin.
Yeon Jin : Kudengar kau selalu dipukuli. Namun, kau tak terlihat begitu. Aku melihat banyak foto di apartemen Moon Dong Eun. Aku mengenali semua wajah, kecuali ini.
Yeon Jin menunjukkan foto suami Hyeon Nam.
Yeon Jin tanya, ada yang mau Hyeon Nam katakan.
Hyeon Nam bertanya, bagaimana cara Yeon Jin menemukannya.
Yeon Jin bilang mudah.
Kita diperlihatkan flashback saat Yeon Jin keluar dari apartemen Dong Eun, setelah dia ke-gep oleh Do Yeong. Yeon Jin menyalakan rokoknya. Lalu dia menerima pesan dari Kepala Shin. Kepala Shin mengiriminya beberapa foto berkas.
Kepala Shin : Aku tak memikirkan ini sebelumnya, jadi kuperiksa. Moon Dong Eun punya dua mobil. Kutegaskan dia bawa mobil dengan pelat nomor 4225. Nanti kukabari soal pelat nomor 7943.
Yeon Jin tertawa, lalu melihat kembali berkas2 itu. Berkas itu adalah foto STNK dua mobil Dong Eun.
Yeon Jin juga ingat saat melihat2 foto di apartemen Dong Eun.
Dia tersenyum licik.
Lalu diluar, dia menghubungi Kepala Shin setelah Kepala Shin mengiriminya foto STNK itu. Dia bilang, ada yang membantu Dong Eun dan dia tahu cara memancing pemilik mobil 7943 keluar.
Yeon Jin : Suruh orang ikuti aku mulai besok.
Flashback end…
Hyeon Nam : Kurasa aku ketahuan karena terlalu bekerja keras.
Yeon Jin : Kau sudah gila. Kau tak tahu yang kuketahui dan kau mengujiku?
Hyeon Nam : Katakan apa maumu? Namun jika suamiku tahu soal ini, kau akan menyesalinya.
Yeon Jin : Bagaimana bisa?
Hyeon Nam : Karena sudah begini, tak ada ruginya lagi. Aku akan menemui suamimu.
Yeon Jin tertawa keras.
Lalu tawanya menghilang dan dia mengatai Hyeon Nam brengsek.
Yeon Jin : Ajumma, aku akan katakan hal yang sangat berkelas. Lee Sun A. SMP Semyeong. Kelas 1-3.
Hyeon Nam terkejut nama putrinya disebut.
Yeon Jin berjalan mengitari Hyeon Nam.
Yeon Jin : Kenapa? Kau memotret putriku tapi aku tak bisa cari putrimu.
Yeon Jin menampar Hyeon Nam.
Yeon Jin : Kau pergi ke sekolah putriku tetapi aku tak bisa sebut nama anakmu?
Yeon Jin memukul kepala Hyeon Nam dengan tasnya.
Yeon Jin : Pembicaraan ini akan berakhir cepat jika kujambak dia sampai kemari.
Hyeon Nam langsung minta maaf dan meminta Yeon Jin tidak menyakiti putrinya.
Yeon Jin : Kau sudah paham? Kau salah pendekatan terhadapku. Karena aku yang tak tahu malu.
Yeon Jin lalu menyerakkan isi tas Hyeon Nam.
Kemudian dia menendang ponsel Hyeon Nam dan berkata akan menghubungi Hyeon Nam mulai sekarang. Lalu dia menelpon nomor Hyeon Nam dan menyuruh Hyeon Nam menyimpan nomornya. Tapi, Yeon Jin terkejut karena Hyeon Nam sudah menyimpan nomornya. Ditambah lagi, Hyeon Nam menyimpan nomor Yeon Jin dengan nama ‘Jalang Yang Akan Berakhir Di Got’.
Yeon Jin menatap marah Hyeon Nam.
Yeon Jin : Pungut.
Hyeon Nam mengambil ponselnya tapi Yeon Jin menginjak tangannya.
Yeon Jin bilang aneh. Guru SD dan mantan pembantu. Apa kesamaan mereka? Aku tahu kesamaan kalian. Kau mau membunuh suamimu. Moon Dong Eun mau membunuhku.
Yeon Jin melepaskan pijakannya dan menatap Hyeon Nam lekat2.
Yeon Jin : Kalian berdua punya orang yang mau dibunuh.
Yeon Jin lalu menawarkan kesepakatan. Dia bilang, dia akan membunuh suami Hyeon Nam lebih cepat dari Dong Eun.
Yeon Jin : Aku akan membunuhnya besok agar pemakamannya bisa lusa. Atau aku bisa membayarmu.
Yeon Jin tertawa lagi. Lalu dia berdiri.
Yeon Jin : Namun, kau harus lakukan apapun yang kusuruh mulai sekarang. Bagaimana?
Hyeon Nam mendongak, menatap Yeon Jin dan terdiam.
Bungkus permen tertiup angin dan terbang melewati kaki Dong Eun.
Dong Eun menunggu Hyeon Nam di tempat biasa mereka bertemu.
Hyeon Nam membawa Sun A lari.
Dia bilang, mereka harus segera pergi sebelum ayah Sun A bangun.
Hyeon Nam menyuruh Sun A masuk ke mobil.
Sun A tanya, itu mobil apa.
Hyeon Nam menyuruh Sun A memakai seatbelt.
Sun A : Ibu bisa menyetir?
Hyeon Nam : Jangan buka jendelamu, ya?
Hyeon Nam menginjak gas dan bergegas pergi.
Di perjalanan, Hyeon Nam menyuruh Sun A tidur. Dia bilang, dia akan membangunkan Sun A nanti. Sun A tanya mereka mau kemana. Hyeon Nam bilang tidak tahu tapi dia akan terus mengemudi. Sun A tanya kenapa.
Hyeon Nam melirik spion, karena mereka mungkin mengikuti kita. Kita akan kembali ke Semyeong besok atau lusa.
Sun A : Kenapa?
Hyeon Nam : Seharusnya aku sudah lolos saat itu dan tahu tujuan yang aman. Untuk saat ini, jangan tanya apa-apa. Turuti saja ucapanku, ya?
Sun A berseru, memuji ibunya. Dia bilang ibunya hebat.
Sun A lalu bilang mau memutar lagu KPop.
Dia memutar lagu Kpop dan bernyanyi.
Hyeon Nam hanya tersenyum menatap putrinya.
Paginya di sekolah, Dong Eun mencoba menghubungi Hyeon Nam.
Tapi ponsel Hyeon Nam tak aktif. Dia heran.
Pak Chu tiba2 mendekatinya dan tanya rencananya sepulang mengajar.
Dong Eun bilang dia punya rencana.
Pak Chu : Sungguh? Ada rapat sekolah hari ini. Soal karyawisata sekolah.
Dong Eun : Hari ini? Aku belum diberitahu.
Pak Chu : Ya, baru saja dijadwalkan. Ruang guru pukul lima.
Pak Chu pergi.
Dong Eun rapat bersama para guru.
Bu Choi : Kita harus kumpulkan semuanya mengenai festival yang berlangsung bulan ini dan bulan depan. Kita juga harus memilih perusahaan bus lain.
Bu Kim : Lihat catatan lain dan cetak karyawisata dari sekolah lain juga.
Pak Chu : Catatan tahun lalu tak cukup. Kita harus melihat sampai lima tahun terakhir minimal.
Tapi Pak Chu menyuruh Dong Eun mengerjakan semua itu.
Dong Eun kaget, sendirian?
Pak Chu bilang, mereka semua sudah setuju dan meminta Dong Eun mengatakan jika keberatan.
Dong Eun menyanggupi tugas dari Pak Chu.
Pak Chu senang, sambil menatap sinis Dong Eun. Namun Pak Kang merasa tidak enak hati pada Dong Eun.
Jae Joon membingkai lukisan Ye Sol dan menggantungnya di dinding.
Lalu dia menyulap kamar di apartemennya menjadi kamar Ye Sol.
Jae Joon : Ini yang paling mahal, kan?
Orang toko bilang, barang itu diimpor langsung dari Italia dan harganya sama dengan mobil bekas.
Orang toko kemudian tanya, berapa usia anak Jae Joon. Jae Joon bilang delapan tahun.
Orang toko : Pasti lucu.
Orang toko melihat Louis, sekarang ini orang dengan anak biasanya tak punya anjing.
Jae Joon : Kenapa?
Orang toko : Bukankah anak muda menghindari pelihara hewan berbulu karena tak baik untuk pernapasan anak-anak?
Jae Joon terdiam menatap orang toko.
Orang toko merasa tidak enak dan mengalihkan topic. Dia bilang ada satu bangku lagi dan bergegas keluar.
Jae Joon menatap Louis.
Louis juga menatap Jae Joon.
Hye Jeong berjalanan menyusuri bandara dengan terburu2 sambil menggeret kopernya dan bicara di telepon dengan Dong Eun. Dia minta Dong Eun bergegas karena dia sibuk. Dong Eun bilang, Hye Jeong akan menerima sebuah alamat dan minta Hye Jeong memancing Yeon Jin ke alamat itu.
Hye Jeong : Akan kututup.
Tapi Hye Jeong kemudian sadar, tunggu sebentar. Ini terlalu cepat. Setidaknya katakan alasannya. Bagaimana aku memancingnya ke sana? Kami bertengkar, dia tak jawab teleponku.
Dong Eun : Kau harus cari tahu. Gaunmu cantik. Pemotretanmu minggu depan, kan?
Hye Jeong mulai kesal diancam Dong Eun lagi, ibu mertuaku juga memberitahumu hal itu?
Dong Eun : Bergegaslah sebelum aku mulai bercerita kepadanya.
Dong Eun mutusin teleponnya lalu mengirimkan alamat bedah plastik Yeo Jeong ke Hye Jeong.
Setelah itu, dia duduk dibalik mejanya. Dia ada di kelas.
Tapi Pak Kang datang, menyuruh Dong Eun ke parkiran.
Dong Eun ke parkiran. Dia melihat seorang wanita berambut pirang tengah mengintip2 ke dalam mobilnya. Seorang pria berusaha menjauhkan wanita itu dari mobilnya Dong Eun. Wanita itu marah dan berkata, kalau dia sudah bilang dia mencari seseorang. Wanita itu menoleh ke belakang dan melihat Dong Eun. Dong Eun terkejut. Itu ibunya.
Nyonya Jeong senang melihat Dong Eun dan berteriak, menyebut dirinya ibu.
Kita diperlihatkan flashback, saat Yeon Jin datang ke sebuah restoran.
Yeon Jin : Annyeonghaseyo, eommoni. Aku temannya Dong Eun. Kau kehilangan kontak dengannya, kan?
Wanita itu menoleh, dia Nyonya Jeong.
Mereka bicara di dalam. Pelayan menyajikan makanan untuk mereka dan pergi. Yeon Jin tersenyum licik menatap ibu Dong Eun. Ibu Dong Eun menuangkan miras ke gelasnya, lalu meminumnya.
Nyonya Jeong : Jadi maksudmu, Dong Eun kini bekerja di sekolah? Kerja apa? Bersih-bersih? Apa dia pengurus kantin?
Yeon Jin : Kau tak tahu?
Yeon Jin memberitahu Nyonya Jung bahwa Dong Eun seorang guru.
Nyonya Jeong kaget, guru? Pegawai negeri? Kini Dong Eun pegawai negeri?
Yeon Jin : Dia bekerja di sekolah swasta.
Nyonya Jeong minum lagi.
Yeon Jin meminta Nyonya Jeong membuat Dong Eun dipecat dari sekolah.
Nyonya Jeong : Kau jalang gila, ya? Siapa kau? Kenapa buat dia dipecat dari pekerjaan bergaji tinggi?
Yeon Jin : Kau tak akan bisa memakai uang itu. Kalian sudah sepuluh tahun tak saling bicara.
Nyonya Jeong terdiam mendengarnya. Yeon Jin lantas berkata, akan memberi Nyonya Jeong semua uang yang Dong Eun hasilkan seumur hidup.
Nyonya Jeong : Aku tanya siapa kau!
Yeon Jin : Kau belum pernah bertemu aku, ya? Namun, kau bertemu ibuku. Formulir putus sekolah Dong Eun. Tanda tanganmu. Kau tak ingat? Kau menerima cek saat itu, kan?
Yeon Jin lalu menunjukkan paper bag berisi uang. Yeon Jin bilang, Nyonya Jeong hanya perlu membuat Dong Eun keluar saja.
Yeon Jin menaruh dua gepok uang di atas meja.
Yeon Jin : Ini ongkos pulang dengan taksi. Ini untuk kembali naik taksi. Buat Dong Eun tanda tangan surat keluar dan kembalilah untuk sisa uangmu.
Nyonya Jeong : Di kerja dimana? Bukan Semyeong, ya?
Yeon Jin : Tahu darimana?
Nyonya Jeong ingat saat dia datang ke rumah Dong Eun. Dia menggedor2 pintu rumah Dong Eun dengan kepalanya.
Nyonya Jeong : Kau di dalam, kan? Aku sudah mencari alamatmu. Aku tahu kau di dalam! Ayo buka pintunya!
Ajumma pemilik gedung datang, dia marah, kenapa kau merusak gedungku!
Nyonya Jeong : Ada wanita tinggal disini, kan? Moon Dong Eun. Dia putriku.
Ajumma : Tak ada orang.
Nyonya Jeong : Kutanya di kantor komunitas. Katanya dia tinggal disini. Jadi berhenti berbohong! Aku sudah tahu dia tinggal disini.
Nyonya Jeong kembali menggedor pintu.
Nyonya Jeong : Kau pikir kau bisa sembunyi! Buka pintunya!
Ajumma marah dan memukuli Nyonya Jeong dengan sapu. Lah Nyonya Jeong malah mengatai ajumma gila, padahal dia yang gila. Dia mau merebut sapu, balas memukul ajumma tapi ajumma berhasil mempertahankan sapunya dan terus memukuli ibu Dong Eun. Ibu Dong Eun akhirnya pergi.
Ajumma lagi mengurus bunganya.
Dia melihat bunga terompetnya layu.
Dong Eun membawa ibunya ke apartemennya.
Lah ibunya mengomentari apartemen Dong Eun. Berantakan sekali.
Nyonya Jeong : Sewa bulan atau jeonse? Kau tak punya rumah, ya?
Nyonya Jeong menaruh bungkusan berisi miras ke atas meja.
Nyonya Jeong beranjak ke dapur. Dong Eun tanya, bagaimana ibunya bisa tahu soal dia.
Nyonya Jeong tak menjawab dan membuka kulkas Dong Eun.
Nyonya Jeong : Astaga, kau bahkan tak punya sebotol air disini.
Nyonya Jeong lalu berkata, akan memasang wallpaper baru buat Dong Eun.
Nyonya Jeong : Aku kenal pemilik toko kertas dinding…
Dong Eun kesal, bagaimana kau tahu aku!
Nyonya Jeong : Bagaimana kau bisa mengajar anak-anak saat pemarah begitu? Omong2, kapan kau pindah kemari? Saat aku datang di musim semi, katanya kau tak disini.
Nyonya Jeong membongkar mirasnya.
Dong Eun : Kau kemari!
Nyonya Jeong : Hei, aku ibumu. Darah lebih kental dari air. Kau bisa sembunyi lagi jika mau! Aku akan menemukanmu lagi.
Dong Eun tertawa kesal.
Narasi Dong Eun : Kau berhasil, Yeon Jin-ah. Kau temukan dua alat catok baru untuk melawanku.
Nyonya Jeong minum mirasnya sambil ngetawain Dong Eun.
Yeon Jin ke klinik Yeo Jeong. Di sana, Hye Jeong lagi perawatan muka, ditangani langsung oleh Yeo Jeong. Dokter UKS di sekolah mereka dulu, terlihat membantu Yeo Jeong.
Yeo Jeong dan si dokter UKS terkejut Yeon Jin datang.
Hye Jeong memperkenalkan Yeon Jin.
Hye Jeong : Dia temanku, Dokter Joo. Boleh dia tinggal?
Yoo Jeong : Akan jadi iklan bagus. Sedang ada promosi satu gratis satu, katakan jika kau tertarik.
Hye Jeong : Semua pasti sepadan dengan harganya. Kapan selesai?
Yeo Jeong : Sekitar 10 sampai 15 menit…
Yeon Jin : Kau bisa menelponku saat selesai. Silahkan. Mau bilang apa soal Dong Eun?
Hye Jeong : Aku mau memberitahumu lebih awal. Hei, bersiaplah. Sungguh. Moon Dong Eun bermain Go dengan suamimu.
Yeon JIn : Benarkah? Tahu darimana?
Lalu si Dokter UKS menjatuhkan tas Hye Jeong.
Hye Jeong bangun dan marah.
Hye Jeong : Hei! Kau tahu berapa harganya…
Hye Jeong melirik Yeon Jin.
Hye Jeong pun tanya, apa si dokter mau mengganti tasnya.
Si dokter minta maaf.
Yeon Jin bilang tidak apa-apa dan menyuruh si dokter UKS lanjut bekerja.
Yeon Jin mengambil tas Hye Jeong dan menghina Hye Jeong,
Yeon Jin : Kenapa beli tas yang jauh dari kemampuanmu? Pakai saja tas ramah lingkungan. Selesaikan ucapanmu.
Hye Jeong : Kenapa bilang tak apa-apa? Itu tasku! Apa? Kau pikir aku ambil ini penatu kami juga? Tidak, pria kaya beristri membelikannya untukku.
Yeon Jin : Jangan salah paham. Kita harus memikirkan lingkungan.
Yeo Jeong menyuruh Yeon Jin keluar karena Hye Jeong masih harus melakukan perawatan.
Yeon Jin : Tak usah. Aku mau pergi. Dia pasti sedang senang.
Hye Jeong menatap Yeon Jin dengan wajah sumringah.
Hye Jeong : Kau benar. Aku sedang haid. Makanya aku tak tidur dengan suamimu hari itu. Aku kecewa sekali.
Yeon Jin : Apa maksudmu?
Hye Jeong berdiri dan menunjukkan tasnya sambil menatap Yeon Jin.
Hye Jeong : Pria beristri yang belikan ini untukku adalah suamimu. Suamimu bilang dia bermain Go dengan Dong Eun. Dunia kecil yang aneh, ya?
Yeon Jin : Kau bertemu Do Yeong? Tidak, apa Do Yeong mendatangimu?
Hye Jeong : Ya, dia membawakan ini. Seharusnya kuceritakan semuanya. Namun persahabatan kita mencegahku.
Hye Jeong lalu bilang pada Yeo Jeong kalau dia akan kembali lagi nanti dan minta dipesankan promosi beli satu gratis satu.
Yeon Jin terdiam. Hye Jeong beranjak ke pintu tapi dia balik lagi menatap Yeon Jin.
Hye Jeong : Mungkin suamimu memesanku untuk nanti juga. Akan kuberi promosi yang sama.
Hye Jeong pergi. Yeon Jin tertawa kesal.
Yeo Jeong menatap tajam Yeon Jin.
Lalu dia membereskan tisu sisa perawatan Hye Jeong tadi.
Yeon JIn : Standarnya tinggi, ya? Dia membelikan tas Hermes.
Yeo Jeong : Apa pendapatmu? Orang selalu kembali setelah melihatku menyuntik.
Yeon Jin : Kau pasti dapat banyak wanita dari Semyeong. Aku akan pikirkan untuk kemari saat muram.
Yeon Jin beranjak ke pintu.
Yeo Jeong bicara lagi, dapatkan filler saat hujan jika kau tak punya payung.
Yeon Jin tertawa, takkan hujan untuk sementara.
Yeon Jin pun pergi.
Kepala Shin baru saja keluar dari kantornya.
Tapi di depan kantor, dia melihat preman suruhannya digelandang ke dalam.
Kepala Shin menghubungi seseorang.
Kepala Shin : Kepala Park, tim mu menggerebek sarang judi , ya?
Si preman sekarang ada di hotel sama Kepala Shin. Kepala Shin menamparnya. Kepala Shin kesana ditemani bawahannya.
Kepala Shin : Sudah kularang berjudi lagi, kan? Kau malah ke sarangnya. Darimana uangnya?
Kepala Shin melihat rekannya.
Kepala Shin : Jika harus kutanya dan dengar dalam Bahasa Korea jelek, maka kau mati.
Kepala Shin menggulung lengannya.
Kepala Shin kaget mendengar cerita si preman.
Kepala Shin : Jadi ada kecelakaan mobil dan kau ambil uangnya?
Si preman bilang, itu cara menangani kecelakaan agar tak tampak mencurigakan.
Kepala Shin menamparnya lagi, lalu menendangnya.
Kepala Shin : Jika pakai orang cerdas, aku dikhianati. Orang buduh sepertimu hanya mengacau!
Kepala Shin memukuli si preman dengan kursi, sampai kursinya rusak. Tak berhenti sampai disitu, dia memukuli si preman berkali2 dengan kayu dari kursi yang telah patah.
Kepala Shin : Aku memberimu pekerjaan untuk hidup, dan ini caramu membalasku?
Kepala Shin menunjuk-nunjuk si preman dengan kayu.
Kepala Shin : Makanya aku tetap jadi polisi. Harus, terutama jika kau mengacaukan bisnisku, bajingan!
Kepala Shin memukulinya lagi.
Ayah Sun A bertengkar dengan ajumma pemilik toserba. Ayah Sun A mau membeli miras tapi tak ada uang. Ajumma sewot, aku tak bisa memberimu lagi. Kau pikir aku badan amal? Aku tahan menghadpimu sejauh ini karena istrimu! Pergi!
Ayah Sun A : Akan kubayar saat dia kembali. Sudah kubilang!
Ajumma : itu katamu kemarin. Kembali dengan istrimu, ya? Aku takkan kembali jika jadi dia! Aku muak denganmu!
Ayah Sun A : Dasar jalang! Astaga, akan kubakar toko ini.
Ada Dong Eun di sana! Dia ke kasir dan membayar barang yang diambilnya tapi ayah Sun A malah marah2 padanya.
Ayah Sun A : Aku duluan. Nanti kucungkil matamu. Aku lebih dahulu!
Ajumma memarahi ayah Sun A, hei, jangan ganggu pelangganku!
Ajumma bergegas menghitung barang Dong Eun.
Dong Eun langsung pergi setelah menerima pesan dari Hyeon Nam.
Hyeon Nam : Maaf, aku tak bisa menelponmu. Bisa tolong temui aku?
Mereka bertemu di parkiran.
Hyeon Nam : Kau benar. Park Yeon Jin menemukanku.
Kita diperlihatkan flashback, saat Hyeon Nam memarkirkan mobilnya di tempat mereka biasa bertemu. Dia dihubungi oleh Dong Eun. Dong Eun bilang, ada foto yang hilang. Foto Lee Seok Jae, suami Hyeon Nam.
Hyeon Nam kaget, maksudmu suamiku?
Dong Eun sendiri habis memeriksa ribuan foto-fotonya. Saat tak menemukan foto Pak Lee, dia langsung menghubungi Hyeon Nam.
Dong Eun : Ya. Yeon Jin mungkin tahu mengenaimu.
Hyeon Nam lalu melihat kedatangan Yeon Jin.
Hyeon Nam : Tenang. Nanti aku telepon lagi. Aku lagi parkir.
Hyeon Nam buru2 mematikan panggilan dari Dong Eun.
Hyeon Nam menjatuhkan kamera yang diambilnya dari tasnya ke lantai mobil.
Tepat setelah itu, Yeon Jin mengetuk kacanya.
Flashback end…
Hyeon Nam : Jadi aku mematikan telepon, memasukkan Sun A ke mobil dan pergi. Aku tak mau kau salah paham mengenaiku.
Sun A melihat ibunya bicara dengan gurunya dari mobil.
Dong Eun : Soal apa?
Hyeon Nam : Kau tahu. Kau mungkin berpikir aku memihaknya. Begitu saja.
Dong Eun mengerti, aku pernah salah bukan? Kau sudah makan?
Hyeon Nam mengangguk, lalu meminta Dong Eun menjaga Sun A.
Hyeon Nam : Aku harus menyalakan ponselku dan kembali ke radar Yeon Jin. Semua upaya kita akan sia-sia jika dia bertemu suamiku.
Dong Eun : Untungnya belum terjadi. Sudah kuperiksa. Kau tak perlu cemas soal Sun A.
Hyeon Nam : Akan kucoba mengulur waktu. Aku akan meminta uang darinya. Mulai sekarang, aku bekerja untuk Park Yeon Jin, Moon Dong Eun-ssi.
Tawa Dong Eun langsung pecah mendengar itu.
Hyeon Nam juga tertawa.
Sun A makin bingung melihat keduanya tertawa.
Dong Eun mengantarkan Sun A ke rumah si dokter UKS. Dia bilang, untuk sementara, Sun A akan tinggal di sana. Dong Eun juga meminta ponsel Sun A. Dong Eun memperingatkan Sun A, kalau Sun A tak bisa hubungi siapapun kecuali dia dan si dokter UKS.
Sun A ngasih ponselnya, lalu sekolahku?
Dong Eun : Ibumu akan mengeluarkanmu dari sekolah besok. Kau bisa selesaikan SMA di Amerika. Untuk saat ini, tonton acara Amerika.
Sun A : Jika aku menghilang, ayah akan membunuh ibu. Dia bahkan bilang akan membunuh nenek dan bibi jika ibu dan aku kabur.
Dong Eun : Itu takkan terjadi. Percayalah kepada ibumu dan tunggu disini. Satu hal yang pasti, ibumu membuat pilihan untuk melindungimu. Karena dunia ini kacau. Makanya kau harus belajar diluar negeri. Pergi keluar negeri dan giat belajar. Tindakan beranimu saat ini adalah berpaling. Sesekali jalan-jalan saat belajar, mengunjungi museum seni, dan makan malam dengan santai. Begitulah harusnya kau hidup. Itu saja.
Sun A menundukkan kepalanya.
Dia sedih.
Dong Eun menatap si dokter UKS.
Dong Eun : Tolong jaga dia, Bu.
Dokter UKS mendekati Sun A, kau masih sangat belia ya? Aku dengar banyak mengenaimu. Aku guru Bu Moon. Aku sudah lama berhenti menjadi guru. Namun tampaknya ada murid yang kini harus kuurus.
Si dokter UKS mengajak Sun A masuk, serta membawakan barang2 Sun A. Dia mengajak Sun A makan.
Yeon Jin keluar dari kamar mandi, hanya dengan handuk yang melilit tubuhnya. Dia terus berjalan ke depan cermin.
Do Yeong pulang dan lewat di dekatnya. Yeon Jin menyemprotkan parfum ke tubuhnya sambil melirik Do Yeong dan bilang kalau dia mengirimkan pesan akan keluar pukul 22.00.
Yeon Jin : Kau tak lihat?
Do Yeong juga berdiri, tapi di depan cermin yang lain. Do Yeong tanya, haruskah Yeon Jin sejauh itu.
Yeon Jin : Kau yang lebih dulu.
Yeon Jin lalu menatap Do Yeong.
Yeon Jin : Kau bertemu Hye Jeong, kan? Kenapa?
Do Yeong menatap Yeon Jin lewat cermin, kenapa?
Yeon Jin : Kau membuatku takut. Aku berusaha keras tetap tenang di depanmu. Masa lalu sudah lewat dan masa depan akan datang. Kini tak ada pilihan lain.
Yeon Jin berjalan mendekati Do Yeong.
Do Yeong : Aku ingin tahu itu. Apa kau punya pilihan lain?
Yeon Jin : Kenapa harus Hye Jeong…!
Dan Yeon Jin melunakkan suaranya. apa katanya? Apa aku punya pilihan lain atau tidak?
Do Yeong : Siapa lagi? Lee Sa Ra pakai narkoba, masa bodoh. Dia rusak hidup sendiri. Jae Joon si berandal? Myeong O yang hilang? Ibumu, yang habiskan uangnya untuk dukun?
Yeon Jin : Kau sungguh harus begini? Kau akan memihak mereka?
Do Yeong pun meninju meja wastafel. Dia marah. Yeon Jin kaget melihatnya.
Lalu Do Yeong kembali menatap Yeon Jin.
Do Yeong : Jika aku memihak siapapun, pasti Ye Sol. Jika kau merasa bersalah sedikit saja untukku dan Ye Sol, kau harus tutup mulut dan menunggu.
Yeon Jin membeku mendengar kata2 Do Yeong.
Do Yeong makin kecewa, kau tak merasa bersalah pada kami. Benar-benar tidak.
Do Yeong pergi.
Yeon Jin membeku.
Jae Joon menggendong Louis ke butik dan mendekati Gyeong Ran di meja kasir.
Jae Joon : Semua baik-baik saja? Aku membawa Louis ke salon. Sibuk akhir pekan ini?
Gyeong Ran : Paling sibuk di akhir pekan. Kenapa?
Jae Joon : Kita tutup di akhir pekan. Aku mau beri hadiah Natal untuk gadis, tetapi tak tahu dia suka apa. Mau temani aku ke mal? Dia masih muda.
Gyeong Ran : Tak bisa pilih disini? Si rambut merah? Atau model pameran mobil dengan aksen?
Jae Joon ngumpat, shibal, bukan itu. Tolong kau bedakan hijau dan merah. Shibal, ini Natal… Jadi kau bebas atau tidak?
Gyeong Ran terdiam menatap Jae Joon.
Tak lama kemudian, dia tanya, ada yang dianggap sesuatu?
Jae Joon : Apa?
Gyeong Ran : Kau bertanya apa ada sesuatu? Suami Yeon Jin kemari sendirian. Apa ini termasuk sesuatu?
Jae Joon : Kapan ini? Kenapa?
Gyeong Ran : Entahlah. Dia mencoba satu baju lalu pergi.
Bersama Gyeong Ran, Jae Joon mengecek CCTV.
Jae Joon : Apa itu pertama kali atau dia pernah kemari?
Gyeong Ran : Ini pertama kali aku melihatnya. Dia mungkin datang saat ada pekerja paruh waktu.
Jae Joon : Berapa lama kita simpan ini? Kau tak menghapusnya?
Gyeong Ran : Kita simpan selama 30 hari. Namun tak punya apa-apa sebelum tanggal 19 Oktober. Kuformat ulang.
Jae Joon : Format ulang? Kenapa?
Gyeong Ran : Yeon Jin minta kuhapus.
Jae Joon kaget mendengarnya.
Gyeong Ran lalu menemukan rekaman saat Do Yeong datang.
Gyeong Ran : Itu Ha Do Yeong.
Gyeong Ran meninggalkan Jae Joon.
Jae Joon melihat rekaman CCTV. Dia melihat Gyeong Ran mengantarkan Do Yeong ke ruang fitting.
Jae Joon terdiam, lalu dia melihat tanggal di folder yang berisi rekaman itu.
Tanggal 20 Oktober.
Dong Eun di minimarket dengan dokter UKS nya.
Dong Eun : Soal Son Myeong O?
Dokter UKS : Dokter Joo bertanya. Dia tunjukkan rekaman CCTV dan bertanya apa pria di rekaman itu Son Myeong O.
Dong Eun : Kapan itu? Kuberi semua soal Son Myeong O tetapi dia tak beritahu soal videonya.
Dokter UKS : Kurang dari sebulan lalu. Aku lupa soal itu sampai polisi bertanya soal Son Myeong O.
Dong Eun : Polisi datang menemui Yeo Jeong?
Rekaman yang dimaksud ternyata rekaman pas Yeo Jeong papasan dengan Myeong O di lobby RS. Saat itu, Myeong O bersama seorang dokter, masuk ke kamar jenazah. Myeong O mencari jasad So Hee.
Lalu kemudian, Myeong O berjalan di lobby setelah urusannya selesai, menuju keluar.
Myeong O : Wah, kini kau gadis yang menarik Dong Eun-ah.
Myeong O papasan sama Yeo Jeong yang baru datang.
Yeo Jeong kemudian berlari ke ruang duka.
Dia terkejut pasien Yoon sudah meninggal dunia.
Yeo Jeong lemas seketika. Ketika dia lemas, Dokter Han mendekatinya.
Dokter Han : Dokter Joo Yeo Jeong?
Yeo Jeong menoleh.
Dokter Han : Aku melihatmu lewat tapi tak yakin. Bukankah kau menyuruhku memberitahu jika ada yang datang ke kamar mayat?
Yeo Jeong langsung berdiri, apa itu wanita?
Dokter Han : Bukan, pria. Sekitar dua jam lalu. Ini nomornya.
Dokter Han memberikan secarik kertas berisi nomor dan nama pria itu.
Dia Myeong O.
Yeo Jeong pun didatangi Perwira Choi. Yeo Jeong bilang dia tak pernah bertemu Myeong O dan hanya punya nomornya saja.
Yeo Jeong : Lalu kutelpon setelah cukup lama.
Perwira Choi : Kapan itu?
Yeo Jeong : Pukul 19 Oktober, 23 : 15. Namun dia tutup begitu diangkat. Dia juga memakiku.
Perwira Choi : Ingatanmu tampaknya sangat akurat.
Yeo Jeong : Ada riwayat di ponselku.
Perwira Choi : Benar juga. Kenapa kau menelponnya?
Yeo Jeong : Saat itu aku bekerja di RS Seoul Joo. Ada jasad yang sudah lama disimpan. Dari kasus bunuh diri yang selesai tahun 2004. Namun keluarga tak setuju soal hasilnya. Jadi belum mereka ambil. Lalu kudengar ada tamu, kupikir itu keluarga. Ternyata Tuan Son.
Perwira Choi : Apa kau penanggung jawabnya?
Yeo Jeong : Bukan. Aku lupa bilang. Direktur RS Seol Joo sebelumnya dan saat ini adalah orang tuaku. Apa salah aku menelponnya?
Perwira Choi : Tidak juga, namun kau orang terakhir yang menelponnya.
Yeo Jeong : Jika begitu, aku terdengar seperti orang yang mencurigakan.
Perwira Choi : Apa?
Yeo Jeong : Hanya bercanda. Tak lucu, ya? Bisa kabari aku jika ada pertanyaan lain? Aku ada janji.
Perwira Choi terus menatap Yeo Jeong dengan tatapan penasaran.
Bersambung ke part 2….