The Glory 2 Ep 1 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Glory 2 Episode 1 Part 1 , Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini.

Adegan dibuka dengan Son Myeong O yang baru keluar dari travel sambil menenteng helm dan tiketnya. Myeong O menarik napas senang. Lalu dia menghubungi seseorang.

Saat itu, tanggal 17 Oktober.

Beralih ke Do Yeong yang dihubungi oleh seketarisnya. Dia berdiri di atap gedung dan memakai seragam proyeknya.

Do Yeong : Aku tak bisa dengar. Apa katamu?

Seketarisnya bilang, teman Yeon Jin yang bernama Myeong O, terus menerus menghubungi Do Yeong.

Do Yeong heran, nuguyo? Son Myeong O?

Sa Ra berusaha membuka brankas, tapi dia tak ingat password nya.

Sa Ra : Aku tak bisa ingat apa-apa karena efek obatnya memudar. Berapa, ya?

Saat lagi mencoba membuka brankas, Myeong O menghubunginya.

Sa Ra : Ada apa? Cepatlah. Aku sibuk.

Myeong O : Dimana kau? Mari bertemu. Mau ke tempatku?

Sa Ra : Kau mau menemuiku sendiri? Kenapa?

Myeong O : Ada yang mau kukatakan. Aku harus tukar uang. Kau punya dolar.

Sa Ra tak menjawab dan konsentrasi memasukkan nomor sandi.

Brankas akhirnya terbuka.

Myeong O : Kau mendengarku?

Sa Ra : Tukar uang? Berapa? Empat dolar? Ambil uangnya dan persetan denganmu.

Myeong O kesal, si jalang ini.

Sa Ra juga kesal, kau bilang apa?

Myeong O sendiri lagi memilah2 pakaian Jae Joon yang cocok untuk dia pakai, sambil berdiri di depan kaca.

Myeong O : Benar. Kau tak ingat sikapmu yang begitu. Kau merangkak hari itu.

Myeong O tertawa, kukirim videonya sebagai hadiah. Simpanlah.

Myeong O lalu melempar pakaian Jae Jun.

Myeong O : Omong2, kau ada di sana? Saat So Hee meninggal. Kau melihatnya dan kabur tanpa menelpon polisi, kan?

Sa Ra : Ini aneh. Apa maksud bajingan ini? Tentu saja aku tak telepon polisi. Aku menghirup lem. Aku sibuk. Akan kututup. Sedang sibuk sekali.

Sa Ra mematikan panggilan Myeong O dan sibuk nyalin uang di brankas ke dalam tas besarnya.

Myeong O kesal, wah, dia tak tahu malu! Jalang penindas.

Myeong O menaruh ponselnya dan mulai memakai pakaian Jae Jun.

Sudah tanggal 18 Oktober.

Tiba2, Jae Joon menelponnya.

Myeong O menjawab, Jeon Daepyonim, bagaimana perasaanmu? Soal anjingmu menggigit tanganmu?

Myeong O tertawa.

Jae Jun pun tanya dimana Myeong O.

Myeong O : Dimana menurutmu? Aku selalu bersamamu.

Jae Jun : Baiklah. Kau pasti sedang teler. Kau kirim apa untukku?

Myeong O : Kau tahu apa itu. Catatan penggelapanmu. Bukti besar yang buktikan kau bohong soal membuat klub di Filipina. Aku akan singkat saja. Aku akan tutup mulut, bayar dengan uang kripto. Satu Bitcoin per halaman.

Jae Joon : Saham turun sudah menyiksaku dan kau bilang apa? Mau cari mati?

Myeong O : Aku baru mau bilang itu. Baiklah. Soal saat Yoon So Hee meninggal. Kau beri alibi untuk Yeon Jin, ya?

Jae Joon : Apa maksudmu?

Myeong O : Kau manis. Kukirim alamat dompetku, Jae Joon-ah. Kirim koin dalam 48 jam. Wah, Jae Joon brengsek. Kau benar-benar mudah.

Myeong O mutusin panggilan Jae Jun.

Jae Jun marah, hya! Shibal, HYA!

Myeong O masuk ke lift dan menghubungi Hye Jeong.

Myeong O : Hei, ini priamu yang bicara.

Hye Jeong : Persetan kau.

Myeong O : Aku juga bisa menidurimu jika kau setuju. Ayo tinggalkan negara ini.

Hye Jeong sendiri lagi di butik, mencoba2 pakaian.

Dia memuji pakaiannya.

Myeong O : Benar. Kau cantik sekali. Makanya aku mau menyelamatkanmu. Kenapa kau pergi ke sekolah So Hee pada hari dia meninggal? Jika tetap di Korea, kau pasti akan terlibat. Ayo pergi Hye Jeong-ah, ke negara tempat kita bisa bersama. Ke Rusia.

Hye Jeong duduk, kenapa kau mau ke Rusia? Akhirnya kau memutuskan jadi anjing? Penarik kereta?

Myeong O sewot, HYA! Shibal! Aku akan memberimu tiket kelas satu, Jalang! Hanya kau yang tahu kode tabletku. Aku menyukaimu! Selama ini!

Mendengar itu, Hye Jeong menjerit dan memutuskan panggilan Myeong O, lalu dia melempar ponselnya ke sofa. Gyeong Ran yang lagi menaruh sepatu Hye Jeong di lantai, terkejut. Hye Jeong lalu tanya, apa Gyeong Ran punya mantel bulu.

Sekarang tanggal 19 Oktober.

Myeong O memberitahu Dong Eun bahwa dia sudah menelpon Jae Joon, Hye Jeong dan Sa Ra tapi tak ada yang peduli.

Dong Eun : Kalau Yeon Jin? Kau atur pertemuan?

Myeong O : Sebenarnya aku harus menemuinya dahulu. Akan kutelpon dia setelah ini.

Dong Eun ada di laundry. Dan Myeong O di buktik.

Dong Eun : Omong2, kau menelponku seperti yang lain?

Myeong O : Dong Eun, kau pintar. Aku belum beritahu yang lain tentangmu. Kau tahu mereka, kan? Mereka akan langsung mengejar dan menghabisimu. Langsung saja. Jika mau hidup sampai tua, beri aku label namanya, Dong Eun-ah.

Dong Eun awalnya diam, tapi kemudian, dia tersenyum evil.

Lampu di depan Apartemen Eden berkedip2.

Yeon Jin terkejut yang datang Do Yeong, bukan Dong Eun. Yeon Jin berusaha tenang dan mengalihkan topic pembicaraan. Dia bertanya, kenapa dia melihat suaminya yang datang. Yeon Jin bilang, jika akan datang membawa pasangan, mereka bisa satu mobil, kan.

Do Yeong melihat gagang pintu yang rusak. Setelah itu, dia melihat Yeon Jin yang masuk apartemen Dong Eun pakai sepatu hijau. Yeon Jin pun beralasan, dia harus meninggalkan tanda agar temannya tahu dia ada di sana tapi tak terpikir cara lain. Sekarang, gantian Yeon Jin yang tanya, kenapa Do Yeong ke apartemen Dong Eun.

Yeon Jin : Apa Dong Eun bicara denganmu? Meski dia bicara pun, kenapa kau bisa kemari! Kenapa? Setelah tinggal bersamaku, kau ingin tahu soal gadis pintar?

Do Yeong : Aku ingin tahu soal kau.

Do Yeong kemudian melihat banyak sekali foto2 Yeon Jin cs di dinding.

Do Yeong : Tempat ini jelas tentangmu, Yeon Jin.

Kamera menyorot kamera pengawas di atas rak.

Dong Eun sendiri main baduk, sambil menonton rekaman video Do Yeong dan Yeon Jin di apartemennya. Ternyata Dong Eun yang memasang kamera pengawas itu.

Do Yeong bilang, jika Yeon Jin tak jawab maka dia akan tanya orang lain.

Do Yeong : Apa kau pernah merundung orang dan mendorongnya sampai hampir mati? Kau siksa secara verbal atau pun fisik?

Yeon Jin menatap Do Yeong dengan sorot mata nanar.

Yeon Jin : Jadi kau putuskan membukanya. Kotak pandora.

Do Yeong : Apa Bu Moon lakukan sesuatu kepadamu?

Yeon Jin : Apa itu penting?

Do Yeong : Apa maksudmu?

Yeon Jin : Menurut versinya, aku merundungnya. Hubungan kami hanya buruk! Aku akan pergi sekarang. Lihat saja sesukamu.

Yeon Jin membuang rokoknya ke lantai, lalu menginjaknya. Setelah itu dia berjalan mendekati Do Yeong. Yeon Jin bilang dialah yang kecewa melihat Do Yeong ada di sana, bukan sebaliknya. Yeon Jin pun pergi.

Do Yeong lalu mendekat ke foto.

Dia melihat ada foto Ye Sol balita.

Tapi yang menarik perhatiannya adalah foto Ye Sol dibawa Yeon Jin ke klinik mata, serta foto Ye Sol disamperin Jae Joon di tepi jalan.

Dong Eun meraih ponselnya dan menatap sepatu Do Yeong di dekat pintu.

Sontak dia ingat saat dia disiksa Yeon Jin cs. Yang kakinya disetrika oleh mereka.

Yeo Jeong melihat lemari pendingin mayat So Hee.

Tapi mayat So Hee tak ada di sana.

Sementara diluar, dokter yang menunjukkan kamar mayat ke Yeo Jong dimarahi dokter lain. Dokter itu bilang, dia sudah berkali memperingatkan agar tidak menunjukkan kamar mayat. Yeo Jeong yang dengar itu pun keluar. Dokter yang memberi izin Yeo Jeong melihat kamar mayat berkata, dia gak bisa menolak karena Yeo Jeong putra direktur. Dokter itu pun pergi.

Si dokter senior, menatap kesal Yeo Jeong.

Dokter senior : Kau Dokter Joo Yeo Jeong?

Yeo Jeong : Ya, aku yang memintanya. Kau punya waktu?

Mereka membahas mayat So Hee.

Dokter senior bilang, koran bilang mayat So Hee ada di kamar mayat tapi sebenarnya di pendingin.

Dokter senior : Informasi ini rahasia karena situasinya belum pernah terjadi. Maaf, tapi kenapa kau selidiki?

Yeo Jeong : Ini soal pribadi. Kenapa rumah sakit melakukan ini? Apa alasan keamanannya? Untuk tujuan apa?

Dokter senior : Tujuannya aku tak yakin. Perintahnya dari mendiang direktur.

Yeo Jeong kaget, dari ayahku?

Dong Eun baru selesai mandi. Di depan pintu, ada koper dan tasnya.

Sambil mengeringkan rambutnya, Dong Eun beranjak ke kulkas. Dia mengambil sebotol air, lalu mencari2 gelas dan menemukan gelas di dalam lemari di bawah kompor. Tapi dia terkejut melihat banyak vitamin berbuih yang tersusun rapi di lemari. Dong Eun mengambil gelas. Dia menuangkan air dari botol, lalu minum sambil melihat2 sekiling rumah Yeo Jeong.

Dong Eun melihat banyak majalah QG yang tersusun rapi di rak.

Kemudian dia melihat foto2 Yeo Jeong. Yang menarik perhatiannya dua foto kelulusan Yeo Jeong.

Satunya foto Yeo Jeong bersama orang tua. Tapi foto satu lagi, foto Yeo Jeong hanya bersama ibunya.

Terdengar suara pintu dibuka. Dong Eun ingat sandi pintu Yeo Jeong.

Dong Eun : Tiga, tujuh, dua, empat.

Dia heran.

Yeo Jeong masuk membawa beberapa barang. Dia bilang dia senang melihat lampu menyala.

Yeo Jeong : Kau tunggu lama? Kusuruh kirim pesan jika kau disini.

Dong Eun : Aku baru sampai. Hari ini pasti sibuk bagimu.

Yeo Jeong : Tidak sama sekali. Aku harus mengurus sesuatu di Seoul. Handuk biru itu untukmu.

Dong Eun pun langsung melihat handuk pink di tangannya.

Yeo Jeong bilang, handuk pink cocok untuknya.

Dong Eun pun menyodorkan handuk pink ke Yeo Jeong.

Yeo Jeong : Astaga, kau langsung mencobanya.

Dong Eun : Cocok untukmu.

Yeo Jeong : Cocok untukku?

Yeo Jeong sedikit tertawa. Tapi Dong Eun ekspresinya datar.

Yeo Jeong lalu bilang dia belum menghias kamar tamu. Pakai kasurku untuk malam ini. Besok kita belanja. Di sana kamarku.

Dong Eun : Aku pesan sesuatu tetapi bukan ranjang. Jika aku tak disini saat diantar, tolong biarkan. Aku pasang sendiri.

Yeo Jeong : Kau pesan apa?

Sa Ra minum susu banyak2 dan makan pizza. Dia gugup. Katanya, polisi mau mewawancarainya. Dia tanya, dia harus apa. Seseorang bilang, itu hanya wawancara referensi. Orang itu kemudian tanya, apa Sa Ra membunuh Myeong O.

Sa Ra : Kau juga pikir begitu? Sial, apa aku melakukannya?

Ternyata Sa Ra lagi bicara di telepon sama Jae Joon.

Jae Joon nya lagi santai di sofa.

Jae Joon : Astaga, ini omong kosong jenis baru.

Sa Ra tak hanya makan pizza, tapi dia makan apa saja yang ada di kulkas.

Sa Ra bilang dia tak ingat kapan terakhir kali melihat Myeong O atau apa Myeong O masih utuh saat dia suruh Myeong O pergi. Menurutmu mana yang lebih baik? Pembunuhan atau narkoba?

Sa Ra memakai syalnya karena dia mulai kedinginan efek narkoba.

Sa Ra terus makan.

Sa Ra : Orang bisa membunuh tanpa sengaja. Namun tak sengaja memakai narkoba? Tak terdengar benar.

Jae Joon : Sa Ra-ya, ayo tutup. Kau sangat menyebalkan sekarang.

Sa Ra : Kau ditelpon? Wawancaraku minggu depan. Kau kapan?

Jae Joon bilang hari ini.

Jae Joon mendengar suara ketukan di pintu.

Jae Joon : Itu pasti polisinya. Silahkan masuk.

polisi masuk. Sa Ra kaget dan menyuruh Jae Joon pakai pengeras suara agar dia bisa mendengar pertanyaan polisi.

Tapi kemudian Sa Ra menyuruh Jae Joon merekam wawancara itu dan berkata dia mau muntah.

Jae Joon : Cukup omong kosongnya.

Jae Joon mutusin telepon dan bangun.

Polisi mengenalkan dirinya.

“Aku Perwira Choi Dong Gyu. Kita bicara di telepon.”

Jae Joon tanya, apa polisi bisa menyelidiki saat orang dewasa hilang.

Perwira Choi bilang itu bukan hanya kasus hilang biasa tapi kasus kriminal.

Perwira Choi : Ternyata Pak Son terlibat narkoba. Kapan terakhir kali kau bertemu dia?

Jae Joon : Aku tak yakin. Sudah tiga minggu dia tak bekerja.

Perwira Choi : Lalu kenapa kau tak mencarinya?

Jae Joon : Karena itu bagus. Dia berhenti masuk kerja saat aku mau memecatnya. Dia payah. Kau tahu betapa sulitnya memecat orang?

Perwira Choi : Tentu. Mungkin dia bertemu orang sebelum atau setelah menghilang? Bisa ingat sesuatu.

Jae Joon bilang, ada yang mencari Myeong O kemana2. Lalu dia memberikan kartu nama Do Yeong dan berkata Do Yeong memberikan kartu nama kepadanya saat terakhir kali mereka bertemu.

Jae Joon : Tatapannya seperti goyah. Entah kenapa.

Sambil memeluk Louis, Jae Joon menonton siaran cuaca Yeon Jin.

Yeon Jin : Saat sepertinya ada matahari lain di langit di samping matahari asli, kami menyebutnya “anjing matahari”. Sun dog disebabkan oleh pantulan dan pembiasan sinar matahari pada kristal es kecil di udara. Kami juga menyebutnya murihae dalam bahasa Korea, yang berarti “banyak matahari”. Tergantung bagaimana anda melihatnya, sun dog bisa terlihat sebagai dua matahari atau ilusi. Saya harap anda semua menikmati mengamati fenomena cuaca yang unik hari ini. Park Yeon Jin pamit.

Yeon Jin jalan menuju pintu keluar bersama Gyeong Ran.

Gyeong Ran berjalan di depannya, sambil memegangi beberapa bajunya. Di belakang, Yeon Jin membaca chat-an Sa Ra untuk Jae Joon di grup chat mereka. Sa Ra nanya hasil wawancara Jae Joon tentang Myeong O.

Tiba2, Gyeong Ran berhenti berjalan. Dia terkejut melihat sesuatu di depannya.

Yeon Jin tanya ada apa. Kenapa Gyeong Ran berhenti.

Ternyata yang dilihat Gyeong Ran adalah Dong Eun. Dong Eun berjalan ke arah Yeon Jin.

Dong Eun : Kau seharusnya meminta kode sandi. Kunci pintu digital mahal.

Yeon Jin : Kau benar. Tapi itu bahkan lebih mahal untuk membukanya.

Dong Eun : Mungkin aku harus merobek mulutmu atau mematahkan tanganmu karena kau membayar untuk membukanya?

Yeon Jin : Apa?

Dong Eun : Ayo duduk. Punyaku kopi. Panas.

Dong Eun berjalan duluan.

Gyeong Ran membawa baju2 Yeon Jin ke mobil. Tapi dia nampak kalut saat menggantung baju2 Yeon Jin di mobil. Baju Yeon Jin bahkan sampai jatuh. Gyeong Ran menghela nafas, lalu dia mengambil baju Yeon Jin yang jatuh. Saat mengambil baju Yeon Jin, tampak bekas luka bakar di tangannya, sama seperti bekas luka bakar di tangan Dong Eun.

Dong Eun dan Yeon Jin bicara di kafe. Yeon Jin bilang, dia senang melihat2 tempat Dong Eun.

Yeon Jin : Kau pasti bekerja keras. Pabrik, GED, bahkan Ujian Sertifikasi Guru? Tapi kau masih tinggal di kamar sewaan. Pasti sulit untuk mendekatiku.

Dong Eun : Jadi kau sudah meneliti.

Yeon Jin : Jalang sialan, kau juga melakukannya.

Dong Eun : Nah, itulah satu-satunya cara. Saat aku mulai balas dendam, kukira akan seperti Taken. Namun begitu mulai, aku harus mengikuti kalian sambil mencari uang, pindah sekolah juga. Wah, aku sibuk sekali.

Yeon Jin : Diam saja. Jika kau benar-benar ingin balas dendam, kau pasti sudah lapor polisi. Namun kau banyak mulut karena tak punya apa-apa soal aku. Cobalah semaumu. Dengan omong kosongmu.

Dong Eun : Kau tidak pernah mendengarkan, bukan? Aku bilang aku sedang sibuk. Aku memposting ini secara online tetapi tidak banyak yang melihat. Mungkin aku harus menyebutkan namamu.

Dong Eun menunjukkan rekaman saat Yeon Jin membobol rumahnya di ponselnya.

Yeon Jin kesal dan membalikkan ponsel Dong Eun.

Yeon Jin : Silahkan. Pastikan kau tulis namaku. Aku punya sejuta cara untuk lolos.

Dong Eun : Benarkah? Bisakah kau lari dari ini juga?

Dong Eun memberikan Yeon Jin beberapa berkas dan foto.

Yeon Jin melihatnya. Itu foto2 Dong Eun dengan luka di sekujur tubuh, laporan rekam medis, formulir pengunduran diri Dong Eun dari sekolah.

Yeon Jin meremuk semua bukti itu dan berkata dia akan membunuh Dong Eun.

Dong Eun : Seharusnya aku yang membunuhmu, jalang jahat. Aku berubah pikiran seratus kali ketika aku datang ke sini hari ini. Tapi aku akhirnya memutuskan untuk melakukannya. Alasanku di sini hari ini adalah memberimu satu kesempatan terakhir. Dan aku hanya memberikannya karena sikap kebaikan yang ditinggalkan seseorang di depan pintuku.

Yeon Jin : Apa yang kau katakan?

Dong Eun : Pergilah ke polisi. Bawa ini dan serahkan dirimu. Akui segalanya, termasuk apa yang kau lakukan untuk menutupi kejahatanmu.

Yeon Jin : Apa?

Dong Eun : Jika hukumanmu datang dariku, itu akan jauh lebih keras, Yeon Jin-ah. Aku akan membuat kau membayar kembali untuk neraka yang kualami selama 18 tahun. Kau harus memohon pengampunan dariku dan korban lain saat kau menyerahkan diri. Lalu aku akan mengakhiri balas dendamku.

Yeon Jin : Kenapa aku melakukan itu? Jika aku melakukannya, aku akan masuk berita. Dan aku tamat. Apa itu rencana jeniusmu, jalang gila? Juga, aku pikir kau salah paham tentang sesuatu. Aku tidak melakukan kesalahan apapun, Dong Eun-ah.

Dong Eun : Tidak melakukan kesalahan apapun?

Yeon Jin : Kau pikir hidupmu seperti neraka karena aku? Itu omong kosong. Hidupmu seperti neraka saat kau lahir. Sejujurnya, kau harusnya berterima kasih padaku. Karena aku, kau menjadi seorang guru. Akulah yang membuatmu bekerja keras dan mengubah hidupmu. Pengampunan? Siapa yang harus memaafkan siapa? Mengapa orang miskin selalu percaya pada hal-hal seperti keadilan puitis atau karma? Bahkan jika aku harus memisahkanmu sepotong demi sepotong, aku bersumpah akan menemukan alat pengeriting rambut lain untuk digunakan padamu. Enyah.

Dong Eun menyunggingkan senyumnya.

Dong Eun : Di satu sisi, aku harus berterima kasih. Pertemuan kita benar-benar menghapus rasa bersalah yang kumiliki. Aku juga senang melihatmu seperti ini. Ekspresimu memberitahuku bahwa kau sedang berjuang. Tidak bisa bertahan. Dan kau baru saja membuangnya, kesempatan terakhir suamimu mendapatkanmu.

Yeon Jin pun terhenyak dengan perkataan Dong Eun.

Dong Eun kemudian pergi dan Yeon Jin memikirkan apa maksud Dong Eun.

Do Yeong menatap foto Ye Sol dan Jae Joon. Lalu dia ingat kata2 Jae Joon. Jae Joon pernah bilang ke dia, kalau punya anak rahasia. Dan Do Yeong pun curiga, anak rahasia itu adalah Ye Sol.

Seketarisnya masuk.

Do Yeong : Dia hilang? Son Myeong O?

Seketaris : Ya. Kantor Polisi Jongno ingin mewawancarai anda sebagai saksi atas kepergiannya. Saya minta maaf Pak, tetapi ada hal lain yang ingin Tuan Son sampaikan kepadamu hari itu.

Seketaris memberikan USB, lalu pergi.

Di mobil, Do Yeong marah. Dia menyetir sambil memegang USB itu.

Do Yeong ingat saat seketarisnya menirukan ucapan Myeong O.

Myeong O : Bu Sekretaris, Aku punya informasi bajingan yang meniduri istri bosmu. Jadi beri tahu atasan anda untuk menelepon saya sekarang kecuali dia ingin membacanya secara online.

Do Yeong kesal. Lalu dia membuang USB itu.

Dong Eun pulang dan melihat Yeo Jeong lagi sibuk memasang tenda.

Dong Eun berdiri di belakang Yeo Jeong. Yeo Jeong selesai memasang tenda. Dia pun berbalik dan kaget melihat Dong Eun.

Yeo Jeong menjelaskan dia hanya ingin mengintip ke dalam kotak, dia bersumpah.

Yeo Jeong : Aku berkata pada diriku sendiri, “Jangan merakitnya, bahkan jika kau menemukan manual di dalamnya. Dulu aku anggota Pramuka, tapi jangan lakukan itu.”

Dong Eun : Mengapa kau tidak merakit ini di lantai dua? Atau apakah kau tidak menganggap akan lebih sulit untuk dipindahkan setelah dirakit?

Yeo Jeong menatap tangga menuju lantai dua.

Yeo Jeong : Ah, itu benar… kau benar. Benar sekali.

Karena udah terlanjur dipasang, Yeo Jeong pun bilang mereka bisa menaruh tendanya di sana saja.

Yeo Jeong : Aku tidak ingin memaksakan.

Dong Eun : Mari kita pindahkan setelah kita makan. Aku mendapat makanan penutup.

Dong Eun memberikan Yeo Jeong camilan.

Yeo Jeong melihatnya, wah! Ubi jalar panggang adalah favoritku.

Dong Eun : Kau bilang mie favoritmu.

Yeo Jeong : Ini adalah favoritku yang kedua.

Yeo Jeong salting. Dia lalu melirik ke tenda dan mengucapkan selamat datang ke rumah ke Dong Eun.

Yeo Jeong buru2 ke dapur.

Dong Eun tersenyum.

Dong Eun melihat ke dalam tenda.

Narasi Dong Eun terdengar, lihatlah semua dinding yang berkilauan ini tidak menguning oleh asap rokok, atau terinfeksi jamur. Tak satu pun dari tembok ini yang diwarnai oleh kebencian. Betapa anehnya semua ini.

Dari dapur, Yeo Jeong menatap Dong Eun.

Do Yeong tiba di rumah dan terus berjalan ke ruang gantinya. Dia menaruh jas, serta melepas jamnya dengan kesal. Lalu dia melihat paper bag berwarna biru di lemari kaca di bagian bawah. Dan Do Yeong pun melihat ke bagian lain. Dia terhenyak melihat banyak sekali paper bag biru yang tersusun rapi di dalam lemari.

Narasi Dong Eun terdengar.

Dong Eun : Bagaimana dengan dindingmu? Apakah mereka masih mengkilap dan kokoh, Yeon Jin-ah?

Bersambung ke part 2…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like