Tentangsinopsis.com – Sinopsis The First Responders Season 1 Episode 2 Part 3, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Episode Sebelumnya DISINI.
Sekarang si Tengil di ruang interogasi bersama Ho Gae dan Kepala Baek.
Ho Gae : Yang Jun Tae, kenapa sidik jarimu ada di rumah Hyun Seo?
Jun Tae menjawab dengan tenang.
Jun Tae : Karena aku ketua kelas. Guru kami menyuruhku mengawasi murid yang dikucilkan. Jadi, aku mengunjunginya.
Ho Gae : Coba kulihat tanganmu.
Jun Tae memperlihat kedua telapak tangannya. Ho Gae menyinari telapak tangan Jun Tae. Ada jejak cat neon di sana.
Ho Gae : Tapi kenapa kau harus memanjat pipa gas?
Jun Tae : Aku ketua klub panjat tebing sekolah. Kupikir, sekalian saja berlatih.
Jun Tae lalu tanya apa hubungannya itu dengan kematian Hyun Seo.
Ho Gae : Entahlah.
Jun Tae : Pak. Hanya itu bukti yang anda miliki, bukan?
Ho Gae : Ya, hanya itu.
Jun Tae : Kalau begitu, boleh aku pergi? Di bimbelku sedang ada pekan tes tingkat.
Ho Gae : Aku bisa menahanmu di sini sampai enam jam karena kau sukarela datang. Aku bahkan mendapat izin orang tuamu. Kita masih punya waktu, duduklah saja sampai aku membawa lebih banyak bukti.
Ho Gae berdiri.
Kepala Baek menatap Ho Gae.
Kepala Baek. Jin… Detektif Jin.
Ho Gae : Kau harus memberinya makan.
Ho Gae beranjak keluar.
Diluar, Ho Gae bersama Anna dan Pil memperhatikan Jun Tae. Jun Tae sibuk belajar dan menonton kelas daring.
Pil dan Anna kesal melihatnya.
Pil : Karena ini aku benci anak-anak yang rajin belajar.
Anna : Dia menonton kelas daring selagi ditahan di sana. Kita harus menyingkirkan topeng sok rajinnya itu.
Anna menatap Ho Gae.
Anna : Bukankah saking tengilnya, kau ingin merampas penyuara telinganya?
Ho Gae : Penyuara telinga.
Ho Gae ingat laptop Hyun Seo yang mengeluarkan suara berisik ketika earphone tercabut dari laptop saat Do Jin hendak membaringkan Hyun Seo.
Ho Gae : Mari lakukan itu. Anna, ikut aku. Myeongpil, beli sesuatu dari toserba.
Ho Gae dan Anna pergi menemui Seol.
Ho Gae : Kamera tubuhmu merekam musik yang mengejutkan kita?
Seol : Tentu saja.
Seol langsung memutar rekaman saat mereka menolong Hyun Seo.
Ho Gae menyuruh Anna mencari tahu musik apa itu.
Anna bergegas mencari tahu musik apa itu dengan ponsel pintarnya. Dia membuka aplikasi pencari lagu, lalu mendekatkan ponselnya ke speaker. Do Jin datang. Do Jin tanya mereka sedang apa. Ho Gae bilang Seol lagi membantu mereka. Tak lama, Anna menemukan judul musiknya dan memberitahu Ho Gae.
Ho Gae mengerti sekarang.
Ho Gae : Pantas saja dia meminta sepuluh juta.
Jun Tae berhenti belajar dan menatap Kepala Baek. Dia merasa di atas angin.
Jun Tae : Anda tidak punya bukti, bukan? Pegawai pemerintah tidak boleh berbohong.
Kepala Baek tidak tahu harus menjawab apa.
Lalu Ho Gae masuk membawa kresek hitam.
Ho Gae : Berbohong? Kami tidak sepicik itu.
Jun Tae : Waktu kalian lima menit lagi. Kalian akan tepat waktu, bukan?
Kepala Baek melirik Ho Gae.
Kepala Baek : Kau menemukan sesuatu?
Ho Gae tak menjawab dan mengeluarkan botol racun dari kresek.
Jun Tae langsung tegang melihat botol itu.
Ho Gae menyuruh Jun Tae minum. Jun Tae yang tahu apa isinya menolak minum. Dia bilang, dia alergi kafein.
Alarm Ho Gae bunyi. Jun Tae kaget mendengar bunyi alarm Ho Gae. Ho Gae sengaja menjadikan lagu itu sebagai alarmnya untuk memancing Jun Tae.
Ho Gae : Aku mengatur alarmku agar bisa minum obat tepat waktu. Lututku lemah.
Jun Tae pucat.
Ho Gae melihat itu.
Ho Gae : Ada apa? Kau baik-baik saja? Wajahmu pucat sekali. Kau tegang?
Jun Tae masih aja berkelit. Dia mengaku tidak tegang.
Ho Gae : Jangan bohong. Saat tegang, sistem respons tubuh kita menyebabkan pembuluh kapiler berkontraksi. Kau tahu kenapa? Karena makin banyak darah yang harus dipompa ke organ penting. Karena itu wajah berubah pucat, sepertimu sekarang.
Ho Gae di atas angin sekarang.
Ho Gae : Bukankah jantungmu berdebar karena darah yang mengalir?
Ho Gae memutar musiknya lagi.
Ho Gae : Kau tahu musik ini? Kau bersama Hyun Seo saat dia meninggal, bukan?
Pil masuk membawa tumpukan dokumen.
Pil : Kita sudah dapat forensik digital untuk ponsel Yang Jun Tae.
Jun Tae kaget ponselnya berhasil pulih.
Ho Gae : Kau pikir ponselmu ubi jalar? Kau pikir memanaskannya akan membakar semua data? Kami memulihkan semua data di ponselmu. Kukira kau hanya belajar sebagai ketua kelas. Tapi hobimu lumayan juga.
Jun Tae masih pucat.
Ho Gae : Biasanya, saat kita sedang mengingat fakta, kita melihat ke kanan atas. Lalu saat membayangkan, kita melihat ke kiri atas. Kau menggerakkan matamu dari sisi ke sisi. Itu perpaduan keduanya.
Ho Gae memberitahu Kepala Baek dan Pil kalau Jun Tae lagi berusaha mencari jalan keluar.
Ho Gae : Menyenangkan memeras orang lain menggunakan kelemahan mereka? Bagaimana rasanya menjadi korban? Minumlah ini. Dia membelinya khusus untukmu.
Ho Gae terus memutar musik itu.
Jun Tae emosi, sial! Matikan musiknya!
Ho Gae : Senang bertemu denganmu, Yang Jun Tae. Akhirnya kau menunjukkan sifat aslimu.
Jun Tae tertawa kesal, shibal.
Jun Tae lalu bilang, semuanya gara2 si pecundang itu.
Flashback…
Hyun Seo seorang diri di kelas. Jun Tae masuk ke kelas, mengenakan pakaian olahraga. Dia melihat Hyun Seo tiduran sendirian di kelas. Jun Tae membangunkan Hyun Seo. Hyun Seo pun bangun dan menoleh menatap Jun Tae. Jun Tae mendekati Hyun Seo.
Jun Tae : Kram haid?
Jun Tae lalu menawari Hyun Seo game hebat.
Hyun Seo : Apa? Kau bicara denganku?
Jun Tae : Memang dengan siapa lagi?
Jun Tae menunjukkan game balap kura2 di ponselnya.
Ho Gae : Balap kura-kura. Game judi ilegal. Rasa penasaran juga menguasaiku.
Ho Gae menunjukkan game balap kura2 di laptopnya ke Jun Tae.
Hyun Seo bilang pada Jun Tae bahwa ibunya bekerja bagai kuda hanya untuk tiga juta won sebulan.
Jun Tae : Tiga juta? Kau bisa dapat dalam tiga jam.
Saat Ga Young tengah menjelaskan soal listrik statis, Hyun Seo menunduk ke bawah. Ternyata dia memainkan game itu.
Jun Tae : Game ini dibuat agar kau bisa menghasilkan uang. Dia dibutakan oleh uang dan langsung melibatkan diri. Tapi kau tahu, makin sering bermain, makin besar kerugianmu.
Ho Gae : Kau menargetkan sesuatu yang lebih besar.
Kita diperlihatkan flashback lagi saat Hyun Seo dan Jun Tae bertengkar di atap.
Hyun Seo bilang, dia hanya meminjam dua juta dan bekerja part-time untuk membayar 1,3 juta, jadi kenapa bunganya 10 juta.
Jun Tae marah, kau sudah gila? Kenapa bertanya kepadaku?
Hyun Seo : Kau yang meminjamiku uang di aplikasi obrolan. Kau sengaja memancingku ke dalam game ini, bukan?
Hyun Seo menunjukkan pesan Jun Tae.
Hyun Seo : Lihat. Kau menulis “dua” dalam angka. Itu kebiasaanmu.
Jun Tae lantas memberi Hyun Seo waktu dua hari untuk membayar bunganya.
Hyun Seo marah dan mengancam akan memberitahu semua orang siapa Jun Tae.
Jun Tae balik marah, kau mau menghancurkan hidupku? Aku akan menghajarmu habis-habisan.
Flashback end…
Kepala Baek : Tujuannya adalah membuatnya meminjam uang. Dia sudah membayar bunganya. Jadi, kenapa kau memerasnya?
Jun Tae : Karena dia terus mengancam akan memberi tahu sekolah soal itu. Dia terlalu banyak bertingkah. Jadi, aku harus memegang kelemahannya.
Kita diperlihatkan flashback lagi saat Jun Tae memanjat pipa gas.
Tangan Jun Tae yang sudah terkontaminasi cat neon, memegang kusen agar bisa masuk ke rumah Hyun Seo. Karena itulah kenapa sidik jari Jun Tae ada di kusen.
Begitu masuk, Jun Tae terus ke kamar Hyun Seo.
Hyun Seo menutupi tubuhnya dengan selimut.
Jun Tae : Kau harus berterima kasih kepadaku sudah mengambil foto-foto hebat ini. Sayang sekali orang lain tak bisa lihat. Kau budakku sekarang. Jika tidak membayarku tepat waktu, akan kukirim fotonya ke kantor ibumu.
Hyun Seo pun memohon agar Jun Tae melakukan itu.
Jun Tae : Waktumu sampai besok. Bawakan KTP, ponsel, rekening bank, dan kata sandi ibumu. Mari gunakan bank ibumu.
Pil : Menggunakan bank ibunya?
Jun Tae : Menarik uang dari rekening ibunya. Tapi dia bersikap gila dan menolak melakukannya.
Hyun Seo menyodorkan botol racun ke Jun Tae.
Hyun Seo : Ini pestisida yang kudapat dari nenekku di desa tahun lalu. Dia bilang kita bisa mati jika meminumnya.
Jun Tae : Jangan membuatku tertawa. Kau pikir aku akan percaya? Siapa yang minum pestisida untuk bunuh diri zaman sekarang?
Jun Tae melemparkan botol itu ke kasur.
Jun Tae : Aku sangat tercengang. Kau payah dalam game itu dan punya banyak utang. Kenapa kau masih hidup? Kenapa? Kau tidak berguna bagi masyarakat ini.
Jun Tae mengambil botol racun.
Jun Tae : Minumlah. Cobalah minum. Kau bilang akan meminumnya. Minumlah!
Hyun Seo terdiam disuruh minum racun oleh Hyun Seo.
Jun Tae menertawakan Hyun Seo.
Jun Tae : Dasar hewan menyedihkan. Kau bahkan tidak berani melakukannya.
Hyun Seo terpancing. Dia meminum racun itu, tapi langsung memuntahkannya dan mengenai sepatu Jun Tae.
Jun Tae marah, sial! Kau serius?
Jun Tae langsung lari. Dia beranjak keluar dari kamar Hyun Seo.
Karena itulah jejaknya ada di depan kamar Hyun Seo.
Saat Hyun Seo dibawa ke ambulans, Jun Tae juga melihat. Jun Tae lalu mengirimi Hyun Seo pesan.
Jun Tae : Akan kuakhiri hidupmu yang menyedihkan selama 15 tahun hanya dalam 15 detik.
Ho Gae : Bahkan setelah menelannya, dia bermain game sampai akhir karena takut dengan hal yang akan kau lakukan.
Jun Tae masih aja berusaha untuk lolos.
Jun Tae : Omong-omong, Detektif, ulang tahunku belum lewat.
Kepala Baek : Apa katamu?
Jun Tae : Aku masih di bawah umur, belum berusia 14 tahun. Aku tidak bisa dihukum. Ayahku bilang aku bisa melakukan apa pun untuk menghilangkan stres karena belajar.
Jun Tae tertawa senang.
Ho Gae lebih pintar.
Ho Gae : Hanya itu yang bisa kau pikirkan dalam enam jam terakhir? Ya, ulang tahunmu masih tiga bulan lagi. Tapi ada sesuatu yang kau lewatkan. Butuh lebih dari tiga bulan untuk menjadwalkan sidang kasus ini, mengatur kesaksianmu, dan mengirimmu ke kejaksaan. Kau tidak akan di bawah umur saat itu. Kelas daringmu tidak mengajari soal itu?
Jun Tae kaget, apa katamu?
Lalu dia marah, mana bisa begitu!
Ho Gae mengetik sesuatu di laptopnya.
Ho Gae : Tentu saja bisa. Yang Jun Tae, pasal 252 KUHP, membantu dan bersekongkol
dalam bunuh diri. Pasal 246, perjudian kompulsif. Pasal 347, penipuan. Pasal 319, masuk tanpa izin. Pasal 14 UU Kasus Khusus Terkait Kejahatan Seksual, perekaman ilegal dan pemerasan. Aku akan menjadwalkanmu.
Ho Gae melirik Pil.
Ho Gae : Hei.
Pil ngerti dan langsung membawa Jun Tae keluar.
Jun Tae berontak, aku masih di bawah umur!
Kepala Baek : Bedebah itu memecahkannya.
Kepala Baek dan Pil berjalan bersama menuju ruangan mereka. Sementara Ho Gae berjalan di belakang mereka, sambil minum kopi yang tadi dia sodorin ke Jun Tae. Ternyata itu beneran kopi.
Pil : Hukum untuk mendakwa anak di bawah umur sudah berubah?
Kepala Baek : Tentu saja tidak. Pasal 4 Hukum Remaja dan Pasal 9 KUHP menyatakan, usia yang dipakai berdasarkan waktu saat mereka melakukan kejahatan. Dia masih di bawah umur.
Pil menatap Ho Gae, jadi, kau membohongi anak itu?
Mereka sama2 menuju ruangan mereka.
Ho Gae : Aku ingin dia merasa takut.
Kepala Baek : Ayolah. Sudah kubilang jangan macam-macam dengannya.
Anna masuk membawa ponsel yang sudah hangus.
Kepala Baek : Lihat dirimu. Bagaimana kau bisa memulihkan data dari ponsel hangus secepat itu? MacGyver dari Kantor Polisi Taewon, Bong-Gyver. Kau hebat.
Anna : Aku tidak memulihkan apa pun. Semuanya hangus.
Kepala Baek : Apa? Apa maksudmu?
Pil : Dia bilang itu satu-satunya cara untuk membuat anak itu mengaku.
Kita diperlihatkan flashback saat Pil dan Anna mengikuti Ho Gae yang menuju ruang interogasi. Pil membawa beberapa dokumen.
Ho Gae : Masuklah setelah tiga menit, bilang semua datanya sudah dipulihkan.
Lalu dia menyuruh Pil membawa lebih banyak lagi dokumen.
Flashback end…
Kepala Baek sewot, hei, Jin Do Gae, kau juga membohongiku?
Ho Gae : Pak Baek, kau bukan lagi beruang kutub tangkas dan pintar seperti dahulu.
Ho Gae beranjak pergi membawa paper bag besar.
Kepala Baek kesal, Anjing Jindo berengsek itu jelas rela melakukan apa pun untuk mendapatkan keinginannya.
Pil : Dia memang Anjing Jindo berengsek.
Pil lalu teringat kata2 Ho Gae tadi.
Pil : Tunggu. Beruang Kutub?
Kepala Baek : Ya, itu aku. Dahulu aku beruang kutub ganas dan bersemangat yang menguasai gletser. Semua orang memanggilku begitu. Begitulah aku dahulu.
Ho Gae ke kantor damkar. Dia menghampiri Seol yang lagi beres2 obat dan peralatan di ambulans.
Ho Gae : Sedang bersih-bersih? Aku mengembalikan ini.
Ho Gae memberikan paper bag yang dia bawa. Isinya, baju damkar yang dipinjamkan Do Jin padanya saat ia ikut menyelamatkan So Hee.
Seol melihat baju damkar nya masih kotor.
Seol : Apa? Kau tidak mencucinya.
Ho Gae : Aku belum pulang, tolong maklum.
Seol turun dari ambulans.
Seol : Baiklah. Aku akan memaklumimu. Aku sudah dengar soal kasus Hyun Seo. Kau punya semangat berburu yang cocok dengan julukanmu.
Ho Gae : Astaga, berburu apanya. Aku harus meningkatkan kinerjaku dan meninggalkan kota ini. Aku tidak punya waktu untuk bersedih di pinggiran kota.
Seol : Kau bersungguh-sungguh?
Ho Gae : Apa maksudmu?
Seol : Saat kau menantangnya menusukmu.
Ho Gae ingat saat dia menantang Doo Chil untuk menusuknya.
Ho Gae : Berkat ini, aku bisa dipromosikan. Aku juga membutuhkannya.
Ho Gae lantas bilang ke Seol kalau iya, dia serius.
Ho Gae : Kenapa tidak ada banyak kejahatan kekerasan di lingkungan ini? Kota ini terlalu sepi. Tidak seru, terlalu membosankan.
Ho Gae beranjak pergi.
Seol heran sendiri menatap Ho Gae.
Seol : Apa-apaan dia? Kau bukan anjing Jindo, tapi hanya anjing kampung.
Ho Gae berbalik menatap Seol, aku mendengarmu.
Ho Gae lalu bilang kalau dia mencium aroma roti.
Ho Gae pergi.
Tak lama, Do Jin datang bawa roti untuk Seol.
Seol : Kau belum selesai?
Do Jin : Aku menyuruhmu makan roti.
Seol : Kau benar. Dia bukan anjing Jindo, hanya anjing kampung.
Do Jin : Siapa?
Seol menunjuk ke arah Ho Gae.
Do Jin melihat Ho Gae.
Do Jin : Dia? Dia hanya anjing gila.
Seol : Itu juga cocok.
Do Jin : Unit sebelah akan berisik untuk sementara waktu.
Seol : Atau mungkin bisa lebih menyenangkan.
Ho Gae sudah di mejanya. Dia juga lagi beres2 mejanya. Dia memasukkan berkas kasus dan foto Hyun Seo ke dalam map kasus. Kasus Hyun Seo selesai.
Saat hendak menyimpan map nya di dalam laci, Ho Gae melihat buku kecil Hyun Seo.
Dia pun ingat saat mengabaikan panggilan Hyun Seo 7 tahun lalu ketika dia tengah bertugas di jalanan sebagai polisi lalin.
Pimpinan Ma memainkan korek apinya, sambil membicarakan Ho Gae pada Jaksa Kepala Jin.
Pimpinan Ma : Jika tidak menjadi polisi, dia mungkin akan menjadi preman. Bukan. Pembunuh berantai.
Jaksa Kepala Jin menolak pemberian Pimpinan Ma.
Jaksa Kepala Jin : Aku yakin kau benar.
Pimpinan Ma : Jangan lupa. Dahulu, jika anjing menggigit manusia, dia akan dipukuli sampai mati.
Pengacara Yang lantas berbisik, bahwa Pimpinan Ma harus kembali sekarang.
Pimpinan Ma : Sampai kapan aku punya jam malam? Permohonan jaminanku bagaimana?
Pengacara Yang : Anda akan segera keluar.
Pimpinan Ma memanggil sipir. Tapi Pengacara Yang bilang biar dia saja.
Pengacara Yang mendorong Pimpinan Ma yang duduk di kursi roda, keluar dari ruangan Jaksa Kepala Jin.
Pimpinan Ma : Dia tidak akan pernah menggali makam putranya sendiri. Periksa latar belakang Anjing Jindo.
Pengacara Yang : Baik, Pak.
Pengacara Yang lalu ingat saat dia memotret diam2 laporan investigasi perdagangan narkoba yang dipimpin Ho Gae. Dia juga memotret nama Jaksa Kepala Jin yang ada di sana dan sertifikat penunjukan.
Pimpinan Ma : Pastikan tidak ada yang tahu aku menemui Jaksa Kepala.
Besoknya, Pimpinan Ma dibebaskan.
Para reporter yang sudah menunggu, langsung mewawancarainya.
Reporter : Permohonan jaminan anda diterima. Anda mengakui tuduhan perdagangan narkoba? Anda diminta mengundurkan diri sebagai Direktur Masong dan mundur dari manajemen. Apa pendapat anda soal itu?
Pengacara Yang : Maaf, tapi tidak boleh ada wawancara hari ini.
Reporter : Katakan sesuatu tentang tuduhan konspirasi pembunuhan!
Pimpinan Ma berbisik ke Pengacara Yang, kalau dia ingin beraksi.
Pimpinan Ma : Karena posisi puncak bagus, mari balapan.
Pengacara Yang : Lintasan balap sudah kukosongkan.
Pimpinan Ma memacu mobil balapnya di perlintasan.
Tak lama, dia sampai di garasinya. Begitu dia turun, dia langsung disambut anak2 dan istrinya.
Pimpinan : Ayah mengagumkan, bukan?
Anak2 nya memujinya.
Pimpinan Ma lantas bersenang2 dengan istri dan anaknya.
Ponselnya berbunyi.
Pengacara Yang juga bersama mereka, memberitahu Pimpinan Ma.
Pimpinan Ma bergegas menerima telepon diluar. Telepon dari ayahnya, Anggota Dewan Ma.
Anggota Dewan Ma marah, kau tahu berapa banyak orang yang kumintai bantuan karenamu? Aku mencabut kartu pendudukmu. Aku ingin kau keluar dari kartu keluargaku.
Mendengar itu, Pimpinan Ma langsung berlutut di depan ponselnya.
Pimpinan Ma : Maafkan aku, Ayah. Perbuatanku salah. Maafkan aku, Ayah. Maafkan aku!
Tapi Anggota Dewan Ma memutuskan panggilannya. Dia kesal.
Tapi saat kembali ke dalam, Pimpinan Ma menyembunyikan kekesalannya di depan keluarganya.
Pimpinan Ma lalu melemparkan sepotong daging yang lagi dipanggang Pengacara Yang, ke depan seekor anjing. Namun anjing itu tidak makan daging yang dilempar Pimpinan Ma.
Pimpinan Ma : Kau tidak mau?
Pimpinan Ma lalu berbisik, dia tanya, apa Pengacara Yang sudah periksa latar belakang Ho Gae.
Pengacara Yang : Sesuatu yang menarik terjadi tujuh tahun lalu.
Pengacara Yang menunjukkan sesuatu di ponselnya tentang Ho Gae 7 tahun lalu.
Pimpinan Ma : Anjing Jindo itu benar-benar menggigit orang sampai mati. Anjing gila yang sudah merasakan darah pasti akan kembali untuk meminta lagi.
Ho Gae mendatangi sebuah pohon. Dia membersihkan tutup kotak kayu yang sedikit kotor kena tanah. Setelah itu, dia membuka kotak kayu itu. Isinya, lipatan keras burung bangau. Ho Gae mengisi kotak kayu itu lagi dengan lipatan burung bangau. Lalu dia menatap foto seorang gadis kecil yang ada di depan pohon. Itu foto Hyun Seo, 7 tahun lalu.
Sekarang, Ho Gae dan Do Jin berada di depan lift.
Do Jin berterima kasih ke Ho Gae. Dia bilang dia mendengar Ho Gae berperan cukup besar dalam memecahkan kasus kematian Hyun Seo.
Do Jin : Petugas Song sangat sedih karena dia.
Ho Gae : Tapi kenapa berterima kasih kepadaku?
Do Jin : Terserah.
Do JIn lalu memberikan Ho Gae sebuah berkas.
Do Jin : Ini laporan investigasi kebakaran di rumahmu.
Ho Gae : Apa ini? Hadiah selamatan rumahku?
Do Jin : Bukan. Kuharap itu akan mendorongmu untuk pindah. Kasus itu mengerikan. Sampai nanti.
Pintu lift terbuka. Do Jin pergi duluan. Ho Gae membaca berkas kasus yang diberikan Do Jin.
Ho Gae : Kasus kebakaran ruang tertutup dan orang hilang. Terlebih lagi, kasus beku?
Ho Gae membawa kopernya ke studionya. Dia benar-benar pindah ke sana. Begitu masuk, dia menatap sekeliling.
Ho Gae : Tampak normal untuk rumah angker yang pernah terbakar.
Ho Gae lalu membaca laporan investigasi dan melihat foto2 TKP setelah kebakaran.
Di sana, dia juga menemukan kartu ujian yang sudah setengah terbakar.
Di kartu ujian itu, tertulis nama Park Tae Hoon. Usia 28 tahun. Bersiap untuk ujian PNS.
Ho Gae : Pada 5 Oktober pukul 21.00 satu setengah tahun lalu, menghilang setelah terakhir terekam di kamera CCTV lobi, hendak pulang setelah membeli soju di toserba. Pada 12 Oktober sekitar pukul 16.00, terjadi kebakaran misterius. Sekitar 30 sampai 70 persen dari seluruh gedung hancur.
Ho Gae mulai berimajinasi, seolah2 dia ada di TKP setelah kebakaran.
Ho Gae lalu memeriksa lantai.
Tiba2, seseorang mengintipnya dari luar.
Begitu Ho Gae melihat ke arah pintu, orang itu bergegas pergi.
Ho Gae terkejut.
Bersambung……