The First Responders 1 Eps 2 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis The First Responders Season 1 Episode 2 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Episode Sebelumnya DISINI.

Kim Hyun Seo yang baru tiba di sekolah dan berjalan dengan santainya, menerima pesan dari ibunya.

Sang ibu : Aku dengar kau bolos bimbingan belajar lagi. Kau juga tidak menjawab telepon belakangan ini?

Hyun Seo langsung resah setelah membaca pesan dari ibunya.

Di kelas, guru menyuruh murid lain yang bernama Ga Young untuk menjelaskan listrik statis.

Ga Young langsung berdiri dan menjelaskan apa itu listrik statis.

Sementara Hyun Seo, menunduk ke bawah. Wajahnya terlihat tegang.

Hari sudah malam. Ho Gae berjalan menuju lift. Saat melihat pintu lift akan menutup, dia langsung lari ke lift.

Lah, dia kaget melihat ada Do Jin dan Seol di dalam. Begitu pun Seol dan Do Jin.

Ho Gae melihat Do Jin dan Seol menuju ke lantai delapan. Dia curiga.

Ho Gae : Ada kebakaran di lantai delapan?

Seol : Tidak mungkin. Dua petugas damkar tinggal di lantai itu.

Ho Gae : Benar. Kita tetangga sekarang. Kita akan sering bertemu.

Do Jin : Mari jangan sering bertemu. Tanggapan gabungan karena kasus besar berarti hal buruk.

Ho Gae : Tetap saja, detektif butuh kasus untuk pemanasan.

Do Jin dan Seol keluar dari lift sambil senyum2. Lalu mereka beranjak ke pintu apartemen mereka masing2. Unit Do Jin tepat di depan lift. Sementara Seol di sebelah lift. Ho Gae keluar dari lift dan menuju unitnya yang berada di sebelah unit Seol. Do Jin dan Seol sudah tahu Ho Gae di unit mana karena hanya ada unit di lantai delapan.

Seol : Kau menandatangani sewanya karena biayanya murah?

Do Jin : Kurasa kau harus pemanasan lagi.

Ho Gae : Lalu apa? Aku tidak boleh menandatangani sewa murah sesuka hatiku?

Seol usil, tempat itu… berhantu.

Ho Gae terkejut. Lalu dia menatap Do Jin.

Do Jin : Sungguh.

Do Jin dan Seol masuk ke unit mereka.

Ho Gae mendengus kesal, sial! Namun Ho Gae tak punya pilihan lain. Dia memasukkan nomor sandinya. Wajahnya tegang membuka pintu.

Dia mencoba mengintip ke dalam.

Tapi tiba2, suara teriakan Do Jin mengagetkannya. Do Jin bergegas ke lift.

Do Jin : Ada telepon!

Sontak lah Ho Gae langsung menenangkan jantungnya yang nyaris copot.

Tak lama, Seol juga ke lift.

Seol : Dugaan bunuh diri. Darurat level satu. Termasuk yang tak bertugas.

Seol menatap Ho Gae yang masih diam menatap mereka.

Seol : Apa yang kau lakukan? Ayo.

Ho Gae : Aku?

Seol : Dugaan bunuh diri jelas tanggapan gabungan. Cepatlah.

Do Jin dan Seol duluan ke lift.

Ho Gae : Ini lebih baik daripada hantu.

Ho Gae pun berlari ke lift.

-CODE TWO: KODE DARURAT YANG DIKELUARKAN SAAT ADA POTENSI NYAWA TERANCAM ATAU KEBUTUHAN UNTUK MENCEGAH KEJAHATAN-

Kru damkar tiba di depan sebuah studio.

Do Jin yang mengemudikan ambulans, memanggil Ki Soo di mobil damkar, melalui radionya.

Do Jin : Ki Soo, posisikan pompa dan bawa peralatannya.

Para warga sudah berkumpul.

Ki Soo mengambil peralatannya.

Ho Gae keluar dari belakang ambulans.

Ho Gae : Astaga, aku mabuk darat dan mual.

Pil sudah di sana dan melihat Ho Gae dari ambulans.

Pil : Apa? Kenapa kau di mobil itu?

Ho Gae mendekati Pil, membantu.

Pil : Namanya Hyun Seo dan ini bukan kali pertama.

Ho Gae memberi perintah, hei. Kalian harus membatasi…

Lah Do Jin dan kru damkar langsung masuk ke dalam padahal Ho Gae masih bicara.

Di depan sebuah pintu studio, sudah ada seorang ibu dengan petugas keamanan. Begitu kru damkar datang, petugas keamanan pun menyerahkan urusan itu kepada mereka dan bergegas pergi. Ibu itu memberitahu petugas kalau Hyun Seo mengganti kode aksesnya lagi.

“Maaf ini terus terjadi.”

Seol tanya, sudah berapa lama Hyun Seo tidak bisa dihubungi.

Pil dan Ho Gae datang. Ibu itu bilang, Hyun Seo tak bisa dihubungi sepanjang hari ini.

Do Jin : Dia selalu melakukan ini.

Ibu itu bilang Hyun Seo selalu seperti itu.

Ho Gae mengenali ibu itu. Dia Bu Geum Hwang.

Ho Gae ingat saat tadi menandatangani perjanjian sewa menyewa, Bu Geum Hwang lagi mencoba menghubungi seseorang tapi tidak dijawab.

Ho Gae : Jadi, putrimu yang tidak menjawab.

Ki Soo datang, aku membawa peralatannya.

Do Jin : Sepertinya kita harus mendobrak pintunya juga kali ini.

Bu Geum Hwang : Tunggu. Bisakah kau tidak mendobrak pintunya?

Ki Soo : Apa maksudmu?

Bu Geum Hwang : Begini… Kalian merusak kunci pintu dan seluruh pintu sebelumnya, dan aku harus membayar lebih dari 500.000 won untuk perbaikan. Aku tidak bisa membiarkanmu mendobrak pintu baru lagi. Harganya mahal. Tolong mengertilah.

Ho Gae : Lalu kami harus bagaimana?

Seol : Kita tidak berhak menghancurkannya kecuali dalam keadaan darurat, seperti kebakaran. Haruskah polisi mengambil alih?

Pil : Tidak, kami juga tak bisa melakukan itu. Kita semua pegawai negeri di sini.

Do Jin : Jadi, tidak boleh, bukan? Ayo turun dan cari cara lain.

Ho Gae : Hei, kenapa kalian pergi begitu saja? Dobrak saja…

Pil : Tidak, kita punya cara. Turunlah sekarang.

Diluar, Ki Soo bilang pompanya tidak sampai.

Do Jin : Aku akan memanjat pipa saja.

Seol : Aku akan ikut denganmu.

Do Jin : Baiklah. Bersiaplah.

Ho Gae : Kau akan memanjat pipa?

Do Jin : Lihat saja cara kami mengorbankan tubuh kami demi penyelamatan.

Seol dan Do Jin mulai memanjat.

Namun ada yang menyala di tembok.

Yang lain melihat di bawah.

Ho Gae : Mereka syuting film selarut ini? Spider-Man?”

Pil : Lingkungan ini sebenarnya rentan dengan perampokan panjat dinding. Tidak ada kamera CCTV dan mudah memanjat pipa. Mereka hebat.

Ho Gae : Mari bersiap.

Do Jin dan Seol tiba di atas.

Begitu masuk, mereka mencium bau busuk.

Do Jin : Bau apa ini?

Do Jin menyalakan lampu.

Seol meminta kotak P3K pada Do Jin.

Do Jin memberikannya. Seol lari ke kamar Hyun Seo. Dan Do Jin membukakan pintu untuk Ho Gae dan Pil.

Hyun Seo tak sadarkan diri di kursinya dengan posisi kepala rebah di atas laptop.

Ho Gae dan Pil juga mencium bau busuk. Do Jin bergegas ke kamar Hyun Seo.

Seol memeriksa kondisi Hyun Seo.

Seol : Aku merasakan denyut nadi.

Ho Gae menyuruh Pil menahan Bu Geum Hwang.

Ho Gae : Hei. Jangan sampai ibunya melihat dia.

Ho Gae masuk. Seol meminta Do Jin membaringkan Hyun Seo.

Bu Geum Hwang masuk. Dia nangis melihat kondisi Hyun Seo.

Ho Gae memarahi Pil karena membiarkan Bu Geum Hwang masuk.

Hyun Seo ternyata memakai earphone. Saat Do Jin mau membaringkan Hyun Seo, earphone Hyun Seo langsung tercabut dari laptopnya. Suara musik game langsung menyala dengan kencang.

Sontak lah mereka semua langsung menutup kuping.

Ho Gae melihat suara nya berasal dari game kura2 di laptop yang lagi dimainkan Hyun Seo.

Ho Gae : Matikan!

Do Jin menutup laptop.

Hyun Seo sadar dan bingung melihat mereka.

Hyun Seo : Siapa kau?

Seol : Hyun Seo-ya, kau ingat kakak?

Seol lalu bilang pada yang lain ada darah di muntahan Hyun Seo.

Kamera menyorot tisu bekas muntah Hyun Seo di atas meja.

Seol bilang itu racun.

Do Jin : Racun?

Bu Geum Hwang meraseng maju dan memarahi Hyun Seo.

Bu Geum Hwang : Dasar bodoh. Kau minum apa lagi kali ini? Kau satu-satunya putriku. Ada apa denganmu?

Hyun Seo berdiri dan marah, cukup! Lalu kenapa ibu menyelamatkanku? Tidak bisakah aku mati sesukaku?

Bu Geum Hwang menampar Hyun Seo.

Do Jin pun langsung menjauhkan Bu Geum Hwang dari Hyun Seo.

Seol menanyai Hyun Seo.

Seol : Hyun Seo, apa yang kau minum? Sudah berapa lama?

Hyun Seo : Entahlah.

Seol : Hyun Seo-ya, kau harus memberitahuku. Kau sakit perut? Kau pusing?

Ho Gae melihat sebuah botol di lantai. Dia mengambilnya, lalu memeriksa.

Ho Gae : Ini bau.

Pil mengambil botol itu. Dia menciumnya.

Pil : Astaga, ini dia.

Bu Geum Hwang : Dengar. Terima kasih banyak. Dia tampak baik-baik saja, jadi, kalian bisa pergi sekarang.

Seol : Kita harus membawanya ke UGD dan memeriksa apa yang dia konsumsi.

Bu Geum Hwang : UGD? Asuransi tak menanggung biayanya, jadi, aku harus membayar 700.000 won untuk biaya rumah sakit.

Do Jin : Bu, setidaknya perutnya harus dipompa.

Bu Geum Hwang : Tapi bukankah dia sudah memuntahkan semuanya? Tidak ada yang bisa dipompa lagi.

Ho Gae : Kalau begitu, ayo pergi saja.

Tapi kemudian Ho Gae meminta formulir Penolakan Pengangkutan pada kru damkar.

Ho Gae lalu meminta cap Bu Geum Hwang.

Bu Geum Hwang : Untuk apa?

Ho Gae : Kami butuh bukti. Jika dia mengalami efek samping dari racun itu, Pasal 275 KUHP menyatakan perilaku lalai…

Ho Gae tanya ke Pil berapa lama di penjara.

Pil : 7 tahun.

Ho Gae : Kau yakin?

Pil : Ya.

Ho Gae : Kau bisa dipenjara selama tujuh tahun. Jadi, tolong ambil capmu.

Bu Geum Hwang takut.

Ho Gae mengangguk pada Do Jin.

Do Jin menyuruh Dong Woo mengambil tandu.

Di depan kamar, Ho Gae lagi memeriksa jejak kaki di lantai.

Lalu Ho Gae meminta alat penjiplak jejak kaki pada Pil.

Pil mendekat.

Tapi tiba2, kru damkar lewat membawa Hyun Seo dengan tandu. Bu Geum Hwang mengikuti mereka.

Ho Gae sewot, apa-apaan ini? Minggir!

Seol melengos pergi, tak ada yang lebih penting daripada pasien.

Ho Gae : Kalian merusak TKP.

Pil kesal, sudah tak bisa lagi. Ada terlalu banyak jejak kaki sekarang.

Ho Gae : Tidak apa-apa. Hapus saja jejak kaki kita.

Ho Gae lalu memarahi Pil karena tidak pakai sepatu polisi.

Pil : Desainnya tidak sesuai seleraku, jadi…

Ho Gae : Kau serius? Kita harus memakainya untuk membedakan jejak kaki di TKP. Menyebalkan sekali Jiplak itu. Sial.

Ho Gae pergi.

Hyun Seo dimasukkan ke ambulans.

Ho Gae keluar dan mengedarkan pandangannya.

Dia mencari sesuatu yang mencurigakan.

Lalu Ho Gae masuk ke ambulans.

Pil keluar dan melihat Ho Gae di ambulans.

Pil : Kau tidak ikut denganku?

Ho Gae : Mobil polisi terlalu membosankan.

Di ambulans, Hyun Seo memberitahu Seol bahwa dadanya sesak.

Seol : Aku akan memberimu oksigen.

Seol pun memasangkan tensi jari ke jari Hyun Seo. Dan juga masker oksigen.

Tak lama, mereka tiba di RS Taewon.

Seol : Pasien keracunan obat dengan riwayat melukai diri sendiri. Kesulitan bernapas dan nyeri dada saat bernapas. Napas di paru-paru kiri menurun. Dia muntah darah 100 cc dan tenggorokannya sakit.

Dokter Cha Jae Hee dan tim nya mengambil alih.

Dokter Cha menyuruh Dokter Kwak memompa perut pasien.

Dokter Han Soo Jin bersama Dokter Kwak memindahkan Hyun Seo ke ranjang.

Dokter Han lalu memasang respirator.

Dokter Cha menemui Seol.

Dokter Cha : Kau bawa racunnya?

Seol menyerahkan racunnya.

Dokter Cha menciumnya.

Dokter Han memberi Hyun Seo oksigen.

Dokter Cha menuangkan sedikit racun ke sarung tangannya.

Cairan racun itu berwarna biru.

Melihat itu, Dokter Cha langsung menyuruh Dokter Han melepaskan oksigen.

Oksigen di lepas. Dokter Cha menanyai Hyun Seo.

Dokter Cha : Berapa banyak yang kau konsumsi?

Hyun Seo : Tidak terlalu banyak.

Dokter Cha : Berapa teguk? Satu? Dua? Berapa kali kau menelan?

Hyun Seo : Sekitar empat kali.

Dokter Cha langsung lemas.

Dokter Cha : Lakukan analisis urine dan tes lab, lalu ukur kadar kreatininanya.

Bu Geum Hwang panic. Dia tanya ada apa sama Hyun Seo.

Dokter Han : Kami harus melakukan beberapa tes. Tolong tunggu di luar.

Seol membawa Bu Geum Hwang keluar.

Ho Gae terpaku menatap Hyun Seo, seolah tahu sesuatu soal racun itu.

Dokter Han mulai mengambil darah Hyun Seo.

Do Jin datang.

Do Jin : Kita harus pergi sekarang.

Seol : Mari tunggu sampai hasil lab keluar.

Do Jin menatap Ho Gae.

Do Jin : Kami akan mengantarmu pulang lebih dahulu.

Ho Gae berbalik menyender ke dinding.

Ho Gae : Aku juga menunggu sesuatu.

Pil di perjalanan. Dia menatap benda di sampingnya.

Pil : Kenapa aku harus membawa ini padahal gadis itu tidak mati?

Dokter Cha menemui Seol lagi.

Dokter Cha : Berapa banyak oksigen yang didapat Nona Kim Hyun Seo?

Seol : Dia kesulitan bernapas, jadi, aku memberikan 0,9 FiO2 melalui kantong reservoir dengan aliran oksigen sepuluh liter per menit selama sekitar 12 menit dalam perjalanan ke sini.

Dokter Cha : Astaga.

Dokter Cha menunjukkan tabung berisi urine Hyun Seo.

Dokter Cha : Kadar konsentrasi urinenya sangat tinggi.

Bu Geum Hwang : Kenapa warna urinenya begitu?

Dokter Cha : Hal ini bisa terjadi jika mengonsumsi parakuat. Organnya mulai berhenti berfungsi.

Sontak lah semua kaget, terutama Seol.

Seol : Maksudmu dia menelan parakuat?

Dokter Cha : Kadar kreatininanya 5,5 dan PO2-nya 67. Dia mengonsumsi 60 cc larutan itu. Itu lima kali dosis mematikan.

Seol : Dosis mematikan?

Bu Geum Hwang : Tapi dia baik-baik saja.

Bu Geum Hwang menatap Seol, kau lihat betapa sehatnya dia.

Dokter Cha : Itulah yang membuat parakuat sangat mematikan. Gejala langsungnya hanya muntah. Tapi saat menghirup oksigen, fibrosis paru pun dimulai dan orang akan kesulitan bernapas. Selain itu, dia diberi oksigen tingkat tinggi dalam perjalanan ke sini, itu mempercepat prosesnya. Aku khawatir dia akan segera meninggal.

Seol terkejut mendengar itu.

Begitu pun Ho Gae.

Do Jin langsung menatap Seol.

Bu Geum Hwang jatuh.

Do Jin pun memegangi Bu Hwang.

Dokter Kwak memberitahu Dokter Cha, bahwa saturasi Hyun Seo menurun.

Bu Geum Hwang dan Seol ikut masuk ke dalam bersama Dokter Cha.

Hyun Seo merasak sesak, ibu, aku tidak bisa bernapas…

Bu Geum Hwang merengek, meminta dokter memberi Hyun Seo oksigen.

Dokter Cha : Tidak, Bu. Makin banyak dia dapat oksigen, makin cepat paru-parunya memburuk. Berikan bikarbonat untuk melawan asidosis.

Hyun Seo makin kesakitan.

Hyun Seo : Ibu, ada apa denganku? Ibu, maafkan aku. Aku tidak akan melakukannya lagi.

Bu Geum Hwang : Jangan bicara.

Hyun Seo : Biarkan aku bernapas…

Detak jantung Hyun Seo berhenti.

Dokter Cha langsung bertindak, memberi CPR.

Namun tidak berhasil.

Gantian Seol yang memberi CPR.

Bu Geum Hwang dibawa keluar.

Tak lama, Hyun Seo kembali.

Seol : Ada ROSC.

Hyun Seo ingin bicara. Seol pun mendekatkan telinganya ke mulut Hyun Seo.

Hyun Seo : Ibu. Ibu, maafkan aku. Aku ingin menghasilkan banyak uang agar bisa membelikan Ibu barang bagus.

Seol menatap Hyun Seo, apa?

Hyun Seo mau bicara lagi.

Seol lagi2 mendekatkan telinganya.

Tak lama setelah itu, jantung Hyun Seo berhenti lagi.

Seol : Dia mengalami gagal jantung.

Dokter Cha mengambil alih, berikan epinefrina.

Dokter Cha berusaha mengembalikan Hyun Seo.

Dokter Cha : Isi hingga 150 joule. Kejutkan! Lagi. Isi hingga 200 joule. Kejutkan.

Namun Hyun Seo sudah meninggal.

Seol yang merasa bersalah, mencoba keras menghidupkan Hyun Seo lagi. Dia melakukan CPR. Setelah itu, dia meminta Dokter Cha melakukan kejut jantung lagi. Namun Dokter Cha diam saja.

Seol emosi, Dokter Cha Jae Hee!

Pil datang dan melihat Seol melakukan CPR.

Dokter Cha menghentikan Seol.

Seol pun berhenti.

Dokter Cha : Nona Kim Hyun Seo meninggal pada pukul 22.47.

Sontak lah tangis Bu Geum Hwang pecah. Dia menangis sejadi2nya.

Tangis Seol juga mengalir.

Dia merasa bersalah sudah memberikan oksigen kepada Hyun Seo di perjalanan ke RS tadi.

Ho Gae juga diam menatap Hyun Seo yang sudah meninggal.

Bu Geum Hwang dibawa keluar oleh dua dokter.

Pil memberikan ponsel Hyun Seo ke Ho Gae. Ternyata ponsel Hyun Seo lah yang dibawa Pil di mobil tadi.

Pil : Kau butuh sidik jarinya.

Ho Gae melihat tangan Hyun Seo yang terkulai ke bawah.

Dia pun segera mendekati jasad Hyun Seo. Dia menaruh jari Hyun Seo di layar ponsel.

Dokter Kwak mendekatinya, permisi. Kau sedang apa?

Begitu ponsel Hyun Seo berhasil dibuka, Ho Gae langsung pergi.

Pil minta maaf pada kedua petugas medis, lalu menyusul Ho Gae.

Ho Gae memeriksa ponsel Hyun Seo dan menemukan sebuah pesan ancaman.

“Akan kuakhiri hidupmu yang menyedihkan selama 15 tahun hanya dalam 15 detik.”

Pil terkejut membaca pesan itu.

Ho Gae : Dia diancam.

Ho Gae dan Pil membawa pesan itu ke Anna.

Anna : Orang itu mengirim pesan melalui aplikasi obrolan anonim dari luar negeri. Semua pesan secara otomatis dihapus setelah beberapa saat dan sulit melacaknya karena anonim. Ini server Rusia. Mereka pintar.

Pil : Dilihat dari pesannya, pasti berkaitan dengan video seks atau kejahatan seksual.

Ho Gae : Kita harus memeriksanya untuk memastikan.

Ho Gae berterima kasih pada Anna dan mengajak Pil pergi.

Bersambung ke part 2….

1 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like