Tentangsinopsis.com – Sinopsis The First Responders Season 1 Episode 1 Part 3, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Episode Sebelumnya DISINI.
Si pelaku mengambil beberapa kunci dari dalam laci.
Lalu dia beranjak pergi sambil tersenyum.
Sementara di dalam kamar, api kian meluas. So Hee di kamar mandi belum siuman.
Asap tampak masuk dari bawah pintu kamar mandi.
Ho Gae dan Do Jin menatap ke arah unit si pelaku.
Do Jin menjelaskan, asap yang lebih rendah mengalir mundur. Asap yang tersedot berarti tidak ada oksigen lagi di dalam. Begitu kita membuka ruangan, aliran oksigen akan menyebabkan ledakan. Maksudku pembakaran balik.
Ho Gae : Bukankah itu bagus? Bajingan itu sangat ingin membuka ruangan.
Do Jin : Kau gila.
Do Jin beranjak pergi.
Seol mendekati Ho Gae dengan wajah kesal.
Seol : Jika api menghabiskan oksigen, korban akan mati lemas.
Ho Gae : Apa maksudmu? Kau membawa tangki oksigen.
Seol : Kau sama sekali tak peduli dengan korban?
Ho Gae : Terserah. Kalian, selamatkan dia. Aku akan menangkap pelakunya. Apa aku naik benda itu?
Ho Gae menyusul Do Jin.
Seol tak habis pikir menatap Ho Gae.
Seol menyusul Do Jin dan Ho Gae yang sudah naik duluan.
Tak lama, crane mulai digerakkan.
Do Jin memegangi Ho Gae yang kaget karena crane bergerak.
Pelaku mulai membuka pintu. Dia memasukkan kunci pertama ke dalam lubang, namun kuncinya salah. Pelaku memakai kunci kedua. Kunci terbuka.
Pelaku tersenyum lebar, maaf membuatmu menunggu.
Namun tiba2, dia mendengar sesuatu di luar jendela.
Pelaku memeriksanya dan melihat 3 petugas datang. Sontak lah dia kesal dan langsung lari ke pintu. Dia melihat dari lubang pintu ada 2 petugas lagi.
Kepala Baek dan Pil tak hanya berdua di depan pintu.
Para detektif sudah memenuhi lorong.
Si pelaku lari ke kamar.
Dia cari tempat untuk sembunyi.
Do Jin, Ho Gae dan Seol akhirnya tiba di depan kaca balkon apartemen tempat So Hee di sekap.
Ho Gae melihat pintu balkon tak terkunci.
Ho Gae masuk duluan. Begitu masuk, dia langsung mencari si pelaku.
Sementara Do Jin dan Seol menyiapkan peralatan yang mereka bawa.
Ho Gae masuk ke kamar. Tak ada siapa2. Namun dia melihat pakaian yang menyembul keluar dari dalam lemari. Ho Gae mendekat. Dia mau membuka lemari tapi kemudian dia sadar ada seseorang di belakangnya. Dia berbalik, dan si pelaku langsung memukulnya.
Do Jin memberitahu rekannya lewat HT, bahwa mereka sudah memasuki rumah.
Do Jin : Mulailah memompanya. Akan kumatikan radionya sekarang.
Do Jin menyuruh Seol mengambil kepala selangnya.
Do Jin : Kita padamkan apinya, baru aku masuk untuk menyelamatkan korban.
Namun saat akan bekerja, si pelaku datang sambil menyandera Ho Gae.
Pelaku : Jangan bergerak. Atau bajingan ini mati. Beri tahu sopir truk tangga bahwa kalian akan turun.
Do Jin dan Seol saling berbisik.
Seol : Bagaimana ini?
Do Jin : Entahlah.
Pelaku membawa Ho Gae ke dekat pintu kamar.
Di dalam, api sudah melalap semuanya.
Ho Gae melihat ke sampingnya. Dan dia melihat asap yang keluar dari bawah pintu.
Ho Gae lalu ingat kata2 Do Jin tadi.
Do Jin : Asap yang tersedot berarti tidak ada oksigen lagi di dalam. Begitu kita membuka ruangan, aliran oksigen akan menyebabkan ledakan. Maksudku pembakaran balik.
Ho Gae pun mencoba mengalihkan si pelaku.
Ho Gae : Hei. Kau tak tahu kami bertelepon dengan gadis itu, ‘kan?
Si pelaku kesal, dasar jalang…
Ho Gae : Aku hampir muntah mendengarkan ocehanmu.
Si pelaku,dasar bedebah gila.
Si pelaku menekan leher Ho Gae dengan pisau. Leher Ho Gae sedikit berdarah.
Ho Gae : Tusuk aku. Kau takut? Berkat ini, aku bisa dipromosikan. Aku juga membutuhkannya.
Ho Gae menyuruh Seol mengobatinya jika si pelaku memotong karotid nya.
Do Jin dan Seol masih menunggu Ho Gae.
Ho Gae terus berbicara dengan si pelaku.
Ho Gae : Berengsek. Jika ingin menyandera, seharusnya kau bawa gadis itu, bukan aku.
Ho Gae lalu meng-kode Do Jin, memberitahu asap di bawah pintu.
Do Jin awalnya gak ngeh, tapi begitu ngeh, dia langsung melihat ke bawah pintu dan melihat asap.
Do Jin dan Seol saling berbisik.
Do Jin : Pembakaran balik akan segera terjadi.
Seol : Bagaimana denganmu?
Do Jin : Kita harus mengikutinya.
Ho Gae terus memancing si pelaku.
Ho Gae : Jika ingin membunuh seseorang, selesaikan. Hanya pecundang yang menyerah di tengah jalan!
Si pelaku terpancing. Dia memutar gagang pintu.
Do Jin teriak, menghindar!
Pintu terbuka. Api langsung menyeruak keluar.
Do Jin dan Seol berhasil menghindar.
Namun Ho Gae, dia terpental dan tubuhnya membentur kayu.
Si pelaku juga terpental.
Do Jin menyuruh Seol menyemprot.
Seol menyemprot.
Do Jin : Temukan titik pusat api dan semprotkan melebar! Aku akan masuk!
Do Jin masuk. Dia mencoba pintu kamar mandi tapi dikunci dari dalam. Do Jin menggunakan kapak yang dia bawa untuk menghancurkan pintu kamar mandi. Do Jin bergegas masuk dan menemukan So Hee di lantai. Do Jin memakaikan masker oksigen ke So Hee.
Seol terus menyemprot.
Pandangannya sempat mengarah ke Ho Gae yang masih pingsan.
Do Jin membawa So Hee keluar. Setelah menaruh So Hee di lantai, Do Jin menyuruh Seol mengurus So Hee.
Do Jin mengambil alih menyemprot kamar itu.
Si pelaku siuman dan melihat petugas tengah memberikan CPR ke So Hee.
Seol yang melihat si pelaku mencoba mendekati mereka, langsung teriak membangunkan Ho Gae.
Seol : Hei! Kau bilang akan menangkap pelakunya! Bangun, Berengsek! Hei!
Ho Gae bangun dan langsung menyambar si pelaku.
Tapi si pelaku berhasil mendorong Ho Gae ke lantai.
Pelaku mengambil pecahan kaca dan berniat menusuk Ho Gae.
Bersamaan dengan itu, So Hee sadar.
So Hee : Ibu…
Seol : Nona Kim. Kau sudah sadar?
Ho Gae dan pelaku melihat itu. Ho Gae pun mendorong si pelaku.
Si pelaku berdiri dan menendang2 Ho Gae. Ho Gae membalas dengan menggigit kaki si pelaku. Si pelaku kesakitan dan berusaha melepaskan gigitan Ho Gae. Ho Gae terus menggigit sambil mendorong si pelaku ke meja makan. Si pelaku masih memukul2 Ho Gae. Ho Gae membanting si pelaku ke lantai.
Si pelaku berdiri. Dia masih mau melawan namun Ho Gae secepat kilat membantingnya ke atas meja. Si pelaku kesakitan. Tak lama, terdengar suara borgol. Ternyata, Ho Gae memborgol tangannya dengan tangan si pelaku.
Ho Gae tertawa senang.
Ho Gae : Tidak ada jalan keluar begitu anjing Jindo menggigitmu. Astaga, aku hampir kehilangan semua gigiku. Sial.
Ho Gae melirik Seol.
Seol melihat Ho Gae dengan kening berkerut, lalu fokus membereskan barang2nya.
-PENYELAMATAN DAN PENANGKAPAN BERES, 09.35 57 MENIT SETELAH LAPORAN, KASUS DITUTUP-
So Hee dibawa keluar oleh kru damkar.
Ibu So Hee langsung mendekati So Hee, dia sangat cemas.
So Hee lega melihat ibunya.
Seol : Dia berhasil bertahan. Dia aman sekarang.
Ibu So Hee lega, terima kasih.
So Hee dimasukkan ke ambulans.
Do Jin mendekati Seol. Dia memberikan Seol air.
Do Jin : Aku lelah. Kau tidak lelah?
Seol : Aku lelah.
Do Jin melihat rambut Seol terbakar.
Seol : Tidak apa-apa. Lagi pula, aku memang akan potong rambut.
Do Jin : Benar, kau selalu bisa memanjangkan rambutmu lagi.
Ho Gae keluar bersama si pelaku yang dibawa pakai kursi roda. Pil mberitahu Ho Gae bahwa mereka sudah mengidentifikasi si pelaku.
Pil : Namanya Cho Doochil, 37 tahun. Dia mengelola rumah sakit hewan sampai ditangguhkan karena peresepan berlebih dan eutanasia ilegal.
Ho Gae : Peresepan berlebih dan eutanasia ilegal. Sudah kuduga.
Do Jin melihat mereka dan memberitahu Seol.
Seol pun bergegas mendekati mereka dan memeriksa luka Doochil.
Seol : Luka bakarnya parah. Akan kubawa dia ke rumah sakit dahulu.
Ho Gae : Tunggu. Satu ditambah satu.
Ho Gae menunjukkan tangannya yang diborgol bersama tangan pelaku.
Seol makin heran menatap Ho Gae.
Akhirnya, Ho Gae ikut ke ambulans bersama Seol, si pelaku dan Do Jin.
Ada bekas luka di kaki Doo Chil. Ho Gae melihat Doo Chil tengah memelototinya. Ho Gae kesal.
Ho Gae : Berhenti menatapku. Kau memukuliku habis-habisan.
Ho Gae lalu mengatakan, plastik di kamar tidur itu mengesankan.
Ho Gae : Tidak mungkin ada jejak DNA.
Doo Chil : Aku belum pernah melihat polisi sejujur dirimu. Kau tahu itu dan menggigitku seperti anjing.
Ho Gae : Hei, mari lakukan percakapan serius.
Doo Chil : Percakapan apanya? Untuk apa aku mengadukan diriku?
Ho Gae : Ayolah. Bukan begitu. Aku tahu kau ingin pamer. Pertimbangkan keahlian investigasi forensik saat ini. Kau melakukan kejahatan tersembunyi yang bahkan tidak dilaporkan. Ya, aku yakin kau ingin menyombongkannya. Tapi sayangnya, semua saksi sudah mati. Kami bisa mengetahui semuanya hanya dengan memeriksa pipa dan blender. Jujur saja. Berapa banyak yang kau bunuh?
Doo Chil : Enam setengah.
Seol : Setengah?
Doo Chil melirik Seol, aku belum menghabisi gadis yang tadi.
Doo Chil tertawa.
Ho Gae membuat Doo Chil duduk dengan cara ditarik.
Ho Gae : Bagaimana dengan wanita yang tinggal di sana?
Doo Chil : Keluarganya tinggal di luar negeri. Aku mengirim pesan sesekali.
Ho Gae : Kau juga membayar tagihan teleponnya?
Doo Chil : Ya, kuanggap itu sewa bulanan.
Ho Gae : Jadi, mungkin metodemu sama. Kau menyamarkannya sebagai kecelakaan membuat mereka pingsan dengan obat bius hewan, dan memindahkan mereka dengan kursi roda.
Kita diperlihatkan flashback saat Doo Chil membius korban dengan obat bius hewan. Setelah itu, dia membawa korban ke lift dengan kursi roda.
Ho Gae : Orang lain mungkin berpikir kau suami yang setia.
Flashback end…
Doo Chil : Pria baik tidak pernah dicurigai.
Doo Chil lalu tertawa menatap Seol. Seol kesal.
Ho Gae : Kenapa kau membunuh mereka?
Doo Chil : Hanya ada satu hal yang memuaskanku seumur hidupku. Jadi, aku melakukannya. Apa aku butuh alasan?
Ho Gae : Kau menyadarinya lewat eutanasia ilegal?
Doo Chil : Manusia sama saja. Manusia dan anjing sama saja. Saat tahu akan mati, mereka buang air kecil dan mulut mereka bahkan berbusa.
Kita diperlihatkan flashback lagi saat Doo Chil mencekik seorang wanita di tempat yang sama. Wanita itu meronta2, mencoba melepaskan diri. Dan tubuhnya, sudah penuh luka.
Doo Chil : Mereka memohon agar aku mengampuni mereka. Kau tidak tahu betapa menyedihkannya orang-orang sebelum mati. Tapi aku, malah menjadi mulia. Selain itu…
Doo Chil mengarahkan telapak tangannya ke Seol.
Ho Gae marah dan mencekik Doo Chil.
Doo Chil : Kau tahu tidak boleh memakai kekerasan.
Seol menatap kamera CCTV di belakangnya.
Ho Gae pun berhenti melakukan itu dan kembali duduk.
Ho Gae : Astaga, dia membuatku kesal. Hei, perkataanmu tadi akan memberatkanmu di pengadilan.
Doo Chil ketawa.
Ho Gae : Apa yang lucu?
Seol membalas Doo Chil. Dia menyiram luka bakar di wajah Doo Chil dengan alkohol. Doo Chil langsung kejang2 menahan sakit. Seol lalu menutup sebagian wajah Doo Chil dengan beberapa kain kasa.
Seol : Tutup matamu dan diamlah. Aku akan mendinginkan area itu. Kulit dalammu terlihat. Nanti bisa terinfeksi.
Ho Gae menahan tawa melihat cara Seol memberi pelajaran ke si pelaku.
Sekarang kita ke Kantor Polisi Taewon.
Di depan jendela, Anna dan Pil mencium wangi makanan.
Mereka menebak.
Pil : Daging perut.
Anna : Daging perut?
Pil : Kimchi?
Anna : Kimchi.
Anna/Pil : Daging tumis kimchi.
Anna : Ayo pergi sebelum dingin.
Tapi Kepala Baek tiba2 masuk.
Kepala Baek : Tidak boleh ke mana-mana.
Kepala Baek melemparkan borgol ke Pil. Pil dengan sigap menangkap borgol yang dilemparkan kepadanya.
Kepala Baek mengomeli mereka.
Kepala Baek : Kalian berkunjung ke sebelah untuk bermalas-malasan tiap ada waktu. Kalian polisi atau pemadam kebakaran?
Pil mau memborgol tangan Kepala Baek.
Pil : Aku akan bersamamu sampai mati.
Kepala Baek langsung menarik tangannya.
Kepala Baek : Astaga. Kantor Polisi Taewon bukan tempat sampah daur ulang. Aku tak mengerti kenapa hanya orang bodoh yang ditempatkan di sini. Aku bisa-bisa sembelit karena kalian.
Ho Gae pun datang sambil membawa barang2nya.
Ho Gae : Mau kuambilkan popok? Mejaku yang ini?
Pil : Ya. Senang bertemu denganmu.
Kepala Baek : Dari satu masalah ke masalah lain. Kalian belum sempat menyapa, bukan? Dia Jin Do Gae.
Tapi kemudian Kepala Baek meralat ucapannya, maksudku, Detektif Jin Ho Gae.
Pil : Aku Kongmyeong Pil dari Tim Detektif. Nama keluargaku Kongmyeong dan nama depanku Pil.
Kepala Baek : Panggil saja dia Maengpil. Semua orang begitu.
Pil : Namaku bukan Maengpil. Nama keluargaku Kongmyeong dan nama depanku Pil.
Ho Gae : Kau pria yang lucu. Namaku bukan Jin Do Gae. Namaku Jin Ho Gae. Jin Do Gae itu julukanku.
Anna : Aku Bong Anna dari Tim Forensik. Sudah lama aku tidak bekerja sungguhan. Penjahat yang tertangkap basah layak diperiksa di AFIS.
Ho Gae : Ya, dan diborgol. Selain itu, aku harus bilang ke siapa?
Pil : Kau bisa memberitahuku.
Ho Gae menunjukkan foto mobil bapak2 yang parkir ilegal di depan Apartemen Onjo dan menghalangi petugas damkar.
Ho Gae : Mobil ini diparkir secara ilegal di dekat Apartemen Onjo. Aku memotretnya. Segera kirimkan dia surat tilang.
Kepala Baek melihat foto itu, astaga. Kau sangat dengki.
Pil : Kalian saling mengenal?
Kepala Baek : Saat dia masuk akademi polisi, aku mentornya.
Ho Gae : Yang benar saja. Kau hanya membuatku minum.
Kepala Baek : Lihat dirimu. Itulah gunanya mentor. Mentraktir minum di masa sulit. Omong-omong, kau sudah menelepon ayahmu dan mengabari kau ditugaskan ke Taewon?
Ho Gae : Jaksa Kepala yang sibuk tidak sempat menjawab telepon polisi.
Anna dan Pil kaget mendengar jawaban Ho Gae.
Pil : Ayahmu Jaksa Kepala?
Ho Gae : Jangan panik. Kami sudah lama putus hubungan.
Anna : Tapi, Detektif, kudengar kinerjamu baik di Unit Investigasi Regional. Kenapa dipindahtugaskan ke pinggiran kota?
Ho Gae lalu duduk dan menatap Anna.
Ho Gae : Kau ingin tahu?
Anna mulai duduk. Kepala Baek dan Pil menatap Ho Gae dengan tatapan penasaran.
Ho Gae memulai ceritanya.
Ho Gae : Musim gugur lalu saat daun berguguran, aku bepergian ke Busan. Aku naik kereta bawah tanah dan tertidur. Saat aku bangun…
Ho Gae berhenti cerita.
Kepala Baek gregetan, lalu apa!
Ho Gae : Kereta itu berada di suatu stasiun kereta bawah tanah dengan peron ganda. Lokasinya di antara Stasiun Busanjin dan Stasiun Beomil. Biayanya 180.000 won untuk kembali dengan taksi.
Pil : Itu banyak sekali.
Ho Gae lantas beranjak pergi di tengah2 cerita.
Pil : Apa? Sudah selesai?
Anna mengkode Pil. Pil mengerti. Lalu dia Anna beranjak keluar.
Kepala Baek kesal, kau harus menyelesaikan ceritanya. Dasar berandal. 180.000 won?
Kepala Baek lalu melihat Anna dan Pil pergi.
Dia makin kesal.
Para kru damkar lagi makan-makan di dapur mereka. Tak lama, Anna dan Pil datang. Anna dan Pil langsung bergabung dengan kru damkar. Seol yang lagi masak di belakang mereka, tanya, apa Ho Gae bagian dari Pil dan Anna.
Anna : Tampaknya, dia sangat terkenal di Unit Investigasi Regional. Tapi… Pura-pura tak tahu saja. Julukannya di sana adalah Anjing Jindo. Dia menggonggong dengan liar dan akhirnya diturunkan dari jabatannya.
Do Jin : Bukan Anjing Gila?
Seol membawa makanan ke meja makan dan gabung dengan mereka.
Seol : Pantas saja dia membuat keributan.
Pil : Anjing sering membuat kekacauan.
Seol langsung melirik Pil.
Do Jin : Siapa yang mau nasi?
Semua tunjuk tangan.
Ho Gae sendiri lagi di Agen Real Estate Geumhwang.
Dia mau menyewa studio. Dia tengah melihat surat2nya. Bu Geum Hwang yang duduk bersamanya, tampak resah karena seseorang tidak menjawab teleponnya.
Ho Gae : Kau yakin ini studio termurah?
Bu Geum Hwang : Tentu saja. Ukurannya sama, tapi sewa bulanannya 40 persen lebih murah. Bubuhkan capmu di atasnya.
Ho Gae : Kurasa ini terlalu murah. Kau yakin tidak ada masalah?
Bu Geum Hwang : Astaga, bukan begitu. Tempat itu dekat dengan kantor polisi dan pemadam kebakaran. Aman dan nyaman.
Ho Gae pun membubuhkan cap nya.
Setelah selesai, dia mau beranjak pergi membawa surat perjanjian sewa menyewa. Tapi, ponselnya tiba2 berbunyi. Telepon dari ayahnya, Jaksa Kepala Jin Chul Joong.
Ho Gae me-reject panggilan ayahnya.
Jaksa Jin sendiri berdiri di depan mejanya. Dia terdiam teleponnya ditolak Ho Gae.
Di belakangnya, ada Pimpinan Ma bersama Pengacawa Yang dan Jaksa Yeom Sang Goo.
Pimpinan Ma : Tampaknya hubunganmu dengan putramu baik, Jaksa Kepala.
Jaksa Jin berbalik dan duduk bersama mereka.
Jaksa Jin : Anjing-anjing Jindo dikenal sangat liar.
Pimpinan Ma : Makin liar, makin erat dia harus diikat.
Jaksa Yeom : Setelah datang ke Taewon, dia akan berada di bawah kendali kita, seliar apa pun dia.
Jaksa Kepala Jin terdiam mendengar itu.
Do Jin di lift, bersama seseorang.
Do Jin : Hari yang melelahkan, bukan?
Pintu lift akan menutup. Tiba2, Ho Gae datang. Dia berlari ke arah lift sambil berteriak, tidak, tunggu. Berhenti!
Dan, Do Jin dan Seol terkejut melihat Ho Gae. Ho Gae juga. Ho Gae masuk. Dia melihat surat perjanjiannya sewa nya untuk tahu dia tinggal di lantai mana. Do Jin dan Seol melihat surat Ho Gae.
Ho Gae : Lantai delapan.
Ho Gae mau memencet lantai 8 tapi ternyata Do Jin dan Seol udah memencet duluan.
Ho Gae kaget. Tapi kemudian dia mengangguk-angguk. Tapi berikutnya, tanya, apa ada kebakaran di lantai delapan.
Seol : Tidak mungkin. Dua petugas damkar tinggal di lantai itu.
Ho Gae : Benar. Kita tetangga sekarang. Kita akan sering bertemu.
Do Jin : Mari jangan sering bertemu. Tanggapan gabungan untuk kasus besar tidak terlalu menyenangkan.
Ho Gae : Tetap saja, detektif butuh kasus untuk pemanasan.
Seol : Apa yang kau katakan kepada penculik tempo hari?
Ho Gae : Aku sedikit membuatnya kesal.
Seol : Kau menanggap dengan cepat.
Do Jin : Yang benar saja.
Pintu lift terbuka. Do Jin dan Seol keluar dari lift.
Mereka saling menatap dan tertawa. Lalu mereka beranjak ke pintu apartemen masing2 yang letaknya depan2an. Mereka menunggu Ho Gae. Tak lama, Ho Gae datang dan menuju pintunya yang letaknya disamping pintu Seol.
Seol menggoda Ho Gae.
Seol : Kau menandatangani sewanya karena sewanya murah?
Do Jin ikut2an, kurasa kau harus pemanasan lagi.
Ho Gae : Lalu apa? Aku tidak boleh menandatangani sewa murah sesuka hatiku?
Seol : Tempat itu… berhantu.
Ho Gae terkejut. Lalu dia menatap Do Jin.
Do Jin : Sungguh.
Seol dan Do Jin masuk ke apartemen mereka.
Ho Gae memasukkan nomor sandinya.
Lalu dia membuka pintunya dengan wajah tegang dan mengintip ke dalam.
Tiba2, teriakan Do Jin mengagetkannya.
Do Jin : Ada telepon! Dugaan bunuh diri. Permintaan membuka kunci.
Seol : Darurat level satu. Termasuk yang tak bertugas.
Do Jin dan Seol ke lift.
Ho Gae menenangkan dirinya yang kaget.
Seol menoleh ke Ho Gae, apa yang kau lakukan! Ayo!
Ho Gae : Aku?
Seol : Dugaan bunuh diri adalah tanggapan gabungan. Cepatlah.
Pintu lift terbuka.
Do Jin dan Seol masuk duluan.
Ho Gae masih planga plongo.
Tak lama kemudian, dia lari ke lift.
Ho Gae : Ini lebih baik daripada hantu.
Ho Gae masuk ke lift.
Dia bersiap pergi bersama Seol dan Do Jin.
Bersambung…..