The Empire Eps 5

Tentangsinopsis.com – Sinopsis The empire Episode 5, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada DISINI.baca episode sebelumnya disini

Sebelumnya…

Geun Woo mengajak Nan Hee putus. Dia minta maaf. Nan Hee marah, apa katamu! Katakan lagi!

Geun Woo : Nan Hee-ya, masalahnya adalah….

Nan Hee : Kau bilang maaf? Untuk apa? Untuk mempermainkanku? Karena kau harus membuangku setelah selesai denganku?

Nan Hee menahan tangisnya, kau mau putus? Apa hubungan kita sudah diresmikan? Kau pikir aku akan tidur denganmu kapanpun kau mau dan membiarkanmu meninggalkanku saat kau tidak mau aku lagi?

Nan Hee berteriak dan memukul2 dashboard mobil.

Nan Hee : Kau bilang merasa nyaman denganku. Kau bilang bersamaku menghiburmu dan membuat jantungmu berdebar. Katamu itu sebabnya kau mencintaiku. Kau bilang kau mencintaiku! Namun sekarang, kau mau putus denganku secara tiba-tiba seperti ini?

Geun Woo : Aku minta maaf.

Nan Hee : Tidak. Kau tidak paham. Kau tidak paham harus minta maaf untuk apa. Tidak ada rasa hormat dalam caramu memperlakukanku atau orang lain. Kau hanya mengoceh soal bersikap adil, menegakkan keadilan dan memiliki hati nurani di depan orang-orang. Namun kau tidak tahu apa artinya menghormati orang lain. Jadi kau khawatir istrimu tahu hubungan kita karena orang akan tahu kau munafik. Jadi kau sangat takut kehilangan semuanya yang tidak pantas kau dapatkan sejak awal! Kau begitu tenggelam dalam pikiran bahwa kau harus menyingkirkanku hingga kau bahkan tidak menyadari perbuatanmu kepadaku. Kau bersenang-senang saat tidur denganku. Aku yakin itu menegangkan. Aku tidak memintamu membayar untuk kesenanganmu. Maksudku setidaknya kau bersikap hormat kepada wanita yang membuatmu tertawa dan menghiburmu. Jadi, karena kau tidak menghormatiku, aku akan menunjukkan hasil buruk dari tindakanmu mulai sekarang.

Geun Woo menatap Nan Hee.

Nan Hee : Aku yakin kau ingin membunuhku. Kau ingin aku mati, kan?

Geun Woo : Bagaimana kau bisa mengatakan itu?

Nan Hee tertawa, masih belum? Lantas aku akan membuatmu berpikir seperti itu.

Nan Hee turun dari mobil. Geun Woo menyusul Nan Hee. Nan Hee ingin bunuh diri. Dia beranjak ke sungai tapi dicegah Geun Woo. Nan Hee menampar Geun Woo.

Nan Hee : Kapan kau pernah mengkhawatirkanku? Aku akan mati. Aku akan mati! Jika aku mati, kau akan merasa bersalah meskipun hanya sedikit. Aku akan menghancurkan hatimu! Dengan begitu, kau akan menyadari perbuatanmu kepadaku.

Geun Woo memeluk Nan Hee.

Nan Hee berontak, lepaskan aku! Lepaskan!

Tapi Geun Woo terus memeluk Nan Hee. Tangis Nan Hee semakin kencang di pelukan Geun Woo.

A Jeong tengah belajar, tapi dia tak bisa konsentrasi. Dia kepikiran Nan Hee. Dia mengecek ponselnya tapi tak ada pesan dari Nan Hee. Tak lama, Nan Hee pulang.

A Jeong langsung tanya apa yang terjadi. Kenapa Nan Hee gak balas pesannya. Dia cemas.

Nan Hee minta maaf. Dia bilang dia tak memeriksa pesannya. Nan Hee membuka jaketnya. Dia mau ke kamar mandi, tapi dihentikan A Jeong. A Jeong melihat Nan Hee murung.

A Jeong : Kau habis menangis? Kau menemui Na Geun Woo, kan? Apa terjadi sesuatu?

Nan Hee : Dia ingin putus.

A Jeong terkejut, tapi kemudian A Jeong bilang itu yang terbaik.

A Jeong : Kau bahkan tidak boleh menangis soal itu. Ini seharusnya terjadi.

Nan Hee : Aku menolaknya.

A Jeong : Apa?

Nan Hee menatap A Jeong. Dia bilang, dia gak bisa putus dari Geun Woo.

A Jeong kaget, Nan Hee-ya.

Nan Hee : Tidak bisa. Aku belum bisa putus dengannya. Masih banyak yang harus kulakukan.

A Jeong : Kau harus mengakhiri semuanya disini. Bagaimana jika kau terluka karena ini? Semua akan sia-sia. Kau harus berhenti. Aku yakin kau bisa menemukan cara lain.

Nan Hee : Tidak. Tidak ada. Aku sudah mencoba semua yang kubisa, tapi tidak ada yang berhasil. Akhirnya aku mulai membuat mereka kesal. Bagaimana bisa kini aku berhenti? Aku tidak bisa menyerah sekarang. Aku bahkan tidak akan memulai ini jika takut terluka. Aku harus mempertaruhkan hidupku, agar mereka tahu rasa.

A Jeong : Nan Hee-ya.

Nan Hee : Aku mau mandi.

Nan Hee beranjak ke kamar mandi.

A Jeong hanya bisa terdiam menatap Nan Hee.

Hye Ryool rapat dengan timnya besok paginya. Dia bilang, inti dari investigasi Jusung adalah membuktikan aktivitas ilegal yang dilakukan selama merger dan akuisisi di Jusung.

Hye Ryool : Pertama, anak perusahaan Jusung, Jusung Chemical. Mereka merubah protokol manajemen akuntansi sekitar akhir tahun 2017. Jadi mereka menaikkan nilai perusahaan. Itu akuntansi palsu. Jadi itu pelanggaran UU Pasar Modal. Sambil mewariskan hak manajemen dan memperkuat otoritas mereka, kita harus mencari tahu berapa banyak yang ilegal….

Jang Il tiba-tiba masuk bersama Won Gyeong.

Jang Il marah, apa yang kau lakukan!

Hye Ryool : Kami sedang rapat. Jika perlu denganku, akan ke kantormu.

Jang Il : Jadi kau tahu bahwa kau melapor kepadaku. Benar, kan?

Jang Il lalu menyuruh anak buah Hye Ryool duduk. Dia benar-benar marah.

Hye Ryool : Aku akan segera menyelesaikan rapatnya dan naik.

Jang Il : Jadi kau ingat aku atasanmu tapi kau lupa ucapanku tentang penyelidikan ini? Jangan selesaikan rapatnya nanti. Aku ingin kau menyelesaikan rapatnya sekarang juga. Akhiri ini!

Hye Ryool : Aku tidak bisa melakukan itu.

Jang Il : Jadi kau akan menentang perintah atasanmu?

Won Gyeong ikut bicara, Pasal 7 UU Kejaksaan. Mengenai urusan di kejaksaan, jaksa harus mengikuti protokol perintah dari atasan mereka.

Hye Ryool : Kau kaki tangannya?

Won Gyeong : Apa?

Hye Ryool : Mengenai regulasi yang dipertanyakan saat menggunakan hak sebagai jaksa, itu hanya regulasi tambahan. Dengan membuntuk jaringan investigasi nasional, kita bisa efisien. Dengan menyeimbangkan hak kita untuk menggunakan wewenang kita, kita bisa menjaga keadilan. Itu ditetapkan untuk mengendalikan keputusan sewenang-wenang jaksa.

Selagi Hye Ryool bicara dengan Won Gyeong, Jang Il melihat berkas rapat tim Hye Ryool di meja.

Hye Ryool terus bicara. Jang Il ngamuk Hye Rool bilang dia melakukan pelanggaran serius.

Jang Il : Baik, silahkan lanjutkan yang kau inginkan.

Jang Il beranjak keluar. Won Gyeong mengikutinya.

Hye Ryool melanjutkan rapatnya.

Direktur Ham bersama Geun Woo dan Yong Ji menuju ruangannya.

Tak lama kemudian, mereka tiba. Yong Ji buru-buru membukakan pintu untuk Direktur Ham.

Melihat tingkah Yong Ji, Geun Woo hanya tersenyum tipis.

Direktur Ham melihat tabletnya. Lalu dia beranjak dari mejanya dan mendekati Geun Woo dan Yong Ji sambil membawa tabletnya. Dia bilang, mereka di peringkat kedua lagi tahun ini untuk tingkat lulus ujian advokat. Direktur Ham meletakkan tabletnya di atas meja. Lalu dia kembali beranjak ke mejanya.

Yong Ji bilang dia sudah menduga hal itu.

Yong Ji : Penting untuk mengamankan anggaran untuk merekrut lebih banyak profesor dan memperluas program beasiswa kita. Bagaimana kita bisa meminta dana lagi setelah ini? Anda setuju, kan?

Tapi Geun Woo bilang tingkat kelulusan bukan segalanya.

Geun Woo : Aku yakin ibu tahu para lulusan kita punya reputasi hebat di pengadilan, kantor kejaksaan dan firma hukum.

Yong Ji : Tingkat kelulusan bukan segalanya? Lalu apa yang kita lakukan disini? Tempat apa ini? Ini sekolah hukum tempat para mahasiswa belajar soal hukum. Para mahasiswa disini berinvestasi dengan waktu berharga mereka dan bekerja keras untuk lulus ujian advokat dan mempraktikkan hukum. Mereka menghabiskan banyak uang untuk belajar dari kita. Mereka harus lulus ujian advokat agar bekerja sebagai petugas hukum. Hanya ada langkah selanjutnya saat mereka lulus ujian.

Yong Ji lantas berdiri dan menatap Direktur Ham.

Yong Ji : Direktur, ini yang dipikirkan Profesor Na. Jadi tidak penting sekeras apa usahaku membantu mereka lulus ujian. Anda setuju, bukan?

Geun Woo : Ini bukan tempat les. Ini program pasca sarjana. Ini bukan sekolah persiapan. Maksudmu aku bersikap seperti instruktur di sekolah persiapan?

Yong Ji : Kau pikir aku pebisnis? Aku juga profesor! Prioritas utamaku adalah kebutuhan para mahasiswaku! Aku seorang pendidik!

Geun Woo : Karena ini program pasca sarjana di sekolah hukum, kita harus mengajari para mahasiswa kita sisi akademis hukum serta kepraktisan hukum. Jadi kita membentuk mereka menjadi lebih dari sekadar praktisi hukum.

Yong Ji marah lagi, aku juga punya gelar doktor!

Yong Ji mendekati Direktur Ham. Dia minta maaf atas keemosionalannya barusan.

Yong Ji : Jika ini terus berlanjut, aku tidak bisa mengajar disini. Dia bahkan bukan profesor tetap, dia hanya penghibur. Dia memengaruhi kampus kita hanya dengan citranya. Aku tidak tahan lagi. Maafkan aku.

Yong Ji mau pergi tapi sebelum dia menatap Geun Woo lagi.

Yong Ji : Profesor Na, lakukan sesukamu. Mari lihat apa yang terjadi. Anak-anak dari Universitas Seoul itu? Mereka hanya belajar untuk ujian. Kampus dipenuhi anak-anak yang orang tuanya hakim, jaksa dan pengacara. Itu lingkaran yang erat. Prinsip idealisme menyedihkanmu melemahkan dominasi kampus kita! Apa gunanya jika murid kita menjadi hakim atau jaksa? Mereka tidak akan bisa apa-apa karena mahasiswa Universitas Seoul akan mengalahkan jumlah mereka. Jadi kau akan bertanggung jawab? Saat kau berencana berhenti mengajar dan menjadi politikus? Kau tahu? Ini satu-satunya posisi yang kuinginkan seumur hidupku!

Yong Ji sampai menitikkan air matanya.

Direktur Ham berdiri dan menengahi. Dia bilang, dia yakin Geun Woo memahami pesan dibalik pidato Yong Ji yang penuh semangat itu.

Direktur Ham : Aku tahu benar kau bekerja keras untuk kampus kita. Aku selalu bersyukur. Masih ada beberapa hal yang harus kukatakan pada Profesor Na.

Yong Ji : Tentu. Aku juga harus mengerjakan soal untuk ujian bayangan. Kalau begitu, aku permisi.

Yong Ji keluar. Direktur Ham menyuruh Geun Woo mengurangi kelas mulai semester depan.

Geun Woo kaget, apa?

Direktur Ham : Kau pikir ini tempat untuk memoles reputasimu? Kau hanya menyesatkan mereka. Jadi, berhentilah ceramah.

Geun Woo : Ibu.

Direktur Ham : Aku bukan ibumu. Trikmu hanya berhasil pada Hye Ryool karena dia tidak tahu apa-apa selain jatuh cinta pada prinsip idealismu. Beraninya kau berpikir itu akan berhasil padaku. Orang-orang memujimu karena tertipu aktingmu. Kau pikir kau profesor penting? Kau pikir bisa lebih tinggi? Tahu dirilah. Jangan sombong. Jika kita tidak bisa mengejar nilai kelulusan Universitas Nasional Seoul, aku akan menghapus kelasmu.

Geun Woo terdiam pahit.

Para mahasiswa membaca poster yang ditempel di dinding kampus. Mereka lalu bilang, mereka butuh tiga orang.

Gu Ryeong lewat dan ikut membaca poster itu. Diantara para mahasiswa, ada juga yang bilang mereka butuh satu orang lagi.

Gang Baek cs berkumpul di perpustakaan. Mereka membahas pengumuman kontes di poster itu.

Nan Hee : Kau ingin mengikuti kontes itu selain kelompok belajar kita?

Yoo Hyun bilang, dia gak punya waktu untuk itu.

Ji Yi menatap Gang Baek, dia bilang dia merasa itu tidak perlu.

Tapi Gang Baek mau mencoba. Dia bilang, kedengarannya menyenangkan.

Kyung Joon setuju dengan Gang Baek.

Karena Gang Baek mau mencoba, Ji Yi juga ikut keputusan Gang Baek.

Nan Hee : Kau harus menyisihkan setidaknya dua jam per hari. Kalian punya waktu untuk itu, kan? Selain kelompok belar dan kuliah ujian advokat?

Ji Yi : Kau ingin kami menyisihkan dua jam sehari?

Nan Hee : Sepekan sebelum kontes, kita akan begadang untuk mempersiapkannya. Gang Baek-ah, Kyung Yoon-ah, kau siap untuk itu?

Gang Baek dan Kyung Yoon langsung memberikan hormatnya pada Nan Hee sebagai ganti jawaban kalau mereka siap.

Nan Hee tersenyum.

Nan Hee : Ji Yi, kau bagaimana? Hanya boleh ada empat orang di tim kita untuk kontes ini.

Ji Yi menatap Gang Baek, berharap bisa ikut kelompok Gang Baek.

Tapi Yoo Hyun mengajak Ji Yi. Dia bilang dia hanya ingin Ji Yi melakukan penelitian.

Yoo Hyun : Kalau dipikir-pikir memenangi penghargaan kontes cukup bagus. Ada keuntungannya. Serta aku bisa menuliskannya di resumeku.

Ji Yi : Itu jika kau menang penghargaan.

A Jeong : Aku akan memikirkannya. Sejujurnya, urusanku sudah cukup banyak.

Ji Yi menatap Yoo Hyun, kau yakin aku tidak perlu menyisihkan banyak waktu?

Yoo Hyun mengangguk, ya.

Ji Yi meminta bantuan Gang Baek. Dia mengajak Gang Baek satu kelompok dengannya dan Yoo Hyun.

Gang Baek menatap Nan Hee. Dia pengen sama Nan Hee, tapi gak enak sama Ji Yi.

Tapi Gang Baek akhirnya minta maaf. Dia bilang janji harus ditepati.

Nan Hee memuji Gang Baek, murid teladan. Ini sebabnya kesetiaan itu penting. Aku hampir menuntutmu atas kerugian karena ketergantungan. Aku baru saja mengindari masalah.

Kyung Yoon : Aku hanya akan untung saat ada adu argumen.

Nan Hee : Apa yang akan terjadi jika kau tidak jujur seperti dia? Itu akan menjadi pelanggaran UU Pengacara.

Gang Baek : Dia akan ditangkap.

Kyung Yoon menyatukan kedua tangannya, minta maaf ke Gang Baek.

Semua tertawa, kecuali Ji Yi.

Dia kecewa atas penolakan Gang Baek.

Lalu Gu Ryeong datang.

Ji Yi yang lagi kesal atas penolakan Gang Baek, menjadikan Gu Ryeong pelampiasan.

Ji Yi : Kau tidak lihat kami sedang belajar! Kami memesan ruangan ini dan memberi tanda di pintu. Kau tidak bisa masuk begitu saja seperti ini.

Gu Ryeong : Aku tahu itu, jadi…

Nan Hee bersikap lebih welcome, apa itu mendesak?

Ji Yi menatap kesal Nan Hee.

Gu Ryeong bilang iya.

Gang Baek tanya, apa itu.

Gu Ryeong : Tadinya aku…

Yoo Hyun sama seperti Ji Yi, kami sibuk. Pikirkan apa yang mau kau katakan dan kirimi kami pesan nanti.

Gu Ryeong : Tidak!

Semua kaget Gu Ryeong bicara agak keras. Gu Ryeong memelankan suaranya dan mengaku ingin ikut kontes itu juga.

Ji Yi : Kalau begitu lakukanlah. Kenapa kau memberitahu kami? Kami sudah membentuk tim.

Yoo Hyun : Kau harus bertanya kepada orang lain. Kami sedang belajar kelompok.

Nan Hee berdiri dan mendekati Gu Ryeong

Nan Hee : Jika mau, kau mau bergabung dengan kami? Gang Baek, Kyung Yoon dan aku akan berada di tim yang sama. Kalian tidak keberatan, kan?

Nan Hee meminta pendapat Gang Baek dan Kyung Yoon.

Gang Baek dan Kyung Yoon bilang mereka gak keberatan.

Nan Hee tersenyum pada Gu Ryeong.

Gu Ryeong masih sulit percaya dia diizinkan bergabung. Dia memastikannya lagi dengan bertanya apa dia benar-benar diizinkan bergabung.

Nan Hee : Mengizinkanmu bergabung? Astaga. Kita semua bekerja sama disini. Ini akan cukup sulit, kau yakin bisa mengatasinya?

Gu Ryeong senang dan berjanji akan melakukan yang terbaik. Dia juga berterima kasih pada Nan Hee karena menghargainya.

Nan Hee : Tidak perlu. Aku yakin kau tahu lebih banyak preseden daripada kami. Kami yang berterima kasih.

Nan Hee lalu bilang akan menghubungi Gu Ryeong nanti karena mereka lagi belajar kelompok.

Gu Ryeong pergi tapi sebelum pergi, dia bilang dia akan menunggu telepon Nan Hee. Dia juga mengaku tahu lebih banyak preseden.

Setelah Gu Ryeong pergi, Ji Yi memarahi Nan Hee. Ji Yi bertanya, kenapa Nan Hee menyeret Gu Ryeong masuk.

Nan Hee : Kau bukan tim kami. Lagipula kenapa kau mengatakannya seperti ini? Menyeretnya masuk? Dia mahasiswa disini sama seperti kita.

Ji Yi : Apa? Dia membuatku takut. Semua orang disini tahu dia aneh. Dia belajar untuk ujian advokat selama sepuluh tahun. Namun dia tertahan karena nilainya sangat rendah. Dia tidak punya teman. Dia memberi catatan menyeramkan kepada orang-orang di perpustakaan. Semua orang tahu dia agak gila. Kenapa kau membiarkannya mendekati kita? Kenapa kau membiarkannya berbagung denganmu? Apa yang kau pikirkan?

Tanpa mereka sadari, Gu Ryeong menguping pembicaraan mereka.

Yong Ji di tengah wawancara di stasiun televisi.

Pembawa acara bertanya pendapat Yong Ji.

“Jadi menurut anda penyelidikan ini dibuat-buat sejak awal?”

“Benar, ini lebih dari sekadar dibuat-buat. Sebenarnya, semuanya hanya kecurigaan sejauh ini. Mereka sudah menyimpulkan bahwa Jusung mungkin melakukan hal ilegal untuk mewariskan hak manajemen serta mereka membuat spekulasi yang sesuai dengan itu. “Bukankah mereka akan melakukan ini?”Mereka hanya berusaha menyudutkan Jusung. Jadi ini contoh tipikal investigasi target yang selalu didiskusikan sebagai masalah untuk reformasi kejaksaan. Biar aku beritahu risiko terbesar melakukan penyelidikan seperti itu. Jika mereka tidak bisa menemukan bukti jelas selama penyelidikan, mereka terpaksa mencari setidik debu apapun. Jadi apa yang akan mereka lakukan? Mereka akan menylidiki lewat batas. Ini masalah lain yang dibahas dalam reformasi. Investigasi berdasarkan teknikalitas. Mereka mencari setitik debu terkecil agar target mereka kewalahan. Tujuan mereka adalah menangkap target mereka atas teknikalitas. Mereka menyelidiki sepupu mereka, sepupu jauh dan mertua mereka.

Dan yang mewawancarai adalah Direktur MBS Yoon.

Seorang wanita lagi yang juga diundang sebagai narsum, sedikit tertawa mendengar penjelasan Yong Ji.

Direktur Yoon : Jadi maksud anda mereka menyelidiki semua orang agar bisa mengincar kasus Dana Natal?

Wanita itu menyela, dia bilang gak setuju.

Yong Ji memotong kata-kata wanita itu. Dia bilang dia sebelum selesai bicara.

Yong Ji : benar, itu dia. Kenapa itu dibahas disini? Menurutku, Jusung masalahnya. Kalau begitu selidiki Jusung, kenapa mereka mengincar Cheong Wa Dae? Mengejar target tertentu saja sudah melanggar hukum. Sudah jelas apa agenda penyelidikan ini. Mereka merencanakan sesuatu dengan melakukan penyelidikan yang tidak masuk akal dan irasional. Mereka sudah kehilangan kesetiaan terhadap hukum.

Direktur Yoon : Jadi maksud anda ini hanya acara untuk memuaskan ambisi Jaksa Han Hye Ryool dan Profesor Na Geun Woo? Dengan kata lain, ini langkah yang diperhitungkan secara politis. Entah apa mereka tidak akan menghadapi risiki dengan itu.

Yong Ji : Aku yakin penilaian publik kita yang bijaksana akan menjadi risiko mereka.

Di ruangannya, Geun Woo menonton wawancara Yong Ji.

Tapi tak lama, dia mematikan tabletnya.

Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Pesan dari Moo Ryeol. Moo Ryeol mengiriminya lagi foto perselingkuhannya dengan Nan Hee. Dia bilang, dia ingin Geun Woo bergegas.

Geun Woo menghela nafas. Tak lama, Moo Ryeol menelpon.

Moo Ryeol : Kapan itu akan selesai? Kurasa kau tidak boleh bersantai sekarang.

Geun Woo : ini salahku. Aku akan bertanggung jawab penuh. Namun, aku tidak berhenti…

Moo Ryeol : Astaga, ini sebagnya kau adalah masalah. Dengar, Na Geun Woo-ssi. Kau sungguh berpikir bisa bertanggung jawab? Harga diri Han Hye Ryool yang sangat tinggi dan nyawa mahasiswi muda ini. Bagaimana kau akan bertanggung jawab? Han Hye Ryool akan merasa dipermalukan sampai mati dan ini hanya akan membunuh gadis itu. Sekarang katakan, bagaimana kau akan bertanggung jawab.

Geun Woo terdiam mendengarnya.

Hye Ryool lagi bekerja saat Geun Woo menghubunginya. Tapi tak lama, Sung Hyun masuk bersama Detektif Ji dan Detektif Wang.

Hye Ryool : Jika tidak mendesak, bisa kutelpon lagi nanti? Aku baru saja kedatangan tamu penting.

Hye Ryool memutus panggilan Geun Woo.

Geun Woo pun bingung harus bagaimana. Menyelamatkan Hye Ryool atau Nan Hee.

Detektif Ji minta maaf karena gagal menangkap orang2 terkait kasus Dana Natal.

Hye Ryool bilang tidak masalah karena mereka juga pernah melewatkan tersangka.

Hye Ryool : Benar kan, Jaksa Oh?

Sung Hyun : Benar, kami jarang menangkap tersangka….

Hye Ryool mengetuk meja dan menatap Sung Hyun, itu rahasia.

Detektif Wang bilang, Hye Ryool tampak lebih keren dilihat secara langsung.

Hye Ryool : Apa aku sangat buruk di TV?

Detektif Wang : Bukan begitu maksudku.

Detektif Ji memarahi Detektif Wang, ini sebabnya kau tidak punya pacar.

Hye Ryool : Kalau begitu Detektif Ji, kurasa kau buaya darat yang hebat.

Detektif Ji : Ya, aku sangat populer di kalangan wanita.

Detektif Wang : Apa? Astaga.

Detektif Ji lalu berkata, dia tahu Hye Ryool kecewa tapi Hye Ryool masih memikirkan mereka.

Hye Ryool : Tidak apa-apa. Tujuan kita sama. Dana Natal. Kita harus menangkap mereka.

Detektif Ji : Ya, tidak ada yang mau terlibat, jadi dukunganmu memberi kami kekuatan besar. Namun kau harus berhati-hati. Dolphin sangat tidak manusiawi. Tolong lebih berhati-hati.

Dolphin lagi di ruang interogasi bersama penyidik. Dia melihat2 ruangan interogasi.

Dolphin : Ada orang dibalik cermin ini, kan? Namun tempat apa ini? Aku tidak ingin makan disini. Mejanya terlalu gelap. Dan astaga berdebu.

Dan si penyidik adalah Sung Hyun.

Hye Ryool menyender ke dinding, menatap mereka.

Sung Hyun : Mulai sekarang, kami akan mulai merekam interogasi kami terhadap Ji Joon Ki, tersangka kasus Dana Natal.

Sung Hyun mau menyalakan kamera tapi Dolhpin tanya apa maksudnya merekam.

Sung Hyun : Aku menginformasikan bahwa kami akan merekam interogasi ini sesuai KUHP. Seluruh prosesnya akan direkam dari awal hingga akhir. Begitu rekamannya selesai, salinan aslinya akan disegel.

Dolphin : Begitu rupanya, KUHP. Itu bagus, KUHP. Namun, apa kejaksaan Korea tahu hukum seperti itu? Kalian sepertinya tidak terlalu peduli dengan prosedur. Kalau begitu, izinkan aku menggunakan hakku untuk dibantu pengacara yang diberikan kepadaku oleh Konstitusi dan KUHP seperti yang ditetapkan Pasal 12 Ayat 4 Konstitusi dan Pasal 243 KUHP.

Sung Hyun kesal.

Dolphin : Aku cukup berpengalaman dalam masalah seperti ini. Kenapa? Kau terkejut? Baiklah, aku menolak diinterogasi tanpa kehadiran pengacaraku.

Sung Hyun : Saat kami memberitahumu tanggal pemanggilan, kau ditanya apakah kau ingin kehadiran pengacaramu dan kau menjawab tidak membutuhkannya.

Dolphin ngorek kupingnya. Lalu dia bilang dia tidak butuh pengacara untuk makan bakso goreng di kejaksaan.

Sung Hyun : Jadi kau menolak diinterogasi hari ini?

Dolphin : Ya.

Sung Hyun : Lantas, kapan kita harus menjadwalkan ulang?

Dolphin : Entahlah. Kapan waktu yang tepat untukmu? Aku yakin kau ingin mendengar banyak hal dariku. Bukan begitu, Jaksa Han?

Hye Ryool diam saja sambil menatap tajam Dolphin.

Dolphin : Begini. Sudah lama aku ingin bertemu denganmu. Karena kupir kau dan aku akan cocok.

Hye Ryool memaki Dolphin, beraninya kau, penipu brengsek!

Hye Ryool mendekati Dolphin, hei brengsek, aku bukan temanmu! Saat jaksa bertanya, kau hanya perlu menjawab. Beraninya kau bicara denganku, dasar orang bodoh rendahan. Shibal.

Sung Hyun tersenyum puas menatap Dolphin yang terpancing makian kasar Hye Ryool.

Sung Hyun dan Hye Ryool meninggalkan ruang interogasi.

Hye Ryool : Katakan kita harus memeriksa sesuatu dengannya dan tempatkan dia di ruang tunggu. Pastikan dia sadar.

Hye Ryool masuk ke sebuah ruangan.

Dolphin di sel kejaksaan, lagi membenturkan kepalanya ke dinding. Tak lama kemudian, dia memanggil petugas.

Petugas datang.

Dolphin : Kenapa kau tidak mengirimku kembali ke penjara? Disini sangat menyesakkan. Aku datang pukul 14.30 dan ini sudah lewat pukul 17.00.

Petugas : Jaksa ingin kau menunggu disini untuk memeriksa sesuatu.

Dolphin : Memeriksa apa?

Petugas : Dimana honorifikmu?

Dolphin mengulangi pertanyaannya. Memeriksa apa?

Petugas : Kami hanya melakukan perintah jaksa.

Dolphin : Hei, kenapa kau berbicara kepadaku tanpa honorifik?

Petugas : Dasar bodoh. Kau yang lebih dulu tidak memakai honorifik.

Petugas melepas topinya, kau pikir aku siapa? Kau hanyalah….

Petugas menunjuk dengkulnya.

Petugas : Tutup mulutmu dan berjongkoklah disini.

Petugas pergi.

Dolphin kesal, mereka memperlakukanku seperti anjing.

Hari sudah malam.

Dolphin memikirkan sesuatu agar bisa keluar dari sel.

Direktur Ham di galeri seni. Dia memandangi salah satu lukisan. Hye Ryool kemudian datang dan melihat lukisan yang dipandangi ibunya.

Hye Ryool : “Jika aku menjadi Raja, aku akan menebus pelecehan yang mengurangi separuh manusia.” “Aku akan meminta wanita berpartisipasi dalam semua hak asasi manusia, terutama mereka yang berpikiran”. Ucapan Emilie du Chatelet di tahun 1700-an, tidak terdengar canggung sama sekali. Lucu, bukan, Bu?

Direktur Ham : Dia kekasih dan sponsor Voltaire. Mereka teman akademis. Dia jatuh cinta dengan penyair yang 10 tahun lebih muda yang juga seorang petugas. Kenapa kau tidak hidup seperti dia daripada menjadi Raja?

Hye Ryool : Aku berencana menjadi Raja dan menjalani hidup yang indah juga.

Keduanya tersenyum.

Direktur Ham : Ibu tidak bisa memikirkan itu. Lumayan.

Lalu pegawai datang dan memberitahu mereka bahwa dia sudah datang.

Dia yang dimaksud si pegawai tadi adalah Hakim Ham.

Mereka duduk bersama di sebuah ruangan VIP.

Hye Ryool : Keadaan pasti sulit bagi semua orang karena aku belakangan ini.

Hakim Ham : Tidak juga baki kakek. Kakek hanya bilang bahwa kakek pria tua yang diabaikan. Bahwa kakek tidak tahu apa-apa atau tidak punya pengaruh.

Direktur Ham : Aku juga tidak tahu apa yang direncanakan Hye Ryool, Ayah.

Hakim Ham : Kau tidak perlu memberitahu ayah serta ayah tidak perlu tahu.Kakek yakin kau akan menangani masalah diluar keluarga. Namun yang aku cemaskan adalah masalah keluarga. Mengenai Gun Do, aku menahannya agar tidak memprovokasinya lagi. Namun dengan tidak tahu malu, dia duduk mengelilingi meja dengan kita di rumahku dan mengambil apa yang menurutnya pantas dia dapatkan. Melihatnya membuatku sangat frustasi. Namun….

Direktur Ham : Ayah benar, memprovokasinya lagi tidak akan ada gunanya.

Hye Ryool : Aku berpikir sedikit berbeda. Kakek masih hidup dan sehat, tapi dia membiarkan jalan terbuka dan menawarkan kamar utama. Dia mungkin akan berusaha melakukan lebih. Awalnya aku bingung karena Ham dan Lee diserang. Kemudian aku meragukannya. Namun saat Won Gyeong bilang targetnya adalah Na Geun Woo, aku lebih terkejut. Aku lupa bahwa masalah terbesar selalu ada di dalam keluarga kita. Karena kini dia sudah menunjukkan cakarnya, dia mungkin akan mengincar kepala. Dia berniat mengambil alih Ham dan Lee, terlepas dari kehadiran kakek.

Hakim Ham : Kakek tidak akan membiarkan itu tejadi. Kakek akan memenggal kepalanya.

Hye Ryool : Kakek, konflik akan menyebabkan kerugian apapun. Ada orang-orang yang menunggu itu terjadi di sekitarku. Aku tidak bisa memberikan keinginan mereka. Namun dia jelas bertekad.

Direktur Ham tanya, apa ada cara untuk menghindari konflik.

Hye Ryool : Akan kuputus koneksinya.

Hakim Ham : Koneksi?

Hye Ryool : Ya. Mereka yang bersekongkol dan menghasutnya. Akan kusingkirkan mereka darinya dan membawa mereka ke sisiku. Hanya itu cara untuk mengikat tangan dan kakinya. Aku akan merangkulnya sejak kecil. Aku sudah melihatnya sejak dia kecil. Dia ramah dan baik. Aku tidak keberatan dia menjadi menantuku. Aku akan merangkul Ji Yi.

Hakim Ham : Putri Kepala Kantor Distrik Pusat… Ini bisa membuat segalanya rumit baginya.

Direktur Ham cemas, dia takut itu akan menyusutkan dunia Hye Ryool.

Hye Ryool : Orang yang lebih mencintai selalu berada di pihak yang kalah. Ji Yi sangat menyukai Gang Baek. Dengan dia sebagai sandera, aku tidak perlu berhati-hati.

Tapi Ji Yi lagi kecewa dengan sikap Gang Baek.

Gang Baek : Ada apa lagi kali ini?

Ji Yi : Kali ini? Aku bukan istri yang memarahi suaminya. Jangan bilang begitu.

Gang Baek : Apa yang membuatmu kesal kali ini?

Ji Yi : Semuanya. Semuanya membuatku kesal. Aku tidak mengerti bagaimana sikapmu di dekat Hong Nan Hee. Kau selalu dibawahnya.

Gang Baek : Tidak.

Ji Yi : Kau siap melayaninya. Kau tahu apa kata orang lain?

Gang Baek : Ucapan orang lain tidak penting. Aku akrab dengannya karena dia teman dekatku.

Ji Yi : Baiklah. Dia teman dekatmu. Bagaimana denganku? Kau memutuskan kompetisi tanpa bertanya dulu.

Gang Baek : Aku minta maaf untuk itu.

Ji Yi : Hanya itu? Hanya itu yang membuatmu harus minta maaf? Kenapa kau memperlakukanku seperti ini? Pikirkan sikapmu belakangan ini. Apa arti diriku bagimu?

Gang Baek : Teman yang cantik dan manis.

Ji Yi : Lalu?

Gang Baek : Ji Yi-ya.

Ji Yi : Lalu? Selain teman!

Gang Baek : Ji Yi-ya, begini….

Ji Yi yang sudah tahu perasaan Gang Baek, tidak mau mendengar.

Ji Yi : Berusahalah lebih keras. Aku sudah mengenalmu sejak TK. Kau selalu memiliki hatiku. Kau menghiburku, menenangkanku dan mendukungku. Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu. Jika kau menghancurkan hatiku sekarang, seharusnya kau tidak sebaik itu sejak awal. Jadi berusahalah dengan keras.

Ji Yi berbalik, dia mau pergi. Tapi dia mengatakan sesuatu lagi pada Gang Baek.

Ji Yi : Jika ini karena Hong Nan Hee, aku tidak akan memaafkanmu.

Ji Yi beranjak masuk ke kampus. Ya, mereka bertengkar di depan kampus.

Gang Baek tertegun menatap kepergian Ji Yi, maaf.

Tanpa mereka sadari, Gu Ryeong melihat mereka sejak tadi.

Ae Heon sudah duduk di ruang makan dengan pakaian dan kalung mewahnya. Kepala Yang datang. Ae Heon bilang dia tidak ingin makan masakan Korea hari ini.

Kepala Yang : Kau ingin makan makanan Barat?

Ae Heon : Kau menawarkan untuk segera mengubah menunya. Itu tidak menyenangkan.

Kepala Yang : Jika aku bilang “Akan butuh waktu lama, jadi tolong makan yang disajikan hari ini” kau bisa mengamuk lagi dan berkata, “Kau menyuruhku berhenti mengeluh dan makan saja?”.

Kepala Yang menatap Ae Heon, apa itu menyenangkan bagimu? Kau mengikuti kursus lelucon?

Ae Heon : Kau bisa belajar cara membuat lelucon?

Kepala Yang : Jika menurutmu aku punya selera humor, itu pasti dari sifatku.

Ae Heon tertawa, itu lucu sekali. Selera humormu membutuhkan kekerasan. Apa? Kenapa tidak membantahku lagi dengan selera humormu yang berbakat? Sekarang kau menyerangku setiap kali aku bicara. Apa aku lelucon bagimu? Jawab aku!

Ae Heon menjatuhkan piring makannya ke lantai.

Chef Kim dan duo Mi Ja yang mendengar suara pecahan piring, kesal.

Mi Ja senior : Wanita gila itu mulai lagi.

Mi Ja junior : Dia benar-benar gila.

Chef Kim : Astaga, aku mungkin diminta menata meja lagi. Aku tidak percaya mereka menerima orang seperti dia di keluarga ini.

Mi Ja Senior : Mereka mungkin tidak tahu.

Chef Kim : Mereka tidak akan melakukannya jika tahu. Dia menjadi wanita sopan di sekitar keluarga. Apa Kepala Yang tidak memberitahu mereka tentang dia?

Mi Ja senior bilang dia yakin keluarga ini tahu.

Mi Ja Junior setuju. Dia bilang tidak mungkin keluarga Ham tidak menyadari tempramen buruk Ae Heon.

Mi Ja Junior : Mereka pasti hanya berpura-pura bodoh. Aku selalu mengatakan ini, tapi apapun yang mereka pikirkan, keluarga ini menjalani hidup yang penuh masalah.

Dua Mi Ja tertawa.

Chef Kim : Karena dia menjatuhkan makanan Korea, mari kita coba makanan Barat kali ini. Aku akan membuat steik, salad dan consomme. Ambilkan kaldunya.

Mija Senior kesal. Chef Kim mulai beranjak.

Mi Ja Senior lalu bilang piring yang dipecahkan Ae Heon seharga lebih dari gaji bulanannya. Tapi Ae Heon memecahkan piring itu tanpa berkedip.

Mi Ja Senior : Kegilaan orang gila itu merusak suasana hatiku. Hentikan kegilaan ini!

Mi Ja Senior mengepalkan tangannya. Mi Ja Junior mencoba menenangkannya.

Dolphin ngamuk di sel nya. Dia menendang-nendang jeruji sel, juga isi sel dan berteriak-teriak. Tiga petugas datang. Dua petugas masuk dan membekuk Dolphin. Mereka memborgol Dolphin.

Petugas yang satunya hanya berdiri diluar, menatap dingin Dolphin.

“Apa yang kau lakukan?”

“Dasar brengsek!”

Su Hyeok menjamu Seketaris Ahn. Seketaris Ahn melihat berbagai hidangan di meja. Dia bilang, harusnya jangan menjamu lebih mahal dari seolleongtang untuk berkumpul.

Su Hyeok : Namun ini tampak cukup mahal bagiku untuk mencemaskan masalah di masa depan.

Seketaris Ahn : Ini alasannya aku mengagumu petugas pengadilan. Kurasa mereka tahu hukum, mereka selalu berhati-hati dan waspada.

Su Hyeok tertawa, maksudmu kami pengecut?

Seketaris Ahn : Benar. Jika kau tahu hukum, kau pasti takut betapa menakutkannya hukum. Ini bukan hanya tentang satu orang. 3 generasi keluarga bisa hancur dalam sekejap.

Su Hyeok hanya diam menatap Seketaris Ahn.

Seketaris Ahn melihat tatapan itu.

Seketaris Ahn : Kau mulai curiga lagi. Tidak ada apa-apa disini. Perekam dan kamera? Tidak ada yang seperti itu disini. Mau kutunjukkan? Astaga, kau tidak mempercayaiku.

Seketaris Ahn berdiri dan membuka ikat pinggangnya. Su Hyeok percaya dan menyuruh Seketaris Ahn duduk.

Seketaris Ahn : Kau Kepala Pelayan Perusahaan Hukum Ham dan Lee. Menurut Hakim Ham, tugasmu membereskan kekacauan. Bukan begitu, Kepala Nam?

Su Hyeok masih diam menatap Seketaris Ahn.

Seketaris Ahn : Jangan marah. Hakim Ham juga mengatakan itu tentang Na Geun Woo, bahwa dia biasa membereskan kekacauannya. Namun belakangan ini dia berpikir dia dikhianati. Mantan bawahannya merayu putrinya untuk bergabung dengan keluarganya, dan kini dia mengincar Ham dan Lee.

Su Hyeok : Jadi kau tidak bisa dan tidak mau memercayaiku?

Seketaris Ahn : Kau bicara seperti dia. Dia mengatakan hal yang sama. Kau berbeda, Kepala Nam. Ini sebabnya Hakim Ham dari Perusahaan Hukum Ham dan Lee membuatmu sangat dekat dengannya bahkan saat dia tidak bisa memercayaimu. Begini, kukira aku bisa melewati krisis ini hanya dengan bantuannya. Jadi aku memohon kepadanya dengan segala cara kecuali berlutut namun kau tahu dia seperti apa. Dia bersedia menjatuhkanku kapan saja. Bukankah ini terlalu kejam? Seujujurnya aku punya sesuatu yang bisa menyulitkan Ham dan Lee. Kita sepakat untuk bekerja sama, jadi kupikir kita akan menjadi rekan apapun yang terjadi. Biar kupersingkat ini. Aku ingin meminta bantuanmu.

Su Hyeok tertawa, apa ada kekacauan yang harus dibersihkan? Tugas pengacara dalah membersihkan kekacauan. Kekacauan itu sama, siapa pun penyebabnya. Tidak ada banyak perbedaan dalam seberapa kotor dan baunya. Aku tidak pemilih dalam memilih apa yang harus dibersihkan.

Seketaris Ahn : Jadi kau tidak keberatan siapapun dan apapun yang kau bersihkan?

Su Hyeok : Bukan itu saja. Selama itu layak, aku bisa menerimanya dan bahkan disalahkan.

Seketaris Ahn : Astaga, hanya jika aku bisa memiliki seseorang sepertimu di sisiku, aku akan tenang sebesar apapun masalah yang kutimbulkan.

Su Hyeok : Omong-omong maaf karena aku tidak menyentuh makanannya. Namun aku akan menebus ini dengan tekad untuk menerima dan menanggung kesalahan saat aku punya kesempatan untuk membereskan sesuatu.

Seketaris Ahn : Aku ingin semuanya jelas. Entah itu masalahku atau Hakim Ham, kau sama sekali tidak peduli. Begitukah?

Su Hyeok : Siapapun bisa menjadi pengacara zaman sekarang. Saat sudah digaji, kau tidak peduli kekacauan siapa pun itu.

Su Hyeok pamit dan pergi.

Setelah Su Hyeok pergi, Seketaris Ahn membuka pintu di depannya. Di sana, ada Pimpinan Han dan Direktur Yoon.

Pimpinan Han menghubungi Su Hyeok.

Pimpinan Han : Bagaimana?

Su Hyeok : Aku baru saja pergi. Dia terus membahas membersihkan kekacauan saat makan malam.

Pimpinan Han menatap Seketaris Ahn. Seketaris Ahn tersenyum dan terus mendengarkan kalimat Su Hyeok.

Su Hyeok : Dia hampir mengompol karena takut, berpikir dia membuat kekacauan besar, tapi dia masih menggertak. Harus kuakui, kurasa dia yang paling mudah untuk dimanuver.

Pimpinan Han : Benar, aku mengerti. Sepertinya seleranya tidak biasa. Apa membicarakan kotoran merangsang selera makannya?

Pimpinan Han lalu mematikan pengeras suara dan lanjut bicara sama Su Hyeok.

Pimpinan Han : Apa dia hanya bicara itu sepanjang makan malam? Baiklah, mari kita pikirkan. Aku selalu percaya penilaianmu. Jadi menurutmu, Seketaris Ahn yang paling mudah dimanuver. Mereka yang mengompol dan menggertak selalu menjadi penurut.

Seketaris Ahn kesal mendengarnya.

Pimpinan Han menyudahi panggilannya. Dia lalu menyuruh Seketaris Ahn makan.

Pimpinan Han : Aku yakin kau terlalu sibuk membicarakan kekacauanmu tadi.

Direktur Yoon merasa tidak nyaman. Dia bilang harusnya dia tidak datang.

Pimpinan Han bilang, itu tidak benar. Ini cara Direktur Yoon belajar. Begitulah cara kerja politik. Telan dan ludahkan. Dia menyuruh Direktur Yoon menguasai keahlian itu. Jika manis jangan ditelan serta jangan memuntahkannya meskipun pahit.

Pimpinan Han : Itu bisa menyelamatkanmu atau membuatmu dipecat.

Direktur Yoon : Aku belajar banyak darimu.

Direktur Ham menyajikan teh untuk Yong Ji.

Direktur Ham : Profesor Hwang, aku tidak tahu kau berpikir begitu.

Yong Ji : Direktur, masalahnya…. Sejujurnya, mengingat insiden baru-baru ini yang melibatkan Jusung, kita tidak bisa bilang tidak ada masalah.

Direktur Ham : Mereka yang menikmati semua hak istimewa yang disertai gelar profesor, termasuk gaji enam digit mereka, sambil mencari kesempatan untuk memulai karir politik mereka. Dulu kau membenci politikus seperti itu. Apa aku salah?

Yong Ji : Maafkan aku. Mereka segera menghubungiku jadi aku tidak bisa menolaknya.

Direktur Ham : Apa itu Jang Il?

Yong Ji : Apa?

Direktur Ham : Dia memintamu melakukannya?

Yong Ji gelagapan, Direktur, itu….

Direktur Ham : Ji Yi mendapat nilai bagus di kelas yang kau ajar. Dia selalu dapat nilai A plus. Di kelas lainnya, nilainya biasa saja.

Yong Ji tak berkutik dengan kata-kata Direktur Ham.

Direktur Ham meminta Yong Jin introspeksi diri sebelum membicarakan masalah keluarga orang lain.

Yong Ji tak punya pilihan lain selalin mengaku.

Yong Ji membungkuk di depan ruangan Direktur Ham, sebelum akhirnya menutup pintu.

Ponselnya tiba-tiba berbunyi. Pesan dari Geun Woo.

Geun Woo : Profesor Hwang, aku menonton wawancaramu. Itulah yang ingin kukatakan. Benar-benar tepat sasaran. Mari kita minum kapan-kapan.

Geun Woo sendiri resah di ruangannya.

Dia makin resah saat melihat Nan Hee yang makin dekat dengan Gang Baek.

Ponsel Geun Woon berdering. Telepon dari Hye Ryool.

Hye Ryool : Chagiya, kau sibuk hari ini?

Geun Woo : Tidak, aku tidak ada kegiatan hari ini.

Hye Ryool : Benarkah? Bagaimana kalau kita makan malam bersama?

Geun Woo : Tentu, kau mau kemana?

Hye Ryool : Pilih saja tempat yang kau suka.

Geun Woo : Kalau begitu, bagaimana dengan tempat itu? Aku tidak ingat namanya.

Hye Ryool : Maksudmu Togata? Aku juga suka tempat itu.

Geun Woo : Ya, tempat itu.

Nan Hee berjalan bersama Gang Baek dan Kyung Yun.

Nan Hee : Mungkin kita memang jenius.

Gang Baek : Benar sekali. Kita bahkan tidak berusaha maksimal. Jari-jari kita hampir tidak menyentuh kibor, tapi kita lolos babak penyisihan.

Kyung Yun : Teman-teman, kita begadang 3 hari berturut-turut. Kalian tidak ingat?

Nan Hee : Tidak, hei, sudah saatnya kau mengakui. Kita jenius.

Nan Hee melihat ponselnya. Dia bilang, tim A Jeong juga lolos. A Jeong satu tim dengan Hyun dan Ji Yi.

Gang Baek : Sebaiknya mereka menghindari kita di babak final.

Kyung Yun : Kita akan mengalahkan mereka.

Nan Hee dan Gang Baek tertawa.

Nan Hee : Dia selalu terburu-buru seperti ini.

Gang Baek : Dalam pikirannya, kita sudah menang.

Kyung Yun : Teman-teman, jangan bicara denganku sebentar. Aku mencoba memutuskan apa yang harus kubeli dengan hadiah uang.

Mereka kemudian melihat Gu Ryeong.

Gang Baek memanggil Gu Ryeong. Mereka bergegas mendekati Gu Ryeong.

Gang Baek : Kita lolos babak penyisihan. Kau sudah melihatnya?

Gu Ryeong : Ya, mulai sekarang kau harus bersiap untuk babak final. Memahami putusan dan preseden Mahkamah Agung sebelumnya selalu sangat penting. Meski begitu, aku harus pergi ke perpustakaan.

Gu Ryeong mau pergi tapi balik lagi, ini baru permulaan! Kita pasti bisa!

Gu Ryeong langsung pergi.

Nan Hee tersenyum, kita pasti bisa!

Gang Baek dan Kyung Yun mengikuti Nan Hee, kita pasti bisa!

Geun Woo datang menjemput Hye Ryool. Tak lama, Hye Ryool keluar dari ruangannya.

Sung Hyun menggoda Hye Ryool. Dia bilang Hye Ryool terlihat berbeda.

Ya, Hye Ryool makai lipstick baru.

Hye Ryool : Jangan kurang ajar denganku.

Geun Woo dan Hye Ryool pergi.

Hye Ryool : Jaksa Oh, kau juga harus pulang. Kau tahu kita bisa melakukannya jangka panjang, kan? Kau harus berkencan sesekali.

Sung Hyun : Seperti kalian?

Hye Ryool : Ya, seperti kami.

Setelah Geun Woo dan Hye Ryool pergi, Sung Hyun menghubungi Reporter Yoon.

Sung Hyun : Eun Mi-ya, luangkan waktu nanti.

Sekarang, Sung Hyun dan Reporter Yoon lagi kencan romantis di kamar hotel. Sung Hyun sudah menyiapkan hidangan untuk Reporter Yoon. Dia bilang, dia meluangkan waktu di jam sibuknya.

Reporter Yoon : Pasti ada sesuatu di kantor kejaksaan. Pacarku yang pengecut dan kutu buku telah berubah menjadi penipu. Jelas bosmu pulang lebih awal hari ini. Namun, apa? Kau meluangkan waktu untukku?

Sung Hyun : Hei, hentikan.

Sung Hyun menangkap Reporter Yoon. Dia memeluk Reporter Yoon dari belakang.

Sung Hyun : Aku mencintaimu.

Reporter Yoon berbalik dan menatap Sung Hyun. Dia merangkul Sung Hyun.

Reporter Yoon : Kenapa kau manis sekali hari ini? Rasanya aku akan meleleh. Apa kau selalu semanis ini setiap hari?

Reporter Yoon memeluk Sung Hyun. Sung Hyun bilang dia selalu ingin seperti itu.

Reporter Yoon tanya seperti itu gimana.

Sung Hyun : Aku ingin punya kekuatan untuk mempertahankan keyakinanku. Ya, aku ingin selalu semanis ini.

Reporter Yoon kembali menatap Sung Hyun, astaga. Jadi kau akan ambisius dan manis?

Sung Hyun : Bosku mengajariku, bahwa kau butuh kekuatan untuk mempertahankan keyakinanmu.

Reporter Yoon : Kau baru menyadarinya?

Sung Hyun tersenyum.

Reporter Yoon : Seperti dialog dari ‘Parasite’. “Yang kau butuhkan adalah semangat”.

Reporter Yoon mendorong Sung Hyun ke kasur. Lalu dia duduk disamping Sung Hyun.

Reporter Yoon : Namun, tahukan kau apa kata kritikus film terkenal? “Semangat berasal dari status sosialmu”. Bukankah itu sangat mengagumkan. Itu membuatku terkesan. Itu yang sebenarnya. Entah itu semangat, keyakinan atau martabatmu. Semuanya berasal dari status sosialmu.

Sung Hyun : Benar. Jaksa Han yang berpegang pada keyakinannya, tampak luar biasa.

Reporter Yoon langsung menatap Sung Hyun.

Reporter Yoon : Apa kau memuji gadis lain di depan pacarmu?

Sung Hyun : Dengar gadis muda, Jaksa Han memperbaiki riasannya sebelum dia pergi untuk kencan makan malamnya dengan Profesor Na. Aku berjanji kepada diriku. “Benar, aku harus membuat Eun Mi hidup seperti itu”. Bahkan setelah lama kita menikah, kau harus tetap merasa bahwa aku manis.

Reporter Yoon : Aku terharu. Itu sangat menyentuh. Tapi kau tidak melamarku di kamar hotel yang penuh dengan catatan kasus, bukan?

Sung Hyun : Kau menganggapku apa?

Reporter Yoon : Maafkan aku.

Reporter Yoon merebahkan kepalanya ke bahu Sung Hyun.

Reporter Yoon : Omong-omong, menurutmu apa mereka seperti yang kita lihat? Menurutmu begitu?

Sung Hyun : Ya, terkadang Profesor Na datang ke kantor kejaksaan sepulang kerja. Saat Jaksa Han tampak lelah, dia mengantarnya pulang.

Reporter Yoon : Dia terlalu sempurna. Teliti sekali.

Geun Woo menaruh sepotong cumi goreng di piring Hye Ryool.

Geun Woo : Kau suka cumi-cumi, kan?

Hye Ryool tersenyum, terima kasih.

Geun Woo : Kau tidak keberatan dengan waktumu hari ini? Bukankah ini waktu sibukmu?

Hye Ryool : Sesibuk apapun aku, aku harus meluangkan waktu untukmu.

Geun Woo terlihat lemas.

Hye Ryool : Kau tidak percaya? Itu benar.

Geun Woo : Aku hanya bersyukur.

Hye Ryool : Semua baik-baik saja? Kedengarannya tidak. Sulitkah menghadapi ibuku diluar? Aku minta maaf. Aku tahu ini tidak bisa dimengerti. Aku mengerti betapa sulitnya itu. Bahkan terkadang aku merasa dia berlebihan. Pasti lebih buruk bagimu. Begini… Terkadang terlalu berat bagiku saat dia melihat impiannya yang gagal dalam diriku. Namun karena aku putrinya, aku mengerti perasaannya saat kalah dan dipaksa pergi.

Geun Woo : Pantas saja dia membenciku. Pria seperti ku tidak pantas….

Hye Ryool : Chagiya, ada sesuatu yang dia tidak ketahui. Dia pikir aku terlalu naif untuk jatuh cinta padamu. Semua orang berpikir, anak mereka naif dan tidak dewasa. Atau begitulah mereka ingin memercayainya. Dia tidak ingin tahu betapa pintarnya aku. Meski aku masih anaknya, itu tetap menakutkan. Saat memilihmu, aku mempertaruhkan semua harga diriku. Aku tidak akan melakukan itu untuk siapa pun. Itulah dirimu. Kau sungguh luar biasa.

Geun Woo sedikit terhibur dengan kata2 Hye Ryool.

Mereka lalu bersulang.

Tiba2, mereka dikejutkan dengan Gang Baek yang datang bersama Nan Hee dan Kyung Yun.

Nan Hee juga kaget melihat Geun Woo dan Hye Ryool ada di sana.

Gang Baek : Kalian disini?

Hye Ryool : Ya.

Hye Ryool menatap Geun Woo.

Hye Ryool : Gang Baek disini karena dia tahu kau suka tempat ini.

Gang Baek : Ya, aku tahu ini tempat favorit ayah.

Nan Hee melirik Geun Woo.

Gang Baek lalu memberitahu orang tuanya kalau mereka bertiga lolos babak penyisihan.

Gang Baek : Jadi kubilang aku akan mentraktir mereka.

Nan Hee : Sepertinya kalian baru mulai. Boleh kami bergabung?

Nan Hee kemudian merangkul lengan Gang Baek dan menatap Gang Baek.

Nan Hee : Dengan begitu, aku bisa memesan hidangan yang lebih mahal. Benar, kan?

Nan Hee dan Gang Baek sama-sama tertawa.

Gang Baek : Sebenarnya aku khawatir kita akan selesai setelah hidangan pembuka. Tempat ini sangat mahal. Kau terkejut sekali dengan rasanya dan dua kali dengan harganya.

Nan Hee : Kau bilang aku harus mencoba risotto sapi mereka. Sekarang kau bilang begitu?

Kyung Yoon : Bukan itu masalahnya. Mereka tampak terlalu romantis untuk kita campuri.

Nan Hee : Menurutmu begitu? Apa kalian membicarakan hal penting?

Nan Hee melirik Geun Woo lagi.

Kita diperlihatkan flashback, saat Geun Woo hendak meninggalkan ruangannya untuk menjemput Hye Ryool. Ternyata dia sempat dihubungi Nan Hee.

Nan Hee : Chagi, kau dimana? Bukankah kau di kampus?

Geun Woo : Kenapa kau menelpon nomor ini?

Nan Hee : Karena kau seharusnya masih di kampus tapi kau mematikan ponselmu dan tidak pernah memeriksanya. Apa? Kau merasa teleponku merepotkan?

Geun Woo : Maaf, aku sibuk. Aku harus segera pergi.

Nan Hee : Kau sibuk malam ini?

Geun Woo : Sedikit.

Nan Hee : Apa yang kau bicarakan?

Geun Woo : Seseorang harus bicara denganku mengenai legislasi.

Nan Hee ingat kata2 Hye Ryool sebelumnya, berhentilah mencereweti suamiku.

Nan Hee tersenyum, legislasi? Itu sangat penting. Kau harus pergi namun kau harus meluangkan waktu untukku besok. Aku sangat merindukanmu tapi aku akan menunggu.

Flashback end….

Nan Hee tersenyum lebar pada Geun Woo.

Sementara Geun Woo merasa tak nyaman.

Bersambung…..

Kita diperlihatkan apa yang terjadi sebelumnya.

Hye Ryool di rumahnya, akhirnya menggunakan diska lepas dari Nan Hee. Dia memasang itu ke laptopnya.

Dan secara otomatis, diska lepas itu juga meretas komputer seisi rumah.

Nan Hee menatap layar laptopnya. Dia jadi tahu kasus apa yang lagi diselidiki oleh Hye Ryool, juga perselingkuhan Pimpinan Han.

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like