The Empire Eps 13

Tentangsinopsis.com – Sinopsis The empire Episode 13, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada DISINI.baca episode sebelumnya disini

Sebelumnya…

Gang Baek di taman belakang kediamannya, bersama Kyung Yun. Gang Baek memegang tangan Kyung Yun. Kyung Yun memegang pipi Gang Baek. Mereka saling bertatapan sejenak, sebelum akhirnya… berciuman! Omo, omo!! Kamera menyorot kudapan di atas meja.

Kita dibawa ke masa lalu, ke saat-saat Gang Baek dan teman-temannya masih menjadi maba.

Direktur Ham memberikan pidatonya di depan para mahasiswa baru.

Direktur Ham : Aku mau memberi kalian selamat karena diterima di sekolah hukum terbaik di Korea. Kecerdasan dan kerja keras kalian telah membawa kalian ke sini. Kini kalian juga telah menjadi yang terpilih untuk menjalani hidup dengan mulia sebagai petugas hukum. Aku selalu berbagi pepatah singkat yang merupakan moto hidupku selama pidato upacara penerimaanku setiap tahun. Semuanya, aku baru saja bilang itu pepatah singkat. Kalian harus bertepuk tangan saat mendengar hal seperti itu.

Para mahasiswa baru memberikan tepuk tangan mereka.

Ji Yi yang duduk di sebelah Gang Baek, yang paling semangat.

Ada Nan Hee juga, dia hanya diam menatap dingin Direktur Ham.

Direktur Ham : Kalian melihat kemampuan seseorang untuk menjadi kurang ajar, yang merupakan kualitas terpenting bagi pengacara. Rudolf von Jhering yang menerbitkan. “The Struggle of Law” mengatakan ini. “Satu orang diwajibkan untuk bertempur dan bekerja untuk orang lain yang menikmati dan hidup dengan tenang.” Semuanya, aku akan berterus terang. Kalian akan hidup untuk bertarung dan bekerja? Atau kalian ingin hidup dengan tenang? Berdasarkan cara kalian menghabiskan hari-hari di kampus ini, kalian akan wajib bertarung atau hidup dengan tenang. Jangan terbawa suasana dengan masuk ke sekolah hukum ini. Kalian harus tetap waspada. Ada 30.000 pengacara di Korea. Mendapatkan lisensi pengacara tidak akan memberi hidup yang nyaman.

Habis dari aula, Gang Baek dan Ji Yi duduk di kafetaria.

Tak jauh dari Gang Baek, ada Kyung Yun dan Yoo Hyun.

Gang Baek mendengar pembicaraan mereka.

Kyung Yun : Direktur benar-benar berpengaruh. Aku akan belajar dengan giat.

Yoo Hyun : Pidatonya mengecewakan. Serta dia salah mengartikan kalimatnya.

Kyung Yun : Sepupuku yang mengikuti ujian advokat memberitahuku.Jhering bilang tujuan hukum adalah membawa kedamaian. Serta cara untuk dapat kedamaian adalah bertarung dan bekerja. Kehidupan hukum adalah untuk bertarung. Bertarung untuk menegakkan hukum bukanlah kutukan, tapi berkah.

Ji Yi pamit pada Gang Baek, mau pergi sebentar.

Gang Baek terus mendengarkan obrolan mereka.

Kyung Yun : “Satu orang diwajibkan untuk berjuang dan bekerja keras untuk orang lain yang menikmati dan hidup dengan tenang.” Artinya kedamaian yang kau nikmati sekarang tidak boleh dilupakan bahwa itu berasal dari pengorbanan seseorang. Itu mendorongmu tidak berhenti bekerja keras untuk tetap adil.

Yoo Hyun : Kenapa kau membahas sedalam itu? Lupakan saja. Dia hanya ingin kita belajar giat. Itu pesan yang bagus. Jika aku tidak lulus ujian advokat… Astaga. Itu pasti akan mengubah kehidupan damai kita menjadi medan perang. Orang lain hidup di medan perang. Bisakah kita bilang ada kedamaian hanya karena hidupmu damai? Petugas hukum adalah orang terakhir yang berpikir begitu.

Kyung Yun : Tentu. Itulah kedamaian bagiku. Masuk sekolah hukum adalah jalan keluar dari proletariat. Serta itu satu-satunya tangga yang akan membawaku ke borjuis.

Ji Yi kembali dan minta maaf pada Gang Baek karena pergi sebentar.

Yoo Hyun dan Kyung Yun pergi.

Gang Baek masih menatap Kyung Yun, dengan tatapan terpesona.

Gang Baek dan Kyung Yun berduaan di perpustakaan.

Kyung Yun : Saat itu, aku tidak tahu dia nenekmu. Maaf.

Gang Baek : Tidak perlu. Kukira kau benar.

Kyung Yun : Kau tidak marah?

Gang Baek : Beri tahu aku. Kau bilang kehidupan hukum adalah untuk bertarung. Pak Petugas Hukum. Apa yang tidak kau mengerti?

Gang Baek mendekatkan dirinya ke Kyung Yun. Dia melihat apa yang dibaca Kyung Yun.

Kyung Yun : Begini… Gereja sudah tidak berbadan hukum. Menurut Pasal 275 Hukum Perdata, aset gereja adalah milik para anggota. Aku mengerti bagian itu. Namun, aku bingung saat gereja terbagi menjadi dua gereja. Maka Hukum Perdata hanya menganggap ini sebagai perpisahan satu grup atau tetap di grup awal. Apa itu berarti kita tidak bisa menganggap ini sebagai pembagian…

Kyung Yun pun terkejut saat menoleh ke Gang Baek, wajah Gang Baek sangat dekat dengannya.

Gang Baek juga terkejut menatap Kyung Yun.

Kyung Yun lantas memegang tangan Gang Baek.

Mereka ingin berciuman, tapi Nan Hee datang membawa kopi. Sontak lah ketiganya terkejut. Gang Baek dan Kyung Yun langsung duduk berjauhan. Nan Hee mendekati mereka dan menaruh kopi yang dibawanya ke atas meja.

Nan Hee : Sudah kuduga ini akan terjadi. Hei, aku mengerti kalian masih muda. Kalian tidak boleh berciuman di ruang belajar sakral ini.

Gang Baek : Nan Hee-ya.

Nan Hee : Jangan khawatir. Aku tidak akan memberi tahu siapa pun. Kalian harus berhati-hati agar tidak ketahuan. Akan kuberi tahu tempat kalian tidak akan ketahuan berciuman.

Nan Hee tertawa.

Di taman rumahnya, Gang Baek membaca buku berjudul ‘Maurice’.

Lalu Hye Ryool datang membawa secangkir minuman. Gang Baek sontak langsung menutup bukunya. Dia tegang.

Hye Ryool : Sesekali biarkan matamu istirahat. Kau juga membaca di hari liburmu. Astaga. Ibu tidak memarahimu. Ibu hanya cemas kau membaca buku semalaman.

Hye Ryool melihat judul buku yang dibaca Gang Baek.

Hye Ryool : “Maurice”? Itu buku yang bagus. Dia juga penulis hebat.

Gang Baek : Ibu suka bukunya?

Hye Ryool : Ya. Namun, ibu tidak bisa baca itu lagi karena itu menyedihkan.

Gang Baek : Namun, buku ini memiliki akhir yang bahagia.

Hye Ryool : Itu bukan hanya tentang alur ceritanya. Hidup sebagai homoseksual pasti menyakitkan dan sepi. Berpikir bahwa dia hanya bisa berbagi cintanya lewat novel, dia tidak bisa menerbitkannya saat masih hidup, membuat ibu sedih dan kasihan kepadanya.

Gang Baek sedih mendengar jawaban ibunya.

Gang Baek : Ibu kasihan kepadanya.

Hye Ryool : Ibu sangat bangga kau selalu menunjukkan minat pada yang lemah secara sosial. Kau akan menjadi penegak hukum yang jauh lebih baik dari ibu.

Gang Baek : Kurasa aku tidak bisa.

Hye Ryool : Tidak. Ibu percaya kepadamu. Dengan segenap hati ibu.

Hye Ryool lalu berdiri, selesaikan bacaanmu dan datanglah ke ruang makan. Ayo makan siang. Jangan sampai kakekmu melihatmu membaca ini. Kau tahu dia seperti apa, bukan? Dia akan mengamuk jika melihatmu membaca ini. Jangan terlalu lama.

Hye Ryool pergi.

Gang Baek dan semua anggota keluarganya lagi ibadah di Gereja.

Pendeta : Para anggota tersayangku. Tidak ada yang bisa terlahir homoseksual. Homoseksualitas adalah preferensi yang diperoleh. Mereka kecanduan setelah menonton film porno homoseksual atau terangsang secara seksual saat masih kecil. Saat itulah orang-orang menjadi homoseksual. Dalam Alkitab, homoseksualitas dianggap dosa besar….

Gang Baek menghela nafasnya berkali-kali mendengar ceramah si pendeta.

Geun Woo melihat Gang Baek, kau baik-baik saja?

Gang Baek : Ya, aku baik-baik saja.

Saat sarapan, Gang Baek lagi-lagi mendengar doa kakeknya soal homoseksualitas.

Hakim Ham : Dosa yang akan membawa kematian. Ayat 13, Bab 20 Imamat. “Jika seorang pria meniduri pria, seperti dengan seorang wanita, keduanya telah melakukan kekejian. Mereka pasti akan dihukum mati. Darah mereka akan tertumpah pada diri mereka sendiri.

Flashback end….

Setelah berciuman dengan Kyung Yun di taman, Gang Baek pun menyuruh Kyung Yun pergi.

Gang Baek : Jangan pernah kembali. Ini sudah berakhir. Semua sudah berakhir sekarang.

Kyung Yun : Jangan lakukan ini.

Gang Baek kekeuh ingin hubungan mereka berakhir. Kyung Yun tak rela. Gang Baek pun pergi dan melewati CCTV di taman.

Dari ruang pengawas, Direktur Ham terkejut melihat mereka. Dia syok mengetahui kenyataan bahwa cucunya seorang gay.

Ae Heon ke dapur, dia minta Chef Kim membuat makanan Italia karena mereka kedatangan tamu.

Mi Ja tua bilang, Direktur Ham ingin mereka membuat sup labu gurita dan nasi panas dengan jamur pinus untuk makan malam.

Chef Kim : Tidak. Sebenarnya, kami menerima udang yang sangat enak. Aku akan membuat pasta bisque dan hidangan pembuka jamur pinus.

Ae Heon : Kau bisa membuat pasta segar, bukan?

Chef Kim : Aku tidak punya cukup waktu untuk mendiamkannya, tapi akan kucoba. Tolong beri tahu tamu, makan malamnya pukul 19.00.

Direktur Ham datang, tidak perlu. Jika maksud ibu, Kyung Yun, dia baru saja pergi.

Ae Heon kaget : Sudah pergi?

Direktur Ham : Sebentar lagi mereka ujian. Dia datang hanya untuk menyapa. Gang Baek belum makan apa pun belakangan ini. Aku memilih menu makan malam tanpa bicara dengan ibu dahulu. Maafkan aku. Mari makan makanan Italia untuk makan malam seperti sarannya.

Ae Heon : Tidak apa-apa. Aku hanya menyuruh mereka karena kali terakhir dia di sini, sepertinya dia suka pasta. Aku juga mau makanan Korea untuk makan malam hari ini. Kau harus menyiapkan makanan sehat yang disukai Gang Baek.

Direktur Ham : Baiklah. Aku akan melakukannya.

Ae Heon pergi.

Direktur Ham membeku di dapur, dia masih syok sama kenyataan soal Gang Baek.

Kepala Yang menatap Direktur Ham, haruskah kusiapkan secangkir teh di ruang kerja anda?

Direktur Ham : Tidak. Aku harus berdoa. Aku harus berdoa.

Direktur Ham beranjak ke arah pintu sambil terus berbicara.

Direktur Ham : “Saat kau berdoa, masuklah ke kamarmu, tutup pintunya, dan berdoa kepada Bapa yang tidak terlihat. Maka ayahmu Bapa yang melihat perbuatanmu akan memberkatimu. Jangan menjadi seperti mereka, karena Bapa tahu apa yang kau butuhkan sebelum kau memintanya.”

Kepala Yang dan yang lain heran mendengarnya.

Direktur Ham berhenti di dekat pintu.

Dia menangis.

Gang Baek tengah menatap sepasang cincinnya. Lalu dia ingat saat membeli cincin itu.

Flashback…

Gang Baek ke toko perhiasan tapi dia terlihat bingung. Seorang pegawai menghampirinya. Gang Baek bilang dia ingin membeli hadiah ulang tahun. Pegawai tanya, apa itu untuk pacar Gang Baek. Gang Baek dengan wajah ragu-ragu, mengatakan iya.

Pegawai menunjukkan sebuah kalung.

Pegawai : Ini yang paling populer musim ini. Ini platinum…

Gang Baek : Kau punya yang desainnya sederhana?

Gang Baek menutupi jarinya. Dia gugup.

Pegawai : Jika kau belum punya cincin pasangan, bagaimana dengan cincin?

Pegawai menunjukkan sepasang cincin.

Pegawai : Desainnya sama untuk pria dan wanita. Karena rasanya nyaman, banyak pasangan membelinya untuk cincin pernikahan mereka. Kau bisa mengukirnya tanpa biaya di bulan pertama pembelianmu.

Gang Baek senang, aku akan membeli ini.

Pegawai : Baiklah. Kau tahu ukuran cincin pacarmu?

Gang Baek : Itu… Tidak. Kurasa ukurannya mungkin sama atau sedikit lebih besar.

Pegawai : Kalau begitu, bisa ajak dia ke sini lain kali?

Gang Baek : Tidak. Aku tidak bisa melakukan itu.

Pegawai : Begitu rupanya. Ini kejutan. Kau bisa menukarnya dengan ukuran yang berbeda dalam dua pekan setelah pembelianmu. Aku akan menyiapkan ukuran yang lebih besar darimu. Jadi, dia bisa mencobanya lebih dahulu. Jika tidak muat untuknya, kau bisa menukarnya. Akan kupastikan bungkusannya bagus.

Flashback end….

Gang Baek pun membuang cincinnya ke tempat sampah.

Di tempat sampah, juga ada buku “Maurice” nya.

Gang Baek kemudian menangis.

Detektif Ji dan Detektif Wang diomeli Kepala Seo.

Kepala Seo : Kalian menunjukkan bahwa ini investigasi yang ditargetkan. Namun, kalian harus membebaskan tersangka sebelum 48 jam berakhir. Kali ini, kalian gagal mengajukan surat penangkapan setelah penangkapan langsung. Jadi, buktinya tidak bisa diterima?

Detektif Wang : Maafkan aku.

Kepala Seo : Permintaan maaf tidak akan menyelesaikan ini! Tanpa surat penangkapan, meski ada persetujuan, buktinya diperoleh secara ilegal. Kita tidak bisa menggunakan bukti dari ponsel! Bagaimana kalian akan memperbaiki ini?

Detektif Wang : Maafkan aku.

Kepala Seo : Kita tidak punya pilihan sekarang. Dakwa dia dengan penyiksaan hewan, dan batalkan tuntutan lainnya. Lepaskan tuntutan lainnya.

Detektif Wang gak setuju, Kepala Seo…

Kepala Seo : Dengar baik-baik. Aku berusaha membereskan kekacauan kalian. Kalian menggagalkan tuduhan lain seperti menguntit dan rekam ilegal. Korbannya sudah mati. Aku tidak mau kasus ini mendapat lebih banyak perhatian. Ini kabar amat baik bagi kalian. Mulai sekarang, kalian harus bersembunyi dan mengikuti arus. Akan ada sidang pendisiplinan. Jadi, bersiaplah untuk itu.

Detektif Wang kaget, sidang pendisiplinan? Tunggu. Dia juga?

Detektif Wang dan Detektif Ji keluar. Detektif Wang minta maaf, karena gara-gara dia, Detektif Ji ikut-ikutan kena sidang disiplin.

Detektif Ji : Astaga. Sebagian juga salahku. Kau tidak melakukan kesalahan. Itu membuatku bertanya-tanya apakah kesalahan kita seburuk itu. Pengacaranya hanya kebetulan sangat hebat. Kita melakukan apa yang dilakukan orang lain. Kita salah melakukannya karena semua orang melakukannya. Kita sering membuat alasan itu saat tidak mau bertanggung jawab karena melanggar protokol untuk hal-hal kecil. Dunia sudah berubah, tapi kita tetap melakukan cara lama kita. Itu kesalahan kita.

Detektif Wang : Maaf.

Detektif Ji : Kita harus menangkap pelakunya. Semua baik-baik saja selama kita menangkap pelakunya. Mengerti?

Detektif Ji beranjak pergi.

Kepala Seo tengah berbicara dengan seseorang di telepon.

Kepala Seo : Astaga. Kukira aku akan jatuh karena ini. Lihat ini. Aku hanya berusaha mengambil hati para jaksa dan Rumah Biru. Sial. Mereka tidak bisa mencapai kesepakatan, jadi, posisiku sulit. Di saat seperti ini, aku harus pura-pura bodoh. Tidak ada yang bisa kulakukan. Astaga. Menurutmu pelaku kasus ini akan tertangkap? Padahal ada banyak orang, berharap bukan itu masalahnya?

Jang Il dan Hakim Ham ada di restoran. Jang Il mengaku terkejut karena Hakim Ham ingin bicara empat mata dengannya. Dia pun berkata, bahwa dia penasaran apa dia telah menjadi orang penting sekarang. Hakim Ham bilang, Jang Il dekat dengan Hye Ryool dan Won Gyeong.

Hakim Ham : Jadi, tidak pernah terpikir olehku kita harus bertemu berdua saja. Kuharap kau tidak tersinggung karena itu. Lagi pula, kita akan segera menjadi besan.

Jang Il kaget, besan?

Haki Ham : Ya. Sejak Ji Yi kecil, kau yang selalu bilang kau ingin dia menikahi cucuku.

Jang Il menolak Gang Baek dengan halus.

Dia bilang, putrinya baru 25 tahun. Hanya badannya saja yang tinggi tapi dia sebenarnya masih anak kecil. Jang Il mengulangi kata-katanya, bahwa Ji Yi adalah anak kecil. Hakim Ham bilang, dia tahu apa yang menghentikan Jang Il. Dia yakin, Jang Il ingin suami terbaik untuk Ji Yi. Jika dia menikahi Gang Baek sekarang, tidak akan mudah untuk saat ini.

Jang Il : Benar. Dia seperti bunga kecil yang lembut. Dia dimanjakan seumur hidupnya. Saat membesarkannya, aku tidak pernah ingin dia mengalami perasaan tidak baik seperti kesedihan dan rasa sakit. Jadi, jika keadaan jadi agak stres, dia tidak bisa menerimanya.

Hakim Ham : Kau ingat pernikahan Moo Ryool? Kau datang ke pernikahannya.

Jang Il : Tentu saja aku ingat. Itu pernikahan yang mewah.

Hakim Ham : Itu hanya setahun setelah penggeledahan dan penyitaan pertama Jusung sejak didirikan.

Jang Il : Benarkah? Benar juga. Itu sempat menjadi topik pembicaraan. Jung Chan Young adalah kepala Departemen Khusus. Jika diingat lagi, entah kenapa dia berani melakukan hal seperti itu.

Hakim Ham : Dia tidak seberani itu. Dia membangun firmanya sendiri usai itu. Kudengar itu amat sukses.

Jang Il : Ya, sangat sukses. Menurut rumor, dia dapat lebih dari 200.000 dolar hanya dalam tiga tahun. Lalu ada orang sepertiku yang mendapat gaji PNS bahkan saat aku bekerja membanting tulang. Saat memikirkan itu, aku sedih karena memiliki pekerjaan ini.

Hakim Ham : Dengan begitu, kurasa aku bisa membantumu menjadi berani, seperti Jung Chan Young. Bagaimana menurutmu?

Jang Il kaget, apa?

Hakim Ham : Entah itu grup pengacara pembela dari firma besar atau tim hukum internal, semuanya tidak berguna kecuali itu keluargamu sendiri. Jusung akhirnya menyadarinya. Itu alasan mereka mulai membahas pernikahan dengan keluargaku, bukan politikus berpengaruh atau keluarga pemimpin bisnis.

Jang Il : Informasi yang diterima Jung Chan Young… Mungkinkah itu…

Hakim Ham : Tidak. “Aku harus mengakui memberikan informasi itu.” Lebih baik menggunakan itu untuk memiliki pengaruh. Kudengar kau ingin terjun ke politik. Sampai kapan kau akan berhati-hati di sekitar semua orang dan menunggu? Aku bisa membantumu mewujudkannya dengan ini.

Hakim Ham menaruh buku kecil di atas meja.

Hakim Ham : Bisakah kau memikirkan orang yang bisa mencari tahu rahasia itu?

Jang Il : Begini… Itu…

Hakim Ham : Begini, Ji Yi akan kau nikahkan ke keluarga ini. Alasan Gun Do tidak pernah terlibat masalah terlepas dari semua kelakuannya yang sembrono. Kini kau tahu alasannya.

Ji Yi di taman kampus. Dia terlihat resah. Tak lama kemudian, dia meraih ponselnya dan menghubungi Kyung Yun tapi tak dijawab. Ji Yi makin resah. Ponsel Ji Yi kemudian berbunyi. Dia buru-buru melihatnya tapi yang menelpon Yoo Hyun. Ji Yi pun teringat malam itu, apa yang dia dan Yoo Hyun telah lakukan.

Flashback…

-Hari Kematian Nan Hee-

Ji Yi memeluk Yoo Hyun dari belakang. Dia mendatangi kosan Yoo Hyun. Hanya ada mereka berdua di sana. Yoo Hyun pun melepaskan pelukan Ji Yi, lalu dia berbalik menatap Ji Yi.

Yoo Hyun : Kau mabuk.

Ji Yi menahan tangisnya, tidak cukup untuk tidak mengerti artinya ini.

Yoo Hyun : Kau yakin?

Ji Yi : Gang Baek bahkan tidak peduli kepadaku sekarang. Temanku, yang aku percaya, memerasku. Sejujurnya, aku tertinggal di kelas. Orang tuaku bertengkar setiap hari karena aku gagal. Aku bahkan tidak tahu apa yang kulakukan di sini. Kenapa aku bertahan? Untuk apa? Aku sangat lelah. Aku hanya ingin melupakan semuanya untuk satu malam saja. Apa ini harus berarti sesuatu?

Yoo Hyun pun memeluk Ji Yi.

Tak lama kemudian, dia melepas pelukannya dan menatap Ji Yi. Tangis Ji Yi pun menyeruak. Yoo Hyun mencium Ji Yi.

Ji Yi lantas melepaskan sweater Yoo Hyun. Yoo Hyun membuka tali baju Ji Yi. Mereka pun kembali berciuman. Yoo Hyun lalu mendorong Ji Yi ke tempat tidur.

Setelah melakukannya, Yoo Hyun menyuruh Ji Yi tidur. Dia bilang berbahaya mengemudi sendirian di malam selarut itu. Tapi Ji Yi tidak mendengarkan. Dia memakai bajunya. Yoo Hyun bilang Kyung Yun gak akan kembali sampai jam makan siang. Ji Yi bilang, jika ada yang melihatnya, akan berbahaya.

Yoo Hyun : Lalu?

Ji Yi : Maafkan aku. Ini tidak akan terjadi lagi.

Yoo Hyun : Kalau begitu, setidaknya biarkan aku mengantarmu ke tempat parkir. Di sini sangat gelap saat malam.

Yoo Hyun mau memakai kausnya tapi Kyung Yun pulang. Kyung Yun terdiam melihat mereka.

Ji Yi kesal karena kepergok Kyung Yun.

Flashback end…

Itulah yang membuat Ji Yi resah. Ji Yi lalu memasang mode pesawat di ponselnya.

Tapi kemudian, Yoo Hyun datang. Yoo Hyun mengajak Ji Yi bicara. Ji Yi bilang jawabannya tidak.

Yoo Hyun : Apa?

Ji Yi : Lamaranmu. Jawabanku tidak. Aku tidak akan mendatangimu. Aku tidak mau meminta maaf kepada kalian berdua lagi. Jika kau melihat Kyung Yun, bisa minta dia meneleponku? Dia tidak masuk kelas dan aku tidak bisa menghubunginya.

Yoo Hyun : Kenapa? Karena Gang Baek? Kau takut dia akan memberi tahu Gang Baek soal hari itu? Jika itu masalahnya, jangan khawatir.

Ji Yi : Aku tahu Kyung Yun berhati-hati, tapi aku merasa cemas.

Yoo Hyun : Tidak, bukan itu maksudku. Gang Baek tidak peduli kau tidur dengan siapa, jadi, kau tidak perlu khawatir. Dia tidak mencintaimu.

Ji Yi : Hentikan.

Yoo Hyun : Dia tidak pernah mencintaimu dan tidak akan pernah.

Ji Yi : Sudah kubilang hentikan. Aku juga tahu itu, jadi, hentikan. Aku mencintainya, dan hanya itu yang penting. Aku akan lebih mencintainya untuk menebusnya!

Tangis Ji Yi pecah. Dia memukul-mukul dada Yoo Hyun dan minta Yoo Hyun berhenti mengatakan bahwa Gang Baek tak cinta kepadanya.

Yoo Hyun pun menenangkan Ji Yi, cukup. Itu sudah cukup. Ji Yi-ya.

Ji Yi : Kukira itu juga cukup. Ternyata tidak. Tidak bisa seperti itu.

Hakim Ham baru pulang. Dia terus masuk ke kamarnya. Ae Heon langsung mendekati Hakim Ham. Hakim Ham melepas jasnya. Ae Heon mengambil jas Hakim Ham sambil memberitahu Hakim Ham tentang Kyung Yun yang tadi mampir saat Hakim Ham pergi.

Ae Heon : Berkat kunjungan itu, suasana hati Gang Baek tampak lebih baik, tapi dia kembali ke kamarnya.

Hakim Ham : Jangan terlalu khawatir. Semuanya akan segera beres.

Ae Heon : Benarkah?

Hakim Ham : Tunggu dan lihat saja.

Hakim Ham lalu mengambil sesuatu di jasnya, dia bilang dia lupa.

Ternyata buku kecil yang tadi dia tunjukkan pada Jang Il.

Lalu Hakim Ham menyimpan buku itu di brankasnya. Ae Heon melihatnya.

Su Hyeok menemui Won Gyeong.

Su Hyeok : Jadi, bukan Yoon Gu Ryeong.

Won Gyeong : Berita cepat sekali mendengarnya. Bahkan di kantor ini, hanya beberapa orang yang tahu.

Su Hyeok : Yang benar saja. Itu yang membawaku sejauh ini.

Won Gyeong : Jadi, jelas, kau datang dengan tujuan hari ini.

Su Hyeok : Aku ingin mencapai tujuanku, tapi masalahnya, aku tidak tahu seberapa besar kau menyayangi putramu.

Won Gyeong : Dengan kata lain, itu bergantung pada apa dan berapa banyak yang aku bersedia lakukan untuk Gang Baek?

Su Hyeok : Itu benar. Kali ini, taruhannya tinggi. Aku datang untuk meminta bantuan yang membutuhkan tekad kuat.

Won Gyeong : Kau bilang itu tidak mudah?

Su Hyeok : Pendekatan baru. Imbalannya sepadan. Kasus pembunuhan belum ditutup sampai pelakunya tertangkap. Pelakunya, aku akan memberikannya kepadamu. Semua siap dan disiapkan hanya untukmu.

Won Gyeong : Apa maksudmu?

Su Hyeok : Aku akan membuatnya terlihat seperti kasus pembunuhan biasa. Agar Gang Baek bisa lolos dengan bersih.

Won Gyeong pun beranjak ke jendela. Lalu dia bilang, bukan Gang Baek pelakunya.

Su Hyeik bilang dia tahu bukan Gang Baek.

Su Hyeok : Pelaku yang kuberikan kepadamu adalah pria yang membunuh Hong Nan Hee. Jaksa Go, maksudku, apakah kebenaran penting sekarang?

Won Gyeong kembali duduk.

Su Hyeok : Tunda eksekusi hukuman Dolphin. Selama sekitar tiga bulan.

Won Gyeong : Aku yakin kau akan punya alasan bagus untuk itu.

Su Hyeok : Dia bilang semua tubuhnya sakit belakangan ini.

Won Gyeong : Penangguhan eksekusi hanya untuk penderita kanker stadium akhir? Kau benar. itu tidak mudah.

Su Hyeok : Tolong cepat.

Won Gyeong : Prosedurnya rumit dan kau butuh persetujuan Pak Jang. Dia ingin pembayaran di muka. Dia bilang dia dikhianati oleh jaksa berkali-kali sebelumnya. Apa imbalanmu?

Su Hyeok : Kau peduli dengan apa yang kudapatkan? Kau lembut sekali. Sebaiknya aku menjawabmu karena kau bertanya. Aku berencana untuk mandiri. Sudah lama sejak aku berjalan di dinding penjara. Aku muak melihat orang lain menghasilkan uang padahal aku yang melakukan semua pekerjaan.

Won Gyeong : Pimpinan Han akan kecewa.

Su Hyeok : Aku tidak yakin dia akan kecewa atau ingin membunuhku.

Sung Hyun di lantai dua kantornya, kesulitan menghubungi Reporter Yoon.

Dia pun resah.

Reporter Yoon lagi sama Detektif Ji dan Detektif Wang.

Reporter Yoon : Kupikir hanya intimidasi khusus yang tidak berlaku. Bukti penguntitan dan rekam ilegal pasti ada di ponsel itu.

Detektif Wang : Kita tidak bisa membuka ponselnya.

Reporter Yoon marah, kalian datang ke rumahku di hari liburku dan itu yang kau katakan? Ada apa dengan bedebah itu? Apa sudah berakhir? Jika lulus ujian advokat, dia menjadi pengacara, bukan?

Detektif Ji dan Detektif Wang minta maaf.

Reporter Yoon : Hong Nan Hee meninggal. Dia tidak bisa melakukan atau menjadi apa yang dia inginkan. Namun, pembunuhnya lolos? Bagaimana… Bagaimana mungkin?

Detektif Ji : Yoon Gu Ryeong tidak membunuh Hong Nan Hee. Menurut hasil forensik, pipa besi yang dia pegang mengandung darah kucing. Bahkan, banyak darah. Banyak kucing. Artinya dia menggunakan pipa besi yang sama. Namun, dia mengganti senjatanya hanya untuk pembunuhan? Itu canggung. Kesimpulannya, dia kidal.

Reporter Yoon ingat saat bertemu Gu Ryeong malam itu.

Dia melihat Gu Ryeong memegang pipa besi dengan tangan kiri.

Detektif Ji : Pelakunya tidak kidal.

Reporter Yoon : Ada banyak orang yang tidak kidal. Jadi, siapa pelakunya?

Sung Hyun masih terus berusaha menghubungi Reporter Yoon.

Lalu kemudian dia terkejut melihat Su Hyeok yang buru-buru meninggalkan kantor kejaksaan.

Rekan Sung Hyun datang.

Dia membisikkan sesuatu pada Sung Hyun.

Dan Sung Hyun pun langsung menghadap Hye Ryool.

Sung Hyun : Sunbae, tentang Yoon Gu Ryeong… Dia akan dituntut atas penyiksaan hewan. Dia tertangkap basah. Dia tidak akan dituntut untuk sisanya. Ponselnya penting, tapi menjadi tidak bisa diterima. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Omong-omong, menjadikan ponselnya bukti yang tidak bisa diterima karena itu tidak berisikan adegan di TKP kecelakaan… Bukankah itu bidang studi Profesor Na?

Maka, Hye Ryool langsung menuju kampus ibunya. Dalam perjalanan, dia berusaha menghubungi Geun Woo. Tapi tidak dijawab.

Geun Woo sendiri lagi memberikan kuliah.

Geun Woo : Hadirin sekalian. Apa hewan adalah benda? Jika benar, kenapa begitu? Jika mereka bukan benda, apa alasannya? Ada yang tahu?

Mahasiswanya sedikit sekali, tidak seperti biasanya. Ditambah, mahasiswanya bersikap acuh.

Geun Woo : Mahasiswa hukum yang mendebatkan hewan adalah objek, sering mengeklaim melukai hewan orang lain harus dianggap perusakan properti.

Hye Ryool tiba di kampus. Dia pun kesal karena Geun Woo masih belum menjawab panggilannya.

Saat berusaha menghubungi Geun Woo, dia nyaris menabrak A Jeong. Hye Ryool kaget dan langsung menghentikan mobilnya.

Hye Ryool turun, A Jeong-ah, kau baik-baik saja? Kau terluka?

A Jeong : Aku terjatuh karena syok.

Hye Ryool : Maafkan aku. Kau baik-baik saja? Kau terluka?

A Jeong : Tidak, aku baik-baik saja.

Hye Ryool : Astaga. Aku sungguh minta maaf. Berikan nomor teleponmu untuk berjaga-jaga.

Hye Ryool pun meraba kantornya, ponselnya tidak ada. Maka Hye Ryool kembali ke mobilnya, untuk mengambil ponsel.

Kuliah Geun Woo sudah selesai. Dia menghubungi Hye Ryool balik, tapi tidak dijawab.

Hye Ryool memberikan ponselnya ke A Jeong. A Jeong memasukkan nomor kontaknya ke sana, lalu dia melihat panggilan dari Geun Woo.

A Jeong mengembalikan ponsel Hye Ryool.

Hye Ryool menghubungi A Jeong balik.

Hye Ryool : Jika kau merasa sakit nanti, pastikan kau meneleponku, ya?

A Jeong : Jaksa Han, apa Profesor Na yang menelepon?

Hye Ryool : Ya.

A Jeong : Kau datang untuk menemui Profesor Na?

Hye Ryool : Ya. Aku harus pergi. Jaga dirimu.

A Jeong : Jaksa Han. Kau mencintai Gang Baek melebihi dia, bukan? Kau akan melakukan apa pun untuk Gang Baek, bukan? Itulah yang dilakukan orang tua.

Hye Ryool : Apa yang mau kau katakan?

A Jeong : Nan Hee… Profesor Na membunuhnya. Nan Hee mengencani Profesor Na, bukan Gang Baek.

Sontak Hye Ryool kaget mendengarnya.

A Jeong ingat saat dia menaruh surat itu di loker Geun Woo.

Ternyata dialah yang mengirimi Geun Woo surat teror itu, seolah itu dari Nan Hee.

Lalu saat berbalik, dia melihat Gu Ryeong. Gu Ryeong mengangguk, lalu tersenyum kepadanya.

Flashback end…

A Jeong : Yoon Gu Ryeong mengetahuinya. Bahkan mereka bertengkar hari itu. Aku bertanya-tanya apa aku harus memberi tahu polisi, tapi aku tidak bisa. Aku tidak bisa menjadikan Gang Baek putra seorang pembunuh. Kurasa dia tidak akan bisa menahannya. Aku ingin Profesor Na meyerahkan dirinya sendiri. Itu sebabnya aku mengunggah foto itu di internet.

Hye Ryool : Foto apa?

A Jeong : Foto Nan Hee dan Profesor Na berbaring bersama. Aku yang salah. Aku tidak tahu orang-orang akan bergosip tentang Nan Hee. Bahwa Profesor Na akan berpura-pura tidak tahu dan bahkan membela Yoon Gu Ryeong. Kau akan melindungi Gang Baek apa pun yang terjadi, bukan? Bahkan jika kau harus merelakan seseorang… Hanya kau yang bisa mengakhiri ini.

Sekarang Hye Ryool melamun di depan jendela Geun Woo.

Geun Woo datang.

Geun Woo : Yeobo, ada apa?

Hye Ryool diam saja. Geun Woo mengulangi pertanyaannya.

Hye Ryool : Apa kau mencintai Gang Baek?

Geun Woo : Tentu saja. Dia putra kita.

Hye Ryool : Bahkan jika kita bercerai?

Geun Woo : Ya, bahkan jika… Bahkan jika kita bercerai, dia akan tetap menjadi putraku. Selamanya.

Hye Ryool menatap Geun Woo, lalu kenapa kau melakukannya? Yoon Gu Ryeong akan bebas dari kecurigaan sekarang, berkat kau. Tanpa surat perintah, ponsel seseorang tidak bisa digunakan sebagai bukti. Kau tahu itu. Kau tahu, tapi kau tetap menjamin Yoon Gu Ryeong untuk menyelamatkan dirimu. Sementara Gang Baek berjuang di titik terendah, kau melakukan itu untuk menyelamatkan dirimu.

Geun Woo : Bukan begitu.

Hye Ryool : Jika kau benar-benar menganggapnya sebagai putramu, bisakah kau melakukan itu? Orang tua bersedia mengorbankan diri demi anak mereka, tapi yang kau katakan itu bohong. Saat kau bilang mencintaiku, itu bohong. Saat kau bilang Gang Baek adalah putramu dan kau peduli kepadanya melebihi siapa pun, itu hanya…

Geun Woo : Tidak. Aku tahu aku tidak tahu malu, tapi aku serius. Aku tidak pernah…

Hye Ryool memotong kalimat Geun Woo.

Hye Ryool : Ibuku, Moo Ryool, Yoon Gu Ryeong, dan Lee A Jeong. Mereka semua tahu. A Jeong menunggumu menyerahkan diri. Dia tidak bisa menjadikan Gang Baek putra seorang pembunuh. Temannya lebih menyayanginya daripada kau. Kau pikir kau berhak menjadi ayahnya? Beraninya kau bilang kau mencintainya dan dia putramu?

Geun Woo : Yeobo, kau tidak berpikir itu benar, bukan? Aku tidak…

Hye Ryool : Kenapa kau tidak berselingkuh dengan sembarang wanita? Maka teman Gang Baek tidak akan mendatangiku dan memberitahuku tentang perselingkuhanmu. Kau seharusnya tidak membiarkan siapa pun tahu sejak awal! Maka… Maka kau tidak perlu membela Yoon Gu Ryeong atau merasa dipermalukan menghadapi ibu dan adikku.

Geun Woo : Aku sungguh minta maaf. Aku bahkan minta maaf untuk meminta maaf.

Hye Ryool : Gang Baek tahu. Dia tahu tentang kau dan Hong Nan Hee. Dia tahu semuanya.

Hye Ryool nangis. Geun Woo terdiam.

Gang Baek dan keluarganya lagi makan malam.

Tapi tiba2, Gang Baek bilang dia sudah selesai makan.

Ae Heon menyuruh Gang Baek makan lagi.

Ae Heon : Nenek menyiapkan makan malam ini dengan hati-hati.

Gang Baek : Aku takut akan sakit perut.

Hakim Ham : Biarkan dia berbuat sesukanya. Dia bukan anak kecil.

Gang Baek : Aku akan ke atas.

Hakim Ham : Karena kau bukan anak kecil, mulailah ke kampus lagi dan lanjutkan pernikahanmu dengan Ji Yi. Jika pernikahan terasa berlebihan, bertunanganlah dahulu.

Direktur Ham : Ayah.

Hakim Ham : Dia sudah cukup dewasa untuk tahu apa yang benar.

Gang Baek : Ya, sebaiknya aku melakukan hal yang benar. Aku akan pergi. Permisi.

Gang Baek pergi.

Ae Heon menatap Hakim Ham, yeobo.

Hakim Ham : Aku tidak bisa melihatnya mengurung diri di kamarnya lagi. Dia harus tahu kapan harus melupakannya dan melanjutkan hidup.

Pimpinan Han malah membahas makanan.

Pimpinan Han : Aku suka aromanya. Jamur pinus sudah musim. Omong-omong, apa Jang Il bersedia menikahkan Ji Yi dengan keluarga kita? Dia jarang menghubungiku belakangan ini. Dia jelas berusaha menyelamatkan tulangnya.

Hakim Ham : Dia berhasil menjadi kepala kantor wilayah pusat. Dia tidak berusaha menyelamatkan diri. Dia hanya punya banyak pilihan.

Ae Heon : Yeobo, jangan terlalu keras kepada Gang Baek. Dia pasti mengalami yang terburuk. Biarkan saja dia dan jaga dia untuk saat ini. Aku khawatir dia berada di ambang jurang.

Gang Ye pun marah, kalian tidak mendengarkan perkataan Kak Gang Baek. Dia bilang akan melakukan hal yang benar. Itu artinya dia akan diselidiki sebagai saksi dan menyerahkan diri, seperti yang dia katakan tempo hari. Dia bilang akan diselidiki sesuai jadwal. Dia meminta polisi menjemputnya jika tidak bisa datang. Pernikahan atau pertunangannya bukan masalah di sini. Kenapa kalian tidak mendengarkannya? Apa kalian berpura-pura tidak tahu? Atau kalian tidak bisa mendengarnya?

Direktur Ham : Aku akan menyuruh Hye Ryool dan Profesor Na segera pulang.

Hakim Ham : Mari berkumpul lagi di ruang tamu satu jam lagi. Kita akan mengatur pikiran kita sampai saat itu.

Gang Ye makin kesal dengan tingkah keluarganya.

Hye Ryool masih bersama Geun Woo. Ponselnya berbunyi.

Direktur Ham : Kau bersama Profesor Na?

Hye Ryool : Ya.

Direktur Ham : Cepatlah pulang. Gang Baek… Tidak, langsung pulang saja.

Sekarang, mereka berkumpul di ruang tamu. Hakim Ham, Pimpinan Han, Direktur Ham, Hye Ryool dan Geun Woo.

Hakim Ham : Menolak diselidiki mungkin bukan jawabannya. Biarkan dia bekerja sama. Kita akan membuatnya memohon Amendemen Kelima.

Hye Ryool : Kondisinya tidak memungkinkan untuk diselidiki sekarang. Dia harus menghindarinya apa pun yang terjadi.

Hakim Ham : Namun, dia sudah memutuskan. Atau kau ingin dia ditangkap seperti pelaku sebenarnya?

Hye Ryool : Mereka tidak punya bukti. Itu sebabnya mereka memanggilnya sebagai saksi, bukan tersangka. Jika dia membuat kesalahan saat penyelidikan…

Hakim Ham : Hye Ryool, jangan ikut campur mulai sekarang. Profesor Na yang akan bertanggung jawab. Tidak berhubungan lebih baik.

Geun Woo : Aku ayahnya.

Hakim Ham : Apa kalian berhubungan darah? Kau tidak berhubungan darah di sini.

Geun Woo : Secara hukum, aku…

Hakim Ham : Hukum tidak berarti apa pun.

Direktur Ham : Reporter ada di mana-mana. Cari cara agar tidak terekspos. Hye Ryool, pergilah bekerja dan minta surat perintah. Alihkan perhatian orang dengan masalah Jusung.

Direktur Ham juga memberi tugas pada Pimpinan Han.

Direktur Ham : Jangan biarkan Gang Baek bicara. Tidak sepatah kata pun. Setidaknya lakukan apa pun untuk melakukan itu.

Hakim Ham kembali ke kamarnya. Ae Heon langsung mendekatinya.

Ae Heon : Sayang, bagaimana perbincangannya?

Hakim Ham : Ini sudah larut malam. Ayo tidur dan bicarakan ini besok.

Mereka duduk di sofa.

Ae Heon : Sayang. Aku tidak tahu apa pun soal hukum, tapi aku masih khawatir. Aku sangat terkejut membaca komentar daring itu. Mereka bilang Gang Baek bertunangan dengan gadis kaya padahal dia mengencani gadis yang sudah mati. Bahwa dia hanya bermain-main dengannya. Mereka bergosip soal semua omong kosong konyol itu. Aku masih sakit kepala dan hatiku terasa kaku.

Hakim Ham : Hatimu lembut. Jangan baca komentar seperti itu untuk sementara. Firma hukumku akan bertindak.

Ae Heon : Ini tentang cicit kita. Aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Sayang. Kau tahu betapa cepatnya kabar menyebar saat sesuatu menarik, tidak berdasar, dan spekulatif. Jika kita melanjutkan pernikahannya, itu hanya akan menguatkan cerita ini. Saat Gang Baek lulus beberapa waktu lagi, pertimbangkan kembali. Aku mengerti situasi saat ini, tapi dia satu-satunya cicit kita. Aku merasa tidak enak menikahkannya terburu-buru seperti ini. Saat dia menikah, aku ingin menghadiri pernikahannya sebagai nenek buyut yang sah. Semendesak apa pun itu, seorang cicit tidak boleh menikah sebelum nenek buyutnya. Mari ikuti urutannya.

Hakim Ham setuju mendaftarkan pernikahannya dengan Ae Heon.

Di kamar, Direktur Ham dan Pimpinan Han berdebat.

Direktur Ham : Jadi kau ternyata! Kau yang melakukannya.

Pimpinan Han : Apa maksudmu? Aku bekerja seharian dan baru selesai rapat keluarga.

Direktur Ham : Tentu saja, kau tidak melakukannya sendiri. Kau tidak seperti itu. Namun, Hong Nan Hee meninggal karena kau.

Pimpinan Han : Dengar, Ham Gwang Jeon. Aku mungkin bukan suami terbaik, tapi jangan menjebakku atas pembunuhan.

Direktur Ham : Tidak penting kau membunuhnya atau tidak. Entah kau mengakuinya atau tidak. Aku bahkan bisa menutupi semua perbuatanmu. Begitulah keadaannya.

Pimpinan Han : Pada akhirnya, inilah yang kau inginkan. Kau bahkan memberinya beasiswa untuk ini, bukan? Untuk mendapatkan sesuatu dariku.

Direktur Ham : Kukira kau sadar betapa menakutkannya seseorang yang tidak akan kehilangan apa pun. Kau harus menyuapi mereka sebanyak mungkin agar tidak mati kelaparan. Kau harus menjaga mereka tetap hangat agar tidak mati kedinginan. Hanya dengan begitu, mereka menjadi penurut. Jika tidak, mereka akan menyerangmu. Kau belum menyadarinya sekarang?

Pimpinan Han : Itukah alasanmu tidak pernah membiarkanku terlalu dekat denganmu? Untuk menjinakkanku?

Direktur Ham : Tidak. Aku memberimu makan terlalu banyak dengan terlalu banyak kehangatan hingga kau menjadi lupa siapa majikan di sini.

Pimpinan Han : Itukah alasanmu menemui Yoo Ye Hoo, pria itu? Karena dia penurut? Dia sudah jujur kepadamu selama lebih dari 10 tahun. Jadi, selain hal lainnya, dia pandai menunggu.

Direktur Ham : Jangan menggambarkannya seperti itu.

Pimpinan Han : Kalau begitu, biar kukatakan dengan cara lain. Saat Hong Nan Hee meninggal, apa yang kau lakukan? Tidak bisakah aku menuduhmu atas pembunuhan?

Direktur Ham tertawa, tidak. Aku punya alibi. Meski kau tidak akan senang mendengarnya. Tidak perlu bicara lagi. Jaga keselamatan Gang Baek. Maka aku akan menjaga putra tunggalmu, Yoo Hyun, tetap aman.

Pimpinan Han kaget istrinya tahu soal itu.

Bersambung……..

Satu tahun lalu

Di ruangannya, Direktur Ham tengah memeriksa dokumen. Lalu seseorang mengetuk pintunya. Ternyata Yoo Hyun.

Direktur Ham dan Yoo Hyun bicara. Ternyata Direktur Ham tengah memeriksa dokumen beasiswa Yoo Hyun.

Direktur Ham : Ada yang kurang dalam aplikasi beasiswamu. Beasiswa ini berasal dari organisasi luar, jadi, saat nilainya diubah, totalnya harus 100.

Yoo Hyun : Begitu rupanya. Sebaiknya kuserahkan lagi.

Yoo Hyun mengambil kembali dokumennya.

Yoo Hyun : Kau lebih baik daripada keluargaku.

Direktur Ham : Apa katamu?

Yoo Hyun : Kau lebih baik daripada keluargaku. Ada ratusan mahasiswa, tapi kau perhatian kepadaku.

Direktur Ham : Kukira aku bisa bicara denganmu di saat bersamaan. Sebagai direktur, aku harus tahu apakah para mahasiswaku baik-baik saja di kampus atau mereka mengalami ketidaknyamanan.

Yoo Hyun : Aku baik-baik saja. Mulai sekarang, aku ingin menjadi lebih baik.

Direktur Ham : Apa?

Yoo Hyun : Mereka bilang melihat berarti menginginkan. Itu juga bisa berarti kita tidak pernah menginginkan apa yang belum pernah kita lihat. Sebenarnya, aku tidak berharap banyak dalam hidup. Namun, setelah masuk sekolah hukum di sini, aku terus menginginkan lebih.

Direktur Ham : Sebaiknya kau belajar lebih giat.

Yoo Hyun : Tentu saja. Namun, beberapa hal tidak bisa didapat dengan belajar. Misalnya, yang dimiliki Gang Baek. Saat melihatnya, aku marah tanpa sadar. Sebagai pamannya, aku tidak boleh merasa seperti itu kepada keponakanku.

Direktur Ham kaget Yoo Hyun tahu.

Direktur Ham : Kau…. Sejak kapan…

Yoo Hyun : Ya… Bagaimana denganmu?

Direktur Ham : Gang Baek. Apa dia tahu?

Yoo Hyun : Tentu saja, dia tidak tahu. Jangan khawatir. Aku tidak cukup bodoh untuk mainkan kartu besar ini dengan gegabah. Sebagai gantinya, bantu aku agar aku tidak perlu mengeksposnya. Jadi, aku tidak akan terdorong untuk melakukannya. Bisakah?

Direktur Ham terkejut Yoo Hyun mengancamnya.

Bersambung……

Next episode :

Gang Baek bunuh diri!!

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like