The Corridor Pavilion Eps 9 Part 2

Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Corridor Pavilion Episode 9 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Yuk cek episode sebelumnya.

Sebelumnya…

Hao ke bengkel Cheng.

Cheng kaget Hao datang.

Cheng : Apa yang kau lakukan di sini?

Hao : Akhirnya aku menemukanmu.

Cheng : Kenapa kau disini?

Hao : Sudah lama. Kau menjadi pemilik bisnis setelah beberapa bulan.

Hao lalu mengajak Cheng makan.

Hao menebak yang mana mobil Cheng. Dia menebak dengan benar tapi Cheng bilang itu mobil pelanggan dan meminta Hao tidak mengotorinya.

Hao pun menunjuk ke mobil yang ada di samping mobil Cheng.

Cheng : Ya, ini dia. Mobil ini juga milik bengkel.

Cheng dan Hao makan. Hao mengambil beberapa tusuk daging di etalase, lalu beranjak ke Cheng.

Cheng melihat Hao mengambil hanya beberapa tusuk.

Cheng : Hanya sebanyak ini?

Hao : Sudah lama sejak aku memiliki ini. Aku sangat menginginkan ini.

Cheng : Kau bisa makan lebih banyak jika kau mau. Aku akan mendapatkan lebih banyak untukmu.

Tapi Hao bilang dia bisa mengurus dirinya sendiri.

Hao lalu tanya, ada apa dengan ponsel Cheng. Kenapa dia tak bisa menghubungi Cheng.

Cheng bilang, itu karena penagih hutang kejam padanya.

Hao : Apakah ayahmu datang menemuimu?

Cheng mengalihkan topic. Dia tanya, kenapa Hao kembali lebih awal.

Hao bilang dia menemukan banyak siswa berbakat di tempatnya bekerja sebagai relawan.

Hao : Mereka memenangkan kompetisi, jadi atasanku mengizinkanku kembali lebih awal dari yang dijanjikan. Kau sendiri bagaimana?

Cheng : Berhenti main-main denganku. Aku hanya seorang karyawan yang sibuk bekerja setiap hari. Aku hanya seorang karyawan.

Hao : Ngomong-ngomong, gadis yang kau sebutkan kemarin juga datang menemuiku.

Cheng kaget, aiapa?

Hao : Apa maksudmu dengan siapa? Orang yang mencari anak yang telah lama hilang. Dia bahkan memintaku melakukan tes DNA. Bukankah kau juga melakukannya? Bagaimana hasilnya? Aku bahkan tidak tahu anak siapa yang dia cari. Tapi aku bisa merasakan orang yang dia bantu adalah orang kaya.

Cheng mengaku tidak tahu.

Ponsel Cheng berbunyi.

Pesan masuk dari Yuan Xing.

Yuan Xing : Cheng Cheng, mari kita bicara di rumah hari ini.

Hao mendekati Cheng. Dia tanya siapa yang SMS.

Cheng : Bukan siapa-siapa.

Hao : Apa maksudmu dengan bukan siapa-siapa? Pacarmu? Apakah dia lebih tua darimu? Seseorang yang lebih tua? Apakah kau berkencan dengan seseorang yang lebih tua darimu?

Cheng : Tidak.

Tapi Hao tahu Cheng bohong.

Hao : Semuanya lebih jelas sekarang. Jadi kau menyukai wanita yang lebih tua dan dewasa. Tipe yang elegan. Terkadang, mereka membutuhkan perawatan dan perlindunganmu. Aku benar, kan?

Cheng : Tidak. Cinta membuat orang maju. Jika aku tidak bekerja lebih keras, kau tidak akan memintaku untuk menjadi pendampingmu. Aku tidak punya orang lain untuk ditanyakan selain dirimu.

Hao : Sepakat. Aku ingin menjadi ayah baptis anakmu.

Cheng : Aku baik-baik saja selama kau bukan ayah kandung anakku.

Wajah Cheng kemudian berubah serius.

Cheng : Hao, aku terus memikirkan saat-saat ketika kita masih anak-anak. Tidakkah menurutmu kita bergaul dengan baik? Bagaimana?

Hao : Aku memikirkan apa yang kau pikirkan.

Cheng : Kita sudah dewasa sekarang.

Hao dan Cheng lalu bersulang.

Cheng memapah Hao yang mabuk menuju taksi.

Cheng : Jangan khawatir. Aku sudah membayar. Aku akan memanggil taksi untuk mengirimmu kembali.

Hao : Cheng, kau tidak cukup baik. Aku masih ingin minum.

Cheng : Kau sudah minum lebih dari 500ml. Kau tidak bisa minum lagi. Ayo naik taksi.

Taksi datang. Cheng menyuruh Hao masuk, tapi Hao malah bertanya ada apa dengan Cheng.

Hao : Apa yang salah? Ada yang mengganggumu, kan?

Cheng : Tidak, mengapa harus ada?

Hao : Selama aku ada, aku tidak akan membiarkanmu kelaparan, Cheng.

Supir taksi mengklakson mereka.

Hao pun masuk dan Cheng memberikan alamat Hao ke supir taksi juga membayarnya.

Manajer Lin mendorong kursi roda Pimpinan Gao. Pimpinan Gao menyuruh Manajer Lin memberitahu semua anggota keluarga kalau dia mengadakan pertemuan keluarga di kedai teh Kairoutei jam 8 malam ini.

Mereka ada di Hotel Kairoutei.

Yuan Xing di jembatan, dia melamun menatap ke arah sungai.

Pimpinan Gao menghubunginya.

Pimpinan Gao : Malam ini, aku akan mengadakan pertemuan keluarga. Aku ingin kau datang. Kami akan berada di Kairoutei. Cheng Cheng bisa keluar untuk saat ini.

Yuan Xing mengerti, Baiklah. Saya akan berada disana.

Hong Jie dan Dong Mei lagi makan di kedai teh Kairoutei. Jian di depan mereka, sibuk mainin ponsel.

Dong Mei : Jian, dimana Xuan Xuan?

Jian : Dia di kamar mengurus sesuatu. Dia akan datang nanti.

Shi Yao datang diantar Manajer Lin.

Shi Yao : Hongjie, kau di sini juga.

Jian mengajak Shi Yao gabung dengan mereka, tapi Dong Mei bilang Shi Yao adalah pembawa acara TV, jadi Shi Yao tak pernah makan malam agar tetap bugar.

Shi Yao : Aku sedikit lapar hari ini. Manajer Lin, tolong siapkan sesuatu yang ringan untukku dan kirimkan ke Elegant Abode.

Manajer Lin : Baiklah.

Shi Yao : Aku akan ke atas dulu, Hongjie.

Shi Yao pergi.

Hong Jie memarahi Dong Mei.

Hong Jie : Mengapa kau tidak membiarkan dia duduk bersama kita?

Dong Mei : dianjin.com sedang dalam krisis besar sekarang. Jika Shi meminta bantuanmu, dapatkah kau menolaknya?

Hong Jie : Tapi tidak ada yang bisa kita lakukan untuk membantunya. Kita adalah keluarga, jadi kita harus bekerja sama. Jika kau tidak mengerti ini, kau bisa melupakan tentang menjadi ketua. Kau dapat tetap sebagai wakil manajer umum selama sisa hidupmu.

Dong Mei : Prof.Gao, apa kau menguliahiku?

Hong Jie : Baiklah, aku akan berhenti bicara.

Sekarang, Manajer Lin sedang bersama Yuan Xing. Dia mengantarkan Yuan Xing menuju kamar.

Yuan Xing : Apakah hanya ada tujuh kamar di Blok A?

Manajer Lin : Ya. Bambu, Anggrek, Plum, Krisan, Tenang, Kebajikan, dan Elegan.

Yuan Xing : Tata letaknya terlihat seperti “Big Dipper”.

Manajer Lin : Ya, itulah yang dirancang oleh almarhum ayah mereka. Dia mengatakan itu menguntungkan. Pada awalnya, kamar-kamar ini dinamai Biduk.

Yuan Xing : Mengapa mereka mengubah nama setelah itu?

Manajer Lin : Aku tidak terlalu yakin tentang itu. Mereka mengubahnya sekitar 15 hingga 16 tahun yang lalu.

Manajer Lin : Tuan Gao telah mengatur ruangan ini untukmu.

Manajer Lin dan Yuan Xing masuk ke kamar.

Yuan Xing : Kapan rapat dimulai malam ini?

Manajer Lin : Pimpinan Gao sedang tidak enak badan. Dia menjadwalkan ulang untuk besok pagi.

Yuan Xing : Dia menjadwal ulang itu?

Manajer Lin : Ya. Kau dapat pergi ke restoran jika kau belum makan malam.

Yuan Xing mengerti.

Shi Yao lagi minum sama Hong Jie.

Hong Jie lalu tanya apa Shi Yao butuh bantuannya soal dianjin.

Shi Yao : Mengapa Dong Mei selalu membuat asumsi sendiri? Kau sebaiknya tidak percaya semua yang dia katakan benar.

Hong Jie : Ayo. Kami sama saja. Pernahkah kau mengatakan tidak pada Teng Jun?

Shi Yao : Baiklah, kau menang kali ini.

Hong Jie lalu memberitahu Shi Yao kalau tadi dia melihat Yuan Xing.

Hong Jie : Dia tinggal di Plum Abode.

Shi Yao : Dia juga di sini? Tapi kenapa?

Hong Jie : Aku tidak tahu mengapa dia ada di sini. Tapi aku bisa merasakan kita berada dalam situasi berbahaya. Aku punya ide. Guangyi mungkin tidak mengatakannya sendiri. Tapi dia selalu menyetujui kemampuan dan karaktermu. Bisakah kau menemukan cara agar dia menandatangani ini?

Hong Jie memberikan Shi Yao surat.

Shi Yao membacanya.

Shi Yao : Surat kuasa untuk penjabat ketua? Tidak ada nama di sini. Kau berencana untuk…

Hong Jie : Selama Guangyi menandatangani surat ini, kita dapat memilih siapa saja untuk menjadi penjabat ketua Grup Hongye di masa depan. Keluarga Gao tidak memegang posisi di Grup Hongye.

Terdengar narasi.

“Untuk Gao Hong Jie, Teng Jun dan Ji Dongmei terlalu haus kekuasaan. Mereka mengabaikan kepentingan kolektif Gao. Dengan surat kuasa untuk penjabat ketua, Gao Hong Jie dapat menempatkan kekuatan di tangan Gao bersaudara. Ini akan memastikan keluarga Gao tidak akan berantakan. Hanya seseorang yang tidak memperjuangkan kekuasaan seperti penampilan Gao Shi Yao mungkin bisa meyakinkan Gao Guang Yi.”

Dong Mei mengintip dari lubang pintu. Dia melihat Shi Yao lewat.

Setelah Shi Yao lewat, dia membuka pintu dan melihat Shi Yao pergi.

Shi Yao ke kamar Pimpinan Gao.

Dong Mei yang melihat itu, melaporkannya ke Hong Jie kalau Shi Yao ke kamar Pimpinan Gao membawa dokumen.

Hong Jie : Betulkah?

Dong Mei yang was was mengintip lagi.

Jian makan malam dengan Xuan Xuan.

Xuan Xuan : Aku berencana untuk pergi ke kaki pegunungan Himalaya bulan depan.

Jian : Ibu kita telah memutuskan bahwa kita akan menikah pada tanggal 8 bulan depan.

Xuan Xuan : Gao Zi Jian, aku tidak akan menikahimu. Aku sudah menjelaskannya beberapa hari lalu.

Jian : Jangan bodoh. Aku juga tidak ingin menikah denganmu. Aku tahu kau tidak menghalangi jalanku. Li Sixuan, tidak ada gunanya jika kau melakukan ini

Xuan Xuan yang kesal, memutuskan pergi.

Dong Mei masih mengintip.

Dia melihat Shi Yao sudah keluar lagi dari kamar Pimpinan Gao.

Dong Mei pun memberitahu Hong Jie.

Dong Mei : Dia keluar dengan sebuah dokumen. Menurutmu apa yang dia lakukan di kamar Guang Yi? Kenapa dia bertemu dengannya pada jam selarut ini?

Hong Jie : Apakah kau ingin mandi? Atau aku harus pergi dulu?

Dong Mei : Kau bisa duluan.

Hong Jie pergi.

Dong Mei resah gegara dokumen itu.

Jian masih makna. Hong Zhi lewat. Jian memanggil Hong Zhi.

Hong Zhi melihat ada piring lain di depan Jian.

Hong Zhi menebak, dia tanya, apa itu Xuan Xuan.

Jian mengiyakan.

Hong Zhi mau pergi tapi Jian meminta Hong Zhi makan malam dengannya.

Jian memanggil pelayan. Pelayan datang memberikan menu pada Hong Zhi.

Jian : Paman, kudengar kau akan pergi ke Himalaya. Kapan kau pergi?

Hong Zhie : Belum kuputuskan.

Cheng baru saja memarkirkan mobilnya di basement parkir apartemen Yuan Xing.

Tapi, Pak Cheng datang.

Cheng kesal, kenapa kau disini jam segini?

Pak Cheng memamerkan penampilan barunya.

Pak Cheng : Aku punya uang sekarang. Aku mendapatkan beberapa uang dari judi. Aku disini untuk mentraktirmu.

Cheng : Selamat, lakukan lain kali.

Pak Cheng kekeuh mau makan sama Cheng.

Cheng : Tidak bisakah kau menunggu disini? Aku akan turun setelah mengurus beberapa hal.

Pak Cheng minta ikut. Cheng kesal banget.

Hong Zhi melamun di kamarnya.

Terdengar narasi.

“Gao Guang Yi selalu menyetujui perilaku dan kemampuan Gao Hong Zhi. Dia telah mengisyaratkan bahwa dia harus mengambil alih perusahaan. Tapi Gao Hong Zhi sangat mencintai Li Si Xuan. Dia tidak ingin ada yang terluka. Tapi dia menyadari itu niat baiknya cenderung memiliki efek sebaliknya.”

Hong Zhi pun ke kamar Xuan Xuan.

Tanpa dia sadari, Jian melihatnya.

Hong Zhi : Aku ingin hidup bebas sepertimu.

Xuan Xuan : Bukankah seharusnya kita bebas untuk mencintai?

Hong Zhi : Tapi aku punya tanggung jawab untuk dihadapi.

Xuan Xuan : Cukup. Berhenti berbicara. Aku tahu. Masalah dengan dunia adalah bahwa orang pintar penuh dengan keraguan, sedangkan orang bodoh tidak memiliki keraguan sama sekali. Kita seharusnya tidak menyeret kaki kita untuk putus. Aku tidak akan menyalahkanmu. Kau boleh pergi.

Hong Zhi : Beberapa memiliki kehidupan yang damai dan menyenangkan. Beberapa memiliki beban untuk dibawa. Aku harap kau tidak perlu memikul beban seperti itu.

Xuan Xuan : Terima kasih telah memberiku cinta yang luar biasa.

Cheng membawa ayahnya ke tempat terpencil.

Pak Cheng : Kenapa kita kesini? Tidak ada restoran di sini. Aku yang membayar, jadi mari kita memiliki sesuatu yang mahal. Tidak ada seorang pun di sini.

Cheng : Jadi mari kita luruskan semuanya sekarang. Apa yang kau inginkan?

Pak Cheng : Bagaimana apanya? Aku katakan bahwa aku memenangkan beberapa taruhan. Lihat pakaianku. Apakah aku terlihat bagus dalam hal ini?

Cheng : Baik, kau memenangkan uang. Bisakah kau berhenti berjudi dan menjalani kehidupan yang layak?

Pak Cheng : Aku tidak bisa melakukan itu. Aku hanya memenangkan sedikit uang. Aku meminta seseorang membaca keberuntunganku. Aku bertemu dengan seorang dermawan. Nasib burukku sudah berakhir. Dalam sepuluh tahun ke depan, keberuntunganku akan bergulir.

Cheng : Siapa dermawan itu? Apa seseorang menipumu lagi?

Pak Cheng : Dia adalah kau.

Cheng : Omong kosong apa itu?

Pak Cheng : Hei, kau tidak seharusnya bersikap seperti ini. Kau tidak mengatakan bahwa kau kaya sekarang. Apakah kau takut aku akan menggodamu?

Cheng : Sejak kapan aku menjadi kaya?

Pak Cheng : Kau sudah memiliki mobil. Bagaimana tidak kaya?

Cheng : Mobil ini hanya berharga beberapa ribu yuan. Mobil ini milik bengkel. Sejak kapan aku punya uang? Cheng Dawei, kau tidak muda lagi. Tidak bisakah kau hidup seperti orang yang baik? Kau meninggalkanku di panti asuhan. Kau mengambil pinjaman dengan IDku dan aku bahkan tidak dapat menemukan pekerjaan yang layak! Apakah kau tahu aku menjalani hari-hariku seperti tikus di selokan?

Pak Cheng kesal, baiklah, ini salahku. Ini semua salahku, oke? Kau hanya membenciku sebagai ayahmu dan ingin meninggalkanku!

Cheng : Apakah kau pantas menjadi ayahku?

Pak Cheng : Ya, aku tidak pantas menjadi ayahmu! Aku tidak pantas memiliki anak sepertimu! Dia pantas memilikimu! Tuan Teng mengatakan kepadaku bahwa kau pantas memiliki ayah yang kaya!

Cheng : Pak Teng? Apakah itu Teng Jun? Apa yang dia katakan padamu?

Pak Cheng : Baiklah. Aku akan membuatnya jelas. Jika kau berencana untuk menjalani kehidupan yang baik sendiri, aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Kita harus turun bersama jika ada yang tidak beres. Lagipula aku tidak akan rugi apa-apa!

Cheng yang udah kesal, menyeret ayahnya keluar dari mobil.

Bersambung ke part 3…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like