Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Corridor Pavilion Episode 5 Part 2, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Yuk cek episode sebelumnya.
Hong Jie tengah mengajar secara online.
Hong Jie : Setiap orang yang melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda dan berdiri di lingkungan yang berbeda akan memiliki persepsi yang berbeda untuk kebahagiaan. Baiklah, itu saja untuk kelas hari ini. Aku harap semuanya bahagia.
Hong Jie melihat Dong Mei datang.
Hong Jie : Kau sudah pulang?
Dong Mei masuk, ya.
Hong Jie : Kau lapar?
Dong Mei : Tidak, aku ingin menanyakan sesuatu. Menurutmu Guang Yi punya simpanan?
Hong Jie : Aku rasa tidak.
Dong Mei : Kenapa tidak? Kakakmu sudah lama meninggal. Disamping itu, dia kaya.
Hong Jie : Kau menemukan sesuatu.
Dong Mei : Ada pewaris lain di wasiat Guang Yi. Tapi dia tidak menaruh nama orang itu. Apa yang kau pikirkan tentang ini?
Hong Jie : Dia punya anak haram? Dia ingin membagi warisannya ke arah itu?
Dong Mei : Ini bukan tentang warisan? Pikirkan tentang kekacauan yang dibuat Jian belakangan ini.
Hong Jie : Dia ingin menjatuhkan Jian dan membiarkan anak haramnya mengambil alih sebagai pimpinan?
Dong Mei mengangguk.
Yuan Xing menemani Cheng Cheng melihat-lihat mobil.
Cheng melihat sebuah mobil berwarna biru dan mendeskripsikannya.
Cheng : Sepasang lampu depan yang menggoda ini. Warna biru langit ini. Sudut yang halus dan miring ini. dari pria Barcelona.
Yuan Xing : Apa?
Cheng : Maksudku, biru (terdengar seperti “pria”). Mobil ini bernilai setiap sen. Lihat lampu belakangnya dan knalpot. Performa tinggi dari bantalan rem M Series Blue. Bahan serat karbon. Aku ingin mobil ini. Ini adalah mimpiku.
Cheng masuk ke mobil itu.
Yuan Xing hanya melihatnya saja.
Tapi yang dibeli Cheng mobil lain.
Yuan Xing : Setelah mengungkapkan begitu banyak kekaguman, kupikir kau akan membeli mobil itu.
Cheng : Aku membeli mobil ini karena warnanya orange. Itu warna keberuntunganku. Aku serius. Nama panggilanku adalah Oranye.
Cheng pun meminta izin memutar lagu favoritnya.
Yuan Xing : Lagu ini?
Cheng : Ya.
Cheng dan Yuan Xing menikmati perjalanan mereka.
Sekarang, mereka sudah ada basement parkir sebuah mal.
Sebelum masuk, Cheng minta dua hal pada Yuan Xing.
Cheng : Pertama, kau akan siap membantuku dan menelepon setiap saat. Kedua, perlakukan aku seperti Ketua. Perlakukan aku dengan sangat hormat.
Cheng memakai kacamatanya.
Yuan Xing tertawa, tentu.
Cheng memilih-milih kacamata.
Cheng : Itu terlihat bagus untukku, kan?
Yuan Xing : Sepertinya sepasang kacamata las.
Yuan Xing lalu mengingatkan Cheng untuk tidak boros.
Cheng mengajak Yuan Xing ke toko sepatu dan tas. Dia pengen Yuan Xing sepatu dan tas.
Padahal Yuan Xing menolak, tapi Cheng gak peduli.
Puas berbelanja, mereka segera ke mobil.
Cheng kesulitan membuka pintu mobil, membuat Yuan Xing tertawa lagi.
Pada akhirnya, Cheng berhasil membuka pintu mobil.
Yuan Xing menyuruh Cheng masuk dan memanggilnya ‘Tuan Muda’.
Setelah di dalam, Cheng minta Yuan Xing gak manggil dia ‘Tuan Muda’ lagi.
Sontak lah, tawa Yuan Xing tambah pecah.
Zi Jian menemui seorang wanita di kafe. Dia adalah Li Si Xuan, putri Pemilik Luode Capital.
Zi Jian : Xuan Xuan?
Si Xuan : Gao Zi Jian?
Zi Jian : Setelah bertahun-tahun, kau terlihat lebih cantik sekarang.
Si Xuan : Terima kasih.
Zi Jian : Bukankah ibumu bilang kau akan tiba minggu depan?
Si Xuan : Aku kembali lebih awal karena ada sesuatu yang harus aku tangani.
Pelayan datang membawa menu.
Sambil melihat menu, Zi Jian bertanya, kapan Si Xuan ada waktu.
Zi Jian : Aku akan membawamu mengunjungi keluargaku.
Zi Jian lalu bertanya pada Si Xuan tentang pendapat Si Xuan mengenai ibu mereka yang kepengen mereka menikah.
Si Xuan pun berterus terang pada Zi Jian, kalau dia bertemu seseorang yang dia sukai baru-baru ini.
Zi Jian : Terserah kau. Kau tidak perlu memberitahuku.
Si Xuan : Maksudmu apa?
Zi Jian : Sama seperti aku tidak perlu memberitahumu tentang milikku juga.
Si Xuan : Baiklah. Aku merasa lega sekarang.
Zi Jian : Steak di sini enak. Aku sarankan kau pesan satu. Oke.
Hong Zhi yang lagi di apartemennya, dihubungi seseorang.
“Andy?”
“Xuan Xuan? Kau kembali?”
“Aku sudah di Jiangyang.”
“Apakah perjalanannya baik-baik saja?”
“Ya, tidak apa-apa. Aku masih jet-lag.”
“Sekarang sudah sore. Apa kau mau…”
“Aku ingin tidur.”
“Kau ingin tidur?”
“Ya.”
“Mengapa kau menelponku lebih awal?”
“Aku akan mengirimkan lokasiku.”
Hong Zhie menatap lukisan ‘hujan meteor’ di sebelahnya.
Dia ingat saat menunggu hujan meteor bersama Si Xuan.
Si Xuan : Eta Aquarids berukuran 170 tahun cahaya dari bumi. Meteorit melakukan perjalanan jauh di luar imajinasi kita. Kemudian mereka membakar 100 kilometer dari permukaan bumi dan berubah menjadi hujan meteor. Itu pada saat ini bahwa kita melihat mereka.
Hong Zhi : Pemandangan yang luar biasa seringkali membuat kita menyadari betapa tidak berartinya kita.
Flashback end….
Hong Zhi ke kamar Si Xuan.
Si Xuan membuka pintu dan langsung masuk.
Si Xuan menutup pintu dan menatap Hong Zhi penuh gairah.
Si Xuan : Aku merindukanmu.
Hong Zhi : Aku juga.
Dan, mereka berciuman.
Bersambung ke part 3…