Tentangsinopsis.com – Sinopsis The Corridor Pavilion Episode 3 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Yuk cek episode sebelumnya.
Sebelumnya…
Di episode sebelumnya, Liu membuat masalah besar. Dia memakai mobil pelanggan untuk balapan dan taruhan. Karena kalah, Liu meminta Liang melepaskannya. Dia mengaku pada Liang, kalau mobil itu milik pelanggannya. Liang marah. Liu pun mengajak Liang balapan lagi. Dia bilang, dia punya temen yang jago balapan. Liu menghubungi Cheng. Terpaksalah Cheng balapan dengan Liang untuk melepaskan Liu dari jerat masalah.
Siapakah yang menang? Cheng? Atau Liang?
Liang digotong ke ambulance. Dia terluka parah! Mobilnya ringsek. Sepertinya Liang mengalami kecelakaan saat balapan.
Cheng dan Liu pun berurusan dengan polisi. Cheng menjelaskan, kalau masalah itu tidak ada hubungannya dengannya. Dia sedang mengemudi dan Liang menabrakkan mobilnya, lalu menyerang mereka.
Mao tak terima mendengar pengakuan Cheng. Dia bilang, Cheng adalah pecundang yang sakit.
Cheng marah, kau curang! Jangan biarkan aku melihatmu lain kali!
Polisi pun membawa Cheng pergi. Cheng menjelaskan sekali lagi kalau dia tidak bersalah tapi polisi tidak peduli dan meminta Cheng menjelaskan di kantor.
Besoknya, Yuan Xing menjemput Cheng dan Liu di kantor polisi.
Cheng menyuruh Liu pulang duluan.
Yuan Xing memberikan Cheng minuman kaleng dingin.
Yuan Xing : Taruh di memarmu.
Ya, wajah Cheng memar-memar.
Cheng pun meletakkan kaleng dingin itu ke memarnya.
Yuan Xing : Balapan mobil ilegal. Di mana kau mendapatkan mobilnya?
Cheng : Dari bengkel.
Yuan Xing : Kau diam-diam membawanya keluar? Bagaimana kau akan menyelesaikannya jika pemilik mobil tahu?
Cheng : Liu berlomba dengan Tuan Liang. Dia sudah kalah dua putaran. Aku pergi untuk membantunya memenangkannya kembali. Mereka mengatakan itu akan diselesaikan jika aku menang. Tapi dia menabrakkan mobilnya. Aku merasa kasihan pada mobil.
Yuan Xing : Kau cukup menyesal, ya?
Orang tua Liang keluar dari kantor polisi dan mengejar Cheng.
Mereka akan mengancam membuat Cheng di penjara jika sesuatu terjadi pada putra mereka.
Yuan Xing pun bergegas menjauhkan Cheng dari mereka.
Cheng : Mereka pasti orang tua Tuan Liang.
Yuan Xing : Aku rasa begitu.
Yuan Xing lantas menasihati Cheng.
Yuan Xing : Kau bukan anak kecil lagi. Bisakah kau lebih masuk akal?
Cheng : Bagaimana ini tidak masuk akal? Aku tidak bisa diganggu lagi.
Yuan Xing : Ayahmu akan mengawasimu saat kau bertemu kembali dengannya.
Cheng : Aku tidak mengatakan aku ingin bersatu kembali dengannya. Dia pikir dia siapa?
Yuan Xing : Apa katamu?
Cheng : Bukan apa-apa.
Yuan Xing : Ayo pergi. Aku akan mengantarmu pulang.
Yuan Xing mengantarkan Cheng ke bengkel. Begitu sampai, Cheng turun begitu saja dan langsung masuk. Tapi baru masuk, dia disemprot bos nya.
“Berhenti di sana! Aku tidak percaya kau memiliki keberanian untuk kembali.”
Cheng minta maaf.
Yuan Xing melihat itu dari dalam mobilnya.
Bos Cheng merasa menyesal. Dia tak habis pikir, bagaimana dia bisa bertemu orang bodoh seperti Cheng. Dia menyebut dirinya tidak beruntung.
“Aku membiarkanmu bekerja di sini karena aku kasihan padamu. Beginikah caramu membalasku! Jika Tuan Lu tahu kau mengambil mobilnya untuk balapan, bisnisku bisa hancur! Aku tidak mau mendengar penjelasanmu! Pergi sekarang!”
Bos Cheng melemparkan tas Cheng, ke muka Cheng.
Yuan Xing yang melihat itu, langsung turun dari mobilnya.
Cheng mengambil tasnya di lantai dan beranjak keluar. Yuan Xing pun mendekati Cheng.
Yuan Xing : Cheng Cheng, semua ini tidak akan menjadi masalah jika kau menerima bantuan bosku.
Tapi Cheng tidak mau mendengar Yuan Xing. Dia beranjak pergi, tapi karena tasnya tidak terkancing dengan benar, beberapa bajunya berserakan ke jalan. Cheng pun mengambil baju2nya dengan kesal, lalu pergi.
Yuan Xing terdiam melihatnya.
Terdengar narasi.
“Jiang Yuan Xing tidak mengerti alasan Cheng Cheng dengan tegas menolaknya. Dia mulai merenung jika dia telah menyinggung Cheng Cheng dengan kemajuan agresifnya.”
Di apartemen Li Hao, Cheng termenung di depan jendela.
Dia memikirkan perkataan Yuan Xing.
Yuan Xing : Dia tidak pernah tahu keberadaanmu. Sebelum kau lahir, dia dan ibumu berpisah.
Dia juga ingat secarik kertas yang ditinggalkan Yuan Xing.
Yuan Xing : Ibu kandungmu bernama Zhang Ke Qin. Ini adalah alamat panti jompo tempat dia tinggal saat dia masih hidup. Datanglah ketika kau punya waktu.
Teng Jun tengah menghadiri suatu acara.
Pembawa acara mengenalkannya ke para undangan sebelum dia berbicara di depan.
“Ladies and Gentleman, memungkinkan anda menghasilkan banyak uang dengan mudah. Selamat datang di Dianjin.com. Berbicara tentang perusahaan keuangan, banyak orang akan curiga jika itu penipuan atau jika itu akan lari dengan uang klien. Anda tidak perlu khawatir tentang ini sama sekali. Mari kita sisihkan, bahwa perusahaan kami memiliki 20 tahun sejarah. Kita akan berbicara tentang Tuan Teng. Dia pengusaha terkenal di Jiangyang, sebuah legenda. Dia membangun bisnisnya dari nol. Kami memiliki Grup Hongye sebagai dukungan. Kita semua tahu bahwa Grup Hongye memiliki bisnis yang tak terhitung jumlahnya. Bahkan tanah yang dimilikinya bernilai miliaran yuan. Jadi hari ini, semua orang harus merasa terhormat dan bangga menjadi anggota dianjin.com. Selanjutnya, mari berikan tepuk tangan terhangat dan selamat datang sang pendiri dari dianjin.com, Mr. Teng Jun.”
Teng Jun pun mulai beranjak ke depan.
Teng Jun : Karena kalian semua ada di sini, aku akan langsung ke intinya. Kita keluarga. Jadi kita akan menghasilkan uang bersama!
Sekarang, Teng Jun sudah di kamarnya. Tak lama kemudian, Shi Yao datang.
Teng Jun : Kau sudah kembali?
Shi Yao : Apa yang kau lakukan?
Teng Jun mengajak Shi Yao ke meja makan.
Shi Yao : Sepertinya moodmu sedang bagus hari ini.
Teng Jun : Bisnis sedang berlangsung dengan lancar. Hanya saja aku sangat sibuk akhir-akhir ini dan tidak menghabiskan waktu denganmu. Jadi aku menyiapkan makan malam untuk kita berdua.
Shi Yao : Aku tidak percaya ini. Setelah bertahun-tahun, ini pertama kalinya kamu memasak untukku.
Teng Jun : Betulkah?
Shi Yao : Ya.
Teng Jun : Seharusnya aku memasak lebih sering.
Shi Yao : Oke, biarkan aku mencicipinya.
Terdengar narasi.
“Gao Shi Yao, Pembawa Acara Jiangyang TV. Teng Jun menikahi anak ketiga dari Gao, Gao Shi Yao. Di mata Gao Shi Yao, suaminya tidak kalah dalam aspek apapun dari Gao Guang Yi, kakak iparnya.”
Kita ke Gao Hong Zhi sekarang.
Dia adalah seorang artis, tanpa agensi.
Hong Zhi ke Hongye. Di lobby, dia bertemu Dong Mei. Dong Mei terkejut melihat Hong Zhi.
Dong Mei : Kapan kau kembali?
Hong Zhi : Aku baru saja tiba hari ini.
Dong Mei : Mengapa kau tidak memberi tahu kami bahwa kau akan pulang?
Hong Zhi : Guang Yi menyuruhku pulang pada menit terakhir.
Dong Mei : Maka kau harus pergi menemuinya. Aku akan mengatur makanan untuk menyambutmu pulang.
Hong Zhi : Terima kasih banyak, Dongmei.
Hong Zhi pun beranjak pergi.
Bersambung ke part 2…