Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 9 Part 2, Simak duluan gaes part 1 agar bisa paham cek yuk Episode sebelumnya cek di sini. Sedangkan jika Kalian ingin mencari-cari spoiler lengkap disediakan pada tulisan yang ini.
Ji Pyeong menemui Dal Mi di ruang rapat.
Ji Pyeong bilang, dia melihat Dal Mi membalas semua komentar dan mendebat penulis komentar buruk.
Dal Mi : Bukan begitu. Cara penyampaian mereka terlalu kasar. Ada menyebut NoonGil aplikasi jelek karena boros baterai. Harusnya disampaikan dengan sopan. Seperti, “kurang baik”, “sangat disayangkan”. Tapi kenapa mengatai kami jelek? Para pengembang kami hilang semangat jika melihat itu.
Dal Mi mengatakan itu sambil mengipasi dirinya. Dia panas sendiri.
Melihat itu, Ji Pyeong pun mengurangi suhu pemanas di ruangan rapat.
Ji Pyeong : Amatir bereaksi pada suara pelanggan dengan perasaan, tapi profesional meresponsnya dengan data.
Dal Mi : Apa kau berkata bahwa aku amatir?
Ji Pyeong : Ya. Jika jadi kau, aku akan kelola pelanggan seperti mengelola pengguna.
Dal Mi : Bukankah pelanggan dan pengguna sama?
Ji Pyeong menuliskan sesuatu di buku, lalu menunjukkannya ke Dal Mi sambil menjelaskan kalau NoonGil berbeda.
Ji Pyeong : NoonGil bukan bisnis yang dapat uang dari pengguna. Para pelanggan NoonGil adalah orang-orang kaya yang setuju dengan bisnis ini.
Melihat tulisan Ji Pyeong, Dal Mi terdiam dan memandangi Ji Pyeong.
Ji Pyeong terus bicara. Dia bilang pelanggan NoonGil saat ini hanya Morning Group.
Ji Pyeong : Kau harus bedakan model bisnis dan model pendapatan. Dan kau harus perhatikan iklan jika mau menarik pelanggan baru. Pikirkan soal tujuan layanan ini dan buat pelanggan tertarik. Lalu untuk iklan….
Ji Pyeong berhenti menjelaskan saat sadar Dal Mi fokus pada wajahnya.
Ji Pyeong : Ada apa? Ada yang menempel di wajahku?
Dal Mi bilang enggak. Ji Pyeong pun melanjutkan penjelasannya. Dia bilang lebih baik gunakan media massa untuk iklan.
Ji Pyeong : Kau harus terus iklankan pelayanan ini dengan wawancara dan membuat isu agar bisa menarik banyak pelanggan lain.
Dal Mi berjalan di koridor. Dan saat tiba di depan kantornya, dia terdiam menatap Do San yang sedang bekerja.
Dal Mi lalu ingat kata-kata Do San.
Do San : Aku sudah banyak berubah. Aku tak begitu ingat apa yang terjadi 15 tahun lalu. Bukan. Aku tak mau mengingatnya. Aku berharap kau tak mengenalku dahulu. Dulu aku sangat payah. Sama sekali tak sehebat yang kau pikir.
Do San menoleh ke pintu dan melihat Dal Mi.
Dal Mi pun tersenyum pada Do San.
Do San keluar, menghampiri Dal Mi.
Do San : Aku sudah tingkatkan keefektifan dari baterainya. Katakan kepadaku jika ada komentar buruk lagi. Aku akan selesaikan semuanya.
In Jae : Baik.
In Jae membawakan kopi untuk rekan-rekannya. Dae Myung tanya, apa In Jae sudah menonton berita. In Jae tanya, berita apa.
Mereka melihat televisi. Ternyata ada berita tentang In Jae Company.
Reporter Choi Yang Won melaporkan langsung dari depan gedung Haun. Para satpam tengah berdemo, menuntut keadilan.
“Setelah munculnya berita bahwa Haun akan mengurangi jumlah pegawai dengan menggunakan sistem keamanan pintar IA Injae Company, para satpam Konstruksi Haun. Sekitar 100 orang satpam…”
In Jae pun ingat kata-kata Bu Yoon. Bu Yoon bilang, dia menganggap itu resiko, bukan kekerasan.
Dae Myung lemas. Dia bilang mereka udah dicap negatif duluan sebelum memulai.
I Su gak nyangka berita mereka benar-benar dipublikasikan.
In Jae tanya, I Su kenal Choi Yang Won.
I Su : Ya. Dia reporter YGN. Namanya Choi Yang Won. Aku punya kartu namanya.
Hyun : Dia tulis berita Samsan Tech juga.
Reporter Choi juga mewawancarai Pimpinan Won.
“Kudengar Morning Group memilih NoonGil sebagai proyek Tanggung Jawab Sosial Perusahaan tahun ini.”
Sang Soo berdiri di belakang kameramen, ngasih tahu ayahnya apa yang harus dijawab ayahnya.
Reporter Choi menegur. Dia menyuruh Pimpinan Won menjawab sambil menatapnya, bukan menatap kamera.
Sang Soo pun pindah tepat ke belakang Reporter Choi.
Pimpinan Won : Ada pepatah, “Senior membantu kesuksesan junior.” Artinya junior bisa sukses jika mengikuti langkah senior. Para junior ingin mengikuti jejakku. Jadi, aku harus apa? Tentunya aku harus membimbing mereka. Aku sangat bahagia bisa berikan dukungan dana bagi NoonGil.
Cheon Ho bersama ortu Do San, menonton wawancara itu di rumah.
Cheon Ho : Samsan Tech! Mereka masuk media massa. Hebat!
Pimpinan Won berterima kasih pada Dal Mi yang udah beri mereka kesempatan untuk mendukung NoonGil.
Ayah tanya, siapa itu Dal Mi.
Cheon Ho bilang CEO Samsan.
Ibu tanya, kenapa bukan Do San CEO nya.
Cheon Ho tanya, apa Do San gak kasih tahu mereka.
Do San di bus. Lalu ponselnya berbunyi. Telepon dari Cheon Ho. Cheon Ho tanya Do San dimana. Do San bilang dia di jalan pulang habis mengantar Dal Mi.
Cheon Ho melarang Do San pulang. Dia bilang keadaannya gawat. Do San bingung.
Cheon Ho : Kau belum bilang Seo Dal Mi CEO kalian, kan? Pokoknya jangan pulang dulu. Bermalam lah di tempat lain. Paham.
Sekarang Trio San ngumpul di kafe.
Chul San pun heran Pimpinan Won diwawancarai tanpa bicara dulu pada mereka. Do San bilang masalahnya bukan disitu.
Chul San lalu tanya kenapa Do San gak ngasih tahu Pak Nam kalau CEO mereka itu Dal Mi.
Chul San : Siapa yang mengecap surat perjanjian investor?
Do San : Aku yang mengecap itu tanpa sepengetahuan ayahku.
Chul San : Dasar anak gila. Kau sungguh gila. Itu pemalsuan dokumen pribadi. Kau mau dipenjara?
Yong San bilang Do San lebih takut sama Pak Nam ketimbang di penjara.
Do San bilang dia akan kasih tahu ortunya hari ini.
Chul San yakin Do San bakal dipukuli habis-habisan.
Do San : Karena itu aku minum miras. Aku tak sanggup dipukuli dalam keadaan sadar.
Yong San : Kau akan bilang apa kepada mereka?
Chul San : Ayo simulasi dulu sekarang. Kami akan membantumu.
Do San menatap kursi kosong disamping Chul San. Seolah ayahnya duduk disana, dia minta maaf pada ayahnya.
Do San : Aku yang tak pantas menjadi CEO ini membohongi kalian selama ini.
Chul San : Apa wanita itu merayumu, maka kau jadikan dia CEO? Kalau ayahmu bicara begitu?
Do San : Tidak, Ayah. Sejak awal, aku yang payah ini berlagak bisa berbisnis. Ternyata aku salah. Maafkan aku. Aku memang sampah.
Yong San : Jika kau sampah, kami apa? Kotoran binatang?
Chul San : Dia benar. Kau bahkan juara satu pemrograman.
Wajah Do San tampak tertekan. Dia bilang karena dia salah dia melihat kembang api.
Chul San : Kembang api? Kau meracau.
Tangis Do San perlahan turun.
Do San : Aku berjalan di jalan yang salah, lalu aku melihat kembang api. Hal itu sangat menakjubkan.
Do San kemudian membayangkan reaksi Dal Mi saat tahu semuanya.
Dal Mi nangis dan minta penjelasan Do San kenapa Do San berbohong.
Do San bilang karena awalnya dia mau melihat senyum cantik Dal Mi.
Dal Mi tanya, jigeumen?
Do San bilang karena dia tak mau melihat Dal Mi nangis.
Tangis Do San kian deras. Dia gak tahu harus gimana.
Do San lalu merebahkan kepalanya ke atas meja.
Chul San menyuruh Do San bangun. Dia juga mengomeli Do San karena Do San minum banyak. Tapi Do San udah teler.
Chul San pun tanya ke Yong San gimana cara bawa Do San pulang.
Yong San pun nyuruh Chul San nelpon Dal Mi.
Chul San dan Yong San menunggu Dal Mi di halte.
Sementara Do San, tidur di pangkuan Chul San. Do San yang mabuk, nyuruh Chul San ngelus-ngelus rambutnya.
Tak lama Dal Mi datang. Dal Mi kaget lihat Do San mabuk. Dia bilang, mereka baru saja berpisah tadi.
Chul San bilang setelah nganterin Dal Mi, Do San minum-minum.
Dal Mi pun tanya apa Do San punya masalah.
Yong San lalu minta izin Dal Mi agar Do San bisa menginap di rumah Dal Mi.
Dal Mi kaget.
Chul San bilang Do San bakal dihabisin Pak Nam kalau pulang dalam keadaan mabuk dan jika dibawa ke tempat mereka, Pak Nam pasti akan langsung tahu.
Dal Mi mau mengangkat Do San. Chul San bilang, dia dan Yong San akan mengantarkan Dal Mi.
Yong San mencari taksi.
Sementara Dal Mi bantuin Chul San bangunin Do San.
Chul San berusaha menggendong Do San.
Tepat saat itu, Ji Pyeong datang.
Dal Mi kaget Ji Pyeong mendadak muncul.
Do San mau muntah.
Chul San langsung teriak dan bilang akan membunuh Do San jika Do San sampai muntah.
Bersambung ke part 3…