Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 7 Part 1, Yuk gaes bacalah juga untuk bagian rekap Episode sebelumnya cek di sini. Kamu bisa tahu daftar selengkapnya pada tulisan yang ini ya.
Di kantornya, Ji Pyeong sibuk dengan komputernya sambil ngedumel. Dia bilang, seseorang membuatnya gila. Dia juga gak ngerti kenapa mereka selalu membuat masalah?
Dong Cheon mendekati Ji Pyeong. Dia tanya, ada apa.
Ji Pyeong : Seo Dal Mi, CEO dari Samsan Tech, punya sangat banyak pertanyaan. Dia terus mengirimiku pesan semalaman. Lihat ini. Lebih dari 400 pesan.
Ji Pyeong membuka pesan Dal Mi.
Dong Cheon : Lebih dari 400 pesan? Dia sudah gila. Kenapa seenaknya kepada mentor? Bagaimana menjawab semuanya?
Ji Pyeong : Bagaimana lagi? Harus aku jawab. Kenapa juga aku mau menjadi mentor? Sial. Aku menjadi kesusahan begini. Benar-benar.
Dong Cheon : Kau kesusahan?
Ji Pyeong : Ya. Ini menyusahkanku. Nasibku benar-benar sial. Bukan main.
Ternyata,, Ji Pyeong sedang menuliskan jawaban-jawaban atas pertanyaan Dal Mi. Lalu dia mengirimkannya lewat e-mail. Dong Chan heran menatap Ji Pyeong. Yang dia lihat, Ji Pyeong malah seneng melakukan itu.
Ji Pyeong lega e-mailnya sudah terkirim.
Tapi Dal Mi malah datang.
Ji Pyeong langsung nyamperin Dal Mi.
Dong Cheon heran sendiri melihat itu.
Dong Cheon : Kenapa dia? Ucapan dan tindakannya berbeda.
Dal Mi meminta Ji Pyeong mengecek daftar pemegang saham yang dia buat.
Ji Pyeong tanya kenapa Dal Mi repot-repot datang ke kantornya.
Ji Pyeong : Kirim saja lewat surel.
Do San masuk. Ji Pyeong langsung diam melihat Do San.
Dal Mi bilang ada yang mau dia bilang juga ke Ji Pyeong.
Ji Pyeong selesai membaca daftar pemegang saham Samsan. Dia lalu bilang, dananya akan dikirim ke rekening Samsan besok.
Dal Mi mengucapkan terima kasih. Lalu dia berdiri.
Do San menyuruh Dal Mi pergi duluan. Dia bilang, dia mau bicara dulu sama Ji Pyeong.
Setelah Dal Mi keluar, Ji Pyeong tanya Do San mau ngomong apa.
Do San bilang, dia berpikir untuk memberitahu Dal Mi kebenaran soal surat-surat.
Ji Pyeong kaget, kenapa tiba-tiba?
Do San : Aku mau hilangkan kekutu yang suatu saat harus kuhadapi.
Ji Pyeong : Sebaiknya jangan.
Tapi Do San kekeuh mau ngasih tahu Dal Mi.
Ji Pyeong : Berarti hubunganmu dengan Dal Mi dan Samsan Tech juga ikut berakhir.
Do San pede. Dia bilang semua akan baik-baik saja.
Ji Pyeong tertawa, yakin sekali.
Do San : Itu yang ingin kutanyakan padamu. Kenapa menentukan akhirnya dengan surat 15 tahun lalu?
Ji Pyeong bilang, setidaknya surat 15 tahun lalu itu lebih kuat dari Do San.
Do San tersenyum.
Do San : Lihat saja nanti.
Do San lalu keluar.
Ji Pyeong kesal, lihat saja nanti?
Ji Pyeong masuk ke mobilnya. Lalu dia teringat kata-kata Do San tadi.
Ji Pyeong : Lihat saja nanti? Lancang sekali.
Ji Pyeong melajukan mobilnya. Tapi di lampu merah, dia terdiam.
Ji Pyeong : Lihat saja nanti? Kenapa aku harus menurut? Tidak mau!
Ji Pyeong pun balik arah dan melajukan mobilnya dengan kencang.
Halmeoni tanya, kenapa Dal Mi membawa Do San ke rumah padahal belum lama kenal.
Dal Mi : Sudah sangat lama. Kami sudah kenal selama 15 tahun. Wajar kuajak ke rumah.
Halmeoni lalu bilang tak ada lauk di rumah. Dia mengambil dompetnya dan nyuruh Dal Mi membeli ikan layur dan rumput laut.
Do San bilang dia gak perlu makan malam.
Halmeoni bilang dia harus makan malam dan menyurhu Dal Mi ke swalayan.
Dal Mi pun pergi tapi sebelum pergi dia menyuruh Do San duduk dengan nyaman.
Dal Mi : Anggap saja rumah sendiri.
Dal Mi juga melarang halmeoni bicara aneh-aneh pada Do San.
Setelah Dal Mi pergi, halmeoni bicara berdua dengan Do San. Halmeoni bilang, Dal Mi sering cerita soal Do San.
Halmeoni : Aku tahu suatu saat kita akan bertemu, tapi siapa sangka akan seironis ini?
Do San : Apa penglihatanmu sangat buruk?
Halmeoni : Masih bagus. Aku bisa melihat jelas. Jika dirawat dengan baik, memburuknya penglihatanku bisa diperlambat.
Do San : Pasti Dal Mi tak tahu.
Halmeoni : Jadi, kau juga berpura-puralah tak tahu.
Do San gak mau.
Do San : Jika Dal Mi tahu….
Halmeoni : Pasti akan menangis. Dia pasti menangis dan marah karena tak diberi tahu. Kemudian dia akan mengasihaniku sepertimu.
Do San : Halmeoni…
Halmeoni : Aku tak suka dikasihani. Jika ditatap begitu, aku merasa masalah besar tengah terjadi. Seolah-olah seluruh sinar di dunia akan menghilang, dan kehidupanku akan hancur. Faktanya, mataku memang tak akan bisa membaik. Cukup kau saja yang menatapku kasihan. Aku tak mau ada lagi yang menatapku begitu.
Halmeoni juga cerita kalau Dal Mi belakangan ini selalu tersenyum karena Do San. Sejak bertemu Do San, semua pembicaraan selalu tentang Do San.
Halmeoni : Matanya berbinar-binar seperti berlian setiap bercerita tentangmu. Kau pasti tahu. Mata Dal Mi sangat cantik ketika tersenyum.
Do San : Ya. Tentu saja.
Halmeoni lalu bilang dia bersyukur pada Do San. Berkat Do San, dia bisa melihat mata cantik Dal Mi setiap hari.
Halmeoni : Jika kulihat terus sekarang, aku tak akan menyesal meskipun nanti mataku tak bisa melihat.
Halmeoni lantas bertanya, apa tak boleh? Apa permintaan dia terlalu seenaknya?
Do San pun tak tahu harus berkata apa.
Halmeoni lalu meminta Do San merahasiakan penyakitnya dari Dal Mi dan Ji Pyeong.
Do San kaget, maksud anda Pak Han Ji Pyeong?
Halmeoni mengiyakan.
Halmeoni lalu pergi mencuci beras. Dia bilang, jika Ji Pyeong tahu maka Ji Pyeong akan lebih heboh membahas utang budi.
Lalu terdengar narasi Do San.
Do San : Keputusasaan yang tak bisa dibayangkan. Aku sadar setelah melihat nenek yang menutupi keputusasaannya dengan kehidupan sehari-hari.
Do San juga mengerti kenapa dulu Ji Pyeong menyuruhnya berpura-pura menjadi Do San dalam surat. Dia juga ingat saat Ji Pyeong bilang, melakukan itu karena utang budi dan berharap bisa membayar utang budi itu dengan uang.
Do San terus menatap halmeoni. Dalam hati dia bilang, ternyata orang baik yang membuat Ji Pyeong berutang budi adalah halmeoni. Awal dari semua keajaiban ini adalah halmeoni. Halmeoni lah yang mempertemukannya dengan cinta pertamanya yang tidak pernah ia tahu.
Do San menghela nafas. Lalu dia mendekati halmeoni. Dia bilang, mau memberikan sesuatu.
Do San pun memberikan sabut cuci piring rajutannya. Dia bilang, membuat sendiri sabut cuci piring itu.
Halmeoni mengambilnya, lalu memukul Do San dengan sabut cuci piring itu dan berkata Do San terampil sekali.
Do San : Ada sesuatu yang disebut RGB. RGB adalah tiga warna primer. Aku terinspirasi dari itu ketika membuatnya.
Dal Mi sudah tiba di depan rumahnya. Tapi dia berhenti sejenak dan memikirkan kenapa reaksi halmeoni aneh saat bertemu Do San. Dal Mi bilang, padahal sudah 15 tahun tak ketemu. Apa halmeoni tak senang bertemu Do San.
Ji Pyeong mendadak datang. Ji Pyeong langsung nanyain Do San ke Dal Mi. Dal Mi bilang Do San di rumahnya.
Dal Mi lalu tanya, kenapa mencari Do San.
Ji Pyeong bingung jelasinnya.
Dal Mi pun masuk bersama Ji Pyeong.
Do San sontak kaget melihat Ji Pyeong datang.
Sementara halmeoni terdiam.
Dal Mi mengenalkan Ji Pyeong ke halmeoni.
Lalu dia mengenalkan halmeoni ke Ji Pyeong.
Ji Pyeong dan halmeoni pun saling mengenalkan diri.
-Ep 7, Burn-Rate (Bakar Uang)
Halmeoni tanya, kenapa Ji Pyeong datang malam-malam.
Ji Pyeong bilang ada sesuatu yang mau dia bicarakan dengan Do San.
Ji Pyeong menatap Do San. Dia menyuruh Do San bicara diluar. Lah Do Sannya malah menggeser diri ke belakang halmeoni.
Dal Mi tanya ke Ji Pyeong mau bicara apa.
Ji Pyeong gak tahu harus bilang apa ke Dal Mi.
Mendadak, Do San teriak memanggil Ji Pyeong.
Do San : Hyung!
Do San lalu bilang akan melakukannya sesuai kemauan Ji Pyeong.
Ji Pyeong : Sesuai kemauanku?
Do San : Ya. Sesuai kemauanmu. Jadi, jangan khawatir. Pergilah.
Ji Pyeong mau pergi,, tapi Dal Mi malah nanya Ji Pyeong udah makan malam apa belum.
Do San yang jawab. Dia bilang Ji Pyeong ada janji.
Karena ucapan Do San yang bilang Ji Pyeong ada janji, Ji Pyeong kesal lagi. Lalu Ji Pyeong bilang dia tak ada janji. Do San kekeuh Ji Pyeong ada janji. Ji Pyeong bilang tak ada.
Ji Pyeong lalu mencopot sepatunya dan minta izin makan malam di sana.
Ji Pyeong masuk. Do San berusaha mengusir Ji Pyeong. Mereka saling berbisik.
Do San : Cepat pergi.
Ji Pyeong : Biarkan aku makan.
Dal Mi lalu bilang pada halmeoni, plafon rumah mereka jadi terlihat rendah gara-gara ada dua Ji Pyeong dan Do San di sana.
Halmeoni membenarkan. Halmeoni lalu menyuruh mereka mengganti lampu kamar mandi karena mereka tinggi.
Do San dan Ji Pyeong langsung nawarin diri.
Mereka gak ada yang mau ngalah. Do San bilang dia lebih tinggi dari Ji Pyeong.
Ji Pyeong : Hanya satu atau dua sentimeter. Tak masalah. Hampir setara.
Do San : Hyung! Apa maksudmu? Bukan hanya satu atau dua sentimeter.
Ji Pyeong : Baiklah, empat sentimeter.
Ji Pyeong lalu tanya letak kamar mandinya ke Dal Mi.
Dal Mi : Kamar mandinya di sana.
Ji Pyeong dan Do San langsung lari ke kamar mandi. Mereka berebutan masuk ke kamar mandi.
Do San : Hei. Biar aku saja. Aku lulusan teknik komputer.
Ji Pyeong : Minggir. Aku punya saham di perusahaan lampu.
Do San : Nilaiku A plus untuk Teori Sirkuit dan Teknik Kelistrikan.
Ji Pyeong : Aku bahkan tahu semua jenis lampu berikut sejarahnya, termasuk paham profit margin dan distribusinya.
Do San : Sudahlah, aku saja.
Diluar, Dal Mi dan halmeoni heran melihat tingkah keduanya.
Dal Mi : Apa-apaan itu? Aku juga bisa.
Halmeoni : Mereka tak mau kalah.
Dal Mi : Mirip saudara kandung.
Do San ngajak Ji Pyeong istirahat bentar.
Keduanya sama-sama mengambil napas.
Ketika Ji Pyeong lengah, Do San mau nyuri start masuk kamar mandi. Dan Ji Pyeong juga melakukan hal yang sama.
Mereka sama sekali tak mau mengalah.
Akhirnya Do San yang gantiin lampunya.
Ji Pyeong kebagian membersihkan rumah. Dia memindahkan beberapa tumpuk buku dan tampak keberatan.
Do San juga memperbaiki meja yang rusak.
Ji Pyeong memindahkan pot bunga.
Dal Mi membantu halmeoni masak.
Do San dan Ji Pyeong datang melapor. Do San bilang, ia sudah memperbaiki pancuran air dan tanya apa lagi yang mau diperbaiki.
Ji Pyeong : Tanaman sudah kupindahkan. Apa lagi? Katakan saja jika ada hal berat lagi.
Dal Mi : Sudah tak ada.
Do San : Suruh aku saja. Umurku masih 20-an dan lebih kuat.
Ji Pyeong : Tulang lehermu bermasalah. Bahaya jika sarafmu terjepit. Aku mencemaskanmu.
Ji Pyeong lalu minta Dal Mi mengatakan saja padanya.
Dal Mi bilang gak ada lagi dan menyuruh mereka duduk untuk makan.
Mereka nurut.
Do San : Ada ikan layur. Tampaknya enak.
Dal Mi : Harga ikan layur mahal belakangan ini. Akan kubagi sama besar.
Dal Mi membagi ikannya ke piring halmeoni yang pertama, lalu Ji Pyeong dan Do San.
Ji Pyeong ngeliat ikan Do San. Ikan punya Do San lebih besar.
Halmeoni melihat ikan Do San lalu menatap Ji Pyeong
Halmeoni : Sepertinya ukurannya tak sama besar.
Dal Mi : Astaga, Nenek suka iri.
Dal Mi ngambil lagi ikannya.
Ji Pyeong menyodorkan mangkuknya tapi Dal Mi meletakkan ikannya ke mangkuk halmeoni.
Halmeoni menukar mangkuknya dengan mangkuk Ji Pyeong.
Halmeoni : Aku banyak dengar tentangmu. Kudengar kau baik pada Dal Mi. Kau seperti penolong baginya.
Do San agak terdiam mendengar perkataan Dal Mi kalau Ji Pyeong seperti penolong bagi Dal Mi.
Dal Mi meralat ucapan halmeoni. Dia bilang, Ji Pyeong penolong Do San dan sekalian menolongnya juga.
Ji Pyeong bilang gak begitu.
Halmeoni dan Do San tegang. Mereka mengira Ji Pyeong akan memberitahu kebenarannya pada Dal Mi.
Ji Pyeong bilang dia bukan orang baik hati yang menolong secara cuma-cuma.
Ji Pyeong : Waktuku tak sebanyak itu.
Dal Mi : Lantas, kenapa kau menolongku juga?
Ji Pyeong : Itu laba atas investasiku.
Dal Mi : Apa? Laba atas investasi?
Ji Pyeong : Aku adalah investor. Aku tak menolongmu secara gratis. Bayarlah sepuluh kali lipat nanti. Tentu saja. Harus begitu.
Gantian halmeoni yang diam. Tapi halmeoni diam karena cemas.
Dal Mi mengantarkan Ji Pyeong dan Do San keluar.
Ji Pyeong menuju mobilnya.
Do San berjalan kaki.
Dal Mi pun heran melihatnya. Dia tanya, kenapa gak barengan.
Ji Pyeong langsung nawarin Do San tumpangan.
Do San pun menjawab agak kesal, baik. Boleh saja.
Saat Do San mau masuk ke mobil Ji Pyeong, Ji Pyeong nanya ke Dal Mi, apa Dal Mi udah mencek email darinya.
Ji Pyeong sengaja manas-manasin Do San. Do San pun terlihat kesal.
Dal Mi : Masih belum.
Ji Pyeong : Ingat pertanyaan yang kau kirim?
Dal Mi : Apa? Aku kirim sekitar 400 pesan. Sudah dijawab semua?
Ji Pyeong : Ya. Semuanya 461 pertanyaan.
Dal Mi takjub, sungguh? Daebak. Terima kasih banyak. Kalau begitu, sebagai balasan kebaikanmu apa pun caranya…
Do San panas
Ji Pyeong melihat ada benang di rambut Dal Mi. Dia mau mendekat, mengambil benang itu tapi langkahnya seolah terkunci.
Dal Mi terus bicara.
Dal Mi : Apa pun caranya, aku akan menjadi luar biasa.
Ji Pyeong : Menjadi luar biasa? Bisa diputuskan begitu?
Dal Mi : Tidak, tapi setidaknya aku harus mencoba.
Ji Pyeong lalu ngajak Do San pulang.
Gantian Do San yang manasin Ji Pyeong.
Do San : Dal Mi-ya, aku belum jawab pertanyaanmu tentang saham. Kau adalah CEO dengan 71 persen saham. Aku bagian dari sahammu dan akan selalu memihakmu. Kita akan selalu menjadi satu tim sampai akhir. Tenang saja. Percayalah kepadaku.
Do San mengambil benang di rambut Dal Mi.
Dia juga mengelus wajah Dal Mi.
Ji Pyeong terdiam melihatnya.
Do San mau masuk ke kursi belakang.
Ji Pyeong langsung menghalangi Do San. Dengan kesal, Ji Pyeong menyuruh Do San duduk di sampingnya.
Ji Pyeong : Kau bilang lihat saja nanti? Bukankah kau mau beri tahu dia soal suratnya?
Do San : Kau yang melarangku.
Ji Pyeong : Jangan jadikan aku alasan. Sepertinya kau tak berani bilang.
Do San : Turunkan aku di depan sana.
Ji Pyeong : Kenapa? Biar kuantar.
Do San : Tidak. Aku merasa tak nyaman. Aku akan naik bus.
Ji Pyeong : Kau pandai membuat orang lain bingung. Bukankah semua untuk ambisimu? Berarti pergunakan yang kau bisa. Gunakanlah aku dan Dal Mi.
Do San : Aku tak pergunakan kalian. Tentang Dal Mi… Aku benar-benar…
Ji Pyeong mengerem mendadak. Dia lalu menyuruh Do San turun. Do San kaget.
Ji Pyeong : Kau bilang mau naik bus?
Do San kesal, lalu dia membuka pintu tapi menutupnya lagi.
Ji Pyeong : Kenapa tak turun?
Do San : Kau membuatku bingung. Han Timjangnim, apa kau… cemburu?
Ji Pyeong : Apa? Cemburu? Nam Do San-ssi, apa kau tak paham artinya cemburu? Makanya kau bertanya?
Do San : Jadi, kau tak cemburu, ‘kan?
Ji Pyeong bilang enggak.
Do San lantas turun dan Ji Pyeong kembali melajukan mobilnya.
Lalu terdengar suara halmeoni yang tanya ke Dal Mi, Dal Mi suka Do San 15 tahun lalu atau Do San yang sekarang.
Dal Mi pun tanya kenapa halmeoni tanya begitu. Dal Mi bilang kenapa harus dibedakan. Mereka pria yang sama.
Halmeoni berbaring di pangkuan Dal Mi.
Dal Mi meletakkan mentimun di pipi dan kening halmeoni.
Halmeoni : Aku tahu, tapi jika disuruh memilih, kau lebih suka Do San yang mana?
Dal Mi : Entahlah. Apa bisa dipilih? Kenapa bertanya?
Halmeoni : Apa? Tak apa-apa. Aku hanya penasaran bagaimana jadinya jika kalian tak bertukar surat. Apa dia bisa memikat hati pemilih sepertimu?
Dal Mi : Apa ini? Aku bukan pemilih.
Halmeoni : Sangat pemilih. Benci orang yang salah eja, harus punya rasa simpati, harus sopan, dan harus buat janji sebelum bertemu. Syaratmu terlalu banyak. Lebih banyak dari UUD.
Dal Mi : Sudah seharusnya begitu.
Halmeoni : Kau lebih suka siapa? Do San yang menulis surat untukmu, atau Do San yang sekarang?
Pas Dal Mi mau jawab, ketel berbunyi tanda air sudah mendidih.
Di rumahnya, Ji Pyeong mondar mandir di depan meja sambil ngedumelin perkataan Do San tadi.
Ji Pyeong : Astaga. Memangnya aku sempat cemburu? Bagaimana bisa dia berpikir aku cemburu? Yeong Sil-ah, apa itu jealousy?
Yeong Sil malah menjawab kalau jealousy adalah serial drama yang ditayangkan MBC dan episode terakhirnya 21 Juli 1992.
Ji Pyeong : Hei! Kenapa kau juga membuatku kesal? Apa arti cemburu menurut kamus?
Yeong Sil : Cemburu adalah perasaan yang dirasakan saat seseorang yang dicintai lebih mencintai orang lain daripada dirinya.
Ji Pyeong : Lihat. Premisnya saja sudah salah.
Yeong Sil : Apa premisnya salah?
Ji Pyeong lalu terdiam saat menatap tanaman dari Dal Mi.
Setelah itu, ia berulang kali menyangkal perasaannya kalau dia cemburu. Dia bilang dia gak punya orang yang disukai jadi gimana dia bisa cemburu.
Ji Pyeong lalu mendekati tanaman Dal Mi. Lagi dan lagi dia berusaha keras menyangkal perasaannya itu meski ia sadar ia cemburu.
Do San duduk terdiam di kasurnya.
Tak lama kemudian, dia mulai merajut. Sepertinya sudah jadi kebiasaan Do San, nih. Merajut kalau lagi galau.
Bersambung ke part 2…
