Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 6 Part 4, Kalian bisa tahu nih tentang Episode sebelumnya cek di sini. Silahkan simak juga bagian link lengkap pada tulisan yang ini gaes.
Paginya, Ji Pyeong menggapai-gapai mengambil ponselnya di atas meja dari bawah selimut.
Dan dia pun langsung bangun saat melihat ada 461 pesan dari Dal Mi masuk.
Ji Pyeong : Apa ini semua?
Ternyata Dal Mi mengiriminya pesan terus-terusan karena ia tak membalas pesan Dal Mi.
Dal Mi nanya, gimana caranya menghitung tingkat bakar uang. Dal Mi juga minta saran soal jaringan dan cara menjadi CEO yang baik.
Dal Mi dan Ji Pyeong di perpustakaan Sand Box.
Dal Mi sudah mengambil beberapa buku,, tapi ia kesusahan saat coba mengambil buku tentang cara menjadi CEO yang baik di rak paling atas.
Ji Pyeong datang, mengambil buku itu.
Dal Mi : Han Timjang-nim.
Ji Pyeong melihat buku yang mau diambil Dal Mi,, lalu dia bilang kalau Dal Mi mengambil buku tak penting.
Dal Mi : Kenapa? Mentorku tak menjawab pertanyaanku. Jadi, aku harus cari di buku.
Ji Pyeong : Biar kujawab.
Ji Pyeong lalu mengambil ponselnya dan membaca pertanyaan pertama di pesan Dal Mi.
Ji Pyeong : Bagaimana cara menjadi CEO yang baik? Tak ada hal seperti itu. Itu sama mustahilnya dengan politikus yang baik.
Dal Mi tanya kenapa mustahil?
Ji Pyeong bilang manajemen dan politik bukan ujian. Tak ada jawaban.
Ji Pyeong : Kenapa terus cari jawaban yang tak ada?
Dal Mi terdiam.
Ji Pyeong : Karena itu, jangan cari jawabannya, tapi buatlah pilihan. Kau akan diumpat, apa pun pilihanmu. Kau tak akan bisa buat keputusan jika takut diumpat. Kau tak pantas menjadi CEO jika tak bisa buat keputusan.
Ji Pyeong lalu tanya, Dal Mi mau jadi orang baik apa CEO.
Ji Pyeong : Jangan serakah. Tak bisa keduanya. Pilih salah satu. Hanya satu.
Lalu Ji Pyeong mengembalikan buku tadi ke Dal Mi.
Keluar dari perpustakaan, Dal Mi memikirkan nasihat Ji Pyeong.
Dia melintas di kafetaria dan melihat Sa Ha lagi ngobrol sama anggota Sand Box lain.
Dal Mi menghubungi Sa Ha,, tapi Sa Ha tak menjawab panggilan Dal Mi.
Dal Mi mendengus, lalu beranjak pergi.
Di kantornya, Do San lagi merajut. Lalu dia melihat susu di depan jendela mulai berasap.
Do San : Itu akan meledak.
Do San bergegas mengambil susunya dari jendela, tapi Dal Mi tiba-tiba menghubunginya dan ia meletakkan susunya di atas meja dan langsung pergi.
Di depan kantor, dia papasan dengan Chul San. Do San melarang Chul San menyentuh susu di dalam sebelum pergi.
Tapi Chul San nya ngeyel. Dia kesal dilarang menyentuh susu itu oleh Do San. Lalu dia bilang Do San pelit dan teriak akan meminum susunya.
Chul San membuka susunya dan…. susunya langsung meledak.
Chul San teriak kesakitan.
Do San yang sudah tiba di ujung koridor, mendengar teriakan Chul San.
Tahu Chul San teriak kenapa, Do San langsung lari nyamperin Chul San.
Chul San menepuk-nepuk matanya. Dia bilang gak bisa membuka matanya.
Do San malah ikut-ikut teriak.
Semua orang langsung berkumpul di luar karena teriakan Chul San.
Yong San datang. Dan ia langsung nyamperin Do San saat melihat Do San keluar dari kantor sambil membopong Chul San.
Do San dan Yong San membawa Chul San ke rumah sakit.
Chul San sendirian diperiksa dokter.
Do San dan Yong San menunggu diluar.
Dokter bilang, dia bakal kasih obat untuk memperlambat kebutaan bukan menghentikan kebutaan.
Chul San tanya apa dia bakal buta.
Dokter bilang enggak. Lalu dokter minta larutan garam pada perawat.
Dokter menyiram mata Chul San dengan larutan garam itu.
Chul San nya mewek dan bilang, garamnya asin banget.
Dokter : Kenapa kau menangis.
Chul San : Aku memang sampah. Aku harus bisa melihat lagi. Jika aku tak bisa melihat teman-temanku lagi, yang kuingat hanya wajah mereka yang kecewa kepadaku. Aku harus melihat mereka lagi.
Dokter pun nyuruh Chul San diam.
Diluar, Do San dan Yong San menarik perhatian orang-orang karena berlutut di depan pintu.
Mereka mewek.
Terdengar suara Chul San di dalam.
Chul San : Aku marah-marah kepada teman-temanku, dan berkata kasar kepada mereka.
Do San : Kau tak perlu minta maaf. Kami paham.
Yong San : Ya, kami tak peduli. Buka saja matamu.
Lalu Chul San bilang dia bisa melihat.
Sontak Do San dan Yong San langsung berdiri dan masuk ke dalam.
Mereka berteriak heboh banget.
Do San dan Yong San melihat mata Chul San.
Lalu Yong San bilang, kotoran mata Chul San warnanya putih.
Dokter : Sementara akan begitu karena susunya. Itu akan hilang jika dicuci dengan obat tetes mata.
Chul San langsung menyembah dokternya. Dia janji bakal jadi anak baik.
Do San lalu memukul pantat Chul San karena gak dengerin omongan dia buat gak membuka susunya.
Chul San kemudian mendekati dokter dan bilang kemampuan dokternya hebat sampai si dokter heran sendiri.
Chul San : Dokter, aku mencintaimu.
Mereka pun kembali Sand Box.
Mereka baikan!
Lalu tak lama, mereka menerima pesan dari Dal Mi.
Pesan Dal Mi buat Do San, Dal Mi minta Do San mendukungnya mulai sekarang apapun keputusan yang dia buat.
Chul San lalu bilang kalau dia percaya Do San tapi Dal Mi…
Do San pun minta Chul San mempercayai Dal Mi juga.
Chul San pun kesel karena Do San gak dengerin dia dulu sampai selesai ngomong.
Chul San bilang, dia akan mendukung dan percaya sama Dal Mi juga.
Do San pun bilang dia akan berusaha sebaik mungkin agar tak menjadi kekutu.
Chul San : Kekutu? Kau dengar semua pembicaraan kami semalam.
Do San mengiyakan.
Chul San : Dia memang tak pernah bersuara.
Chul San dan Yong San lalu mengejar Do San.
Dal Mi pun mulai rapat sama Do San, Chul San, Yong San dan Sa Ha. Dia bilang dia membuat daftar pemegang saham baru dan menunjukkannya ke mereka.
Dal Mi : Kim Yong San, Lee Chul San, Nam Seong Hwan dan aku akan mendapat 8 persen. Nam Cheon Ho 1 persen dan pemegang saham terbesar adalah Nam Do San dengan 67 persen. Dan kita semua harus bicara formal di dalam kantor. Mungkin kini bicara santai lebih nyaman, tapi jika pegawai bertambah, akan sulit jika tak ada panggilan dan cara bicara yang ditentukan.
Sa Ha lalu melihat tak ada namanya di daftar pemegang saham. Dia protes.
Dal Mi : Ada versi yang ada sahammu. Semua dapat tujuh persen termasuk kau. Nam Cheon Ho dapat satu persen, Nam Do San dapat 64 persen.
Dal Mi menunjukkan kertas versi Sa Ha. Sa Ha tanya kenapa ada dua versi.
Dal Mi : Pembagian sahamnya berbeda berdasarkan jawabanmu. Apa kau tak mau ikuti aturan bicara formal di dalam kantor?
Sa Ha : Ya. Tak mau.
Dal Mi : Kalau begitu, maaf, kau tak bisa bekerja bersama kami lagi.
Chul San kaget, apa? Tapi dia dilarang Do San protes.
Sa Ha : Kau serius? Karena aku tak mau bicara secara formal? Kenapa kau seenaknya?
Dal Mi : Kau tak datang ke kantor dan tak menjawab telepon. Itu baru seenaknya. Aku tak bisa kerja dengan orang seperti itu. Kau mau pilih yang mana?
Do San menatap kagum Dal Mi.
Mereka lalu mengambil foto bersama. Chul San menarik Sa Ha agar ikut.
Sekarang, Chul San lagi ngusap-ngusap bagian foto Sa Ha.
Chul San memuji Dal Mi. Dia bilang Dal Mi terlihat berkharisma tadi.
Yong San juga bilang dia sampai takut untuk bicara.
Do San dan Dal Mi menghadap Ji Pyeong. Dia menunjukkan daftar pemegang saham terbaru pada Ji Pyeong.
Ji Pyeong : Investor akan bingung karena ini. Siapa orang kunci yang berhubungan dengan investor? Nona Seo atau Pak Nam?
Dal Mi : Pada saat seperti itu, aku yang turun tangan. Pak Nam selaku CTO akan selalu mendampingiku.
Ji Pyeong : Jika pendapat kalian berbeda?
Do San : Itu tak akan terjadi.
Dal Mi : Karena kami sudah mengumpulkan saham di satu orang, dia akan tetap menjadi pemegang saham terbesar meski kami dapat investor.
Ji Pyeong : Jadi, kau mengabaikan pendapatku?
Dal Mi : Tidak. Aku melakukannya sesuai nasihatmu. Aku tak bisa memuaskan semua pihak. Jadi, aku memilih untuk diumpat seseorang.
Ji Pyeong : Apa seseorang itu aku?
Dal Mi : Maafkan aku. Aku harus buat keputusan karena aku seorang CEO.
Ji Pyeong akhirnya mengalah dan bilang dananya bakal ditransfer besok.
Dal Mi pun berdiri. Tapi Do San diam aja. Dal Mi tanya Do San gak mau keluar. Do San menyuruh Dal Mi duluan karena dia mau bicara dengan Ji Pyeong.
Ji Pyeong pun tanya Do San mau bicara apa.
Do San terdiam.
Adegan beralih pada malam hari, dimana Do San mengantar Dal Mi pulang.
Do San memuji Dal Mi. Dia bilang Dal Mi terlihat seperti orang lain pas rapat tadi.
Dal Mi : Kau tahu segugup apa aku tadi? Kupikir jantungku akan meledak. Aku masih berdebar.
Do San : Tapi kau tak apa? Memulai semua sebagai CEO tanpa saham.
Dal Mi : Kenapa aku tak punya saham? Aku punya 7 ditambah 64. Aku CEO dengan 71 persen saham. Sahamku adalah kau. Orang yang selalu di pihakku. Karena itu, kita harus satu tim sampai akhir.
Do San lalu tanya apa halmeoni ada di dalam.
Dal Mi bilang mungkin ada dan tanya kenapa.
Do San pun ingat kata-katanya ke Ji Pyeong tadi. Dia bilang dia mau memberitahu Dal Mi kebenaran soal surat.
Ji Pyeong kaget dan tanya kenapa tiba-tiba.
Do San bilang dia mau menghilangkan kekutu yang suatu saat bakal dia hadapi.
Flashback end…
Dal Mi pun minta Do San menunggu tiga menit dan lari ke dalam.
Halmeoni lagi masak. Dal Mi langsung beresin rumahnya dan bilang Do San mau masuk.
Halmeoni kaget dan langsung membantu Dal Mi membereskan rumah.
Diluar, Do San lagi latihan nyapa halmeoni. Dia bahkan mengeluarkan hadiahnya yang ia rajut sendiri, yakni sabut cuci piring tiga warna.
Tak lama, Dal Mi keluar dan menyuruh Do San masuk.
Dal Mi memanggil halmeoni.
Halmeoni buru-buru keluar sambil memakai cardigannya.
Tapi kemudian halmeonu terdiam melihat Do San.
Dal Mi : Bagaimana? Sudah 15 tahun tak ketemu. Kau bisa mengenali nenek? Nek, kau ingat Do San?
Ternyata diamnya halmeoni karena dia dan Do San sempat bertemu di rumah sakit.
Halmeoni keluar dari kamar di sebelah kamar tempat Chul San diperiksa dokter tadi.
Lalu terdengar suara dokter bilang ini obat untuk memperlambat kebutaan. Ternyata dokter yang mengatakan itu adalah dokternya halmeoni.
Halmeoni keluar sambil memegang obatnya. Tapi kemudian topi yang dipakainya jatuh. Do San mengambilkan topi halmeoni.
Flashback end…
Do San juga membeku menatap halmeoni.
Dal Mi lalu tanya apa Do San gak ingat halmeoni.
Do San mau bicara, tapi halmeoni melarangnya.
Do San akhirnya bilang kalau dia ingat halmeoni dan menyapa halmeoni.
Do San bilang, lama tak bertemu.
Dal Mi senang.
Halmeoni lalu bilang, senang bertemu denganmu, Do San-ah.
Bersambung….
Epilog :
Seseorang berhoodie putih, menempelkan memo bertuliskan ‘balas dendam’ di papan memo Sand Box.
Orang ini juga yang mengikatkan setangkai bunga putih dengan pita hitam di tepi jembatan. Saat mengikat bunga putih dengan pita hitam, dia memakai hoodie hitam.
Lalu kita dibawa kembali ke masa lalu…. Salju turun dengan dengan deras disertai angin kencang.
Bu Yoon melintas di jembatan,, tapi langkahnya kemudian terhenti saat dia melihat seorang pria hendak bunuh diri dengan melompat dari jembatan.
Bu Yoon pun langsung lari ke orang itu. Dia mau menyelamatkan orang itu, namun gagal. Dan itulah alasan ada bunga putih yang diikat dengan pita hitam di tepi jembatan.
Sosok berhoodie hitam yang mengikat bunga dengan pita hitam di jembatan, lalu masuk ke gedung Sand Box.
Tanda pengenal sebagai anggota Sand Box tampak menggantung di lehernya.
Dia lalu berhenti di depan kantor Samsan dan In Jae Company. Siapakah dia?
