Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 5 Part 4, Kalian bisa juga melihat Episode sebelumnya cek di sini. Untuk link lengkap daftar recapnya ada pada tulisan yang ini.
Dal Mi, Do San dan Sa Ha sibuk membahas presentasi mereka nanti.
Yong San dan Chul San mengintip, lalu mereka bisik-bisik memanggil Do San.
Do San pun pergi, ninggalin Dal Mi dan Sa Ha yang sibuk diskusi.
Ternyata mereka manggil Do San karena tak percaya Dal Mi. Yong San bilang, mereka udah keliling dan melihat tak semua CEO melakukan presentasi. Mereka mau Do San aja yang presentasi.
Do San tanya alasannya. Yong San bilang, Dal Mi bahkan tak paham apa itu parameter.
Chul San : Apa harus dia yang mempresentasikan hal penting ini? Bagaimana CEO yang lulusan SMA menjelaskan kecerdasan buatan?
Do San : Hei. Kita sudah sering mendengar kata-kata itu. Kalian lupa?
Yong San : Tak mungkin lupa. Masih sangat jelas.
Do San : Kau tahu itu, tapi masih begini? Kenapa remehkan orang lain padahal tahu rasanya diremehkan?
Chul San akhirnya marah, kami tahu rasanya! Maka itu kami begini! Kita payah, bagaimana jika CEO kita juga! Semua pasti akan meremehkan kita.
Yong San langsung nenangin Chul San.
Chul San lalu bilang, mereka takkan punya jalan lagi jika gugur.
Chul San : Kembali ke ruang atap berjamur itu? Aku tak mau! Biar aku saja jika kau tak mau.
Ji Pyeong tahu-tahu datang. Dia bilang, pasti akan kacau jika mereka yang presentasi.
Chul San : Lantas apa Dal Mi akan berhasil?
Ji Pyeong : Itu juga belum pasti. Tapi satu hal yang pasti, ini tak akan berhasil jika kalian yang presentasi. Selama dua tahun, apa kalian yang merasa paham kecerdasan buatan pernah berhasil menarik investor? Kalian tak pernah berhasil. Apakah dalam sehari bisa berubah?
Mereka diam. Ji Pyeong lalu minta mereka berhenti membuat kesalahan.
Ji Pyeong : Setidaknya, carilah jawaban lain.
Yong San lalu tanya, gimana kalau Dal Mi gak berhasil.
Ji Pyeong : Maka aku akan investasi secara pribadi.
Mereka terkejut, apalagi Do San.
Ji Pyeong : Ada alternatif jika kalian gagal di sini. Apa sudah cukup?
Chul San bilang, kurasa itu lebih baik.
Tapi dia juga penasaran kenapa Ji Pyeong sampai segitunya.
Ji Pyeong melirik jamnya. Dia mengajak mereka masuk karena presentasi sudah mau dimulai.
Do San terdiam. *Cemburu?
Bu Yoon naik ke panggung.
“Salam kenal. Aku Yoon Seon Hak. Akhirnya, pekan retas 50 jam Sand Box yang intens sudah berakhir. Sekarang, saatnya kalian mempresentasikan hasil kemampuan kreatif kalian yang dibuat selama pekan retas di depan para investor. Langsung saja kita mulai dari tim pertama.”
Tim pertama punya ide menganalisis ketertarikan anak dan mencarikan akademi terbaik bagi mereka lewat sebuah layanan yang disebut Savvy Mom.
Tim kedua, ingin membuat layanan bernama My Angel Eyes yang menyambungkan tunanetra dengan relawan secara langsung.
Satu per satu tim, terus berpresentasi. Hingga ada satu tim, yang gagal dengan layanannya mendeteksi nomor plat mobil terbaik.
Dal Mi yang menonton di ruang tunggu, langsung gugup.
Dal Mi yang gugup, akhirnya beranjak dari ruang tunggu.
Dal Mi berdiri di koridor. Sepertinya dia berusaha nenangin dirinya.
Dal Mi yang gugup,, mau meminum air tapi dia gak bisa membuka botol minumnya.
Ji Pyeong datang dan membantu Dal Mi membuka botol minum.
Ji Pyeong lalu mengambil kertas yang dipegang Dal Mi.
Ji Pyeong : Biar aku periksa ini. Tak apa-apa, ‘kan?
Ji Pyeong mulai memeriksa.
Ji Pyeong : Pembukanya harus singkat, tapi kuat. Jelaskan bagian pentingnya secara perlahan dan jelas. Persingkat ini.
Dal Mi terdiam menatap Ji Pyeong.
Samsan menjadi tim ke-17 yang melakukan presentasi.
Dal Mi naik ke panggung. Tapi begitu naik panggung, dia membeku melihat banyak orang.
Yong San dan Chul San cemas. Chul San bahkan sampai gak mau lihat Dal Mi.
Ji Pyeong dan Dong Chun juga melihat Dal Mi dari pinggir.
Dal Mi memejamkan matanya, juga mengepalkan tangannya. Dan… keberaniannya pun muncul.
Dal Mi : Aku Seo Dal Mi, CEO Samsan Tech, perusahaan yang berinovasi lewat kecerdasan buatan. Sebelum mulai, aku mau bertanya. Apa kembar identik memiliki jenis tulisan yang sama persis?
Bu Yoon : Entahlah. Sepertinya akan berbeda.
Dal Mi bilang, jawabannya tidak.
Dal Mi : Hasil eksperimen dari peneliti surat di Amerika mengatakan bahwa kembar identik sekalipun memiliki jenis tulisan yang berbeda. Dengan ini, tulisan tangan bisa juga disebut sidik jari dari otak yang punya keunikan masing-masing. Karena itu, tulisan tangan biasa dijadikan alat konfirmasi diri di banyak organisasi seperti bank, kejaksaan, lembaga forensik dan perpajakan nasional.
Yong San dan Chul San akhirnya memuji Dal Mi.
Mereka bilang Dal Mi paling baik diantara mereka.
Dal Mi : Tapi tulisan tangan dan tanda tangan sangat mudah dipalsukan. Pemalsuannya sampai delapan persen, tapi ahli yang bisa menganalisisnya sangat sedikit. Penganalisis ahli yang ada di pengadilan hanya sekitar 20 orang.
Di ruang tunggu, In Jae menonton Dal Mi.
Orang2 yakin, tim Dal Mi bakal menang.
Dal Mi : Bagaimana jika kecerdasan buatan dapat membantu para ahli? Jika memasukan banyak tulisan tangan asli dan palsu, lalu dipelajari dengan pemelajaran mesin, bukankah pola pemalsuan dapat ditemukan? Kami, Samsan Tech, berhasil menemukan jawaban itu dalam tiga hari dua malam selama pekan retas. Silakan lihat.
Layar lalu menampilkan 3 jenis surat dengan tulisan tangan.
Dal Mi : Layanan ini menganalisis karakteristik tiap tanda tangan dan tulisan tangan dengan 10.000 tes di Bank Jeonghan dan menentukan keasliannya. Ketepatan pengenalannya adalah 99,8 persen.
Bu Yoon nampak tertarik.
Dal Mi : Benar, 99,8 persen. Selama tiga hari, aku melihat semua proses hingga terbentuknya angka ini. Aku tak bisa tidur sama sekali. Mungkin ini hanya identifikasi tulisan tangan. Tapi teknologi ini akan bisa memajukan banyak pelayanan seperti keamanan, kesehatan, pabrik pintar, dan kemudi otomatis. Aku merasa sangat senang karena bisa bersama Samsan Tech memulai perjalanan rencana ini.
Dal Mi mendapat tepuk tangan yang meriah.
Ji Pyeong tersenyum menatap Dal Mi.
Dal Mi berjalan di koridor usai turun dari panggung. Dia lega setengah mati. Do San menyusul Dal Mi. Dal Mi tanya,, apa dia membuat kesalahan.
Do San bilang Dal Mi sangat hebat. Tak ada yang bisa lakukan itu selain Dal Mi.
Dal Mi senang mendengarnya.
Dal Mi : Aku sangat takut merusak ini semua.
Do San : Kau hebat tadi.
Giliran In Jae sekarang. In Jae bilang mereka juga menggunakan data tulisan tangan Bank Jeonghan untuk membuat pelayanan berbeda.
In Jae : Kami tentu menggunakan kecerdasan buatan, tapi juga melakukan pendekatan yang lebih kreatif.
Chul San pun kesal dengan kata-kata In Jae. Chul San bilang, apa In Jae mau bilang mereka kurang kreatif.
Ji Pyeong berbisik pada Dong Cheon, apa kau tahu ide mereka juga tentang teknologi font?
Dong Cheon bilang, ya.
Ji Pyeong langsung melototin Dong Cheon.
In Jae : Memakai rupa fon yang bisa diunduh gratis di banyak situs web untuk kebutuhan pribadi bukanlah masalah. Namun, jika digunakan untuk tulisan di selebaran, atau diunggah di YouTube, maka itu pelanggaran…
In Jae berhenti bicara saat matanya beradu dengan Pimpinan Won.
Pimpinan Won tersenyum pada In Jae.
In Jae terdiam sesaat.
Chul San yang melihat itu, bilang kalau In Jae gugup.
In Jae lalu minta maaf dan melanjutkan presentasinya.
In Jae bilang itu pelanggaran hak cipta.
In Jae : Mungkin ini dirasa berlebihan, tapi benar adanya. Dibutuhkan waktu berbulan-bulan bagi sepuluh desainer ahli untuk membuat satu rupa fon. Satu desain baru membutuhkan 11.172 huruf yang berbeda. Mendesain semuanya satu per satu bisa menghabiskan 100 juta, bahkan sampai satu miliar won. Ini proyek yang sangat besar.
Chul San bilang sangat mahal.
Yong San menyuruh Chul San diam.
In Jae : Tapi bagaimana jika bisa membuat rupa fon yang memiliki karakteristik tulisan tangan hanya dengan 256 karakter? Terdengar mustahil, ‘kan? Tapi kami, Injae Company, menggabungkan data pemelajaran dengan pengenalan optis dan berhasil melakukan hal yang mustahil itu.
Giliran Yong San yang bilang In Jae hebat.
Chul San langsung menegur Yong San.
In Jae : Ini adalah rupa fon yang kami buat selama tiga hari dua malam dengan 100 sampel tulisan tangan dari data Bank Jeonghan. Jika dibuat dengan cara konvensional, setidaknya akan memakan waktu tiga tahun. Biayanya pun akan sangat besar. Namun, kami, Injae Company, dapat membuat 100 rupa fon ini hanya dalam waktu 40 jam.
Pimpinan Won memberi pertanyaan. Tidak hanya pada In Jae, tapi juga pada Samsan.
Samsan membuat algoritme yang membedakan tulisan asli dan palsu dengan kecerdasan buatan. Dan konsep Injae Company membuat tulisan baru dari tulisan lama.
Pimpinan Won tanya, apa yang akan terjadi jika dua teknologi itu disatukan?
Pimpinan Won : Bagaimana jika tulisan buatan Injae Company dimasukkan ke alrogitme Samsan Tech? Apa dapat terdeteksi sebagai pemalsuan?
Samsan terdiam. Tapi kemudian, Dal Mi menjawab bisa.
Pimpinan Won : Ayo kita lihat, terdeteksi atau tidak.
Dong Cheon bilang Ji Pyeong, kalau ini pertarungan antara tombak dan perisai.
Ji Pyeong diam saja. Dia menatap tim Samsan dengan cemas.
Sayangnya, tim In Jae menang.
In Jae Company berhasil mematahkan algoritme Samsan.
Do San kecewa, dia bahkan sampai matahin pensilnya.
Alex di kursi juri, menatap Do San.
Tim juri sedang rapat.
Bu Yoon : Sepertinya perusahaan-perusahaan yang berhasil masuk program keanggotaan Sand Box ke-12 sudah terpilih. Tapi tim terakhir menjadi masalah. Semua nilainya sama. Jadi, aku tak tahu harus pilih yang mana.
Alex : Aku belum memberi nilai.
Pimpinan Won : Alex? Sepertinya dia orang Korea. Kenapa namanya begitu?
Bu Yoon bilang Alex dari 2STO di Amerika, perusahaan paling kooperatif dengan Sand Box.
Pimpinan Won terkejut, ternyata 2STO!
“Saat ke Amerika, aku bertemu petinggi kantormu. “Apa jabatan dia waktu itu?
Alex bilang tak ada jabatan di perusahaannya. Pimpinan Won langsung diam. Dan Ji Pyeong menahan tawa mendengarnya.
Bu Yoon lalu tanya, apa Alex sudah putuskan.
Alex bilang, ya.
Do San masih terpukul atas kegagalannya tadi. Dia lantas minta maaf pada Yong San dan Chul San.
Yong San : Ada apa denganmu? Kita sudah berusaha sekeras mungkin.
Chul San lalu bilang mereka punya alternatif lain, yakni Ji Pyeong.
Do San tanya, apa mereka yakin mau terima investasi Ji Pyeong.
Chul San bilang kenapa enggak.
Chul San : Aku malah khawatir dia tak menepati janjinya.
Do San menatap tangannya. Dia lalu bilang, akhir mereka sampai disini.
Kayaknya Do San cemburu. Dia gak mau nerima investasi Ji Pyeong karena gak pengen Dal Mi utang budi.
Sa Ha datang. Dia tanya, kenapa mereka masih di sana.
Chul San bilang pengumumannya belum keluar.
Sa Ha : Apa kalian masih berpikir bisa lolos?
Chul San : Bukan begitu. Tapi mungkin saja. Takut kami tak ada waktu dipanggil. Kami menghindari hal itu.
Sa Ha lalu bilang dia benci orang-orang yang gak sadar diri.
Yong San sewot, dia tanya kenapa Sa Ha bergabung sama mereka kalau sebenci itu.
Sa Ha : Aku juga heran. Aku pasti gila waktu itu. Aku termakan bujukan preman itu.
Chul San : Tapi sebenarnya bagaimana dia membujukmu?
Sa Ha : Dia terus bilang dia membutuhkanku. Jadi kutanya kenapa dan dia bilang….
Flashback…
Dal Mi bilang dia bukan lulusan universitas, tak punya kemampuan tapi menjadi CEO. Tapi ada pengembang hebat di timnya. Dia menolak tawaran seseorang yang sangat pintar dan berpengalaman, lalu memilihku.
Sa Ha bilang, dia pasti udah menyesal karena milih Dal Mi.
Dal Mi : Tidak. Belum begitu. Penyesalan tak langsung datang saat kau membuat keputusan, tapi dalam proses setelah itu. Aku tidak pernah menyesali keputusanku. Aku berusaha untuk begitu. Jadi, aku juga yakin bisa membuatnya tak menyesal dengan keputusannya.
Dal Mi juga bilang, ini hal sepele. Dia bisa berlutut sejuta kali lagi.
Flashback end…
Sa Ha bilang, dia bergabung untuk melihat pengembang itu.
Sa Ha : Ternyata bukan apa-apa. Bisa saja Dal Mi yang sedang menyesal sekarang.
Sa Ha lalu pergi.
Do San makin terpukul dengan kata-kata Sa Ha.
Lalu Do San nanyain Dal Mi ke Chul San dan Yong San.
Ji Pyeong menemukan Dal Mi yang tertidur.
Ji Pyeong lalu duduk disamping Dal Mi dan teringat kata-kata halmeoni ke Nyonya Cha soal Dal Mi yang putus kuliah.
Ji Pyeong menghela nafas, tapi pas balik natap Dal Mi lagi, dia terkejut karena Dal Mi tau-tau udah bangun.
Ji Pyeong langsung pura-pura. Dia bilang gak tahu kalau Dal Mi ada di sana sejak tadi.
Ji Pyeong pun bergegas pergi karena tak mau ditanyai Dal Mi soal Do San.
Tapi Dal Mi menghalanginya.
Dal Mi berterima kasih karena Ji Pyeong udah bantu dia, dan dia minta maaf karena hasilnya gak memuaskan.
Setelah itu,, Dal Mi tanya alasan Ji Pyeong membohonginya. Dia bilang, dia bisa paham kalau Do San bohong. Mereka udah gak ketemu 15 tahun, jadi Do San pasti pengen kelihatan hebat di depannya, makanya Do San bohong tapi Ji Pyeong? Dia gak nemuin alasan kenapa Ji Pyeong bohong meski memikirkannya beribu kali.
Saat Ji Pyeong mau mengatakan sesuatu, Do San datang. Do San bilang, mereka berhasil masuk Sand Box. Tapi Dal Mi gak percaya.
Do San lalu nyuruh Dal Mi lihat ke layar yang menampilkan pengumuman keanggotan Sand Box. Dan ada nama Samsan di sana.
Sontak Dal Mi senang. Saking senangnya, dia bahkan reflek memeluk Do San.
Bersambung……..
Prolog :
Malam itu,, ternyata Alex sempet mampir ke rumah Do San.
Alex melihat piagam olimpiade matematika yang dimenangkan Do San.
Ayah bilang, Do San yang termuda.
Alex kaget.
Ibu lalu berbisik pada ayah. Ibu bilang udah nyari tahu 2STO dan ternyata itu perusahaan terbesar ketujuh di dunia.
Ayah dan ibu lalu sepakat membicarakan kelebihan Do San saja.
Ayah yang mabuk, bilang ke Alex kalau Do San itu bodoh.
Ayah : Dia tak serakah sama sekali. Tak pernah mau apa-apa. Hei. Kau tahu kenapa di rumah kami tak ada medali emas dari Olimpiade itu?
Ternyata itu karena Do San ngasih medalinya anak yang lebih tua darinya.
Do San yang senang menerima medali kemenangan, mendengar anak itu dimarahi ibunya. Ibu anak itu bilang, masa anaknya bisa dikalahin ama anak kecil. Karena itulah Do San ngasihin medalinya.
Dan hal itu terjadi lagi saat Do San yang masih kecil, masuk universitas. Dia bisa menjawab pertanyaan yang tak bisa dijawab mahasiswa, sampai mahasiswanya kena marah dosen.
Do San yang gak enak, terpaksa ngapus jawabannya dan memberikan jawaban yang salah. Karena itu, Do San dibalikin ke SMP lagi.
Ayah : Do San bilang kalah itu menyenangkan. Panggilannya adalah Buddha Hidup. Tak tertarik pada materi atau menjadi terkenal. Tapi ada satu. Makanan. Dia serakah.
Mendengar itu, ibu langsung nyumpel mulut ayah sama makanan.
Lalu ibu bilang pada Alex kalau Do Sannya sepintar Steve Jobs dan Bill Gates tapi gak punya ambisi, makanya Do San masih gini-gini aja.
Setelah itu, kita diperlihatkan Alex yang memungut pensil yang dipatahkan Do San.
Ternyata, Alex juga yang memilih Samsan Tech sampai yang lain kaget.
Alex : Aku sudah memeriksa algoritme yang dia buat, dan jika mempertimbangkan waktu sangat pendek yang diberikan, itu cukup luar biasa. Mungkin hanya aku, tapi aku lihat sesuatu yang sangat istimewa. Aku orang yang pertama menyadari itu, jadi, aku mau langkah pertamanya bersamaku.
*Kalah menyenangkan? Tapi pas dikalahin In Jae, dia terpukul.