Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 5 Part 3, Kamu harus tahu terlebih dahulu untuk Episode sebelumnya cek di sini. Silahkan langsung lihat daftar recapnya juga bisa lho cek linknya pada tulisan yang ini.
Semua tim mulai bekerja.
Tim Dal Mi dan tim In Jae sama-sama menciptakan teknologi yang sama.
Tapi sayangnya, tim Dal Mi masih gagal. Sedangkan tim In Jae berhasil dalam sekali coba.
Yong San dan Chul San menatap iri tim In Jae.
Tim In Jae akhirnya pulang.
Sementara tim Dal Mi masih bekerja.
Tim Dal Mi masih gagal.
Chul San : Tak bisa mengumpulkan data.
Do San : Coba perbaiki hiperparameternya?
Hari-hari terus berlalu. Tim Dal Mi masih gagal meski telah berkali-kali mencoba.
Chul San : Kenapa ketepatannya makin menurun begini? Sebenarnya, apa masalahnya?
Do San : Coba ganti fungsi aktivasinya.
Dal Mi memberi ide.
Tapi baru bicara, Chul San langsung menghentikannya. Chul San bilang mereka sibuk jadi Dal Mi bisa ngomong nanti saja.
Do San pun tanya pada Dal Mi, ada apa.
Dal Mi : Jane mungkin lebih suka bunga, tapi bisa saja aku lebih suka batu daripada bunga.
Do San : Apa maksudmu?
Dal Mi : Bunga tak berguna di pulau tak berpenghuni. Tapi batu berguna untuk menjatuhkan buah atau memburu serigala.
Chul San : Do San-ah, belikan dia batu yang banyak, jangan bunga.
Do San pun mulai memikirkan kata-kata Dal Mi barusan. Lalu dia berkata, selera tiap orang berbeda.
Do San berpikir lagi. Kemudian dia mengajak Yong San dan Chul San mengubah struktur jaringan mereka. Do San bilang, mereka selama ini memakai struktur jaringan untuk video.
Do San : Tapi pola data video dan tulisan berbeda. Pakai jaringan sama itu salah. Lebih baik buat jaringan baru yang lebih ringkas.
Dal Mi pun bilang pada Do San, itulah yang mau dia katakan.
Yong San : Mengubah jaringan itu terlalu sulit.
Chul San : Semua selesai, tak bisa diubah lagi.
Dal Mi : Kita tak bisa terus salah begini. Kita harus cari jawaban lain.
Yong San : Meskipun langsung gugur jika salah?
Dal Mi : Ya.
Hari terus berlalu.
Tim Do San terus berusaha.
Sampai akhirnya, Yong San dan Chul San kelelahan dan memilih tidur sejenak.
Tak lama, Sa Ha ikut bergabung dengan Chul San dan Yong San.
Ayah dan ibu Do San habis belanja. Mereka berjalan menuju ke rumah, bergandengan tangan.
Ayah bilang, sepertinya kimchi kuahnya tak sematang waktu itu.
Ibu : Sudah kubilang biarkan matang dulu. Kau langsung masukkan ke dalam kulkas.
Ayah : Kenapa menyalahkanku?
Lalu seorang pria berkemeja hitam melintas di samping mereka dengan skuter.
Ayah bilang ini pasti akhir dunia.
Ayah : Dia sudah dewasa. Kenapa masih naik mainan begitu?
Pria itu mendadak berhenti. Tapi dia malah celingukan. Pria itu, Alex!
Sementara ibu bilang, pria itu mungkin mendengar perkataan ayah.
Alex menghampiri ayah dan ibu.
Ayah menjelaskan kalau dia tak ngomong apapun tadi.
Alex nanyain rumah Do San.
Ayah tanya, Alex siapa.
Alex pun memberikan kartu namanya sambil mengenalkan diri. Dia mengaku datang dari San Fransisco untuk bertemu Do San.
Ibu dengan noraknya tanya, di San Fransisco ada Sillicon Valley kan?
Ayah : Aku ayah (ebi)….
Tapi kemudian ayah meralat kalimatnya dan sok2an pakai Bahasa Inggris dan mengenalkan diri.
Alex kaget mendengar mereka orang tua Do San. Alex bilang dia lagi dinas di Korea jadi sekalian mau ketemu Do San.
Ayah pun bilang kalau Do San gak ada di rumah.
Alex : Lalu dimana dia?
Halmeoni di depan gedung Sand Box. Dia membawa bekal,, lalu mengirimkan pesan ke Dal Mi. Dia tanya, mau dibawain bekal apa gak.
Halmeoni lalu melihat Dal Mi di siaran langsung pekan retas.
Dal Mi bilang, dia sedang makan dan minta halmeoni tak khawatir.
Halmeoni berbalik dan dia kaget melihat Nyonya Cha. Nyonya Cha juga kaget.
Dal Mi dan In Jae ketemu di toilet.
Dal Mi : Kenapa kau disini? Kenapa tak ke Amerika?
In Jae : Aku berhenti dari kantor.
Dal Mi kaget, kenapa?
In Jae : Seperti katamu. Perusahaan itu kubuat dengan bantuan ayahku. Aku keluar karena itu bukan milikku. Aku mau memulai dari awal. Jika begini, tak perlu tiga tahun, ‘kan?
Dal Mi pun ingat kata-katanya pada In Jae di pesta relasi In Jae.
Dal Mi : Sejujurnya, aku belum sehebat In Jae. Aku mengakuinya. Tapi In Jae tiga tahun lebih tua dariku. Tunggu tiga tahun lagi. Aku pasti akan lebih hebat daripada dia. Ayo bertaruh 10.000 won. Bagaimana?
In Jae lantas meminta Dal Mi berusaha lebih keras. Dia bilang, Dal Mi harus masuk Sand Box agar mereka bisa bersaing.
In Jae juga mengatakan, melihat tim pengembang Dal Mi kebingungan.
Lalu dia bilang, Dal Mi selalu salah memilih. Saat memilih Do San, dan juga memilih ayah mereka.
Dal Mi mulai kesal.
Dal Mi : Kuharap kau diam. Kita akan tahu pilihan siapa yang sebenarnya salah.
In Jae : Kau benar. Nanti kita akan tahu.
In Jae mau keluar,, tapi sebelum keluar dia memberitahu Dal Mi kalau tim nya juga memakai data dari Bank Jeonghan.
Dal Mi terkejut.
Dal Mi buru-buru keluar dari toilet. Dia dapat sms dari Do San. Do San bilang hasilnya sudah keluar.
Tapi kemudian, mereka bertemu di depan toilet.
Dal Mi : Hasilnya sudah keluar?
Do San : Aku baru saja mau kirim pesan.
Dal Mi : Bagaimana hasilnya? Cepat katakan. Ketepatannya?
Do San : Lebih dari 99,8 persen.
Dal Mi lega. Saking leganya, dia sampai nyenderin kepalanya ke dada Do San.
Do San membeku.
Do San : Dal Mi-ya, kau menangis.
Dal Mi bilang enggak. Dal Mi lalu mengucapkan terima kasih pada Do San.
Do San senang Dal Mi mengatakan terima kasih kepadanya.
Bu Yoon di memo kertas tempel.
Ji Pyeong melihat Bu Yoon, kemudian menghampirinya. Ji Pyeong tanya, Bu Yoon cari apa.
Bu Yoon bilang dia sedang mencari anak kecil Sand Box diantara para peserta pekan retas.
Ji Pyeong : Anak kecil ini ada di sini?
Bu Yoon : Dia sedang ikut pekan retas.
Ji Pyeong : Kau mengundangnya?
Bu Yoon : Tidak. Aku juga baru tahu. Anak itu tak akan tahu bahwa dia orang yang memberi inspirasi untuk Sand Box.
Ji Pyeong lalu tanya siapa anak itu.
Bu Yoon berbisik,, lagaknya seperti mau kasih tahu Ji Pyeong siapa anak itu. Tapi kemudian dia bilang akan kasih tahu Ji Pyeong kalau anak itu lolos.
Lalu pengumuman kalau presentasi ide pekan retas terdengar.
Ji Pyeong dan Bu Yoon pun bergegas ke auditorium utama. Tapi Ji Pyeong kemudian menyuruh Bu Yoon duluan.
Ternyata Ji Pyeong melihat halmeoni.
Halmeoni dan Nyonya Cha bicara di kantin. Mereka terlihat canggung.
Nyonya Cha : Sudah lama sekali.
Halmeoni : Lebih dari sepuluh tahun, ‘kan?
Nyonya Cha : Ya.
Halmeoni : Kulihat In Jae juga ikut.
Nyonya Cha : Ya.
Halmeoni : Sungguh permainan takdir.
Nyonya Cha : Kau pasti benci aku, ‘kan?
Halmeoni : Lebih dari benci. Aku bahkan muak melihatmu. Kau membuang putraku. Bagaimana bisa aku tak membencimu?
Nyonya Cha minta maaf. Lalu dia menyakan hidup Dal Mi bagaimana selama ini.
Ji Pyeong berjalan ke arah halmeoni, tapi langkahnya terhenti saat dia melihat halmeoni bicara dengan ibunya In Jae.
Nyonya Cha bilang Dal Mi pasti tersiksa.
Halmeoni bilang Dal Mi sangat tersiksa.
Halmeoni lalu cerita kalau Dal Mi diterima di universitas bagus, jadi ia menjual toko corn dog nya untuk membiayai kuliah Dal Mi. Tapi Dal Mi nya malah berhenti kuliah dan kerja part-time buat membelikannya truk berjualan.
Ji Pyeong terhenyak mendengarnya.
Kamera menyorot tangan Ji Pyeong. Ji Pyeong mengepalkan tangannya. Dia marah mendengarnya.
Halmeoni cerita, kaki Dal Mi patah suatu hari saat kerja part-time di swalayan.
Halmeoni : Aku sangat khawatir. Lalu aku bicara kepadanya.
Flashback…
Kaki Dal Mi patah jadi dia hanya bisa berbaring di ranjangnya.
Halmeoni bilang Dal Mi harusnya ikut dengan ibunya. Jika Dal Mi ikut ibu, maka hari Dal Mi akan cerah.
Dal Mi nya malah santai sambil menikmati jeruk.
Dal Mi : Nenek, ayah pernah bilang bahwa dunia ini gurun pasir jika setiap hari cerah. Harus turun hujan dan salju agar rumput, juga jeruk enak seperti ini, bisa tumbuh.
Dal Mi nyuapin halmeoni jeruk.
Dal Mi lalu tersenyum ceria.
Flashback end…
Halmeoni nangis. Dia bilang, Dal Mi tumbuh dengan baik dan terlalu baik untuk menjadi cucunya.
Halmeoni : Jadi, jangan khawatir.
Halmeoni lalu ngasih Nyonya Cha bekal yang tadinya dia bawa buat Dal Mi.
Halmeoni : Aku tak bawa ini untukmu, tapi bawa dan makanlah itu. Dulu kau selalu suka deodeok muchim buatanku.
Halmeoni beranjak pergi.
Ji Pyeong langsung berbalik,, agar halmeoni tak melihatnya.
Nyonya Cha memegang bekal dari halmeoni. Dia nangis dan bilang, terima kasih, ibu.
Halmeoni beranjak keluar dari gedung Sand Box. Tapi dia nyaris saja jatuh karena tali sepatunya lepas.
Halmeoni pun mengikat tali sepatunya. Tapi Ji Pyeong datang.
Halmeoni kaget melihat Ji Pyeong.
“Anak baik? Kau juga ada di sini?”
Ji Pyeong membantu halmeoni berdiri dan memapah halmeoni ke kursi.
Ji Pyeong mengikat tali sepatu halmeoni. Tapi sambil mengikat, dia mencemooh sepatu halmeoni dan menyuruh halmeoni beli sepatu baru.
Halmeoni : Kenapa? Ini masih bagus seperti baru.
Ji Pyeong : Yang benar saja. Matamu sudah tak bagus? Kau sebut ini baru?
Ji Pyeong lalu marah, tapi matanya berkaca-kaca. Ji Pyeong tanya, kenapa halmeoni tak mencarinya.
Ji Pyeong : Harusnya minta aku jika uang masuknya kurang. Harusnya kau tak berikan 70 juta won itu kepadaku.
Halmeoni kesal, astaga, Anak Baik. Kau mulai lagi.
Halmeoni lalu bilang itu uang Ji Pyeong, jadi kenapa dia harus mengambilnya.
Halmeoni : Aku akan pergi jika kau terus bicara aneh.
Halmeoni mulai beranjak. Tapi Ji Pyeong menghentikan langkahnya.
Ji Pyeong tanya, apa halmeoni menyesal. Kata Ji Pyeong, harusnya Dal Mi yang kuliah, bukan dia. Harusnya halmeoni bisa mempertahankan tokonya.
Ji Pyeong : Sia-sia kutolong anak itu. Pasti kau pernah menyesal begitu.
Halmeoni bilang dia gak pernah nyesel soal itu tapi ada satu yang dia sesalkan.
Halmeoni : Semua akan lebih baik jika kita bertemu lebih awal. Jika begitu, kita bisa main Go-Stop di hari raya, aku bisa membuatkanmu gimbab saat ada piknik, lalu jika ada yang meremehkanmu aku akan menemui orang tua mereka dan memarahi mereka agar mendidik anaknya dengan benar. Meski tak bisa menjadi orang tuamu, aku bisa jadi nenek tetangga yang rewel bagimu.
Ji Pyeong nangis mendengarnya. Tapi Ji Pyeong yang tak mau halmeoni melihat tangisnya, langsung membalikkan badannya dan pergi. Tapi halmeoni tahu perasaan Ji Pyeong.
Dong Cheon lagi menikmati berbagai camilan.
Tapi Ji Pyeong tiba-tiba datang dan mencopot kaos Sand Box nya yang dipakai Dong Cheon.
Ji Pyeong juga mencopot jasnya,, lalu ngasih jasnya ke Dong Cheon dan pergi gitu aja.
Sontaklah, semua mata memandang ke arahnya. Dong Cheon senyum-senyum, lalu melarikan diri.
Bersambung ke part 4…