Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 4 Part 3, Silahkan baca part dua pada Episode sebelumnya cek di sini. Kalian juga bisa langsung mengetahui daftar lengkap pada tulisan yang ini.
Do San yang tadinya kaget pas Ji Pyeong bilang harga jam tangan itu melebihi mobil, sekarang malah senyum-senyum. Dia senang bisa pakai jam tangan mahal.
Ji Pyeong mencengkram tangan Do San. Dia mengingatkan Do San kalau jam itu bukan milik Do San. Dia juga minta Do San memakai barang-barangnya dengan hati-hati dan mengembalikan padanya setelah semuanya selesai.
Do San mengerti dan melepaskan cengkraman tangan Ji Pyeong.
Do San lalu tanya, kenapa Ji Pyeong sampai seperti itu.
Ji Pyeong : Sudah kubilang, aku sedang membayar utang.
Do San : Seberapa besar utang itu sampai tak bisa dibayar dengan uangmu?
Ji Pyeong : Kuharap itu bisa dibayar dengan uang.
Ji Pyeong juga ngajarin Do San cara makan orang kaya. Dimulai dari ngasih tahu peralatan makannya.
Ji Pyeong : Ini garpu salad. Garpu makanan penutup.
Ji Pyeong lalu ngasih tahu cara minum anggur.
Ji Pyeong : Putar dulu sebelum minum.
Do San nanya, begini?
Ji Pyeong bilang putarnya jangan kencang-kencang. Tapi perlahan saja.
Ji Pyeong nyuruh Do San menikmati aroma winenya. Tapi Do San malah mengendus2 aromanya.
Ji Pyeong : Jangan sampai begitu. Nikmati saja aromanya.
Do San : Aroma?
Do San nyium aroma wine nya sampai menarik napas.
Ji Pyeong : Tidak perlu sampai menarik napas.
Di apartemen Ji Pyeong, juga ada Chul San dan Yong San yang lagi merhatiin Do San belajar jadi orang kaya.
Chul San : Apa dia avatar?
Yong San : Aku ragu citra CEO-nya akan muncul meski lakukan itu.
Do San mencoba lagi. Dia merasakan aroma wine nya.
Ji Pyeong gemes, cukup! Berhenti dan taruh lagi.
Do San : Tak diminum?
Ji Pyeong : Coba latihan lagi.
Ji Pyeong berdiri. Dia mau pergi tapi balik lagi menatap Do San dan nanya mana garpu salad. Do San gak jawab dan asik mencium aroma wine.
Ji Pyeong : Cukup! Mana garpu salad?
Do San langsung ngambil garpu salad.
Do San : Yang ini.
Ji Pyeong : Cari garpu makanan penutup.
Ji Pyeong mendekati Chul San dan Yong San.
Ji Pyeong : Apa kalian juga tak pernah berpacaran?
Yong San : Ya. Tak semudah yang kupikir.
Ji Pyeong : “Tak semudah yang kupikir”? Artinya sudah usaha?
Chul San : Tentu. Kami sering berusaha.
Yong San : Di Jurusan Teknik, pria jauh lebih banyak daripada wanita.
Chul San : Lantas, agar lebih sering bertemu, kami membuat klub dulu.
Ji Pyeong : Klub apa?
Chul San mulai bercerita.
Flashback..
Chul San menempel kertas di sebuah pintu.
Chul San bilang pada Yong San kalau sudah dia tempel kertasnya. Mereka lalu berteriak kegirangan dan masuk ke dalam ruangan yang pintunya mereka tempelin kertas yang tulisannya, ‘Klub Merajut’.
Tapi yang bergabung malah Do San, bukan wanita.
Chul San : Kami sudah sangat putus asa. Tapi bukan wanita yang datangâ malah Nam Do San. Dia sungguh mau belajar merajut. Kadang memang ada wanita yang datang. Tapi itu tak berpengaruh. Pernah ada wanita bertanya….
Flashback….
Seorang wanita duduk disamping Do San yang tengah merajut.
“Do San-ah, apa kau selalu lajang?”
“Mungkin. Tapi aku suka bergaul.” jawab Do San yang langsung dilempari benang wol oleh Chul San.
Flashback end…
Chul San : Dia malah mengusir mereka dengan perkataan anehnya. Suatu saat, ada wanita yang hampir daftar. Dia berkata…
Flashback…
Seorang wanita menghampiri Do San di loker.
Wanita itu memberi Do San hadiah sebagai ucapan terima kasih karena Do San sudah mengajarinya genealogi.
Do San bilang tak masalah, sambil menyimpan hadiahnya di lokernya.
Do San : Aku yang lebih terima kasih untuk ini.
Wanita itu bilang kalau dia lebih berterima kasih dua kali daripada Do San.
Do San pun langsung menutup pintu lokernya kuat2 dan bicara ngelantur.
Do San : Kalau begitu, kita berdua tak berterima kasih. Terima kasihmu dilambangkan A, dan terima kasihku B. B lebih besar dari A. A sama dengan dua B. Jika mau bisa diselesaikan, A dan B harus angka negatif. Artinya, yang kita rasakan berlawanan dengan rasa terima kasih.
Flashback end…
Chul San : Wanita itu pergi lagi karena omongan aneh Do San.
Chul San bilang ada lagi wanita yang datang.
Flashback…
“Do San-ah, golongan darahmu O, kan? Katanya pribadi golongan darah O baik dan tak bisa bohong.”
Do San pun marah.
Do San : Kepribadian ditentukan sel otak. Tipe darah ditentukan sel darah mereka. Biasanya, sel otak tak pernah kontak dengan sel darah merah. Jadi, bagaimana bisa golongan darah pengaruhi kepribadian?
Wanita itu langsung pergi.
Flashback end…
Chul San : Dia bicara begitu, dan mengusir wanita itu juga.
Chul San lelah.
Ji Pyeong : Artinya dia tak menghalangi wanita datang…
Chul San : Akhirnya dia malah mengusir semua wanita.
Yong San : Dan hasilnya, kami juga lajang seumur hidup.
Chul San menatap kesal Do San.
Chul San : Ternyata kita berdua korban dari anak sialan itu.
Do San mengambil garpu salad dan menatap ke arah mereka bertiga.
Do San : Ini garpu salad.
Ji Pyeong, Chul San dan Yong San kompak teriak.
“Bukan! Garpu makanan penutup!”
Ji Pyeong, Yong San dan Chul San menarik napas kesal.
Ji Pyeong : Astaga, dia membuatku gila.
Sementara Do San terdiam dan mencium aroma wine nya lagi.
Dal Mi bersiap pergi. Halmeoni mengejar Dal Mi.
Halmeoni menitipkan sesuatu ke Dal Mi.
Dal Mi : Apa ini?
Halmeoni : Hadiah ulang tahun. Bilang ini hadiah ulang tahun dariku untuk Nam Do San yang dulu. Dia akan tahu.
Dal Mi : Nam Do San yang dulu?
Halmeoni : Ya.
Dal Mi tak bertanya lagi soal Nam Do San yang dulu. Dia pamit dengan manisnya.
Halmeoni : Selamat jalan.
Do San sudah di depan rumah Dal Mi dengan mobil Ji Pyeong sambil teleponan dengan Ji Pyeong.
Ji Pyeong : Tunggu dengan nyaman. Tak perlu silangkan kakimu.
Do San masuk ke mobil Ji Pyeong dengan melompat mundur. Gara2 itu, badannya menyentuh klakson.
Ji Pyeong : Suara apa itu? Ada apa?
Do San kaget dan langsung keluar dari mobil.
Ji Pyeong : Tak perlu berlagak keren.
Do San : Kau belum ingat permintaanmu?
Ji Pyeong : Mungkin hadiah ulang tahun. Jangan lupa bilang terima kasih.
Dal Mi keluar.
Do San tanya, apa yang dibawa Dal Mi.
Dal Mi : Hadiah dari Nenek. Katanya untuk Do San yang dulu.
Ji Pyeong mendengarnya.
“Do San yang dulu? Itu aku.”
Dal Mi : Sekarang kita mau ke mana? Rumah atau kantor?
Do San kaget, rumah?
Dal Mi : Main Go-Stop harus di dalam ruangan.
Do San dan Ji Pyeong : Go-Stop?
Dal Mi : Permintaanmu adalah bermain Go-Stop.
Ji Pyeong kaget, aku?
Do San tanya, kenapa begitu?
Dal Mi : Aku juga mau tanya. Kenapa harus Go-Stop?
Do San : Entahlah. Aku tak ingat itu.
Dal Mi : Tak apa. Kau akan segera ingat. Panggil juga teman-temanmu. Katamu mau main bersama.
Do San : Teman-temanku?
Dal Mi menuju mobil.
Dal Mi : Lalu kita ke mana? Rumah atau kantor?
Do San bergegas membuka pintu untuk Dal Mi.
Do San mengajak Dal Mi ke kantor.
Ji Pyeong panic, kantor yang mana?
Do San : Ingat kantorku dekat Sungai Han?
Dal Mi : Ya.
Do San : Ayo ke sana.
Dal Mi setuju.
Ji Pyeong bingung sendiri, Sungai Han?
Ji Pyeong lalu menatap pemandangan Sungai Han diluar jendelanya.
Dia pun baru ngeh, yang dimaksud Do San adalah apartemennya.
Ji Pyeong tambah panic saat Do San matiin telepon gitu aja.
Ji Pyeong : Nomor telepon Samsan Tech. Tak aku simpan. Sial.
Ji Pyeong buru-buru pergi.
Sekarang, Ji Pyeong kembali bersama Yong San dan Chul San. Mereka buru-buru menyulap apartemen Ji Pyeong menjadi kantor Samsan.
Chul San mereka itu seperti kantor mereka.
Ji Pyeong ikut bantuin masang monitor, tapi dia bingung kemana harus mencolok kabelnya.
Setelah kabelnya terpasang, dia mau nyalain monitornya tapi dilarang Chul San.
Chul San bilang Ji Pyeong bisa merusaknya.
Ji Pyeong lalu buru-buru ke kamarnya. Dia bilang Chul San dan Yong San juga harus ganti baju tapi dia kaget melihat Chul San dan Yong San keluar dari kamar membawa stelan jas nya.
Ji Pyeong menyuruh mereka cepat-cepat ganti baju.
Dal Mi dan Do San akhirnya datang.
Chul San dan Yong San membukakan pintu.
Chul San tanya, kenapa mereka datang ke kantor padahal itu kencan pertama mereka.
Sementara Ji Pyeong mengambil minum di kulkas.
Dal Mi terkejut melihat Ji Pyeong ada di sana juga.
Dal Mi : Pak Han, kita bertemu lagi.
Ji Pyeong : Ya. Aku sangat tertarik dengan perusahaan ini. Jadi, aku sangat sering ke sini.
Dal Mi lalu menuju ke sofa.
Dal Mi : Kalian bisa bermain Go Stop kan?
Do San mendekati Ji Pyeong.
Do San : Tak ingat kenapa ingin bermain Go-Stop?
Ji Pyeong : Ya. Tak ingat karena sudah terlalu lama.
Do San : Jangan tegang. Tersenyumlah dengan alami.
Do San pergi ke Dal Mi.
Ji Pyeong tak bisa berkata-kata diingatkan Do San begitu.
Dal Mi membuka bekal yang diberikan halmeoni.
Yong San heran. Dia tanya, kenapa halmeoni memberikan Do San songpyeon saat ulang tahun.
Melihat songpyeon, Ji Pyeong akhirnya ingat keinginannya bermain Go-Stop.
Flashback…
Ji Pyeong membaca surat Dal Mi.
Dal Mi : Do San-ah, ayahku bilang bulan purna saat Chuseok akan kabulkan permintaan. Apa permintaanmu kepada bulan purnama?
Ji Pyeong pun bingung memikirkan permintaannya.
Tepat saat itu, TV menyiarkan orang-orang yang menghabiskan waktu dengan keluarga mereka dengan bermain Go-Stop dan Yut Nori.
Melihat itu, Ji Pyeong pun menulis surat balasan kalau dia pingin bermain Go-Stop dengan keluarga besar.
Flashback end…
Sudah ingat apa permintaannya, Ji Pyeong tersenyum menatap songpyeon dari halmeoni.
Sekarang mereka sedang main Go-Stop.
Chul San : Tapi ini permintaan yang aneh. Benar. Kenapa permintaannya hanya bermain Go-Stop? Padahal Go-Stop bisa dimainkan saat hari raya. Ya, ‘kan, Pak Han?
Ji Pyeong : Entahlah. Aku…
Dal Mi : Bisa saja begitu. Hal biasa bagi seseorang bisa jadi luar biasa bagi orang lain. Mungkin Go-Stop beri dia kenangan. Mungkin dia meminta itu karena dia senang berkumpul dengan keluarganya, atau karena iri belum pernah melakukan hal sederhana itu.
Ji Pyeong tersenyum menatap Dal Mi.
Dal Mi menatap Do San.
Dal Mi : Benar, kan?
Ji Pyeong yang menjawab, benar?
Dal Mi kaget dan langsung menatap Ji Pyeong.
Dal Mi : Apa?
Sadar keceplosan, Ji Pyeong pun segera berdalih. Dia bilang dia memahami hal itu karena dulu dia juga begitu.
Dal Mi : Benarkah?
Do San yang mulai cemburu, mengalihkan perhatian Dal Mi. Dia menyuruh Dal Mi cepat mulai permainannya.
Ji Pyeong menatap Dal Mi dan tersenyum sendiri.
Do San yang melihat senyum Ji Pyeong, hanya bisa terdiam sedih.
Mereka mulai main. Do San menang.
Dal Mi : Semua berhenti! Do San dapat lima kartu gwang.
Do San : Kalau begitu, dapat lima nilai?
Dal Mi : Bukan. Lima belas. Yong San dan Pak Han tak punya gwang.
Yong San protes Dal Mi ngasih tahu Do San.
Do San : Aku dapat berapa?
Dal Mi : Tiga ribu won.
Dal Mi juga nyuruh Ji Pyeong ngeluarin uang 3 ribu won.
Chul San menunjukkan kartunya.
Chul San : Kesialanmu adalah keberuntunganku. Ini semua milikku. Beri semua untukku.
Dal Mi menghentikan Chul San.
Dal Mi : Kartuku sama lagi. Keadaan berbalik, Chul San. Aku menang, Chul San!
Sontak lah semua langsung tertawa, menertawakan Do San. Hanya Do San yang tertawa dalam kebingungan.
Ji Pyeong menatap Dal Mi sambil tertawa.
Do San yang gak ngerti, akhirnya tanya siapa yang menang.
Berikutnya Do San yang menang. Dia mulai ngerti.
Do San : Berikan kartu pi kepadaku.
Ji Pyeong melempar kartu pi nya. Dia kesal.
Ji Pyeong : Senang makan punya orang lain?
Do San : Ini plastik. Bagaimana bisa dimakan?
Ji Pyeong : Itu lucu? Tak lucu sama sekali, Pak Nam.
Dal Mi : Kenapa? Lucu sekali. Pak Han, kau pendendam. Golongan darahmu A, ya?
Sontak lah semua kaget dengan pertanyaan Dal Mi, terutama Ji Pyeong.
Dal Mi : Aku tahu dari caramu bermain Go-Stop. Golongan darahmu pasti A.
Dal Mi menatap Do San, iya kan?
Do San gemetaran. Untuk menyembunyikannya, Do San mengiyakan cakap Dal Mi.
Do San : Dia pemalu dan pendendam. Pasti A.
Chul San : Nam Do San, kepercayaanmu berubah karena wanita? Dal Mi, dia ini… dia tak percaya kepribadian golongan darah.
Do San mati-matian menyangkal. Dia bilang dia percaya.
Yong San : Dia seakan Galileo yang tak mendukung teori heliosentrik. Ya, ‘kan?
Chul San : Benar. Tapi Bumi masih berputar sekarang.
Mereka meledek Do San sampai tertawa.
Do San mengantar Dal Mi pulang, tentu saja dengan mobil Ji Pyeong.
Do San menyuruh Dal Mi menyampaikan rasa terima kasihnya pada halmeoni.
Dal Mi menyuruh Do San masuk dan mengatakan langsung pada halmeoni. Dal Mi yakin, halmeoni juga merindukan Do San.
Do San berkata dalam hatinya, kalau dia tak kenal halmeoni.
Do San lalu bilang pada Dal Mi, kalau dia akan beri salam lain kali.
Do San : Baiklah. Hari ini sangat seru.
Dal Mi : Aku juga merasa begitu. Selamat jalan.
Dal Mi beranjak ke rumahnya tapi Do San memanggilnya.
Do San : Dal Mi-ya, apa yang kau sukai dariku?
Dal Mi kaget dengan pertanyaan Do San.
Dal Mi : Kenapa tiba-tiba?
Do San mendekati Dal Mi.
Do San : Jawablah. Kenapa kau suka aku?
Dal Mi bilang, itu karena Do San cinta pertamanya.
Do San merasa sedih karena yang disukai Dal Mi adalah Ji Pyeong, bukan dia.
Tapi Do San masih berusaha mencari jawaban apa yang Dal Mi sukai darinya.
Dal Mi bilang surat-surat dari Do San menghiburnya selama ini.
Do San tambah kecewa.
Do San : Lalu?
Dal Mi : Sekarang pun kau masih mengagumkan dan keren seperti dulu.
Do San makin kecewa. Tapi dia masih bertanya, apalagi yang Dal Mi sukai.
Dal Mi : Lagi? Tanganmu besar dan keren.
Do San langsung menatap tangannya. Dia mulai merasa ada harapan.
Dal Mi : Aku menjadi malu karena kau tiba-tiba bertanya.
Do San : Maaf karena itu.
Do San lalu menyuruh Dal Mi masuk ke rumah dan bilang dia akan pergi.
Dal Mi masuk ke rumahnya. Tapi wajahnya terlihat bingung. Dal Mi lalu memegangi dadanya. Setelah itu, dia menoleh ke arah pintu dan tersenyum.
Tak lama kemudian, Dal Mi menerima SMS kalau dia lolos saringan pertama masuk Sand Box.
Tentu saja Dal Mi yang kaget, langsung teriak kencang.
Dal Mi : OMO!
Halmeoni yang lagi di dapur, kaget dengan teriakan Dal Mi.
Halmeoni : Dal Mi-ya?
Dal Mi menatap halmeoni.
Dal Mi : Ya, aku sudah pulang.
Dal Mi lalu melompat lompat, kegirangan. Halmeoni tersenyum melihatnya.
Do San di lampu merah. Tapi dia tak bersemangat sama sekali. Bahkan saat menerima SMS kalau dia lolos saringan pertama dan berhak ikut pekan retas Sand Box, dia tak antusias.
Semua itu karena ucapan Dal Mi yang menyukainya karena tangannya yang besar.
Do San menatap tangannya. Tapi tak lama setelahnya, dia menatap jam tangan mewah Ji Pyeong yang melengket di pergelangan tangannya.
In Jae juga lolos. Dia tengah bekerja saat menerima sms itu.
In Jae senang.
Seseorang meletakkan kopi diatas meja. In Jae menoleh dan melihat ibunya lah yang meletakkan kopi itu.
Nyonya Cha melihat In Jae. Dia lalu pergi tanpa mengatakan apapun.
In Jae meminum kopi itu. Setelah itu, dia membawakan kopi yang lain untuk teman-temannya.
Ji Pyeong masuk ke apartemennya sambil bicara di telpon dengan halmeoni.
Ji Pyong : Halo, Nek? Dal Mi sudah pulang?
Halmeoni : Ya, dia naik setelah menari. Tak tahu senang karena apa.
Ji Pyeong tersenyum mendengarnya.
Halmeoni mengucapkan terima kasih pada Ji Pyeong.
Ji Pyeong menyiram tanamannya.
Ji Pyeong : Kenapa terus berterima kasih? Aku tak lakukan apa-apa. Dan kenapa kau beri makanan sebanyak itu?
Halmeoni : Karena kau pantas diberikan itu. Berkatmu, harga dirinya terjaga dan dia sangat bahagia.
Halmeoni menghela nafas.
Ji Pyeong yang mendengar helaan nafas halmeoni, tanya kenapa halmeoni menghela nafas. Halmeoni bilang dia takut Dal Mi jatuh dan terluka.
Ji Pyeong menatap tanaman dari Dal Mi. Ji Pyeong bilang Dal Mi tidak akan terluka karena dia tidak akan membiarkan itu terjadi.
Ji Pyeong lalu menyiram tanaman dari Dal Mi.
Dal Mi menguncir rambutnya, lalu mengambil buku Kisah Kesuksesan Sand Box dan buku tentang perusahaan rintisan.
Dal Mi lalu beranjak ke raknya, mau mengambil beberapa buku lagi tapi pandangannya tertuju pada sebuah proposal.
Proposal itu milik ayahnya. Proposal yang berisi rencana bisnis Baedal.Com.
Dal Mi tersenyum saat melihat lukisannya di halaman pertama dengan tulisan, “Ayah, ayo ke restoran prasmanan saat aku ulang tahun”.
Do San mengembalikan barang-barang Ji Pyeong. Dimulai dari jam tangan, kunci mobil.
Ji Pyeong memuji Do San. Dia bilang Do San udah kerja keras hari itu.
Do San juga balikin stelan jasnya.
Tapi Ji Pyeong ngasih stelan jas itu untuk Do San. Dia bilang, dia belikan untuk Do San.
Tapi Do San menolak.
Ji Pyeong : Gayamu…
Do San : Aku tahu. Buruk, kan? Akan kuubah.
Ji Pyeong : Kenapa kau tiba-tiba menjauhiku?
Do San : Aku menjaga jarak. Jika kuterima, ini bukan investasi, tapi derma.
Do San lalu minta tip, soal fashion dan bisnis.
Do San : Pasti akan kuikuti semuanya.
Ji Pyeong beranjak ke kulkas.
“Pasti kau ikuti?” tanyanya sambil mengambil dua minuman dari kulkas.
Do San bilang iya.
Ji Pyeong lalu beranjak ke Do San dan memberi Do San satu minuman.
Ji Pyeong : Bagaimana jika kusuruh kau rekrut CEO?
Do San kaget, apa?
Ji Pyeong : Itu tip dariku. Berhenti menjadi CEO. Kau tak bisa menjadi CEO. Jangan menyusahkan banyak orang. Rekrut CEO baru jika mau masuk Sand Box.
Do San : Maksudmu, aku tak berbakat menjadi CEO?
Ji Pyeong : Ya.
Do San gak terima dikatai tak berbakat jadi CEO. Tapi hanya bisa diam, menahan amarah. Atas ucapan Ji Pyeong.
Paginya, Dal Mi ke gereja dan duduk disamping halmeoni yang sudah lebih dulu ada di sana.
Halmeoni kaget melihat Dal Mi.
Dal Mi langsung berdoa.
Halmeoni : Hei. Ada apa denganmu? Apa besok matahari terbit dari barat?
Dal Mi : Aku punya permintaan.
Halmeoni : Tuhan sibuk. Tak ada waktu kabulkan permintaan penganut palsu sepertimu.
Dal Mi : Tuhan. Kau harus kabulkan permintaanku agar aku jadi penganut yang taat. Itu cara pemasaran dan berbisnis.
Halmeoni : Bicaramu konyol. Sebenarnya apa yang kau mau?
Halmeoni lalu melihat tas gede yang dibawa Dal Mi.
Halmeoni : Dan ada apa dengan tasmu itu?
Dal Mi : Saudariku, bukankah kita harus tenang di dalam gereja?
Halmeoni langsung diam.
Bersambung ke part 4…