Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 2 Part 4, Sudah tahu daftar lengkapnya? Coba baca di tulisan yang ini. Jika ingin melihat bagian tiga dari Episode sebelumnya baca di sini.
Do San sewot tiba-tiba ditarik orang gak dikenal, tapi pas ngeliat wajah Ji Pyeong, dia langsung kaget.
Do San : Partner?
Do San mengambil artikel Ji Pyeong yang dia sobek dari dalam sakunya.
Do San : Partner! Astaga! Kau benar dia.
Ji Pyeong : Kau Nam Do San, kan? Salam kenal. Aku Han Ji Pyeong.
Do San : Ya, kau dari Modal Usaha SH. Aku sering kirim surel ke sana. Kau mencariku karena itu?
Ji Pyeong : Ya, mirip. Bisa bicara sebentar?
Do San : Tentu. Lama pun bisa. Astaga. Aku beruntung sekali.
Ji Pyeong ngajak Do San bicara di kafe atau di kantor Do San.
Do San langsung bersemangat. Dengan tangan gemetar, dia ngambil ponselnya. Mungkin mau nunjukin sesuatu. Do San juga bilang kalau Ji Pyeong ke kantornya, dia bisa memperlihatkan barangnya.
Do San : Ternyata ini yang dinamakan investor malaikat. Kau bak malaikat.
Ji Pyeong bilang dia datang bukan untuk investasi. Tapi Do San malah minta Ji Pyeong menunggunya 5 menit saja sebelum ke kantornya. Dia bilang mau menemui seseorang.
Do San mau pergi. Ji Pyeong langsung menarik Do San.
Ji Pyeong : Kau mau bertemu Nona Seo Dal Mi, kan?”
Do San mengiyakan dan tanya bagaimana Ji Pyeong bisa tahu.
Ji Pyeong bilang akan menjelaskannya di jalan dan memaksa Do San pergi.
Dal Mi kecewa karena Do San yang ditunggunya belum juga datang, padahal udah lewat dari 30 detik.
Di mobil, Do San bilang ke Ji Pyeong kalau dia cuma butuh 5 menit buat nyerahin bolanya.
Ji Pyeong bilang di laci mobilnya ada banyak surat. Dia minta Do San mengeluarkannya.
Do San kebingungan mencari laci mobil Ji Pyeong. Dia bahkan sampai noleh ke jok belakang nyari lacinya.
Ji Pyeong : Bukan di belakang. Di depan.
Do San membuka laci mobil Ji Pyeong. Dia melihat banyak surat di sana dan mulai bingung.
Ji Pyeong : Itu bukan hal aneh.
Do San mengeluarkan semua surat itu sambil menatap bingung Ji Pyeong.
Do San lalu mengambil salah satunya dan membaca nama yang tertera di amplop bagian belakang.
Do San : Nam Do San? Namanya sama dengan namaku.
Do San lalu membalik amplopnya. Dan menemukan nama si pengirim surat.
Do San : Seo Dal Mi? Apa ini?
Ji Pyeong : Ceritanya panjang. Nam Do San memang namamu dan Seo Dal Mi wanita yang hampir kau temui tadi.
Do San : Aku tak pernah terima surat ini. Aku juga baru kenal Seo Dal Mi hari ini.
Ji Pyeong : Aku tahu. Coba baca surat itu dulu.
Do San membuka amplopnya dan membaca suratnya.
Sementara itu, Dal Mi udah di kantornya. Dia lagi baca pesan dari Do San. Do San minta maaf karena gak bisa datang. Do San bilang ada urusan mendesak.
Seo Hyun berlari ke Dal Mi. Dia bilang, Kepala SDM mencari Dal Mi.
Sunbae yang mendengar itu, langsung mendekati Dal Mi.
Sunbae : Waktunya tiba. Kau akan menjadi pegawai tetap.
Dal Mi : Tak mungkin. Aku tak berharap.
Sunbae : Kau pasti berharap. Cepat kesana.
Dal Mi memang berharap.
Tapi Dal Mi malah disuruh resign oleh Kepala SDM.
Kepala SDM minta Dal Mi gak salah paham.
“Ini karena aku tak mau kehilangan orang sepertimu. Aku mau perpanjang kontrakmu, tapi kau harus berhenti dulu.”
“Jika diangkat jadi pegawai tetap, aku tak perlu berhenti dulu.”
Kepala SDM akhirnya bilang kalau kualifikasi Dal Mi masih kurang dan Dal Mi bukan lulusan universitas.
Dal Mi : Dua tahun lalu kau berkata kepadaku bahwa aku bisa menjadi pegawai tetap jika bekerja dengan baik.
Kepala SDM mulai merasa gak enak sama Dal Mi tapi dia tetap membela dirinya.
“Biasanya memang begitu. Tapi akhir-akhir ini, memperpanjang kontrak pun sulit. Jika kau belajar lagi dari seniormu…”
“Lantas jika aku melakukannya?”
“Pengalamanmu akan makin banyak, dan kau akan menjadi lebih baik.”
“Lantas, jika aku sudah begitu?”
“Itu hal yang baik. Baiklah. Undurkan diri pekan depan, dan masuk lagi bulan depan.”
Dal Mi kecewa mendengarnya.
Kepala SDM lalu memberi Dal Mi hadiah atas pencapaian sepuluh juta won Dal Mi kemarin. Dia menyuruh Dal Mi pergi sama Seo Hyun.
Dal Mi membuka hadiahnya. Dan itu kupon hadiah Lucca The Pasta. Dal Mi tambah kecewa.
Melihat raut wajah kecewa Dal Mi, si Kepala SDM nanya apa Dal Mi baik-baik saja.
Dal Mi mencoba tersenyum. Tentu saja.
“Baik. Baguslah. Dua tahun lagi, aku pasti angkat kau menjadi pegawai tetap.”
“Ya.”
Dal Mi pun meluapkan kekecewaannya dengan teriak-teriak di atap gedung.
Tentu saja, orang2 yang ada di atap gedung langsung pergi menjauh.
Puas berteriak, Dal Mi menarik napas lega.
Dal Mi lalu menerima SMS dari In Jae.
In Jae : Besok kau akan datang kan? Ibu juga akan datang. Dia sangat merindukanmu.
Tentu saja Dal Mi kesal membaca SMS In Jae soal ibu mereka yang merindukannya.
Sementara itu, Ji Pyeong di Samsan Tech bersama Trio San.
Yong San dan Chul San sedang membaca surat Dal Mi untuk Do San.
Chul San : Jadi, sejak 15 tahun lalu, Seo Dal Mi menyukai Do San dan bertepuk sebelah tangan? Begitu?
Yong San : Tapi Dal Mi sangka mereka saling menyukai.
Mereka lalu menatap Ji Pyeong yang duduk sama Do San.
Yong San : Orang itu memakai nama Do San dan mengirim surat kepada Dal Mi. Ini penyalahgunaan.
Chul San : Lantas, dia mau apa?
Yong San nunjukin undangan Nature Morning ke Chul San.
Yong San : Dia mau Do San pergi kesini menemui Dal Mi dengan berdandan keren.
Chul San : Keren? Apa bisa begitu?
Yong San : Tentu tidak.
Do San : Jadi kau kesini bukan untuk investasi?
Ji Pyeong minta maaf. Dia bilang dia sadar kalau dia konyol, tapi dia berutang budi sama halmeoni nya Dal Mi.
Ji Pyeong lantas meminta Do San berpura2 menjadi Do San yang mengirim surat pada Dal Mi.
Yong San dan Chul San mendekati Ji Pyeong.
Yong San tanya, apa imbalan yang bisa Ji Pyeong berikan jika Do San melakukan itu.
Yong San : Hidup adalah memberi dan menerima. Beri tahu apa yang akan kau beri jika dia melakukan itu.
Chul San : Tak perlu bicara panjang lebar.
Ji Pyeong : Tentu aku akan beri imbalan. Kau mau berapa?
Do San tanya, apa Ji Pyeong sudah membaca proposal bisnisnya.
Ji Pyeong bilang sudah.
Do San minta pendapat Ji Pyeong soal proposalnya.
Ji Pyeong jujur. Dia bilang kalau perusahaan Do San masih terlalu dini dan dia tak bisa berinvestasi.
Chul San tanya ke Yong San, apa ‘dini’ yang dimaksud Ji Pyeong ‘tak pantas’?
Yong San : Artinya, perusahaan kita masih terlalu awal.
Chul San : Intinya tak pantas karena level kita dan dia berbeda, ‘kan?
Do San tanya, apa itu karena terlalu dini atau karena tak ada harapan?
Ji Pyeong pun berkata, dia datang bukan untuk investasi tapi untuk minta tolong dan dia akan berikan imbalan.
Yong San bilang acaranya memang cuma sejam tapi persiapannya bisa sampai sehari.
Chul San : Harga Do San kita cukup mahal….
Chul San mengkode Yong San. Dia membuat angka 2 dengan jarinya.
Yong San mengerti tapi baru juga nyebut angka dua ke Ji Pyeong, Ji Pyeong langsung motong kata-katanya.
Ji Pyeong : Dua juta won cukup?
Chul San ngajak Yong San dan Do San diskusi dulu.
Trio San diskusi diluar. Chul San bilang, dia merasa posisi mereka diuntungkan.
Do San dengan wajah polosnya nanya, kita untung?
Chul San : Bukan! Posisi kita lebih tinggi! Sadarlah!
Do San : Aku mengerti.
Chul San : Mudah sekali beri dua juta won. Pasti dia kaya. Padahal hanya satu jam.
Do San lalu menunjukkan artikel Ji Pyeong yang dirobeknya dari majalah. Dia menyuruh Chul San dan Yong San membacanya. Do San bilang, perusahaan modal Ji Pyeong yang terbaik.
Chul San : Bonusnya 1,5 miliar won? Dia sangat hebat.
Yong San ngajak Do San dan Chul San menaikkan harga Do San.
Chul San setuju. Dia bilang mereka takkan rugi dan mengajak Do San menjadi besar.
Do San setuju dan bergegas balik ke dalam.
Yong San tanya ke Chul San.
“Dia pasti bisa, kan?”
Chul San bilang Do San harus bisa demi kelanjutan bisnis mereka.
Sambil melihat-lihat kantor Samsan, Ji Pyeong bicara sama halmeoni. Halmeoni tanya, apa Do San mau bantu mereka.
Ji Pyeong bilang Do San mau pun bisa menjadi masalah.
Ji Pyeong : Aku tak yakin dia bisa membantu Dal Mi.
Ji Pyeong lalu melihat catatan tunggakan biaya ponsel.
Ji Pyeong : Sepertinya kepalanya kosong dan takkan sukses.
Halmeoni : Seburuk itu? Bagaimana ini?
Ji Pyeong : Jangan khawatir. Aku bisa pinjamkan baju dan mobilku. Jika begitu, tak akan ada yang tahu. Sepertinya dia baik. Pasti akan dengar perkataanku.
Halmeoni : Mirip sepertimu, Anak Baik.
Ji Pyeong minta Halmeoni berhenti memanggilnya Anak Baik.
Ji Pyeong melihat Do San datang dan langsung menyudahi pembicaraannya dengan halmeoni.
Chul San dan Yong San ikut masuk.
Ji Pyeong tanya, apa Do San sudah memutuskan.
Do San bilang dia mau.
Ji Pyeong lega dan berterima kasih pada Do San. Tapi Chul San bilang ada masalah dengan harganya. Ji Pyeong tanya apa dua juta won masih kurang.
Chul San dan Yong San kompak bilang iya. Tapi Do San bilang enggak.
Chul San dan Yong San kaget.
Do San bilang dia takkan menerima uang itu. Do San lalu minta Ji Pyeong membantunya masuk ke Sand Box sebagai imbalannya.
Ji Pyeong menolak. Dia bilang tak bisa mengubah standar Sand Box.
Do San : Aku tak minta kau mengubah itu. Aku minta kau mengubah kami. Kau berkata begini. “Tahu Sherpa, ‘kan? Suku yang membantu pendaki Pegunungan Himalaya.”
Do San membaca tulisan di artikel Ji Pyeong.
Ji Pyeong minta Do San berhenti membacanya.
Tapi Do San terus membaca.
“Aku mau menjadi investor seperti Sherpa.”
Ji Pyeong menjelaskan, itu bukan kata-katanya tapi kata reporter. Tapi Do San gak mau denger dan terus membaca tulisan di artikel Ji Pyeong.
Do San : … membimbing para pebisnis baru dan menjadi partner.
Ji Pyeong mulai kesal, aku bukan partner! Reporter yang menulis ini seenaknya. Aku bahkan tak tahu apa itu Sherpa!
Ji Pyeong mengambil dompetnya. Dia minta Do San menerima uangnya.
Tapi Do San kekeuh mau masuk ke Sand Box.
Ji Pyeong tercengang.
Do San bilang tak butuh uang Ji Pyeong.
Ji Pyeong : Sayang sekali. Sand Box bukan kekuasaanku.
Ji Pyeong pergi. Chul San tanya, apa Ji Pyeong mau pergi gitu aja?
Ji Pyeong pun berbalik lagi menatap mereka.
Ji Pyeong : Tadi kau tanya pendapatku, kan? Aku sudah meninjau sekitar 1.000 perusahaan rintisan dan berinvestasi lebih dari 30 tempat. Dari itu semua, empat yang investasinya kuhentikan. Perusahaan rintisan yang tak mendapat investasiku tidak ada yang sukses. Tak ada sama sekali. Aku tak mau merusak rekorku ini. Karena itu, aku takkan investasi pada kalian. Bukan karena masih dini.
Ji Pyeong pergi.
Chul San kesal. Pria sialan! Dia mengejek kita. Tapi perkataannya sangat meyakinkan.
Do San terpukul. Ya. Terlalu meyakinkan.
Yong San pergi ke mejanya dan mengambil secarik kertas. Dia lalu memberikan kertas itu pada Do San.
Yong San : Itu hanya pendapatnya, bukan kenyataan.
Do San membaca tulisan di kertas yang diberikan Yong San.
“JANGAN BIARKAN PENDAPAT SESEORANG MENJADI KENYATAANMU, LES BROWN”
Do San lalu mengambil artikel Ji Pyeong yang tadi dibuang Ji Pyeong ke lantai. Dia membaca lagi artikel itu dengan wajah sedih.
Malam pun tiba. Ji Pyeong baru saja kembali ke apartemennya yang mewah.
Ji Pyeong menyuruh Yeong Sil menyalakan lampu.
Lampu pun menyala. Ji Pyeong duduk di sofa. Yeong Sil tanya, Ji Pyeong mau diputerin lagu apa.
Ji Pyeong : Tak ada satu pun yang lancar hari ini.
Yeong Sil : Mau diputarkan lagu apa?
Ji Pyeong : Sepertinya aku tak bisa menepati janjiku kepada Bu Choi. Jadi, perasaanku sangat buruk sekarang. Putarkan lagu yang…
Yeong Sil : Biar kupilihkan lagunya. Semoga kau suka.
Lagu pilihan Yeong Sil diputar.
Ji Pyeong tertawa ngenes mendengarnya.
Ji Pyeong : Pilihan lagumu hebat. Bunuh saja aku.
Yeong Sil : Masa sulit akan berlalu. Mau kucarikan pusat pencegahan bunuh diri?
Ji Pyeong tertawa. Kau berhasil membuatku tertawa.
Ji Pyeong lalu menoleh ke Young Sil.
Ji Pyeong : Hei! Lama-lama aku bisa suka padamu. Lagunya bagus.
Do San lagi di kereta. Dia yang suntuk, mengisi waktunya dengan merajut.
Di kereta yang sama, Dal Mi berdiri tak jauh dari tempat Do San duduk. Dal Mi sedang melihat instagram In Jae.
Saat melihat unggahan In Jae, kalau In Jae lagi ngeteh sama ibu mereka, Dal Mi langsung mematikan ponselnya.
Do San bangkit dari duduknya dan berdiri disamping Dal Mi.
Wajah keduanya sama-sama sedih.
Kereta terus melaju membawa Dal Mi dan Do San.
Hingga akhirnya kereta berhenti.
Dal Mi turun. Karena eskalatornya rusak, Dal Mi terpaksa naik tangga di sebelahnya tapi baru selangkah, hak sepatu Dal Mi patah.
Dal Mi pun mengetuk-ngetukkan hak nya ke anak tangga. Lalu dia menghela nafas melihat anak tangga yang panjang.
Do San pulang ke rumahnya dan melihat ayahnya tertidur di sofa dengan banyak koran.
Do San masuk ke kamarnya tanpa membangunkan sang ayah.
Dal Mi juga masuk ke kamarnya dan menemukan paper bag besar di kasurnya.
Dal Mi melihat isinya. Ada dua kotak di dalamnya. Dal Mi membuka satu satu kotaknya. Isinya stelan jas dan sepatu.
Tangis Dal Mi pun seketika menyeruak keluar.
Do San membaca beberapa artikel soal kecerdasan buatan yang dikumpulkannya dari koran.
Dal Mi masuk ke kamar halmeoni dan mendapati halmeoni udah tidur. Dal Mi lantas tidur di sebelah halmeoni dan memeluk halmeoni.
Halmeoni terbangun. Halmeoni yang tahu Dal Mi lagi sedih, memegang tangan Dal Mi.
Sementara Do San memberikan selimut pada ayahnya. Dia juga melepaskan kacamata ayahnya. Tapi sang ayah menyibak selimut darinya. Do San menaruh kacamata sang ayah di meja dan kembali menyelimuti ayahnya.
Halmeoni keluar dari kamar dan mendapati Dal Mi sudah selesai membuat sarapan.
Halmeoni lalu tanya, apa Dal Mi udah coba baju yang dia belikan. Halmeoni bilang dia membelinya karena sangat cantik.
Dal Mi : Berapa harganya? Kelihatan mahal.
Halmeoni : Tak mahal. Aku punya banyak uang. Katakan jika ada baju yang kau mau. Akan kubelikan semuanya.
Dal Mi lalu menyuruh halmeoni makan selagi supnya masih hangat.
Halmeoni : Hari ini kau akan bertemu In Jae?
Dal Mi menjawab sambil menundukkan wajahnya, ya.
Halmeoni : Kau belum temukan Do San?
Dal Mi : Sebagai gantinya, aku akan ke sana dengan baju cantik itu. Pasti bagus.
Halmeoni : Dal Mi-ya, kau seperti bunga kenikir. Sekarang masih musim semi. Jika menunggu, kau akan mekar dengan cantik pada musim gugur. Jadi, jangan terlalu khawatir.
Dal Mi sedikit terhibur dengan kata-kata halmeoni.
Di kantornya, Do San kembali membaca surat Dal Mi.
Dal Mi : Saat ulang tahun kesembilan, ayahku memberiku kotak musik yang cantik. Ayah bilang akan ada bunyi musik jika aku buka kotaknya. Tapi aku tak pernah membukanya sama sekali. Konyol, kan? Bagaimana jika aku buka kotak cantik itu, lalu bunyi musiknya aneh? Atau tak mengeluarkan bunyi? Karena kekhawatiran konyol itu, aku tak pernah membukanya.
Dal Mi sedang mematut dirinya di depan cermin, memakai baju dari halmeoni.
Dal Mi lalu melihat kotak musik dari ayahnya di atas meja.
Dia mendekat dan memegang kotak musiknya.
Ji Pyeong tengah menatap sepatunya. Ia ingat itu sepatu yang diberikan halmeoni dulu.
Dal Mi ragu-ragu membuka kotak musiknya tapi pada akhirnya dia tidak membukanya.
Surat Dal Mi : Do San, kau seperti kotak musikku yang cantik. Kita bertemu atau tidak, keberadaanmu cukup bagiku.
Do San membaca komentar terbaru Dal Mi di lapak jualannya.
Dal Mi memberitahu Do San kalau dia akan menemui kakaknya hari ini dan bertanya apa Do San bisa datang.
Do San akhirnya mengambil keputusan. Dia tanya ke Chul San dan Yong San, apa mereka punya stelan jas.
Do San pergi dengan sepedanya, membawa stelan jas.
Dia mampir ke tukang pangkas.
Surat Dal Mi : Kau pasti kotak yang mengeluarkan melodi indah. Aku yakin itu. Selama ini kau menenangkanku dan akan selalu begitu.
Ji Pyeong di lampu merah. Tapi tiba-tiba saja dia memutar balik mobilnya.
Pesta relasi akhirnya digelar.
Dal Mi yang baru datang, melihat sang ibu dan In Jae turun dari mobil mewah.
Dal Mi nampak sedih.
Dal Mi masuk ke dalam. Tak ada satu pun yang dikenalnya.
Dal Mi mengambil satu minuman yang dibawa pelayan dan berdiri di depan salah satu meja.
Dia mencicipi minumannya tapi langsung memuntahkannya.
Dal Mi lalu melihat In Jae dan ibunya yang berbaur dengan para tamu.
Nyonya Cha menoleh ke arah Dal Mi. Dal Mi pun langsung menyembunyikan wajahnya.
Ji Pyeong datang ke pesta In Jae. Dia langsung mencari2 Dal Mi begitu tiba dan melihat Dal Mi sedang bersembunyi.
Ji Pyeong kesal, kau bersalah? Kenapa sembunyi?
Ji Pyeong mau mendekati Dal Mi tapi dia terkejut melihat Do San yang tiba-tiba datang.
Do San : Kau sudah menunggu lama?
Dal Mi bilang sangat lama.
Dal Mi : Aku merindukanmu.
Keduanya lantas tersenyum satu sama lain.
Bersambung….
Epilog :
Beberapa orang sedang membahas pemenang kompetisi CODA. Salah satu diantara para juri adalah orang Korea.
Mereka terkejut pemenangnya berasal dari Korea.
Ya, Samsan menang CODA. Salah satu diantara mereka bertanya-tanya apa Nam Do San bisa menghadiri acara penghargaan?
Si juri Korea berkata, kalau dia mau bertemu dengan Do San jika Do San datang. Dia penasaran dengan Do San.