Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 2 Part 3, Makin penasaran kan? Baca juga daftar lengkapnya di tulisan yang ini. Sedangkan untuk Kalian yang penasaran part 2 Episode sebelumnya baca di sini.
Di Samsan, Trio San duduk dengan wajah tertunduk di hadapan Pak Nam dan Nyonya Park. Nyonya Park melihat model baju yang dipakai Trio San.
Nyonya Park : Baju kalian bertiga sama.
Chul San : Tidak, Bu. Warnanya berbeda.
Yong San : Lihatlah. Kita sungguh seperti RGB.
Chul San dan Yong San tertawa.
Nyonya Park : RGB?
Do San : RGB adalah tiga model warna. Ada merah, hijau, dan…
Nyonya Park : Kau pikir aku tak tahu?
Trio San langsung diam.
Pak Nam mulai bicara.
Pak Nam : Baiklah. Sebagai investor Samsam Tech…
Nyonya Park meralat ucapan Pak Nam.
Nyonya Park : Yang benar Samsan Tech.
Pak Nam : Sudah setahun sejak kami berinvestasi di Samsan Tech. Kalian sudah janji untuk memberikan hasil yang baik dalam setahun. Sebagai investor, aku ingin tahu apakah uangku dipakai dengan benar dan apakah sudah ada hasilnya.
Do San dengan hati-hati menjelaskan.
Do San : Pertama-tama, uang investasimu dipakai untuk biaya sewa, server, dan beberapa keperluan kantor.
Yong San ikut membantu menjelaskan.
Yong San : Kami pakai uangnya dengan benar dan hemat.
Chul San : Terkadang kami kelaparan.
Tapi Nyonya Park melihat ada mesin kopi disana.
Nyonya Park : Tak cukup minum kopi instan saja?
Chul San : Seperti yang kau tahu, banyak pengembang yang obesitas. Kami harus minum kopi rendah kalori, jadi, kami beli mesin kopi.
Do San : Tapi di situ ada sirop. Jika memikirkan kalori, harusnya kau minum tanpa sirop.
Chul San : Kau benar. Terima kasih sudah mengkritikku.
Yong San : Maaf. Akhir-akhir ini kami menyedihkan, ya?
Nyonya Park kembali duduk.
Nyonya Park : Kalian sudah menyedihkan sejak lama.
Pak Nam : Lebih baik kalian kalian yakinkan aku daripada minta maaf. Jelaskan kepadaku. Jawabanmu menentukan apakah aku akan terus berinvestasi atau mencabut investasiku ke depannya.
Do San terdiam.
Tak punya jawaban.
Ji Pyeong hampir tiba di Samsan Tech, tapi dia heran karena jalan menuju Samsan Tech sempit sekali.
Halmeoni menghubungi Ji Pyeong.
Halmeoni : Kau sedang mencari Nam Do San?
Ji Pyeong : Aku sedang di jalan untuk menemuinya.
Halmeoni : Sudah ketemu? Bagaimana bisa begitu?
Ji Pyeong : Tentu saja dengan GPS.
Halmeoni : Anak Baik, kau memang hebat.
Ji Pyeong senyum mendengar pujian halmeoni.
Halmeoni lalu tanya pekerjaan Do San.
Ji Pyeong : Pendiri perusahaan rintisan.
Halmeoni : “Perusahaan rintisan”? Bukankah itu bagus? Aku sering lihat di berita.
Ji Pyeong : Ya. Setidaknya jabatannya bagus.
Halmeoni : Syukurlah.
Ji Pyeong : Jangan khawatir. Tunggu saja. Aku akan coba bicara dengannya.
Halmeoni senang.
GPS memberitahu Ji Pyeong hampir sampai.
Ji Pyeong heran, apa ada kantor di perumahan?
Do San tak punya jawaban atas pertanyaan ayahnya.
Yong San bilang ada sesuatu yang belum mereka katakan karena belum pasti.
Do San mencegah Yong San bicara, tapi Chul San dan Yong San bilang tidak apa-apa.
Yong San bilang kali ini mereka ikut kompetisi CODA.
Pak Nam dan Nyonya Park bingung. Pak Nam pikir CODA yang dimaksud adalah hidung makanya dia menyentuh hidungnya.
Chul San : Bukan hidung. CODA. Itu adalah perusahaan global yang sangat terkenal.
Yong San : Ada kompetisi kecerdasan buatan. Jadi, mereka mengadakan semacam Olimpiade Kecerdasan Buatan.
Pak Nam marah dan menyuruh Do San bicara.
Do San pun bicara.
Do San : Ayah pernah mendengar Kecerdasan Buatan, ‘kan?
Pak Nam : Tentu. Semacam flu burung.
Do San : Bukan. Itu hal yang berbeda. Kami membicarakan inteligensi artifisial. Dengan kecerdasan buatan itu, kami buat pengenalan gambar…
Pak Nam minta dijelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti sambil menatap matanya.
Do San bingung gimana jelasinnya. Akhirnya dia mengambil tisu.
Do San : Apa ini?
Nyonya Park : Tisu.
Do San : Dan ini?
Nyonya Park : Mi instan.
Do San menunjuk Chul San. Dan ini?
Nyonya Park : Pengangguran.
Chul San langsung sedih dibilang pengangguran.
Do San : Jadi, pengenalan gambar adalah membuat komputer bisa melakukan hal yang ibu lakukan tadi.
Pak Nam : Lantas.
Chul San menyuruh Do San menunjukkannya.
Do San mengarahkan laptopnya ke Pak Nam dan Nyonya Park.
Do San : Lihat ini ayah. Ayah, jika kau tunjukkan tisu ke kamera begini, maka akan terdeteksi sebagai tisu toilet kan?
Pak Nam dan Nyonya Park mencoba mendeteksi barang dengan alat yang diberikan Do San.
Do San : Banyak yang membuat peranti lunak pengenalan gambar, tapi tak ada yang setepat kami. Yang terpenting dari ini adalah kecepatan dan ketepatan deteksi dengan cepat.
Nyonya Park iseng ngarahin alatnya ke wajah Pak Nam. Dan di komputer, Pak Nam terdeteksi sebagai toilet.
Pak Nam kesal dan tanya kenapa ia terdeteksi sebagai toilet.
Do San bingung. Dia bilang harusnya gak begitu dan mengambil alatnya dari tangan ibunya.
Do San mengarahkan alatnya ke wajahnya dan di komputer terdeteksi wajah.
Do San kembali ngarahin alatnya ke wajah Pak Nam dan Pak Nam masih terdeteksi sebagai toilet.
Do San bingung dan coba memeriksa.
Do San : Hanya prototipe. Kami sudah temukan alasan erornya. Ini semua karena pencahayaan. Dahimu bersinar putih seperti kloset. Karena itu terdeteksi menjadi “toilet”.
Pak Nam kesal dan menyuruh Do San mematikan alat itu.
Tapi Do San bilang dia akan segera memperbaiki alatnya yang rada error.
Pak Nam marah. Dia menghantukkan tongkat yang dibawanya ke meja.
Pak Nam : Kubilang matikan!
Trio San terdiam dan Do San langsung matiin alatnya.
Ji Pyeong sampai di Samsan Tech. Tapi dia gak tahu yang mana kantor Samsan.
Tiba-tiba, dia melihat Do San diuber2 Pak Nam pakai kayu. Nyonya Park, Chul San dan Yong San menyusul mereka.
Do San diuber-uber ayahnya sampai mengelilingi mobil Ji Pyeong.
Do San : Itu hanya prototipe, bukan versi asli.
Pak Nam terus ngomel.
Pak Nam : Bisa-bisanya kau bohongi ayah!
Pak Nam ngajak Bu Park membatalkan acara ultah pernikahan mereka yang ke-60. Alasannya, karena Pak Nam malu mengenalkan Do San pada teman-temannya.
Pak Nam : Umurnya hampir 30, tapi pekerjaannya tak jelas. Aku beri dia uang untuk berbisnis, tapi dia malah membuat alat aneh yang menyebut wajahku toilet.
Pak Nam terus nguber2 Do San sambil berteriak.
Nyonya Park berusaha menenangkan Pak Nam.
Nyonya Park : Nanti semua tetangga bangun.
Pak Nam : Suruh semua bangun! Semuanya! Sebelum aku mati, akan kupastikan putraku sadar.
Nyonya Park : Tolong hentikan.
Pak Nam : Kau anak sulung, tapi tak punya pekerjaan. Bisnismu berantakan! Siapa yang mau menikah denganmu? Sepertinya sudah tak ada penerus keluarga Nam kita!
Ji Pyeong di mobil, kebingungan pas denger Pak Nam menyebut ‘Penerus keluarga Nam’.
Singkat cerita, Ji Pyeong pun akhirnya tahu kalau pria yang diuber2 oleh sang ayah itu adalah Do San yang dicarinya.
Besoknya, Ji Pyeong ke kedai halmeoni.
Halmeoni melihat artikel saat Do San menerima piala 15 tahun lalu.
Halmeoni : Kau bilang jabatannya bagus.
Ji Pyeong sambil makan corndog bilang tidak.
Halmeoni : Sifatnya?
Ji Pyeong : Sangat buruk.
Halmeoni : Bukankah dia pebisnis?
Ji Pyeong : Aku sering lihat orang seperti dia. Dia tak akan berhasil.
Halmeoni : Kupikir dia akan beruntung.
Ji Pyeong : Umurnya 20-an tahun.
Halmeoni : Keberuntungan bisa saja hilang.
Do San menatap fotonya saat menerima medali emas 15 tahun lalu.
Chul San tanya, apa Pak Nam sungguh akan menarik investasinya?
Do San : Ya.
Chul San : Biaya sewa bisa diambil dari deposit, tapi bagaimana dengan biaya server dan pemeliharaan?
Yong San : Tak ada jalan keluar. Haruskah aku kerja sambilan?
Do San tanya berapa yang mereka dapatkan jika menjual AC.
Chul San : Kita tinggal di atap. Kita akan mati di musim panas jika itu dijual.
Yong San : Benar.
Do San : Kita bisa dapatkan investor sebelum mati.
Do San mulai memotret AC. Tak hanya AC, tapi juga mesin kopi dan papan keyboard komputernya.
Do San : Kita bisa minum kopi instan, dan pakai papan tombol membran.
Do San juga memotret PS mereka.
Do San : Tak usah bermain gim sampai dapat investasi.
Terakhir, Do San memotret bola bisbol kesayangannya yang bertanda tangan pemain favoritnya.
Ji Pyeong bilang pada nenek, kalau ada yang harus mereka syukuri.
Ji Pyeong : Kecil kemungkinan Dal Mi menemukan Do San.
Halmeoni tak yakin. Dia tahu zaman sekarang orang bisa menemukan orang lain lewat instagram atau facebook.
Ji Pyeong sangat yakin kalau Dal Mi takkan bisa menemukan Do San.
Dal Mi yang duduk di bis, sedang melacak Do San di facebook. Tapi tak ada hasil.
Dal Mi lalu melacak Do San di google. Tapi hasilnya nihil.
Dal Mi kecewa, dia lalu turun dari bis.
Terdengar kata-kata Ji Pyeong pada halmeoni kalau dia orang yang hebat dan beruntung makanya dia bisa menemukan Do San tapi orang lain takkan bisa menemukannya.
Bersamaan dengan itu, Dal Mi menemukan unggahan Do San soal bola bisbol.
Di unggahannya, Do San menulis kalau 14 tahun lalu Park Chan Ho memberikan bola itu padanya. Kondisi bola masih bagus dan Nam Do San yang ada di bola adalah namanya. Do San juga bilang akan memberi diskon buat siapapun yang bergegas membelinya.
Do San : Jika mau foto bukti, berikan alamat surelmu. Aku akan kirim fotonya.
Dal Mi pun langsung membalas unggahan Do San. Dia memberikan alamat e-mailnya pada Do San.
Tak lama kemudian, Dal Mi pun dapat balasan e-mail dari Do San.
Dal Mi cemas.
Tapi begitu dia melihat unggahan foto Do San bersama Park Chan Ho, Dal Mi langsung bersorak girang.
Ji Pyeong bilang pada halmeoni kalau Do San dan Dal Mi sebaiknya gak ketemu.
Ji Pyeong : Imajinasinya akan hancur dan dia akan malu di depan kakaknya.
Tapi kemudian, halmeoni dihubungi Dal Mi.
Halmeoni : Benarkah? Ternyata begitu. Baik.
Ji Pyeong ngoceh sendiri, astaga. Pasti sulit.
Halmeoni masih ngomong sama Dal Mi.
Halmeoni : Makan siangmu?
Ji Pyeong menyahut, dia harus makan banyak.
Selesai bicara sama Dal Mi, halmeoni bilang ke Ji Pyeong kalau Dal Mi sehebat dan seberuntung Ji Pyeong.
Ji Pyeong awalnya gak ngeh. Dia menyahut, tentu. Tapi kemudian dia tanya maksud halmeoni apa.
Halmeoni : Dia menemukan Nam Do San.
Ji Pyeong kaget, apa?
Halmeoni : Mereka akan bertemu nanti.
Halmeoni frustasi.
Ji Pyeong penasaran. Dia tanya ke halmeoni, kapan dan dimana Dal Mi akan bertemu Do San dan gimana caranya Dal Mi bisa nemuin Do San.
Halmeoni sebal, mana kutahu!
Di bus, Trio San sedang menuju tempat transaksi bola Do San.
Do San terus menatap unggahan bola yang akan dijualnya.
Sementara Chul San sibuk ngitungin duit hasil jualin barang-barang mereka yang lain.
Chul San : Jika laku secepat ini, besok kita bisa membayar biaya server dan pemeliharaan.
Yong San : Kita akan bertemu pembeli lagi?
Do San : Ya. Dia beli bola Park Chan Ho.
Do San dan Yong San membaca komenan Dal Mi.
Yong San : Seo Dal Mi? Dia beritahu nama aslinya?
Do San : Ya. Dia bicara kasual, padahal kami baru kenal.
Yong San membaca komenan Dal Mi lagi.
“Aku Seo Dal Mi. Aku sangat merindukanmu. Ayo segera bertemu.”
Yong San pun tanya, apa Do San yakin gak kenal Dal Mi.
Do San : Tentu saja.
Yong San : Katanya dia merindukanmu.
Chul San : Mungkin dia penggemar berat Park Chan Ho?
Yong San : Sepertinya tidak. Seo Dal Mi? Sepertinya aku pernah dengar namanya.
Chul San tiba-tiba berseru, lihat! Itu gedung Sandbox!
Ya, bus mereka melewati gedung Sandbox.
Trio San pun langsung menatap ke arah gedung Sanbox.
Do San melihat tulisan di layar di atas gedung. Tulisannya adalah kalau Sandbox lagi mencari anggota baru dan Sandbox tempat mewujudkan impian.
Mereka lalu melihat pegawai Sandbox membawa anjing masuk ke dalam gedung.
Chul San : Apa pegawai di sini boleh bawa anjing saat kerja? Iri sekali.
Yong San : Jika masuk ke sini, kita tak perlu cemaskan biaya server dan pemeliharaan.
Do San pun memotret gedung Sandbox.
Dal Mi sudah tiba. Dia mengirim pesan ke Do San, kalau dia sudah sampai dan memakai baju warna biru.
Dal Mi lalu tanya, apa Do San masih di jalan.
Do San bilang kalau dia bakal sampai 30 detik lagi.
Dal Mi pun heran Do San bicara padanya pakai bahasa formal.
Dal Mi bertanya-tanya, apa karena mereka sudah lama tak bertemu.
Trio San hampir tiba.
Sambil membaca komenan Dal Mi, Do San bilang kalau Dal Mi pakai baju biru.
Yong San melihat Dal Mi.
Melihat Dal Mi, Yong San malah ngajak Do San dan Chul San mencar nyari Dal Mi.
Do San tak mau. Yong San bilang, kalau mencar lebih efektif.
Chul San setuju tapi dia mau ikut Do San nyari Dal Mi.
Yong San pun langsung narik Chul San.
Yong San : Dasar tak peka. Kau harus ikut aku.
Yong San lalu ngasih Do San semangat.
Yong San : Semoga berhasil!
Setelah itu, Yong San ngajak Chul San pergi.
Do San akhirnya melihat Dal Mi.
Dan Dal Mi juga melihat Do San.
Do San lalu berjalan ke arah Dal Mi.
Dal Mi menggenggam erat tali tasnya, berharap pria yang jalan ke arahnya adalah Do San.
Tapi apakah mereka jadi bertemu?? TIDAK!! Karena Do San tiba-tiba ditarik oleh Ji Pyeong.
Do San protes. Tapi Ji Pyeong gak peduli dan membawa Do San pergi.
Bersambung ke part 4…