Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 14 Part 4, daftar rekap jga tersedia lh, tepatnya pada tulisan yang ini. Tetapi untuk menemukan cerita Eps sebelumnya ada di sini.
Nyonya Cha berjalan-jalan dengan halmeoni.
Lalu Nyonya Cha menyuruh halmeoni menunggunya sebentar karena ia mau ke toilet.
Halmeoni : Lama pun tidak apa-apa. Jangan buru-buru. Jika jatuh, tulangmu hancur.
Halmeoni sudah tidak bisa melihat. Dia membawa tongkat.
Saat Nyonya Cha pergi, In Jae muncul.
Halmeoni tak sengaja menjatuhkan topinya. Karena tak bisa melihat, ia meraba-raba berusaha mengambil topinya. Lalu In Jae muncul dan membantu halmeoni mengambil topi. In Jae juga memapah halmeoni ke bangku yang ada di sana.
In Jae sedih melihat keadaan halmeoni nya.
In Jae kemudian pergi tanpa bersuara, jadi halmeoni gak tahu kalau In Jae yang menolongnya.
Sambil menyetir, In Jae menghubungi pria bernama Pak Son.
In Jae : Ini Won In Jae, tolong cabut adopsiku.
Malam pun tiba.
Do San yang tertidur di bangku di depan gubuk, akhirnya terbangun.
Lalu dia melihat seseorang datang.
Do San : Apa itu orang?
Ternyata itu Dal Mi. Dal Mi berjalan sedikit pincang.
Do San yakin dia berhalusinasi melihat Dal Mi karena sedang lapar.
Do San pun meneguk air.
Dal Mi mendekati Do San.
Dal Mi : Do San-ah.
Do San kaget yang dilihatnya beneran Dal Mi.
Do San : Kenapa kau…
Dal Mi bilang orang tua Do San yang memberitahunya Do San di sana.
Do San : Orang tuaku? Kenapa?
Dal Mi yang kelelahan, langsung duduk dan menjelaskan kalau dia memaksa orang tua Do San memberitahunya dimana Do San.
Dal Mi : Kau meninggalkan jasmu di kantorku. Aku mau memberikan itu, dan berbicara denganmu.
Do San yang masih sakit hati, pun bilang kalau mereka sudah selesai bicara saat Dal Mi datang ke kantornya.
Do San : Kenapa sampai datang kesini.
Dal Mi bilang hanya Do San yang berbicara. Dia belum.
Do San kesal. Dalam hati dia bertanya, kenapa sulit sekali.
Dal Mi minta Do San bicara dengannya.
Do San dalam hatinya berkata bahwa ia hidup dengan baik tanpa menghubungi teman militernya padahal dulu hidup bertahun-tahun bersama.
Do San yang kesal, mau pergi. Tapi Dal Mi menahan Do San.
Dal Mi marah, kau mau kemana selarut ini! Kau gila!
Do San juga marah. Dalam hatinya.
Do San : Sepanjang 30 tahun hidupku, kita hanya beberapa bulan bersama. Kenapa sulit sekali melupakanmu?
Lalu Do San meluapkannya pada Dal Mi.
Do San : Kau tahu seberapa sulitnya aku sampai di sini?
Do San kembali bicara dalam hati.
Do San : Aku ingin melupakanmu!
Do San bicara lagi pada Dal Mi kalau dia naik sepeda selama lima jam dari Seoul ke sana.
Dan Do San bicara dalam hati lagi.
Do San : Aku sudah kabur selama tiga tahun.
Do San bicara lagi ke Dal Mi.
Do San : Aku jatuh di jalan tanah, terguling, dan sampai di sini dengan sangat sulit.
Do San bicara dalam hati lagi
Do San :Tapi kenapa aku tetap tak bisa melupakanmu?
Do San bicara lagi ke Dal Mi.
Do San : Kenapa mudah sekali bagimu sampai di sini?
Dalam hati, Do San bertanya kenapa mudah sekali Dal Mi melupakannya.
Do San lalu bertanya ke Dal Mi, kenapa semua yang sulit dia lakukan, mudah sekali dilakukan Dal Mi.
Dal Mi bilang itu juga sulit baginya.
Dal Mi : Sangat sulit untuk sampai di sini. Jadi, bicaralah denganku.
Do San pun akhirnya duduk. Dia membuat api unggun.
Dal Mi keluar dari dalam gubuk dan memberi Do San mie instant.
Dal Mi : Aku bawa ini untuk berjaga-jaga. Untung kubawa. Makan setelah tiga menit.
Dal Mi lalu duduk di belakang Do San.
Do San menyuruh Dal Mi masuk dan tidur.
Dal Mi : Tidak. Aku mau bergadang di sini. Aku sensitif, jadi, tak bisa tidur di rumah orang lain.
Do San melihat mie yang diberikan Dal Mi. Lalu dia tanya kenapa namanya Tarzan?
Dal Mi pun cerita alasan dia memberi nama kemudi otomatisnya Tarzan.
Ternyata itu karena Do San.
Flashback…
Do San membawa Dal Mi yang sedih ke taman. Saat itu mereka habis dari pesta relasi In Jae. Dan Dal Mi menangis karena In Jae dan Nyonya Cha.
Lalu dengan mobil Ji Pyeong, Do San membawa Dal Mi ke taman itu.
Do San tanya, apa Dal Mi tahu pembelajaran mesin.
Sambil menunggu mie instant mereka matang, Do San menjelaskan.
Do San : Anggap saja komputer adalah Tarzan. Tarzan memberikan Jane batu, tapi Jane tak suka itu. Tapi waktu diberi bunga, dia suka.
Flashback end…
Dal Mi : Kisah Tarzan yang kau ceritakan. Itu membuatku bersemangat. Itu juga menakjubkan.
Do San : Apa yang menakjubkan? Itu kekanak-kanakan dan bodoh.
Dal Mi : Itu menakjubkan. Sejauh apa itu bisa belajar? Kemungkinannya tak terbatas. Karena itu kunamakan Tarzan. Lantas kau? Kenapa kau bekerja dengan kemudi otomatis di 2STO?
Do San : Mereka menyuruhku begitu. Tak ada alasan lain.
Do San lalu melihat Dal Mi sudah tertidur.
Do San pun mendekati Dal Mi, lalu dia menyibak rambut panjang Dal Mi yang menutupi wajah Dal Mi.
Lalu Do San ingat saat Dal Mi presentasi ketika mereka masih jadi peserta Sand Box.
Dan dia juga ingat ide Dal Mi tentang kemudi otomatis.
Do San : Dal Mi-ya, waktu itu aku juga sangat bersemangat.
Do San kemudian melihat lutut Dal Mi terluka.
Dan dia pun bergegas membalut luka di lutut Dal Mi dengan saputangannya.
Do San melihat proposal Dal Mi di dalam tas Dal Mi.
Ia lalu mengambil proposal itu dan duduk di sebelah Dal Mi.
Do San membaca proposal Dal Mi.
Do San kemudian menatap Dal Mi lagi. Lalu dia menyenderkan kepala Dal Mi ke bahunya. Setelah itu, ia lanjut membaca proposal Dal Mi.
Adegan beralih ke Sa Ha yang baru keluar dari kantor hukum Ki Yeong.
Sa Ha bicara dengan seseorang di telepon.
Sa Ha : Halo? Ya, silakan bicara. Sungguh? Silakan jalan terus. Baik. Tolong ulas kontraknya dan kirimkan padaku.
Sa Ha lalu bertemu Chul San.
Chul San : Nona Jung, kau kerja di sini?
Sa Ha : Ya. Lantas, kenapa kau di sini, Pak Lee?
Chul San : Aku ke sini untuk diskusi tentang pendirian perusahaan. Kenapa kebetulan sekali begini?
Sa Ha : Pendirian perusahaan? Kau buat bisnis lagi?
Chul San : Ya.
ChulSa ngobrol di kafe. Sa Ha tanya, apa Trio San udah nentuin nama perusahaan? Mereka gak bisa pakai nama Samsan lagi.
Chul San ngebuka ponselnya dan di sana sudah ada beberapa nama baru untuk perusahaan.
Chul San bilang mereka akan pakai nama SanSam Tech.
Chul San : Bagaimana? Cerdas, ‘kan?
Sa Ha kesal. Sekalian saja ganti menjadi InSam Tech atau Hongsam Tech.
Chul San ketawa.
Chul San : Benar. Memang sedikit aneh, ya. Yang ini dieliminasi. Selanjutnya, adalah TMT. Karena sekarang zaman global, kami rencana pakai bahasa Inggris. TMT.
Sa Ha : TMT? Apa kepanjangannya?
Chul San : Three Mountain Tech. Itu arti Samsan Tech dalam bahasa Inggris.
Sa Ha : Orang-orang akan pikir itu singkatan dari Too Much Talker.
Chul San : Kau benar. Tak boleh begitu. Lalu harus pakai apa?
Sa Ha : Bahasa Inggris-mu bagus. Kau tak perlu belajar dariku lagi. Kenapa kau bilang tak bisa?
Chul San : Tentang itu…
Sa Ha : Katakan kepadaku. Apa kau benar di sini karena kebetulan?
Chul San : Lantas, kau? Waktu kita bertemu di depan restoran. Apa itu hanya kebetulan?
Sa Ha : Aku bertanya lebih dulu.
Chul San : Itu bukan kebetulan.
Sa Ha : Aku juga. Aku ke sana setelah melihat vlogmu.
Chul San mulai ge-er. Dia tanya, apa mungkin Sa Ha…
Sa Ha yang tahu Chul San mau tanya apa, memotong perkataan Chul San.
Sa Ha : Jangan berlebihan. Aku hanya ke sana karena penasaran tentang mantan rekan kerjaku.
Chul San : Begitu. Maafkan aku. Nona Jung. Kalau begitu, apa kau mau menjadi rekan kerjaku lagi? Kau tak suka pekerjaanmu yang sekarang. Ya, Kan?
Yong San ke Sand Box lagi. Dong Cheon datang menemuinya.
Dong Cheon : Kau datang menemui siapa?
Yong San berbalik. Dong Cheon tersenyum tahu itu Yong San.
Yong San : Pak Park.
Dong Cheon : Aku Manajer Park sekarang.
Yong San : Manajer Pak, apa aku bisa bertemu Bu Yoon? Ya, aku mau membahas sesuatu.
Yong San nunjukin semua kartu nama calon investor ke Bu Yoon.
Bu Yoon : Jadi, mereka semua datang untuk berinvestasi?
Yong San : Ya. Tapi kami tak tahu cara mendapatkan informasi para investor. Tak tahu yang mana investor yang tepat.
Bu Yoon : Jadi, kau mau minta referensi dariku? Apa perusahaanmu baru mengadakan pameran bisnis?
Yong San : Tidak. Kami juga belum dirikan perusahaan. Mereka melihat kami di majalah, dan mau berinvestasi. Mungkin karena pengalaman 2STO kami.
Bu Yoon : Mereka belum tahu rencana bisnisnya? Jadi, mereka tak tahu apa barangnya, tapi sudah membawa uang untuk membeli.
Yong San : Ya, benar.
Bu Yoon : Kalau begitu, tak ada investor yang pantas di antara mereka semua. Mereka orang-orang yang akan tetap bertepuk tangan meskipun jalanmu salah. Kau bisa buang ini semua. Jangan harapkan investor yang datang. Bagaimana jika kau yang mendatangi investor? Agar kalian ditolak, dan bisa tahu alasannya. Dengan melakukan itu kalian akan bisa menentukan investor yang tepat.
Yong San keluar dari ruangan Modal Usaha SH dan berpapasan dengan Ji Pyeong.
Ji Pyeong hanya sekedar ‘say hello’ lalu dia berjalan melewati Yong San menuju ruangan Modal Usaha SH.
Tapi Yong San kemudian memanggilnya. Yong San mengajaknya bicara.
Mereka bicara di ruangan lain.
Ji Pyeong : Bukankah sudah kubilang aku hanya akan bicara hal baik?
Yong San : Aku mau tahu yang buruk. Apa bisa?
Ji Pyeong : Aku tak tertarik dengan perusahaan kalian.
Yong San : Aku tahu. Tapi, kumohon.
Ji Pyeong : Kenapa tiba-tiba begini? Jika perkataanmu waktu itu benar, artinya aku musuh kakakmu.
Yong San bilang, setelah ia pikir lagi, ia hanya butuh orang untuk disalahkan saat itu.
Yong San minta maaf atas kelakuannya waktu itu.
Ji Pyeong juga minta maaf.
Ji Pyeong : Kukira aku jujur, tapi kenyataannya, aku terlalu keras.
Yong San : Sekarang kami tak butuh perkataan baik. Kami butuh omongan tajammu.
Ji Pyeong : Apa alasan kalian membuat perusahaan rintisan? Untuk bisnis atau pemrograman?
Yong San : Entahlah. Aku tak tahu.
Ji Pyeong : Apa pun jawabannya, kesimpulannya tetap sama. Jika kalian melakukannya karena suka pemrograman, kalian bisa menjadi pengembang dengan gaji besar saja. Namun, jika kalian memang suka menjalankan perusahaan, kalian bisa berbisnis. Seperti yang kau tahu, saat mendirikan perusahaan rintisan, waktu sulitnya akan panjang. Dan satu-satunya hal yang bisa buat kau bertahan adalah rasa sukamu terhadap pekerjaan itu. Jika tahu alasan kau memulainya, kau tak akan perlu dengar omongan tajamku.
Yong San tertegun mendengarnya.
Narasi Chul San terdengar.
Chul San : Ada yang dinamakan Pidato Elevator. Artinya, saat bertemu dengan orang yang harus diyakinkan di lift, kau harus meyakinkannya dalam satu menit dengan presentasi yang singkat dan jelas.
Sa Ha gak mau gabung lagi sama Samsan.
Chul San coba meyakinkan Sa Ha. Dia bilang mereka udah beda dari mereka 3 tahun lalu. Para investor mengantri karena mau berinvestasi sama mereka.
Chul San : Kami bisa berikan penawaran terbaik untukmu.
Sa Ha : Aku punya banyak uang. Dulu aku juga masuk ke Samsan Tech bukan karena penawarannya.
Chul San : Lantas, kenapa?
Sa Ha : Karena dia memohon kepadaku.
Chul San : Siapa? Maksudmu Nona Seo?
Sa Ha : Dia sangat frustrasi sampai berlutut di depanku saat merekrutku. Jadi, kupikir jika bekerja dengan dia, setidaknya aku tak akan bosan.
Chul San : Kau benar. Kita memang sangat bersemangat saat itu.
Sa Ha : Apa di perusahaanmu ada orang yang seambisius Nona Seo?
Narasi Chul San berlanjut lagi.
Chul San : Inti perkataan itu adalah tak butuh waktu lama untuk mengubah hati seseorang. Satu menit cukup untuk itu.
Chul San lalu bilang kalau mereka harus memikirkan lagi soal pendirian bisnis.
DoDal beranjak pulang.
Do San berjalan duluan, dengan langkah cepat.
Dal Mi berusaha mengejar Do San dengan langkahnya yang pincang.
Dal Mi lalu menghentikan Do San berjalan dengan memegang lengannya. Dia tanya, ia harus apa agar Do San mau bekerja sama dengan perusahaannya.
Dal Mi : Beri tahu syaratnya.
Do San : Sudahlah.
Dal Mi : Opsi saham sepuluh persen?
Do San : Dal Mi-ya, kubilang tak perlu.
Dal Mi : Atau kau mau pembagian saham langsung? Biar aku bicarakan dengan In Jae. Jika begitu, setidaknya baca rencana bisnis kami.
Dal Mi membuka tasnya tapi proposalnya tak ada. Ia fikir, proposalnya tertinggal di gubuk. Maka ia menyuruh Do San menunggunya sebentar karena ia mau balik ke gubuk untuk mengambil proposalnya.
Do San menghentikan Dal Mi. Dia bilang ada padanya proposal Dal Mi.
Narasi Chul San terdengar kembali.
Chul San : Bukan kepandaian bicara yang dibutuhkan saat ingin menggerakkan hati seseorang. Tapi rasa putus asa yang terlihat pada mata seseorang.
Dan itu terlihat dari mata Dal Mi.
Dal Mi : Benarkah? Sudah kau baca?
Di tepi jalan, si kembar bekerja dengan Sang Soo.
Hyun : Hari ini, kita kumpulkan data studi kasus.
Jung : Baik.
Sang Soo : Ada yang ingin aku tahu. Kupikir akan sulit untuk merekrut kalian. Tapi ternyata sangat mudah. Apa alasan kalian pindah ke sini?
Jung : Sederhana. Kau dan kami berada di posisi yang sama.
Hyun : Kami juga sudah sangat lama melihat orang yang bukan apa-apa berlagak di depan kami.
Narasi Chul San terdengar lagi.
Chul San : … atau karena berempati kepada orang itu.
Yong San masih bersama Ji Pyeong.
Yong San : Jika mengikuti perkataanmu, artinya lebih baik kami mencari partner alih-alih mendirikan bisnis sendiri.
Ji Pyeong : Jika jawabanmu itu, berarti benar.
Yong San : Satu lagi.
Ji Pyeong : Apa masih ada lagi?
Yong San : Untuk sekarang, partner yang membuatku ingin bekerja sama adalah Cheongmyeong Company, perusahaan Nona Seo. Dia menawari kami menjadi CTO. Bagaimana jika kami bergabung dengannya?
Ji Pyeong bilang tak mau. Yong San kaget.
Ji Pyeong : Sebagai seorang pria, aku mau menghalangi kalian. Tapi sebagai investor, menurutku kalian akan bisa menjadi partner yang baik.
Narasi Chul San terdengar lagi. Namun yang paling bisa menggerakkan hati adalah kejujuran dari lawan bicara meski banyak pertimbangan dalam dirinya.
Hari itu pun tiba. Hari tes kemudi otomatis.
In Jae tanya ke Dal Mi, sudah cek semua.
Dal Mi : Ya.
In Jae : Ayahku dan Sang Soo datang. Lihat, kan?
Dal Mi : Ya.
Yong San, Chul San dan Sa Ha datang memberi semangat.
Lalu Dal Mi bersama dua orang yang akan memberikan izin sementara kemudi otomatis menuju ke mobil.
Di mobil sudah menunggu Do San.
Dal Mi : Kau sudah siap?
Do San : Ayo kita mulai.
Bersambung……
EPILOG :
Ayah dan ibu lagi mengelap botol yang isinya minuman mereka.
Ayah : Aku menyimpan ini untuk diminum pada hari baik. Kapan hari itu akan datang?
Bel berbunyi. Ayah beranjak ke layar intercome dan yang datang Dal Mi.
Ayah memberitahu ibu yang datang Dal Mi.
Ibu bilang jika Dal Mi sampai berani datang ke rumah mereka, artinya Dal Mi suka Do San 30 persen.
Ayah : Lantas?
Ibu : Kita suruh masuk saja dulu. Jika kita bilang Do San tak ada, tapi dia mau menyusulnya, itu artinya 50 persen.
Ayah : Lalu?
Ibu : Rumah pamanmu sangat jauh dan berbahaya. Jika dia menyusul ke sana, artinya dia menyukai Do San 70 persen.
Ayah : Lalu, sisa 30 persennya?
Ibu : Itu semua ada di tangan Do San. Jika Dal Mi sudah ke sana, tapi Do San mengabaikannya dan kembali sendiri, hubungan mereka berakhir. Jika mereka kembali bersama, bukankah artinya 100 persen?
DoDal kembali bersama.
Do San menggendong Dal Mi di punggungnya.
Do San : Uang dari hasil akuisisi Samsan Tech oleh 2STO masih belum kupakai. Aku mau membeli saham Cheongmyeong Company dengan uang itu.
Dal Mi : Kenapa harus begitu? Itu uangmu. Tak perlu. Kau hanya perlu datang. Aku akan bicarakan saham dengan In Jae.
Do San : Itu syarat dariku.
