Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 13 Part 3, Lihatlah bagian lengkap dari link seluruhnya pada tulisan yang ini. Untuk Kalian yang ingin lebih dulu baca Eps sebelumnya ada di sini ya!
Ji Pyeong menyuapi halmeoni.
Nyonya Cha membuat hobak jeon.
Setelah matang, Nyonya Cha memberikan hobak jeon nya ke Ji Pyeong. Tapi karena masih panas, Ji Pyeong melempar-lemparkan hobak jeon nya sampai akhirnya hobak jeon nya jatuh.
Mereka tertawa.
Kegiatan mereka berlanjut. Habis memasak, mereka bermain Go-Stop.
Dan yang kalah, harus menusuk semua sate.
Ji Pyeong ketiduran saat tengah menusuk sate.
Dal Mi menghampiri Ji Pyeong dan melihat Ji Pyeong tertidur.
Dal Mi lantas melepaskan sarung tangan plastik dari kedua tangan Ji Pyeong.
Setelah itu, dia membaringkan Ji Pyeong dan juga menyelimuti Ji Pyeong.
Halmeoni keluar dan tanya apa Ji Pyeong udah tidur.
Dal Mi langsung mengkode, agar halmeoni diam.
Dal Mi : Biarkan dia menginap di sini.
Halmeoni : Baiklah. Berikan selimut. Cuacanya dingin.
Dal Mi : Sudah aku selimuti.
Ji Pyeong terbangun dan mendengar semuanya tapi kemudian dia tidur lagi.
Dal Mi membawa halmeoni ke dapur.
Halmeoni menyuruh Nyonya Cha memberikan Ji Pyeong makanan yang banyak.
Halmeoni : Berikan hobak jeon yang banyak. Itu kesukaannya.
Nyonya Cha : Sudah aku siapkan juga.
Ji Pyeong tersenyum mendengarnya.
Dal Mi tanya ke halmeoni, apa besok halmeoni ke gereja.
Halmeoni bilang iya.
Dal Mi : Jika kau ke sana, berdoalah untukku.
Halmeoni : Untukmu? Doa apa?
Dal Mi : Sebentar lagi, Tarzan, mobil kemudi otomatis kami, dites untuk dapat izin sementara. Tarzan adalah nama mobil kemudi otomatis perusahaan kami. Agar bisa dikemudikan di jalan, ia harus punya SIM, sama seperti orang. Dan tes itu diadakan bulan depan. Jadi, berdoalah agar ia bisa lulus tes dengan nilai yang memuaskan.
Ji Pyeong mendengarnya.
Halmeoni gak ngerti.
Nyonya Cha berseru, kalau ia sudah menulisnya.
Nyonya Cha : Ayo kita ke sana dan berdoa bersama.
Dal Mi bilang dia akan mengajak halmeoni keliling Korea dengan mobil itu nanti.
Ji Pyeong yang mendengar itu terdiam. Lalu dia lanjut tidur lagi.
In Jae mau pulang, tapi saat melintasi logo sand box dia terdiam.
In Jae lalu tampak menahan tangisnya.
Ya, dia merasa kesepian.
Ji Pyeong lanjut membuat sate. Sementara yang lain sudah tidur.
Ji Pyeong : Wortel, daun bawang…
Dal Mi keluar dan melihat Ji Pyeong.
Dal Mi : Kau sedang apa?
Ji Pyeong : Kau terbangun? Aku harus tusuk semua ini, tapi aku ketiduran.
Dal Mi bilang biar dia saja. Dal Mi lalu nyemilin wortel.
Ji Pyeong : Aku tak bisa begitu. Aku harus mematuhi hasil pertandingan. Ini agar aku merasa nyaman. Aku juga harus bayar biaya makan tadi.
Dal Mi : Kau sudah bayar lebih dari cukup. Berkatmu, nenek terbangun sangat lama.
Ji Pyeong : Apa dia masih sering tidur?
Dal Mi : Ya.
Ji Pyeong : Sudah ke rumah sakit?
Dal Mi : Sudah. Katanya tak ada yang aneh. Setelah berhenti berjualan, dia menjadi sering tidur. Mungkin masalah psikis.
Ji Pyeong : Bisa saja begitu karena sudah terbiasa bekerja.
Dal Mi bertanya-tanya, haruskah ia buatkan toko lagi untuk halmeoni.
Mendengar itu, Ji Pyeong minta Dal Mi mengizinkannya membuatkan toko untuk halmeoni.
Dal Mi tanya, kenapa begitu. Aku yang harus melakukannya.
Ji Pyeong : Kau masih tak nyaman denganku? Kuharap kau tak begitu lagi. Kuharap aku bisa menjadi orang yang kau pikirkan saat kau kesulitan.
Dal Mi : Tentu saja aku begitu.
Ji Pyeong : Orang yang pertama.
Dal Mi pun salting mendengarnya dan terus nyemilin wortel.
Ji Pyeong : Berhenti makan itu. Makan yang lain, jangan hanya wortel.
Trio San masih di kapal. Chul San lagi mesen tiket pesawat, lalu dia tanya ke Yong San kapan Yong San mau balik ke Amerika.
Yong San bilang, sama dengan Chul San.
Do San tanya, sudah pesankan tiketnya juga.
Yong San dan Chul San kaget mendengarnya.
Yong San : Punyamu? Kau mau ke Korea?
Do San bilang sudah lama mereka tak liburan panjang.
Chul San ingin tahu kenapa tiba-tiba Do San mau pulang.
Do San bilang mau tahu keadaan ortunya.
Chul San : Apa? Jika memang mau tahu, sering-seringlah telepon orang tuamu seperti kami. Kenapa tiba-tiba berlagak berbakti? Kapan mau kembali?
Do San : Bersama kalian saja.
Ji Pyeong mau makan bekal pemberian halmeoni. Sambil membuka bekalnya, dia tanya kondisi cuaca ke Yeong Sil.
Yeong Sil : Inilah ramalan peruntunganmu hari ini.
Ji Pyeong : Baiklah. Kau mulai lagi.
Yeong Sil : Kau adalah pemukul yang penakut.
Ji Pyeong : Bagus. Perkataanmu berubah. Kau sudah diperbarui?
Yeong Sil : Kau takut bolamu keluar, jadi, kau tak memukulnya. Jika terus ragu, pada akhirnya kau akan kalah.
Ji Pyeong : Apa kau tahu keadaanku?
Yeong Sil : Jadi, kumpulkan keberanian dan pukul. Bolamu bisa keluar lapangan, tapi bisa juga home run. Dua angka keluar pada base kesembilan dan hitungan lengkap. Sekarang waktunya meningkatkan permainanmu. Ada sebuah lemparan bola bagus yang akan datang. Ayunkan pemukulmu sekuat mungkin.
Ji Pyeong terdiam mendengarnya.
Berkat kata-kata Yeong Sil, Ji Pyeong pun pergi ke toko perhiasan. Sepertinya dia akan melamar Dal Mi.
Trio San di pesawat.
Chul San minta segelas chardonney pada pramugari.
Setelah itu dia tanya apa sudah dapat surel dari 2STO. Chul San bilang, saham mereka akan ditambahkan.
Yong San : Sudah. Berapa harga saham 2STO? Sudah kau hitung?
Chul San : Tentu. Bisa membeli apartemen berpemandangan Sungai Han. Masa kontrak tiga tahun kita sudah berakhir, tapi 2STO ingin mempertahankan orang-orang berbakat seperti kita. Aku bisa merasakan itu dari tawaran saham mereka.
Yong San : Mungkin begini rasanya menjadi pemain bebas transfer ternama FA.
Chul San : Tentu saja.
Do San sibuk dengan laptopnya. Yong San gemes dan menutupi layar laptop Do San dengan tangannya. Yong San bilang mereka lagi liburan dan menyuruh Do San menutup laptop.
Chul San : Ya. Membeli apartemen di Seoul berpemandangan Sungai Han atau studio menghadap Jembatan Golden Gate di San Francisco. Kita harus diskusikan itu.
Do San : Aku akan ikuti keputusan kalian.
Chul San : Kau lupa? Kita sepakat lakukan semua dengan pemungutan suara. Ingat itu, dan berikan pendapatmu.
Do San : Baiklah, aku pikirkan dahulu.
Dal Mi sedang melihat buku panduan mobil kemudi otomatis juga dokumen izin operasi sementara.
In Jae menatap kursi yang kosong.
In Jae : Kenapa kursi itu kosong?
Dal Mi : Itu kursi pegawai baru. Sepertinya mereka terlambat.
Hyun nyahut sambil kerja.
Hyun : Katanya ada urusan, jadi, kusuruh mereka kerja dari rumah.
Dal Mi : Demo produknya sebentar lagi, tapi mereka kerja dari rumah?
Hyun sinis, ya? Kenapa? Ada masalah?
Dal Mi : Bukan begitu, tapi…
In Jae mengetuk meja. Lalu dia menatap Dal Mi dan beranjak keluar. Dal Mi paham dan menyusul In Jae keluar.
In Jae : Berapa biaya yang kita pakai untuk membuat mobil itu?
Dal Mi : Enam ratus juta lebih sedikit.
In Jae : Bukan lebih sedikit, tapi banyak. Gaji pengembang, hak paten…
Dal Mi : Jika menghitung begitu, tentu lebih banyak. Ditambah biaya tetap dan biaya tak langsung…
In Jae : Lebih dari dua miliar. Jika tak bisa dapat izin, kita butuh uang sebanyak itu lagi.
Dal Mi : Kau sedang menekanku?
In Jae : Aku sedang memohon agar kau tak buat kesalahan.
Dal Mi : Baiklah.
Hari H pun tiba. Dal Mi berdiri di depan cermin dan memakai kemejanya dengan terburu-buru. Saat mau mengancingkan lengannya, ia mendapati kancing lengannya hampir putus.
Dal Mi : Aku tak punya waktu. Kancingku, bertahanlah hari ini.
Dal Mi lalu bergegas pergi.
Bersambung ke part 4…