Tentangsinopsis.com – Sinopsis Start Up Episode 10 Part 4, Jika Kamu ingin melihat hingga memahami cerita baca Episode sebelumnya baca di sini. Tetapi Kalian pastikan juga simak spoiler fullnya pada tulisan yang ini.
Do San akhirnya menggendong Dal Mi yang mabuk di punggungnya. Do San bilang, harusnya Dal Mi cerita jika sulit. Kenapa menahannya.
Dal Mi yang mabuk gak ingat dan tanya dia kesulitan apa.
Do San : Mungkin kau lupa karena mabuk. Kau tadi bilang semua seperti palsu, dan kau tak percaya diri.
Dal Mi : Benarkah? Tanpa rasa percaya diri, aku hanya mayat.
Do San : Ya. Kau memang mayat. Aku harus apa agar kau hidup lagi?
Dal Mi : Mau aku beri tahu? Turunkan aku.
Tapi Dal Mi gak bisa berdiri tegak sampai harus dipegangin Do San.
Dal Mi : Bisakah kau datang seperti waktu itu? Seperti saat pesta relasi itu. Kau menghapus saat terburuk di dalam hidupku. Saat itu, kau pialaku. Harga diriku. Sumber semangatku. Dan sayapku. Kau adalah mimpiku. Datanglah kepadaku seperti itu. Jika begitu, aku akan percaya diri dan hidup lagi.
Do San : Kau bahkan tak akan ingat saat sadar nanti.
Dal Mi : Kubilang aku tak mabuk.
Do San : Baiklah. Aku paham.
Do San lalu menyuruh Dal Mi menunggunya di ayunan.
Dia bahkan menitipkan tasnya ke Dal Mi, agar Dal Mi tak bisa kemana-mana.
Do San lalu berlari secepat kilat.
Do San berlari ke apartemen Yong San dan Chul San.
Dia teriak memanggil Yong San dan Chul San.
Setelah itu, dia berlari lagi menuju taman dengan stelan jas seperti saat di pesta In Jae.
Tapi karena buru-buru, dia sampai menabrak pelajar yang lagi makan es krim, sampai es krimnya kena ke jasnya.
Nah sampai di taman, Do San hanya menemukan tasnya.
Do San lalu nanya ke satpam kemana perginya Dal Mi.
Satpam bilang, wanita yang dimaksud Do San pergi setelah sadar.
Do San kecewa.
Besoknya, Samsan sedang melihat gambaran pertanyaan yang akan diajukan juri pas demo day.
Chul San : Pasti sulit sekali menjawabnya. Sama saja seperti menyuruh kita menutup bisnis.
Yong San : Benar-benar pertanyaan yang menyerang.
Sa Ha : Kau periksa tanggal kedaluwarsa dan nutrisi saat beli susu. Ini menyangkut banyak uang. Setidaknya harus bertanya begini.
Do San : Kita akan masuk bersama saat presentasi. Biarkan kami jawab soal teknologinya.
Dal Mi : Baik.
Trio San jalan-jalan menyusuri gedung Sand Box.
Chul San tanya, Do San mau pakai stelan jas itu lagi.
Do San bilang iya. Dia mau pakai pas demo day.
Yong San tanya kenapa. Mau perlihatkan kepada Nona Seo?
Do San bilang kemarin belum dia perlihatkan. Dia terlambat. Pas dia datang, Dal Mi udah sadar dan pergi.
Yong San : Dia tak ingat?
Do San : Ya. Dia tak pernah ingat setelah sadar.
Yong San : Jadi, kau mau perlihatkan saat Hari Demo?
Do San : Ya. Katanya dia seperti berdiri di tali dan tak percaya diri. Aku ingin melakukan sesuatu untuknya, tapi hanya itu yang aku bisa. Bahkan itu pun kupinjam.
Chul San : Astaga, sangat menyentuh.
In Jae mendadak manggil Do San.
In Jae nanyain kabar ayah Do San.
Do San bilang ayahnya baik-baik saja.
Chul San tanya, kenapa In Jae tiba-tiba nanyain ayah Do San.
In Jae bilang sudah dia duga kalau ayah Do San cuma belagak sakit.
Yong San : Langsung bicara intinya saja. Apa maksudmu tadi?
In Jae : Aku ingin bicara langsung, tapi sulit karena memikirkan ayahmu. Sepertinya dia tak bicara karena takut menghalangi masa depanmu. Aku tak yakin aku boleh katakan itu.
Do San mulai kesal, kau memang berniat bicara kan? Cepat katakan.
Malam pun tiba. Ayah Do San lagi olahraga di teman.
Lalu dia berhenti olahraga karena melihat teman-temannya sedang menuju rumahnya.
Ayah Do San langsung ngumpet dan nelpon istrinya.
Pak Nam : Sayang, ini aku. Rekan-rekan kerjaku sedang menuju rumah kita. Bilang aku sakit dan tidur. Suruh mereka pulang. Tidak bisa. Jika aku ikut berdemo, bagaimana dengan Do San?
Do San mendadak datang. Do San tanya, ada apa dengannya.
Pak Nam pun kaget Do San tiba-tiba muncul di depannya.
Ayah olahraga lagi.
Do San : Jangan begini ayah. Pergi dan berjuanglah.
Pak Nam : Tak perlu. Ayah tak punya tenaga untuk berjuang.
Do San : Ayah merasa akan menghalangi masa depanku jika ke sana? Ayah, aku tak bangga pada ayah.
Pak Nam : Maksudmu, ayah memalukan?
Do San : Aku juga tak mau menjadi kebanggaan ayah. Hidup menjadi kebanggaan seseorang adalah hal sulit. Harus sembunyikan banyak hal karena takut mengecewakan, harus pura-pura hebat, juga baik-baik saja. Maka, janganlah kita jadi kebanggaan satu sama lain. Biarkan aku hanya menjadi putra ayah.
Pak Nam terdiam dan menatap Do San.
Hari sudah pagi. Ji Pyeong di ruangannya, berniat mengirim pesan ke Dal Mi.
Ji Pyeong : Persiapan Hari Demo-nya lancar?
Tapi kemudian dia menghapusnya dan mengganti pertanyaannya.
Ji Pyeong : Jika kau butuh bantuanku, hubungi aku…
Tapi lagi-lagi Ji Pyeong menghapusnya dan mengganti kalimatnya.
Ji Pyeong : Tak ada masalah, ‘kan? Aku khawatir.
Tapi Ji Pyeong gak jadi mengirim pesannya.
Ji Pyeong lalu melihat dari jendela, Dong Cheon lagi ganti baju pakai kaos Sand Box.
Ji Pyeong mendekati Dong Cheon. Dia tanya kenapa Dong Cheon pakai baju itu.
Dong Cheon : Sebentar lagi akan ada orientasi Hari Demo untuk para CEO.
Ji Pyeong langsung nyuruh Dong Cheon nyopot kaosnya. Wkwkwkw…
Akhirnya Ji Pyeong lah yang pergi mem-briefing pada CEO.
Ji Pyeong bilang Dong Cheon ada urusan diluar, jadi mau gak mau dia yang gantiin Dong Cheon.
Dong Cheon datang.
Ji Pyeong mengkode Dong Cheon dengan tangannya, nyuruh Dong Cheon pergi.
Setelah itu, Ji Pyeong mengajak para CEO masuk ke aula.
Ji Pyeong menjelaskan ke para CEO, kalau mereka bisa menunjukkan kerja keras mereka pada dunia.
Ji Pyeong : Setelah selesai presentasi singkat, kalian harus menjawab pertanyaan para juri.
Salah satu CEO bilang, dia melihat alat stasiun TV. Dia lantas tanya, dimana saja demo day bakal disiarkan.
Ji Pyeong bilang akan disiarkan untuk para investor Korea dan dunia secara langsung.
Dal Mi tanya, gimana jika tak bisa dapat investasi setelah ini?
In Jae yang menjawab. Kenapa berpikir begitu? Kau tak percaya diri?
Lalu In Jae tanya, apa benar 2STO akan memilih partner global.
Ji Pyeong : Ya, benar.
CEO lain yakin kalau 2STO akan memilih diantara Samsan dan In Jae Company karena keduanya bergerak di bidang IA.
Ji Pyeong : Terlepas dari 2STO dan partner global, mempresentasikan bisnis kepada dunia bukan hal yang mudah. Ingatlah bahwa kalian mencari investor yang cocok dengan bisnis kalian.
Dal Mi terus menatap Ji Pyeong yang sedang memberi pengarahan.
Ji Pyeong : Hilangkan beban kalian. Naiklah ke panggung dengan percaya diri. Tunjukkan kepada mereka semangat, juga antusias kalian saat ini, dan kalian akan sukses.
Ji Pyeong lalu menatap Dal Mi.
Ji Pyeong : Jangan takut.
Dal Mi juga masih menatap Ji Pyeong.
Dal Mi mematut diri di depan cermin. Halmeoni masuk dan heran melihat Dal Mi mengeluarkan semua baju.
Dal Mi bilang hari ini hari demo.
Dal Mi : Presentasiku menentukan kelanjutan perusahaanku.
Halmeoni : Kenapa? Itu sudah cantik.
Dal Mi : Tak ada yang bagus. Semua jelek.
Halmeoni terdiam. Dia paham Dal Mi masih kecewa.
Do San juga tengah bersiap. Dia menatap stelan jas yang dia pakai waktu ke pesta In Jae.
In Jae baru datang, terdiam menatap logo Sand Box.
Lalu dia ingat kata-kata Bu Yoon.
“Uang adalah alasan yang baik dan jujur. Tapi tadinya kupikir anak kecil ini akan berbeda.”
Dal Mi yang berjalan di lantai atas, melihat In Jae.
In Jae kemudian beranjak dari logo Sand Box, tapi langkahnya terhenti dan ia terdiam menatap Dal Mi.
In Jae bicara dalam hatinya, kau sudah menemukannya?
Nyonya Cha duduk di pinggir jalan.
Pimpinan Won bersama Sang Soo lewat. Keduanya bergegas turun dari mobil.
Pimpinan Won : Aku dapat informasi bahwa kau sering ada di Sungai Han. Kau bukan monster dari The Host kenapa di sini?
Sang Soo : Astaga. Wajahmu menjadi buruk. Berhenti menyiksa diri, dan kembalilah.
Nyonya Cha bilang Sang Soo masih sama. Dulu seketaris In Jae, sekarang seketaris Pimpinan Won.
Nyonya Cha : Apa itu bisa dibilang naik jabatan?
Pimpinan Won : Kau selalu mengikuti uang. Kenapa tiba-tiba mengikuti harga diri? Jalani satu hal. Kau bisa mati kelaparan jika tak jelas begini.
Mendengar itu, Nyonya Cha teringat mantan suaminya.
Pak Seo : Aku bekerja selama 20 tahun di perusahaan orang lain. Sekarang, biarkan aku hidup melakukan hal yang aku mau.
Nyonya Cha : Kau tak akan bisa apa-apa jika keluar dari perusahaan. Hanya akan ada dua pilihan. Mati kelaparan atau kedinginan.
Nyonya Cha baru menyadarinya sekarang. Dia lalu menatap langit dan minta maaf pada mantan suaminya.
Nyonya Cha : Baru sekarang aku bisa memahamimu.
Tapi Pimpinan Seo mengira kata-kata itu untuknya. Maka Pimpinan Seo menarik tangan Nyonya Cha. Dia memaksa Nyonya Cha pulang. Nyonya Cha gak mau.
Tiba-tiba halmeoni datang dan mengusir Pimpinan Won juga Sang Soo.
Sang Soo tanya halmeoni siapa.
Halmeoni bilang dia mantan mertua Nyonya Cha. Halmeoni lalu mengusir mereka.
In Jae menunggu di ruang tunggu bersama yang lain.
Tak lama Dal Mi datang dan dia duduk disamping salah satu peserta.
Dal Mi melihat peserta itu makan sesuatu.
Dal Mi tanya, apa kau menjadi tenang jika makan itu?
“Entahlah. Aku juga baru kali pertama makan ini.”
“Boleh aku minta satu? Aku sangat gugup.”
In Jae yang mendengar itu, langsung menatap Dal Mi.
Peserta itu bilang, sudah habis.
I Su dan Dae Myung mendekati In Jae.
I Su : Nona Won, apa rumor itu benar? Kudengar anak kecil naik ayunan di logo itu adalah kau.
In Jae membenarkan.
Dae Myung : Hebat. Sungguh? Seperti di buku yang Bu Yoon tulis. Jadi, kau anak yang minta ayahmu untuk tebarkan pasir setelah jatuh itu?
Dal Mi mendengarnya dan langsung menatap In Jae.
In Jae juga menatap Dal Mi dan dia mengiyakan pertanyaan Dae Myung.
Dal Mi kesal. In Jae pergi.
Yang ada di sana salah paham. Mereka fikir, In Jae awal dari Sand Box.
Dal Mi yang kesal, langsung mengejar In Jae.
Diluar, Ji Pyeong melintas melihat Dal Mi.
Ji Pyeong mau mengejar Dal Mi tapi dihalangi Chul San dan Yong San yang tiba-tiba datang.
Ji Pyeong bilang ada sesuatu yang mau dia katakan pada Dal Mi.
Chul San bilang, katakan saja pada mereka. Akan mereka sampaikan.
Ji Pyeong kesal, tapi dia mengalah.
Ji Pyeong : Bagaimana keadaan Nona Seo?
Chul San : Ini Hari Demo yang sangat penting. Dia pasti gugup.
Yong San : Nona Seo bilang dia seperti berada di atas tali.
Ji Pyeong : Kalau begitu, katakan ini kepadanya. Aku akan menjadi alternatifnya, jadi, jangan gugup.
Chul San dan Yong San teringat kata-kata Ji Pyeong saat mereka khawatir Dal Mi akan gagal.
Ji Pyeong bilang dia akan investasi secara pribadi.
Ji Pyeong : Jadi, ada alternatif jika kalian gagal di sini.
Flashback end…
Chul San : Maksudmu alternatif itu?
Ji Pyeong : Ya, tolong sampaikan begitu.
Ji Pyeong pun pergi.
Yong San menatap kepergian Ji Pyeong dengan tatapan penuh arti.
Dal Mi marah. Dia minta penjelasan In Jae soal anak yang naik ayunan itu.
In Jae pun ngaku dia meminjam cerita Dal Mi saat mendaftar ke Sand Box.
In Jae : Aku menulisnya begitu saja, tapi ini menjadi besar. Aku tak tahu Bu Yoon akan terus mengingat ayah kita seperti ini.
Dal Mi tambah marah, ayah kita? Kau bahkan mengubah nama keluargamu! Kau sudah mencuri kenanganku, dan masih tak tahu diri?
In Jae : Ya. Maafkan aku. Tapi aku tak merasa mencurinya setelah melihatmu sekarang.
Dal Mi : Apa maksudmu?
In Jae : Jawab aku. Siapa yang merengek karena takut naik ayunan? Aku atau kau? Siapa yang takut gagal? Aku atau kau? Haruskah aku minta maaf kepadamu yang begini?
Dal Mi terdiam.
Do San tiba-tiba datang dan membela Dal Mi. Dia menyuruh In Jae minta maaf pada Dal Mi.
Do San : Kau sudah mencurinya. Kau bukan apa-apa. Kau hanya pencuri kenangan orang lain. Kau takut, ‘kan? Kau sembunyi dan bohong karena takut ketahuan Kau tak lelah? Itu pasti melelahkan.
In Jae : Kau tahu apa?
Do San : Aku tahu benar. Aku pernah melakukan hal yang sama.
Dal Mi yang mendengar kata-kata Do San, langsung terdiam menatap Do San.
Sa Ha berusaha nelpon Dal Mi dan Chul San menelpon Do San, tapi tak dijawab.
Tak lama, DoDal datang.
Chul San : Kalian dari mana? Acara akan segera dimulai.
Chul San lalu menyoroti pakaian Do San. Dia heran Do San gak pakai setelan.
Chul San : Bukankah mau mendukung Nona Seo memakai setelan?
Dal Mi : Setelan? Mendukungku? Apa maksudmu?
Do San gugup jelasinnya, itu…
Sa Ha tiba-tiba ngajak Chul San bicara.
Chul San langsung senyum-senyum dan tanya kenapa.
Sa Ha : Jangan bertanya, ikuti saja.
Sa Ha megang tangan Chul San dan membawa Chul San pergi.
DoDal yang ditinggal berdua malah canggung.
Sa Ha bilang ke Chul San, kenapa Chul San gak peka.
Sa Ha : Biarkan mereka berdua.
Pipi Chul San memerah.
Sa Ha : Lihat wajahmu. Apa kau begini karena aku menggenggam tanganmu? Kenapa kau murahan sekali? Apa tubuhmu menjadi panas juga?
Sa Ha mengelus pipi Chul San.
Chul San : Jung Sa Ha-ssi, waktu dibohongimu waktu itu, rasanya aku seperti melompat jatuh dari gedung pencakar langit. Mungkin kau melakukannya tanpa rasa apa pun. Tapi aku anak kampung. Jika kau terus perlakukanku begini, aku akan merasa makin bingung. Jadi, untuk ke depannya, tolong jangan begini lagi.
Chul San melepaskan pegangan Sa Ha.
Sa Ha agak terkejut tapi dia bilang mengerti.
Chul San lalu pergi.
Sa Ha terdiam menatap kepergian Chul San.
Do San akhirnya bicara setelah mereka diam cukup lama.
Do San : Kau ingat setelan yang kupakai saat pesta relasi itu, ‘kan? Aku berniat memakai itu ke sini.
Dal Mi : Setelan jas itu? Pakaian itu cocok sekali denganmu. Harusnya kau pakai saja.
Do San : Tapi itu bukan aku. Dal Mi-ya, aku tak mau membuatmu bingung lagi. Jadi, hapus semua yang kau tahu tentangku sampai sekarang.
Dal Mi : “Hapus”? Apa maksudmu?
Do San : Aku tak pernah menulis surat untukmu. Kita juga belum kenal lama. Aku juga berpakaian begini. Aku tak pernah ingin bermain Go-Stop. Ulang tahunku bukan 7 Mei. Jika kau juga bingung tentang perasaanku, lupakan saja rasa itu. Hapus saja semuanya. Aku tak mau kau tersiksa karena itu. Tapi biar kukatakan sesuatu. Kau menjadikan Samsan Tech seperti sekarang. Ini tak palsu. Ini hasil kerja kerasmu. Aku menjamin itu. Jadi, jangan pernah meragukan itu.
Dal Mi berkaca-kaca mendengarnya. Lalu dia mengangguk.
Dong Cheon memanggil Dal Mi. Dia bilang latihan akan segera dimulai. Tapi Dong Cheon udah makai kaos Sand Box lagi. Lalu kemana Ji Pyeong?
Yong San berlari ke lift yang dinaiki Ji Pyeong. Ji Pyeong yang gerah diikuti temennya Do San terus, bilang dia tidak akan menemui Dal Mi.
Ji Pyeong minta Yong San berhenti mengikuti dia.
Yong San : Aku tak mengikutimu. Aku juga mau naik.
Ji Pyeong : Baiklah kalau begitu.
Yong San lalu bilang perkataan Ji Pyeong tadi sangat keren. Dia merasa tenang karena mendengar mereka punya alternatif lain.
Ji Pyeong : Aku tak begitu agar dipuji olehmu.
Yong San : Kau begitu keren dan dapat dipercaya. Tapi kenapa begitu jahat kepada kakakku?
Ji Pyeong : Kakak?
Yong San lalu tanya, kenapa Ji Pyeong membunuh kakaknya.
Ji Pyeong tentu saja heran dengan pertanyaan Yong San.
Tapi melihat Yong San serius, Ji Pyeong pun bilang kalau dia tak kenal kakak Yong San, bahkan dia gak tahu Yong San punya kakak.
Yong San menekan leher Ji Pyeong ke dinding lift.
Yong San : Aku tak banyak berharap, tapi bagaimana mungkin kau tak ingat itu?
Do San pergi menemui Alex. Semua itu karena dia mendengar ucapan Ji Pyeong ke Chul San dan Yong San.
Ternyata Do San melihat saat Chul San dan Yong San menghalangi Ji Pyeong menemui Dal Mi.
Dan Do San denger saat Ji Pyeong menyampaikan pesan buat Dal Mi ke Chul San dan Yong San.
Ji Pyeong bilang dia akan menjadi alternatif bagi Samsan jika Dal Mi gagal.
Tak mau Ji Pyeong jadi alternatif, Do San menerima tawaran Alex. Alex? Dia kaget dan tanya kenapa Do San berubah pikiran.
Do San bilang dia gak mau membuat alternatif kegagalan.
Bersambung.
EPILOG :
Ji Pyeong di restoran, dia sudah mabuk dan mengoceh sendiri.
Ji Pyeong : Tak kusangka aku akan menyatakan perasaan sambil mengaduk mi. Aku berlagak tenang dan santai, padahal aku sangat gugup. Sejujurnya, aku mau dia menjawabku. Tapi di satu sisi, aku juga takut. Jika dia menolakku, ini semua adalah akhir untukku. Aku juga menyesal. Apa seharusnya tak kunyatakan? Apa harusnya kusembunyikan sampai akhir?
Ternyata Ji Pyeong lagi ngomong sama wanita itu. Wanita yang nyuruh Dal Mi minta tolong sama leluhur.
Dan sama seperti sarannya ke Dal Mi, wanita itu menyuruh Ji Pyeong minta tolong sama leluhur.
Ji Pyeong : Leluhur?