Tentangsinopsis.com – Sinopsis Unsung Cinderella: Midori, The Hospital Pharmacist Episode 9 Part 2 – Simak daftar lengkap yuk di tulisan yang ini. Sedangkan Episode sebelumnya baca di sini.
Aoi rupanya sengaja menunggu seno dan mengajaknya makan malam.meski seno heran tapi Aoi mengingatkan janjinya untuk mentraktir seno.
Setelah sampai di restoran pak tatsukawa seno heran lagi karena mereka makan bubur. Aoi bilang karena seno mengalami esofagitis meteka harus makan yang ringan.
Pak Tatsukawa jarang melihat Aoi dan seno makan bersama dia bilang orang yang makan bubur bersama memiliki ikatan yang erat. Karena itulah dia merasa seperti ini. Aoi dan Seno menatapnya keheranan. Tapi menurutnya lagi itu mustahil. Dia tertawa keras. Lalu dia minta maaf pada mereka.
Mereka mulai makan buburnya. Seno merasakan buburnya lezat tak seperti yang ia bayangkan. Aoi minta ia mengendalikan diri. Seno bilang tidak apa apa.
Aoi perlahan bertanya, jiak seno didiagnosis dengan penyakit serius yang tak bisa disembuhkan apa yang akan dia lakukan? Seno terdiam sejenak. Lalu dia bilang akan bekerja sampai akhir. Kenapa? Seno menjawab ibunya melakukan hal yang sama.
Ibunya seorang apoteker di rumah sakit ibunya bekerja terus sampai hari kematiannya. Ibunya bahagia dengan akhir hidupnya. Ibunya bilang,karena mengetahui sisa hari yang dimiliki dia ingin berbuat sebanyak mungkin. Itullah inti dari kehidupan ibunya.
Apoteker bisa digantikan dai ragu apa yang dilakukan ibunya di hari terakhirnya tidak bisa dilakkukan oleh orang lain. Ibunya hanya ingin bekerja smapai hari terakhir hidupnya.
Apa yang akan Aoi lakukan jika dia tahu mengidap penyakit yang tidak bisa disembuhkan? Seno balik tanya. Jika aoi mengalami itu dia tidak tahu harus bagaimana.
Aoi mungkin mengalami syok dan kehilangan selera makan untuk sementara. Seno tertawa. Tentu saja. Seno meminta Aoi menjaga Wakatsuki Haruna itu topik berikutnya. Sulit menangani pasien overdosis. Aoi mengerti.
“Ada apa denganmu? Aku bukan pemula lagi. Berhentilah memberiku topik seperti itu.” Kata Aoi.
Haruna menonton video rekaman saat ia bersama bayinya. Haruna menangis sepertinya ia mulai merasa cemas. Ia pun meminum pil untik cemas. Ia akan meminumnya sekaligus tak sesuai aturan.
Manatan suaminya mengirim pesan ia akan pergi pukul 5.30 sore nanti. Haruna mendapat kiriman foto putrinya. Haruna memandang bayangan diirnya di cermin. Aku ibumu Yuina. Haruna menangis. Lalu membuang semua obatnya di toilet.
Aoi akan membuat catatan program pengobatan untuk Haruna. Aihara melihatnya dari cermin.
Aoi mengirimkan makanan untuk seno. Ia berterima kasih untik traktirannya semalam. Aoi membuat makanan tambahan. Aoi minta ia memakan nasinya jika tidak keberatan. Seno tersenyum melihat bentuk nasinya yang aneh.
Aoi mengunjungi Harun lagi. Saat itu wanita iti sedang memakai bedak ia pun menyembunyikan bedaknya dibawah selimut. Aoi menanyakan keadaannya. Dia bilang lumayan.
Aoi mengatakan dia diberitahu pak kurihara akan datang sore ini. Putrinya tidak sabar bertemu dengannya. Haruna tertawa lalu berbaring miring. Aoi akan datang lagi nanti.
Yuina datang bersama ayahnya. Dia menunjukkan pada Aoi kartu ucapan yang ia buat untuk ibunya dan berharap ibunya akan termotivasi.
Aoi meyakinkan ibunya akan senang menerimanya. Lalu mereka masuk ke kamar haruna tetapi tidak ada orangnya. Lalu terdengar suara barang jatuh dari kamar sebelah.
Ketiganya melihat Haruna dimarahi orang karena mengambil obat orang lain tanpa izin. Mereka menyaksikan Haruna memasukkan banyak pil ke dalam mulutnya.
Haruna melihat Anaknya. Yuina ketakutan melihat haruna yang seperti itu dia bersembunyi dibelakang ayahnya. Haruna terus mendekatinya. Ia mengaku sebagai ibunya. Yuina mengajak ayahnya pulang. Mereka pun pergi kartu yang dibawa yuina terjatuh di lantai.
Haruna tertawa keras sambil menjambak rambutnya. Sesuai dugaan aku tidak bisa disembuhkan katanya. Perawat membantunya kembali ke kamarnya.
Di ruang produksi steril. Aihara memberitahu kudo dan hakura bahwa haruna akan dipindahkan ke departemen kesehatan mental. Terapi spiritual akan menjadi perawatannya.
Di sisi lain Kariya tanya aoi apa yan dibacanya? Aoi bilang itu soal perawatan overdosis lalu naik ke atas. Kariya pikir ia cari masalah lagi. Kudo pikir Aoi tak punya pilihan.
Hakura mengomentari menerima pasien apa adanya itu gaya Aoi midori. Aihara pikir Aoi terlalu banyak menanggung beban sambil menatap keatas. Teman temannya menatap Aihara. Setidaknya dia harus mengandalkan orang oarang disekelilingnya.
Malamnya bu haruna menonton video rekaman saat ia menggendong bayinya. Ia lalu menghapus satu persatu foto dan video tentang anaknya di ponselnya.
Aoi masih di ruang produksi steril. Ada yang menelepon dan Aoi menyiapkan obatnya.Haruna masuk ke sana dan mencari cari obatnya dengan mengobrak abrik isi rak obat. Aoi memergokinya dan menegurnya dengan halus.
Aoi :Bu haruna apa yang kamu lakukan di sini? Pasien tidak boleh masuk ke sini.
Haruna : Aku datang untuk mengambil obat
Aoi : ayo kembali ke kamarmu.Aoi membantunya berdiri Haruna menoleh kesamping.
Tetiba Haruna mengambil gunting diatas meja dan mengancam Aoi.
“Aku bilang berikan padaku.”
“Bu haruna tolong tenanglah.”
“Berikan kepadaku. Aku tak peduli apapun sekarang.”
Tubuh Aoi merosot ke lantai. Ia terlihat ketakutan. Aoi hampir menangis. Untunglah seno masuk.
“ kamu pasti bisa.berikan aku lorazepam.cepat!” perintahnya pada seno. Seno tetap tenang.
“Tolong jangan pergi terlalu jauh. Pinta Aoi pada Harun. Seno memperingatkan Aoi. “ Aoi!”
Aoi : Kamu tidak perlu mendengarkannya. Kamu tidak perlu menyiapkan obat yang tidak bisa membantu pasien. Kamu bilang kamu tidak bisa diaembuhkan. Kamu bisa disembuhkan. Kamu hanya perlu menganggap serius penyakitmu.namun kamu berhenti menjalani pengobatan. Jangan memilih jalan yang mudah. Berhentilah mengatakan bahwa kamu tidak peduli. Beberapa orang kesulitan melawan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Aoi bicara sambil menangis. Kemudian Aoi menangis tergugu.
Haruna : Mengapa kamu menangis? Ini konyol. Aoi menangis makin keras.
Seno meletakkan obat di meja.
Seno : Kamu konyol. Maaf juniorko bodoh. Ada banyak pasien berjuang melawan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Aku salah satunya. Aku didiagnosia menderita kanker waktuku tinggal 3 bulan lagi.
Haruna : Kamu hanya mengarang cerita itu.
Seno : Kuharap begitu tapi itu memang benar. Aku sekarat. Tapi kamu bisa disembuhkan. Mungkin kamu akan menderita dalam prosesnya tapi kamu masih punya kesempatan.
Bisakah kamu membiarkan Aoi membantumu? Saat dia masuk rumah sakit aku ditugaskan membimbingnya. Tidak diragukan lagi dia bodoh tapi dia selalu melakukan yang terbaik untuk pasien. Sekarang dia hanya peduli dengan kondisimu. Dia berusaha mencari cara untuk mengurangi dosisnya untukmu.
Seno mengambil sebuah catatan dan menunjukkannya pada Haruna.
Seno : Dia juga menyiapkan ini untuk Departemen Kesehatan Mental. Aoi akan menemanimu sampai kamu tidak butuh obat lagi. Dia akan menemanimu sampai akhir. Aku bisa menjamin itu. Jadi Bu Haruna bisakah kamu menganggap serius kondisimu sekali saja? Kumohon.
Aoi memberikan kartu dari Yuina yang tertinggal. Haruna membaca tulisan tulisan di dalamnya. Sepertinya haruna tersentuh.
Haruna : Aku tahu akau tidak bisa hidup seperti ini. Tapi…tapi aku tidak punya pilihan. Entah apa yang bisa kulakukan. Haruna menangis tergugu. Aoi memeluknya dan menenangkannya, Tidak apa apa ambil langkah kecil. Kita harus melangkah perlahan. Kamu tidak perlu terburu buru. Haruna makin kencang menangis.
Aoi mengantar Haruna ke kamarnya. Dia sudah tenang dan tidur sekarang. Aoi menemui Seno di ruang obat. Seno sedang membereskan obat obat yang berserakan di lantai.
Aoi : Aku seorang apoteker karena itu aku mengambil keputusan yang dibuat pasien. Selain itu aku bukan dokter. Aku tidak tahu soal kondisimu. Aku tidak bisa membujukmu menjalani pengobatan saat aku tidak yakin dengan kondisimu.
Tapi saat aku dimarahi atau dipandang rendah aku dibenci oleh orang lain aku sungguh berharap senior yang membimbingku sejak awal bisa menjalani pengobatan sekarang. Kamu bilang kamu tidak bisa disembuhkan?
Apa itu memang benar? Mungkin ada cara lain. Bolehkah aku menyelidikinya? Kamu tidak perlu menjalani hidupmu dengan cara yang luar biasa. Tidak apa apa meski hidupmu menyedihkan. Apapun yang terjadi kuharap kamu bisa terus hidup. Aoi hampir menangis.
Seno : Kanker paru paru bukan sel kecil stadium akhir kista ditemukan di esofagus dan kelenjar adrenal. Kemungkinan ini jenis kanker yang termasuk penyakit keturunan. Sel kanker bisa menyebar ke otak dan sumsum tulang.
Karena sel kankernya sudah menyebar ke paru paru ini tidak bisa disembuhkan dengan operasi. Satu satunya pengobatan adalah obat anti kanker. Bagaimana menghadapi pasien ini adalah topik berikutnya. Ada kemungkinan lain. Pada akhirnya aku akan menyetahkan pengobatan dan obatnya kepada apoteker Aoi Midori.
Aoi melakukan bimbingan obat pada Haruna. Setiapa akan meminum obatnya dia memandangi kartu ucapan dari anaknya. Haruna tak jadi meminum obatnya.
Haruna mulai mengalami penurunan bertahap dalam ketergantungan obat. Haruna sudah ceria dan ia membuat origami untuk putrinya.
Akhirnya Haruna diperbolehkan pulang. Mantan suami dan putrinya menjemputnya. Dia terlihat bahagia dan memberikan origami berbentuk bunga untuk putrinya.
Bu Handa menemui dokter Nanao.
Bu Handa : Aku di sini untuk berdiskusi denganmu tentang pasien pengidap kanker yang termasuk penyakit keturunan dengan kista di esofagus dan kelenjar adrenal.
Nanao : Tidak diragukan lagi ini penyakit langka.Tapi beberapa pasien dengan gejala serupa telah berpartisipasi dalam eksperimen.
Bu Handa : Aku mengerti maksudmu ibunya seno bukan?
Nanao : Apa terjadi sesuatu dengan seno?
Bu Handa : Kuharap kita bisa menemukan obat yang tepat untuknya. Hanya kamu yang bisa membantu. Aku tidak sabar menunggu kabar darimu dokter nanao. Setelah bu handa pergi terbentuk senyuman diwajah Nanao.
Seno kembali membantu departemen darurat. Aoi sepertinya mencari tahu tentang penyakit seno. Dokter Nanao memberitahu Aoi ada obat yang efektif untuk seno.
Seno terlihat kesakitan lagi. Dan sepertinya seno menjalani perawatan. Teman teman apotekernya mengunjunginya.