Tentangsinopsis.com – Sinopsis Show Window : The Queen’s House Episode 6 Part 3 , Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini yuk….EPISODE SEBELUMNYA DISINI.
Sebelumnya…
Sun Joo syok Mi Ra berani datang ke rumahnya. Apalagi dengan penampilan seperti itu.
Mi Ra nya malah tersenyum.
Mi Ra : Aku datang karena khawatir. Aku dengar bahwa kau keluar dari rumah sakit, tapi aku tidak tenang sampai aku melihatmu sendiri. Apa kau baik-baik saja? Kau terlihat baik. Itu melegakan. Aku baik-baik saja. Kau pasti sangat khawatir. Tentu saja… bayinya juga baik-baik saja.
Mi Ra lalu bertanya, apa Sun Joo gak akan nyuruh dia masuk.
Sun Joo : Lalu haruskah aku mengundangmu masuk?
Mi Ra : Aku datang karena aku sangat mengkhawatirkanmu. Kau bisa menawarkanku setidaknya teh. Kita telah menjadi dekat.
Sun Joo : Dekat?
Sun Joo kesal, pergilah.
Tapi saat Sun Joo mau menutup pintu, anak-anak pulang.
Mi Ra menyapa anak-anak Sun Joo.
Mi Ra : Terakhir kali kita bertemu, kan?
Tae Hee dan Tae Yong ingat siapa Mi Ra.
Mereka langsung menyapa Mi Ra dengan sopan.
Mi Ra : Apa kau pulang dari sekolah sekarang?
Tae Yong : Dari akademi setelah sekolah.
Mi Ra : Kau pasti lelah. Ayo masuk.
Mi Ra mengajak anak-anak masuk.
Sun Joo geram dengan kelakuan Mi Ra.
Sun Joo tengah membuat teh. Dia mendengar percakapan Mi Ra dan kedua anaknya.
Mi Ra : Aku kemari setelah mendengar ibumu mengalami kecelakaan. Aku sangat khawatir sampai aku tidak bisa duduk diam.
Tae Yong : Ini melegakan dia tidak terluka parah, tapi kami sangat terkejut.
Mi Ra : Sudah kuduga.
Tae Hee : Tapi… kau terlihat sedikit berbeda. Dari terakhir kali kami melihatmu.
Mi Ra : Ya, aku mengubah riasanku. Bagaimana menurutmu? Apa ini cocok untukku?
Tae Hee : Kau terlihat lebih polos terakhir kali, tapi sekarang kau terlihat lebih urban dan modern? Secara pribadi, aku lebih suka gaya ini.
Mi Ra : Benarkah? Aku khawatir itu mungkin tidak cocok untukku, tapi aku lega kau menyukainya.
Sun Joo yang udah gak tahan lagi, meminta Mi Ra pergi dengan sopan.
Tapi Mi Ra malah minta makan. Dia bilang dia lapar.
Myung Seop pulang. Dia terkejut melihat Mi Ra.
Mi Ra pura2 tidak mengenal Myung Seop. Dia mengenalkan dirinya.
Mi Ra : Senang bertemu denganmu. Aku Yoon Mi Ra.
Tae Yong memberitahu ayahnya kalau Mi Ra berteman dengan Sun Joo.
Mi Ra : Aku pikir Tae Yong terlihat seperti ibunya, tapi dia lebih mirip ayahnya.
Mi Ra menatap Myung Seop dengan tatapan marah.
Sun Joo menyuruh Mi Ra pergi.
Mi Ra terus mengoceh. Dia bilang dia banyak mendengar tentang Myung Seop dari Sun Joo.
Sun Joo gak kuat lagi. Dia ingin muntah dan lari ke toilet.
Tae Hee menyusul Sun Joo.
Tae Hee cemas, apa karena kecelakaan itu? Bukankah ibu harus pergi ke rumah sakit?
Sun Joo : Tidak, itu tidak perlu.
Tae Hee : Ibu bukan dokter. Ayo kita ke rumah sakit sekarang.
Sun Joo : Aku akan pergi besok.
Mi Ra melihat papan catur Sun Joo.
Dia pun mendekatinya dan mengaku dia suka main catur.
Tae Yong menyusul Mi Ra. Dia melihat Mi Ra menaruh pion hitam disamping Raja, menggantikan posisi Ratu.
Tae Yong : Ini Promosi.
Mi Ra : Kau tahu tentang itu?
Tae Yong : Itu adalah aturan khusus yang memungkinkan pion dipromosikan menjadi Ratu jika mencapai sisi lawan.
Mi Ra : Kau tahu itu dengan baik.
Tae Yong : Maka kau telah menjadi Ratu Hitam sekarang.
Mi Ra menatap Myung Seop dengan kesal.
Mi Ra : Aku telah menjadi Ratu Hitam.
Myung Seop menyuruh Mi Ra pergi.
Dia bilang, Sun Joo lagi gak enak badan.
Sun Joo keluar bersama Tae Hee.
Tae Yong berlari mendekati Sun Joo.
Sun Joo juga menyuruh Mi Ra pergi. Dia bilang dia butuh istirahat.
Mi Ra beranjak menuju pintu.
Mi Ra : Aku khawatir. Aku harap itu bukan efek samping dari kecelakaan itu.
Mi Ra lalu berjalan melewati Myung Seop, sambil menatap kesal Myung Seop.
Mi Ra : Lalu aku akan pergi hari ini.
Tapi kemudian Mi Ra berbalik menatap Myung Seop lagi. Dia memanggil Myung Seop ‘Kakak Ipar’ dan meminta Myung Seop mengantarnya.
Mi Ra : Aku merasa tidak enak memanggil taksi karena terlalu dekat untuk pengemudi, tapi aku tidak bisa berjalan pulang karena kebetulan aku memakai sepatu hak tinggi.
Sun Joo yang kesal, masuk ke kamarnya.
Myung Seop mengantarkan Mi Ra. Di mobil, dia tertawa keras.
Mi Ra : Perutku sakit karena terlalu banyak tertawa. Ekspresi kaget di wajahmu tadi, sungguh lucu. Aku hampir mengambil fotonya.
Myung Seop marah, apa yang salah denganmu?
Tawa Mi Ra langsung hilang, berganti dengan kemarahan.
Mi Ra : Apa kau bahkan peduli jika aku mati atau tidak? Kau bahkan tidak khawatir jika bayi kita baik-baik saja? Bagaimana bisa kau pergi begitu saja dengan Han Sun Joo saat aku masih terbaring di sana?!
Myung Seop : Lalu apa yang bisa aku lakukan dalam situasi itu?
Mi Ra terdiam mendengarnya.
Sun Joo di kamarnya cemas menunggu Myung Seop yang lagi ada di rumah si pelakor.
Myung Seop menyuruh Mi Ra ke LN.
Myung Seop : Aku sudah bilang. Kau berbakat. aku akan mendukungmu, jadi pergilah belajar desain di luar negeri. Dan, milikilah bayi di sana juga.
Mi Ra kecewa, apa kau mencoba untuk mengirim jauh aku dan bayi ini sekarang?
Myung Seop : Mari berpikir dan bertindak lebih dewasa tentang apa yang terbaik untuk kita. Aku tidak akan pernah mengabaikanmu dan bayi itu. Aku akan bertanggung jawab penuh. Tapi sekarang, kita perlu berhati-hati. Untuk kita dan demi bayi itu.
Mi Ra : Untuk kita dan demi bayi kita?
Mi Ra berkaca-kaca mendengar kalimat ‘bayi kita’.
Myung Seop : Itu benar. Demi kita. Dan demi bayi kita. Semuanya akan hancur jika kau meledak seperti ini. Jadi Mi Ra, mari kita bertahan sedikit lebih lama, ya?
Mi Ra : Sampai kapan?! Berapa lama aku harus menunggu?!
Myung Seop : Sampai aku punya semua Rahen. Sampai aku membuatmu menjadi istri pemilik Rahen.
Myung Seop yang baru tiba di rumah, terkejut melihat mobil Sun Joo melaju keluar.
Sun Joo sendiri mendatangi Mi Ra. Dia bilang dia datang untuk memperingatkan Mi Ra.
Mi Ra tertawa, peringatkan aku?
Sun Joo : Tinggalkan lingkungan ini sekarang. Jauhi aku dan keluargaku!
Mi Ra : Aku tidak berpikir bisa melakukan itu. Aku sudah bilang. Aku mencoba untuk pergi tapi tidak bisa. Di samping itu sekarang aku punya alasan untuk tinggal.
Mi Ra memegangi perutnya.
Sun Joo : Jadi… Jadi apa yang akan kau lakukan?
Mi Ra : Aku masih belum tahu apa yang harus aku lakukan. Untuk sekarang, bukankah lebih baik melahirkan bayinya dulu?
Mi Ra lalu berkata dia sudah mendekor kamar bayi dan meminta Sun Joo untuk melihatnya.
Mi Ra menarik paksa Sun Joo ke kamarnya.
Sun Joo syok melihat dekorasi kamar bayi di kamar Mi Ra.
Mi Ra : Aku dengar ada banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum melahirkan. Ibuku sudah meninggal dan aku tidak punya kakak perempuan. Tidak bisakah kau membantuku, Eonni?
Sun Joo makin geram, ya, kau…
Mi Ra senang melihat ekspresi wajah Sun Joo.
Sun Joo pulang dan melihat Myung Seop menunggunya di depan rumah.
Myung Seop : Yeobo.
Sun Joo : Bajingan.
Sun Joo ingin masuk tapi tangannya diraih Myung Seop.
Sun Joo menghempaskan tangan Myung Seop dan menampar Myung Seop.
Sun Joo : Jangan sentuh tanganku.
Myung Seop membawa Pak Yoon menemui Pimpinan Kim.
Pimpinan Kim : Orang yang ingin aku temui adalah desainer Victoria.
Myung Seop : Oh, aku pikir akan lebih baik untuk meminta Pimpinan Yoon Hyeong Gook di sini, apa pun yang ingin kau ketahui secara langsung.
Pimpinan Kim : Bagus. Kau bisa pergi.
Myung Seop beranjak keluar.
Pimpinan Kim : Apa yang dilakukan desainer Victoria akhir-akhir ini?
Pak Yoon : Apa? Oh, keponakanku? Dia sudah menikah dan hidup dengan baik.
Pimpinan Kim : Dia sudah menikah?
Pak Yoon : Ya. Dia bahkan punya anak. Tapi kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang keponakanku?
Pimpinan Kim : Aku menyukai desain Victoria, jadi aku akan memintanya untuk bekerja pada proyek berikutnya.
Pak Yoon : Oh, dia tidak bekerja lagi. Dia bersenang-senang membesarkan anaknya.
Pimpinan Kim : Lalu dimana dia tinggal sekarang?
Pak Yoon : Di suatu tempat dekat Changwon, maksudku mengunjunginya, tapi aku belum bisa karena sangat sibuk. Aku paman yang buruk. Karena kita sedang membicarakan masalah ini, aku harus pergi menemuinya.
Joon Sang memijat kaki Ye Rang. Ye Rang nya sibuk main ponsel.
Joon Sang : Apa kau dekat dengan Han Sun Joo?
Ye Rang : Yah, kami memang sering bertemu. Apa kita dekat? Aku tidak yakin. Dia bukan seseorang yang terlalu dekat dengan orang lain.
Joon Sang : Aku tidak yakin jika aku bisa meminjam uang dari dia.
Ye Rang langsung nurunin kakinya. Dia marah.
Ye Rang : A-apa? Uang? Sayang! Apa perusahaan dalam masalah?!
Do Hyeok ngasih kartu namanya yang baru ke Eun Kyung.
Eun Kyung : Firma Hukum Daeha? Apa ini?
Do Hyeok : Apa kau tidak tahu itu apa? Itu kartu nama.
Eun Kyung : Jadi kenapa kau pengacara untuk Firma Hukum Daeha? Kau adalah Kepala Kejaksaan di Kantor Kejaksaan Pusat Seoul.
Do Hyeok : Omong kosong apa. Aku berhenti.
Eun Kyung : Apa maksudmu kau berhenti?
Do Hyeok : Aku berhenti menjadi jaksa!
Eun Kyung : Kenapa?!
Do Hyeok : Apa lagi, itu karena aku dibayar sedikit dan yang aku dapatkan hanyalah kritik!
Eun Kyung : Tapi tetap saja, bagaimana kau bisa berhenti? Kau gila?!
Eun Kyung langsung diam pas Do Hyeok hendak memukulnya.
Do Hyeok : Apa katamu? Beraninya kau memanggilku gila?!
Hari sudah malam. Myung Seop sudah mau pulang, tapi Mi Ra menghubunginya.
Mi Ra : Aku ingin makan pasta vongole yang kau buat. Aku belum bisa makan apa-apa hari ini karena mual di pagi hari. Kau akan datang, kan?
Mi Ra sendiri baru pulang belanja.
Myung Seop terdiam. Lalu tak lama, dia mengambil amplop di lacinya dan beranjak pergi.
Bersambung ke part 4…