Tentangsinopsis.com – Sinopsis Revolutionary Sister Episode 7, Lihatlah daftar selengkapnya ada di tulisan yang ini gaes! Selain itu bisa juga membaca Episode sebelumnya cek di sini.
Kwang Sik dibawa sama detektif dan diinterogasi. Ia ditetapkan sebagai tersangka. Apalagi ia habis kabur dan itu makin membuatnya dicurigai. Detektif mengungkit perlakuan nggak adil yang Keang Nam dapat di keluarganya. Secara ia tadinya diharapkan lahir sebagai laki-laki. Ibu kurang menyayanginya. Ia membiayai kuliahnya sendiri dan hal menyakitkan lain. Semua itu bisa menjadi motornya melakukannya.
Kwang Sik kekeuh membantah.
Ki Jin dibawa ke sebuah kamar sempit dan anak buah ayahnya dan hanya dikasih dua set pakaian dalam, dua set pakaian olahraga, dan dua pasang kaus kaki. Dia juga nggak boleh melarikan diri. Ki Jin protes dan bilang nggak bisa bertahan hanya dengan itu. Anak buah ayahnya menyuruhnya untuk mencucinya.
Dan ternyata Ki Jin juga nggak dikasih uang. Ia mengejar dua anak buah ayahnya dan meminjam uang dari mereka tapi nggak dikasih.
Kwang Nam meminum obatnya sementara Kwan Tae memasak di dapur. Akhirnya Kwang Sik pulang. Kwang Tae yang marah berniat mengusirnya tapi Kwang Nam menahan dan nyuruh Kwang Tae masuk kamar. Alih-alih marah pada adiknya Keang Nam justru memeluknya. Ia lega Kwang Sik kembali.
Kwang Sik mengeluhkan kakaknya yang tampak sangat kurus sekarang. Keang Nam memberi tahu kalo ia minum obat. Ia nggak tahu Gimana ia bisa bertahan selama setahun ini. Kwang Tae banyak membantunya.
Kwang Tae sendiri nangis di kamar. Kwang Sik masuk dan menemuinya. Kwang Tae marah pada Kwang Sik dan mengeluhkan apa saja yang ia dan Kwang Nam alami selama ini. Sepeninggal ibu mereka diinterogasi dan Kwang Nam sampai mencoba untuk bunuh diri tapi Kwang Sik malah pergi tanpa ngasih tahu.
Kwang Sik memeluk adiknya dan menangis bersama. Di luar Kwang Nam juga nangis dengar tangisan kedua adiknya.
Bibi Bong Ja membantu ayah beberes. Ayah akan pergi. Barang-barangnya ia titipkan ke bibi untuk ditaruh di gudangnya. Ayah sendiri nggak tahu harus kemana. Ia akan naik bus secara acak di terminal nanti. Bibi Bong Ja sampai nangis. Ia berpesan agar ayah jaga diri baik-baik dan kembali kapanpun ia mau. Ayah berpesan agarbibi memberitahunya saat pembunuhnya tertangkap.
Bahkan saat sudah mau pergi ayah masih merasa berat. Itu adalah rumah pertama yang ia beli dengan kerja kerasnya dan ia sudah tinggal di sana selama 20 tahun. Ia berharap Kwang Sik akan menemuinya. Bibi menarik ayah untuk pergi dari sana karena hanya akan membuatnya sedih kalo terlalu lama.
Bibi membawa barang-barang ayah ke gudang. Di sebelahnya ada koper milik ayah yang digembok. Sebelumnya ayah melarang bibi untuk membukanya.
Kwang bersaudara sedang makan mie. Kwang Nam mendapatkan kembali selera makannya. Mungkin itu berkat Kwang Sik yang sudah kembali. Ia meminta Kwang Sik untuk tinggal dengannya alih-alih menyewa studio. Kwang Sik mau saja tapi dia nggak enak dengan Byeon Ho. Kwang Nam menenangkan kalo nggak akan ada masalah dengan itu. Kwang Tae meminta kakaknya agar nggak pergi lagi. Kalo enggak ia akan menghajarnya. Kwang Sik malah bangkit dan menantang Kwang Tae untuk bertarung. Mereka bertarung dan Kwang Tae memenangkannya.
Byeon Ho pulang. Dia kaget lihat Kwang Sik. Dari mana aja? Kwang Nam ngasih tahu kalo dia belum bilang padanya. Byeon Ho yang melihat ramyun ditawari sama Kwang Sik untuk makan juga. Dia sepryui tertarik tapi Kwang Tae malah bilang kalo pengacara seperti Byeon Ho nggak akan mau makan ramyun. Byeon Ho hanya menghela nafas lalu masuk ke kamar.
Kwang Nam menyusul Byeon Ho ke kamar. Mereka membicarakan Kwang Sik yang keliling dunia dengan berjalan kaki. Byeon Ho sih nggak heran karena dia yang paling berani di antara mereka bertiga. Kwang Nam menyinggung yang paling cantik adalah dirinya. Byeon Ho menanggapinya dengan santai. Kwang Nam mencium jas Byeon Ho bau susu. Byeon Ho sempat terdiam sampai akhirnya ia menjawab kebanyakan minum susu dan mengalihkan bilang mau mandi.
Seorang gadis SMA melihat banner banding saksi kasus ibu dan seperti tahu sesuatu.
Kwang Sik datang ke agen perumahan dan menanyakan tempat yang bisa ia gunakan untuk mengelola restoran.
Ye Seul sedang bekerja. Manajernya yang dulu mengabarkan kalo Pak Tak ingin menemuinya tapi Ye Seul sudah nggak tertarik untuk bernyanyi lagi. Ia bekerja di perusahaan pindahan. Impiannya sekarang adalah mencari uang yang banyak. Manajernya mencoba untuk membujuknya tapi Ye Seul nggak terpengaruh. Ia melanjutkan pekerjaannya dan mengirimkan bahan makanan ke sebuah apartemen.
Ternyata yang memesan adalah Kwang Sik. Ia mengambil bahan makanan itu dan memasaknya. Nggak lama kemudian masakannya siap. Ia menyajikannya di meja makan tepat saat Byeon Ho mau berangkat kerja. Ia menawarinya untuk sarapan bareng tapi Byeon Ho menolak.
Kwang Nam terbangun karena aroma masakan Kwang Sik. Nggak tahu kenapa Kwang Sik merasa kalo Byeon Ho nampak lebih muda, lebih bertenaga dan lebih bahagia. Kwang Nam pikir mungkin karena Byeon Ho mulai berolahraga beberapa bukan yang lalu. Dia keluar rumah tepat pukul 4.00. Dia berhenti merokok dan minum serta makan malam tim berakhir dengan ronde pertama. Dia selalu bersenandung,
Kwang Sik berpesan agar Kwang Nam waspada. Itu mencurigakan. Kwang Nam membantahnya dan memanggil Kwang Tae untuk makan.
Byeon Ho datang ke tempat Shin Maria untuk bertemu dengan putranya. Setelah memakai hand sanitizer ia langsung menggendong berkat. Akhirnya ia mengambil pekerjaan yang ditawarkan padanya. Gajinya lebih besar dari pekerjaan yang sekarang dan ia akan menggunakannya untuk memenuhi semua kebutuhan berkat.
Shin Maria juga merasa kalo sejak adaberkat semuanya jadi lancar. Byeon Ho sampai merasa kalo ia bisa mati saat itu juga saking bahagianya. Dan untuk merayakan pekerjaan barunya ia mengajak Shin Maria dan Berkat untuk merayakannya. Mereka akan makan bersama sebelum seminarnya di Jeju.
Kwang Nam bertemu dengan temannya yang sudah punya anak. Beda dengan Kwang Nam yanh memutuskan nggak mau punya anak karena nggak mau kehilangan bentuk tubuhnya yang sekarang. Suaminya juga nggak terlalu suka dengan anak kecil. Jadi saat ia memutuskan untuk nggak punya anak suaminya langsung setuju. Ia sama sekali nggak tertarik saat temannya menyebutkan enaknya punya anak dalah keluarga. Kalo nghak mau banyak seenggaknya dia bisa punya satu.
Ah Reum yang pulang sekolah melihat banner itu lagi. Mendadak matanya membelalak ingat sesuatu.
Hari ini Oh Taeng Ja keluar dari penjara. Dia memakai baju yang sangat mempesona dan berjalan dengan penuh percaya diri. Nggak ada yang menjemputnya. Ia mengambil tahu orang lain saat sedang lewat dan hanya mengangkat tangan melambai. Habis itu ia datang ke panti asuhan Haeundae untuk menjemput putrinya Ttu Gi. Putri Taeng Ja lebih dewasa dari ibunya. Ia mengomentari penampilan ibunya yang bahkan bisa memperlihatkan yang nggak seharusnya dan menawarkan untuk mencarikan suami bekas. Hidup ini singkat.
Taeng Ja yang amat merindukan putrinya merasa hanya butuh Ttu Gi. Ttu Gi yang berpikir dewasa berpesan agar ibunya agar berhenti berjudi dan melakukan pekerjaan jujur. Taeng Ja malah menasehati agar putrinya bersembunyi saat dunia sedang kacau. Ia lalu mengajaknya makan dan minum soju karena ia lapar. Ttu Gi melarang ibunya minum soju.
Kwang Nam yang sudah mau tidur membicarakan rasanya punya anak. Byeon Ho yang mendengarnya berpikir untuk sekalian saja membicarakan punya anak. Kwang Nam langsung menolak. Byeon Ho menekankan kalo Keang Nam nggak perlu melahirkannya. Mendadak Shin Maria mengirim pesan. Rumah sakit Daehan. Byeon Ho langsung mau pergi dengan alasan kalo ayah temannya meninggal. Kwang Nam menyinggung tentang adopsi dan bilang nggak mau.
Byeon Ho sudah mau pergi. Di depan dia malah bilang ke pemakaman ibu temannya. Kwang Sik dan Kwang Tae menyinggung tentang pakaiannya yang harusnya hitam. Terpaksa Byeon Ho kembali dan mengganti pakaiannya.
Akhirnya ja sampai di rumah sakit
Kwang Nam, Kwang Sik dan Kwang Tae meributkan siapa yang meninggal. Kwang Nam kekeuh bilang ayah teman Byeon Ho tapi Kwang Sik dan Kwang Tae bilangnya ibu teman Byeon Ho.
Di rumah sakit Byeon Ho harus membayarkarena Berkat nggak punya asuransi. Shin Maria berdalih kalo mereka belum menamainya. Ia menggandeng tangan Byeon Ho dan bersikap sebagai istrinya. Sesampainya di luar mereka bertengkar. Shin Maria memutuskan untuk memberi nama pada berkat dan mendaftarkannya sebagai anaknya. Byeon Ho nggak setuju. Ia sendiri sedang mencari waktu yang tepat untuk mendaftarkannya. Shin Maria nghak percaya. Ia menilai kalo Byeon Ho bahkan nggak punya niat dan keberanian. Ia bahkan datang ke rumah sakit dengan alasan mau ke pemakaman.
Byeon Ho langsung terdiam melihat pakaiannya. Shin Maria kesal. Ia naik taksi bersama berkat dan pergi.
Bibi Bong Ja mencari ahjumma. Bukan untuk bersih-bersih tapi untuk menemaninya ke suatu tempat.
Ayah Dol Se membuat kimchi banyak sekali. Ia mencicipi rasanya dan tersenyum.
Ternyata bibi Dong Ja minta ahjumma untuk menemaninya ke rumah sakit. Ia melakukan pemeriksaan dan ahjumma menggenggam tangannya menguatkannya.
Kimchi yang ayah Dol Se buat ia bawakan untuk Bae Seul dan menantunya. Ia menekan bel apartemennya berkali-kali tapi nggak ada yang membuka pintu. Di luar petugas memberitahu ayah kalo menantunya ada di rumah. Ayah melihatnya dan memberikan kimchi buatannya. Menanti ayah nggak menyukainya dan melarang ayah datang membawa makanan.
Ayah memberikan kimchinya untuk diberikan pada Bae Seul karena Bae Seul suka dengan kimchi segar. Menanti ayah memberitahu kalo seleranya sudah berubah. Ia menolak kimchi ayah dan menjatuhkannya sampai tumpah lalu pergi begitu saja. Belum lagi petugas kebersihan yang melihatnya juga dan membandingkan menantunya dengan menantu ayah yang nggak ada baik-baiknya.
Ye Seul datang ke rumah ayah tapi ayah nggak ada. Nggak lama kemudian ayah datang dan mereka pun duduk di depan. Ayah menyinggung apa yang Ye Seul katakan sebelumnya yanh bilang nggak akan datang lagi. Ye menekankan kalo itu karena wasiat ibu dan mau membacanya tapi ayah melarang. Ia bahkan sudah hafal. Ye Seul memberikan obat yang ia bawa untuk ayah juga makanan yang ia beli. Jangan sampai ayah melewatkan makan agar bisa panjang umur dan melihatnya sukses. Ia bahkan menunjukkan rekeningnya agar ayah bisa melihat betapa banyaknya uangnya sekarang.
Ayah mengungkit gimana dulu Ye Seul sangat ingin jadi penyanyi. Ia bahkan nangis saat memotong rambut panjangnya. Ye Seul melihat kimchi buatan ayah dan berpikir kalo ayah membawakannya lagi untuk Bae dan istrinya dan ditolak. Ayah membantahnya. Ia membawanya kembali karena mereka nggak ada di rumah.
Ye Seul nggak percaya. Terus kenapa ayah nggak meninggalkannya di pos satpam? Kenapa kimchinya tumpah? Ayah beralasan kalo kimchinya berat jadi ayah menjatuhkannya. Ye Seul tahu pasti kalo ayah bohong. Ia mengungkit gimana menantu ayah nggak mengakui ayah sebagai mertua. Ia bahkan nggak diijinkan untuk melihat cucunya. Ia lalu menyinggung ayah yang ngasih nama Putra sulungku ke nomornya Bae Seul sedang nomornya dikasih nama Dua. Kejam banget. Apa dia bukan anak Ayah? Kenapa nggak putra bungsu apa putra kedua. Ayah malah menyalahkan Ye Seul yang sudah melihat ponselnya. Ye Seul makin kesal jadinya. Kenapa ayah nyuruh dia yang membelikan obat? Kenapa nggak minta sama putra sulungnya?
Ayah nggak mau terus berdebat dan masuk ke rumah. Ye Seul yakin kalo ayah terdampar sama kebenaran dua. Ia melarang ayah untuk datang lagi ke sana karena itu juga mempermalukannya. Ayah bahkan nggak diundang ke pernikahan mereka. Ye Seul bangkit dan menendang tong sampai membuat ayah keluar lagi dan nyambit dia pakai tutup tong.
Bibi Bong Ja ternyata menderita polip rahim tapi sudah diangkat. Dan hari ini juga adalah hari ulang tahun bibi Bong Ja. Ahjumma membuatkannya sup rumput laut. Ia nggak ngerti kenapa bibi minya ditemani orang asing di rumah sakit. Ia melihat kalo bibi tinggal sendiri. Nggak punya anak dan suami. Bibi menyesalkan kenapa ia harus punya rahim padahal nggak bisa punya anak. Di usianya yang sudah 60 tahun ini ada dua hal yang ia sesali.
Pertama karena ia nggak punya anak. Dulu ia nggak pernah memikirkannya tapi sekarang ia menyesalinya. Dan yang kedua adalah melakukan sesuatu yang nggak dihargai dama siapapun. Ia menganggap istimewa seorang pria biasa dan mempertaruhkan seluruh hidupnya untuknya. Ahjumma berpikir kalo bibi jatuh cinta pada suami orang. Ia bisa menyuburkan tanah di kebun sesukanya tapi pemiliknya yang memanen buahnya. Ia menasehati agar bibi mencari kesenangan dalam hidupnya. Hidup ini terlalu singkat. Semaunya akan berakhir sebelum ia menyadarinya. Kalo ia jadi bibi ia akan pergi ke manapun.
Byeon Ho mengemasi koper nya dan bersiap untuk pergi. Kwang bersaudara mengadakan acara makan untuk merayakan pekerjaan barunya. Byeon Ho berusaha untuk pergi tapi mereka menahannya dan memintanya untuk makan dulu.
Sementara itu di rumahnya Shin Maria juga masak banyak. Ingat apa yang Byeon Ho katakan sebelumnya yang ingin merayakan pekerjaannya sambil membicarakan tentang Berkat.
Kwang Tae menyinggung yang meninggal tempo hari. Ayah atau ibu temannya? Byeon Ho menjawab ayah. Kwang Tae heran. Jelas-jelas ia bilang ibu. Byeon Ho nggak mau membahasnya dan mengalihkan dengan memuji makanan Kwang Sik. Kwang Tae menyuapi Byeon Ho dengan tujuan minta dikasih uang saku. Kwang Nam pikir juga Byeon Ho dapat banyak gaji di pekerjaan barunya. Tapi Byeon Ho malah bilang kalo gajinya sama. Ia hanya ingin pengalaman baru. Kwang Sik sependapat dengan Byeon Ho. Bisa beristirahat lebih baik dari pada uang. Byeon Ho merasa gelisah tanpa yang lainnya sadari karena sangat ingin bersama Berkat.
Shin Maria bosan menunggu. Ia memasukkan semua makanannya ke kulkas. Ia marah. Berkat juga nangis.
Bibi mau minum obat. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Siapa?
Bersambung…
