Red Shoes Eps 87 Part 1

Tentangsinopsis.com – Sinopsis Red Shoes Episode 87 Part 1, Cara pintas untuk menemukan spoilers lengkapnya ada di tulisan yang ini. Cara lain untuk cari cerita spoiler Episode sebelumnya cek disini

Ju Hyung kembali ke ruangannya. Dia membaca lagi buku harian Hee Kyung.

Hee Kyung : Ini kesempatan kedua dalam hidupku. Tapi aku tidak senang. Ibu mertuaku membenci segala sesuatu tentangku. Usahaku tidak ada gunanya. Dia hanya peduli pada putranya. Ini anaknya ini, anaknya itu. Mungkin akan lebih baik jika ibu Ju Hyung mati. Kasihan dan amarah terus silih berganti. Kenapa semua orang membenciku? Mati saja! Mati!

Ju Hyung menutup buku harian Hee Kyung. Dia marah.

Tak lama kemudian, Ju Hyung beranjak pergi, membawa buku harian Hee Kyung.

Di ruangannya, Soo Yeon tak tenang memikirkan kata-kata Jin A tadi pas sarapan.

Jin A : Kau harus tahu. Cari tahu apa yang dilakukan kakakmu, Pimpinan Kwon yang hebat. Dia membunuh ayahku! Ibuku! Dan dia mencoba membunuhku juga, apa kau tahu!

Seseorang mengetuk pintu ruangan Soo Yeon.

Soo Yeon : Ya.

Ju Hyung masuk. Soo Yeon langsung menyuruh Ju Hyung duduk.

Soo Yeon : Aku merasa aku dapat melihat keponakanku lebih sering, daripada aku berada di rumah. Ada apa? Kakakku tidak menyuruhmu membawaku pulang, kan?

Ju Hyung : Bibi, kau ingat apa yang kau katakan padaku sebelumnya? Tentang perkataan nenek sebelum meninggal. Menurutmu itu benar? Kata-kata itu tidak mau keluar dari kepalaku.

Soo Yeon bilang ibunya menunjukkan tanda-tanda demensia, tapi sang ibu terus berkata, ‘Hee Kyung, penyihir’, ‘Dia memasukkan sesuatu ke dalam makananku’, ‘Dia mencoba membunuhku’.

Soo Yeon : Kenapa kau terus menanyakan itu? Apa kau pikir Hee Kyung terlibat dalam kematian ibumu?

Ju Hyung : Beberapa waktu yang lalu, aku bertemu perawat yang bertanggung jawab atas ibuku. Dan dia mengatakan hal serupa. Ibu tiri membawakan bubur setiap kali dia berkunjung, dan perawat melihatnya memasukkan bubuk aneh ke dalam makanan.

Sontak Soo Yeon kaget mendengarnya.

Ju Hyung : Aku ingin tahu apa buku harian nenek benar-benar ada.

Soo Yeon : Aku tidak yakin. Hee Kyung… mungkin sudah menyingkirkannya. Jika itu benar, kita tidak bisa membiarkan ini meluncur begitu saja. Kakakku perlu tahu.

Ponsel Soo Yeon berdering. Telepon dari Tae Gil.

Tae Gil : Makan siangmu menyenangkan?

Soo Yeon : Mari kita bicara nanti. Aku sedang rapat.

Tae Gil : Oke. Kau hanya akan terluka jika kau memikirkannya, jadi lupakan saja. Aku akan meneleponmu kembali nanti. Selamat tinggal.

Tae Gil sendiri lagi di toko sama Sun Hee.

Sun Hee : Beberapa gadis sangat beruntung. Mereka punya pacar yang manis untuk menghiburnya.

Tae Gil : Bayangkan betapa menyakitkannya itu untuk Soo Yeon.

Sun Hee : Bagaimana dengan Jemma? Itu tidak benar, Tae Gil. Semua yang dikatakan Jemma benar. Bagaimana kau bisa mengatakan itu ketika kau berpikir tentang Ok Kyung? Itu membuatku ingin melihat darah. Aku tidak pernah bisa menjalin hubungan dengan saudara bajingan yang membunuh adikku. Tidak. Kau bukan orang rendahan yang amoral. Ini tidak benar.

Hee Kyung ke ruangan Hyeok Sang. Dia melihat Hyeok Sang tengah duduk sambil memejamkan mata.

Hyeok Sang tahu Hee Kyung datang, ada apa?

Hee Kyung : Istri Ketua Seo menelepon. Mereka ingin makan malam. Kita berempat.

Hyeok Sang sinis, kau bisa pergi dan membual sepuasnya, Min Daepyonim.

Hee Kyung : Apa?

Hyeok Sang menatap Hee Kyung, aku mengenalmu. Ketua Seo selalu memandang rendahmu tapi sekarang dia ingin makan denganmu. Jadi kau melihatnya sebagai kesempatan, membual seperti orang gila tentang kesuksesan Lora Shoes baru-baru ini dan permintaan wawancaramu.

Hee Kyung : Apakah kau cemburu padaku? Aku selalu sukses. Aku sudah membuat ratusan sepatu yang hits besar.

Hyeok Sang : Kau pasti lupa yang membuat semua itu mungkin. Bagaimanapun, mengapa kau tidak melepaskannya sekarang? Berapa lama menurutmu investasi Nyonya Choi akan bertahan? Kenapa kau tidak berhenti sekarang dan menjaga Hye Bin?

Hee Kyung : Dan kenapa kau tidak berurusan dengan Ju Hyung? Kau benar-benar tidak boleh bicara. Kau bahkan tidak bisa melakukan apa yang aku minta. Tapi setelah dipikir-pikir, itu hal yang baik kau gagal membunuh Kim Jemma. Dari sudut pandangmu.

Hyeok Sang : Bagaimana apanya? Kaulah yang memintaku untuk membunuhnya.

Hee Kyung bicara dalam hatinya sambil menatap Hyeok Sang.

Hee Kyung : Kwon Hyeok Sang, ternyata, Kim Jemma putrimu.

Jin A masih di kantor, sendirian.

GM Oh bertanya, bagaimana dia tahu kalau itu bukan jebakan.

Jin A : Jika kau tidak bisa mempercayaiku, aku akan mengirimkannya ke perusahaan lain. Silakan memutuskan dengan cepat.

GM Oh : Kami telah memutuskan untuk meluncurkannya.

Jin A langsung lega.

Ponsel Jin A yang satu lagi berbunyi. Telepon dari Ki Seok dan Jin A memilih tak menjawab.

Hye Bin lagi sarapan sama ayah, ibu dan kakaknya.

Hye Bin : Rasanya kosong tanpa Bibi. Eomma, pernahkah kau mendengar kabar bibi?

Hee Kyung bilang, dia sendiri yang mau pindah dan menyuruh Hye Bin melupakan Soo Yeon.

Hye Bin : Tetap saja, aku merindukannya.

Hyeok Sang : Ju Hyung-ah, eberapa dalam hubunganmu dengan Kim Jemma? Kau benar-benar berencana menikahinya?

Mendengar itu, Hee Kyung langsung mencubit pelan tangan Hyeok Sang, karena ada Hye Bin di sana.

Hye Bin keburu dengar, apa yang ayah maksud? Oppa, kau akan menikahi Kim Jemma?

Hee Kyung : Tidak, ayah bercanda.

Ju Hyung : Dia tidak bercanda. Kami serius.

Hee Kyung : Kau sudah gila? Dari semua gadis…

Ju Hyung : Ada banyak gadis, tapi hanya ada satu Jemma di seluruh dunia. Bukankah itu sebabnya ayah membawamu masuk, melawan nenek?

Ju Hyung lalu membahas buku harian nenek.

Ju Hyung : Ayah, kudengar nenek memiliki buku harian. Kau tahu? Aku mendengar ada pengakuan jujur tentang sebuah rahasia.

Hyeok Sang : Pengakuan jujur ​​tentang sebuah rahasia? Apa maksudmu?

Ju Hyung : Ibu tiri mungkin tahu, mungkin.

Hee Kyung terdiam kesal menatap Ju Hyung.

Hye Bin tertawa, ini sangat lucu. Jemma akan menikahi Ju Hyung? Dia akan menjadi kakak iparku?

Hye Bin terus tertawa.

Di ruangannya, Hyeok Sang memikirkan kata-kata Ju Hyung tadi pas sarapan.

Ju Hyung : Ayah, aku dengar nenek memiliki buku harian. Kau tahu? Kudengar ada pengakuan tentang rahasia.

Hyeok Sang : Pengakuan tentang rahasia?

Ju Hyung lagi fokus dengan laptopnya saat seseorang mengetuk pintunya.

Ju Hyung : Siapa itu?

Terdengar suara Hyeok Sang, ini ayah.

Sontak lah Ju Hyung langsung menyimpan alat penyadapnya.

Ju Hyung lalu beranjak, membukakan pintu.

Hyeok Sang : Pintumu terkunci. Kau selalu menguncinya?

Ju Hyung : Aku tidak suka orang keluar masuk ruanganku. Apa yang membawamu kemari?

Hyeok Sang : Kau nakal. Kau bahkan tidak akan memintaku untuk duduk?

Ju Hyung mengajak Hyeok Sang duduk.

Hyeok Sang : Aku ingin menanyakan sesuatu padamu. Tentang buku harian nenek yang kau sebutkan tadi pagi. Apa yang kau maksud?

Ju Hyung : Sebenarnya, aku sedang menyelidiki penyebabnya dari kematian ibu kandungku.

Hyeok Sang : Penyebab kematian?

Ju Hyung : Karena itu mungkin pembunuhan.

Hyeok Sang tertawa, pembunuhan?

Ju Hyung langsung menunjukkan buku harian Hee Kyung ke Hyeok Sang.

Hyeok Sang membacanya.

Ju Hyung : Ini buku harian ibu tiri. Ini diari yang dia simpan saat dia mengunjungi ibuku di panti jompo. Seseorang melihatnya menaruh bedak aneh ke dalam makanan yang dia bawa dan memberikannya kepada ibuku. Dan itu juga tidak hanya sekali.

Hyeok Sang : Apakah kau mengatakan ibu tirimu meracuni bubur ibu kandungmu? Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu? Itu konyol. Aku tahu kau membencinya, tapi bagaimana kau bisa menuduhnya melakukan pembunuhan?

Ju Hyung : Bagaimana dengan nenek? Kudengar dia menyebutkan bedak aneh juga. Apakah itu semua kebetulan? ‘Penyihir jahat itu meracuni buburku’, ‘Penyihir itu mencoba membunuhku’. Aku mendengar bahwa dia mengatakannya beberapa kali. Bibi mencurigai ibu tiri juga. Dia mengatakan kematian nenek mencurigakan. Baik ibu dan nenekku makan bubur yang ibu tiri berikan kepada mereka. Bubur yang dia campur bubuk putih. Tidak ada yang memintanya untuk melakukannya, tapi dia mengunjungi ibuku secara teratur. Dia melakukannya untuk membunuh ibuku. Pelan-pelan, agar tidak ada yang memperhatikan. Sempurna.

Hyeok Sang marah, tutup mulutmu! Dia juga mencengkram kerah Ju Hyung.

Ju Hyung berkeras Hee Kyung membunuh ibu dan neneknya.

Hyeok Sang : Katakan sekali lagi dan aku akan membuatmu menyesal.

Ju Hyung melepaskan cengkraman Hyeok Sang.

Hyeok Sang : Kau pastu melihatku sebagai orang tua, tapi aku masih kuat. Beraninya kau menjalankan mulutmu tentang omong kosong seperti itu? Aku tahu apa yang kau lakukan! Kau menggunakan kebohongan … untuk mencoba mengambil alih Lora Shoes.

Ju Hyung : Biar kutebak. Kau masih mencintai Min Hee Kyung, ayah.

Hyeok Sang kembali ke ruangannya dengan wajah syok.

Dia memikirkan rekaman kata-kata Eun Soo yang diperdengarkan Ju Hyung tadi.

Eun Soo : Sejujurnya, kami tidak ingin wanita itu datang. Nyonya Uhm memiliki waktu yang sulit setiap kali dia datang. Kami semua juga membenci wanita itu. Nyonya Uhm bilang dia tidak mau tapi wanita itu terus memaksanya makan. Setiap kali dia memberinya bubur, dia mencampurkan bubuk putih ke dalamnya. Dia bilang itu vitamin. Para perawat membuat lelucon, kalau itu racun.

Ju Hyung : Apa aku masih kedengaran delusional? Jika kau masih tidak percaya, temukan perawat itu. Kau akan mendengar pengakuan yang sama.

Hyeok Sang sulit percaya. Dia yakin itu salah paham.

Ju Hyung : Aku yakin itulah yang ingin kau percaya karena kau mencintai ibu tiri. Tapi bagaimana dengan nenek? Bagaimana dengan ibumu?

Flashback end…

Hyeok Sang benar-benar marah, Min Hee Kyung, apa kau benar-benar membunuh mereka?

Bersambung ke part 2…

0 Shares:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like